Xue Ruo menghela napas dalam-dalam. Ada perasaan sesak yang dia rasakan setelah melihat Yue Fei dan anaknya, Antasena."Kak Fei sudah memiliki anak dari kakak Bara...Lalu, kapan aku juga akan memiliki anak darinya?" batin gadis itu sambil mengepalkan tinjunya.Tiba-tiba ada dua cahaya muncul di belakangnya. Dari dalam cahaya itu muncul dua sosok yang tak asing bagi Xue Ruo."Nona Chang...Ratu Es...?""Kau ada disini? Apakah ada orang yang tengah melawan Raja?" tanya Chang Mei."Kak Yue Fei baru saja mengalahkan Raja Elang Langit..." sahut Xue Ruo."Yue Fei! Dimana dia!?" tanya Ratu Es langsung menanggapi ucapan Xue Ruo.Gadis puteri Raja Xue itu menunjuk kearah kuil yang ada tak jauh dari tempat mereka. Ratu Song Yue segera melesat kearah kuil tersebut. Namun sesuatu yang tidak terlihat menghalangi jalannya. Itu semacam perisai yang tembus pandang namun sangat kuat."Untuk peserta ujian yang baru masuk ke lantai ini, harap kalian bersabar menunggu giliran untuk masuk. Karena Nona Xue
"Ughhh!!!" teriak Jung Seo saat tinju Antasena menghujam ke punggungnya. Meski dia telah melapisi tubuhnya dengan perisai, rasa tertekan dan sakit masih terasa hingga ke Tulang nya."Pukulan anak ini...Hampir sama dengan kekuatan seribu ekor gajah! Benar-benar gila!"Antasena melompat ke udara saat tangan Jung Seo bergerak kearahnya dengan kekuatan Api Yeomra.Wosshhh!Sambaran api itu hampir mengenai tubuhnya jika dia tak segera menghindari serangan. Jung Seo mengambil kesempatan tersebut untuk melompat ke udara dan jungkir balik di udara hingga dia melihat posisi Antasena berada."Terimalah ini bocah tengik!"Tangan Jung Seo bergerak kedepan melepas serangan berwujud bola hijau. Antasena yang tidak tahu kekuatan dari bola hijau milik Jung Seo segera berkelit menghindar. Saat itulah dari dalam bola hijau yang melewati tubuhnya muncul satu tangan yang menarik kaki Antasena hingga membuat bocah itu ikut terseret kemana arah bola hijau melesat.Jung Seo tersenyum kecil. Dia menoleh kear
Bara Sena berlari dengan cepat kearah tebing batu setinggi hampir 20 tombak. Dia berhenti disana sambil menatap tebing tersebut."Hm...Mau lari kemana kau makhluk aneh!" gertak Bara lalu menghentakkan kaki kanannya ke tanah.Dari dalam tanah muncul Rantai Ungu Raksasa yang bergerak cepat ke udara lalu menukik kearah tebing batu tersebut.Brak!Rantai ungu raksasa itu menghancurkan tebing batu. Saat itulah terdengar teriakan dari dalam tebing yang baru saja dihancurkan oleh pemuda tersebut."Kau pikir aku tidak mencium keberadaanmu? Bersembunyi dibalik batu, apa kau ini seekor udang!?" Tangan Bara bergerak kedepan mengendalikan rantai miliknya. Bebatuan tersingkap oleh rantai lalu dengan cepat rantai itu pun kembali ke pemuda tersebut dengan membawa seorang pria dengan topeng diwajahnya."Akhirnya selesai juga tantangan ke 10. Waktunya melawan Raja Dao Berkepala Empat," ucap Bara lalu melemparkan mayat tersebut ke tanah.Dia melompat ke udara dan melayang disana sambil mengedarkan pan
Makhluk putih berkepala plontos itu hancur setelah ledakan tenaga dalam yang Bara Sena kerahkan pada pedang api miliknya. Raja Dao sedikit terkejut melihat kekuatan api milik Bara yang sangat kuat."Siapa anak muda ini? Sebelumnya aku hanya melihat kekuatan Dewa didalam tubuhnya. Tapi lihatlah sekarang, dia bahkan memiliki kekuatan Iblis Tanduk Api yang melegenda itu...Hm...Darimana asal bocah ini?" batin Raja Dao.Bara bangkit berdiri lalu menoleh kearah Raja Dao sambil mengacungkan pedang apinya."Kekuatan yang sangat dahsyat, tapi sayang tidak seimbang dan bergolak-golak. Jika salah satu kekuatan lebih besar dari kekuatan yang lain, itu akan memakan kekuatan yang lain tersebut dan menjadikanmu Iblis yang sesungguhnya..." ucap Raja Dao.Kedua mata Bara Sena menyala merah."Kau banyak bacot...!"Terdenga tawa dari tubuh Raja Dao."Jawaban yang salah! Bunuh!" ucap Raja Dao.Wajahnya yang semula topeng putih berputar kembali. Kali ini wajah di sebelah kiri yang memiliki topeng warna b
"Selamat atas keberhasilan tuan di Tantangan lantai dua belas ini. Silahkan menuju ke kuil untuk mengambil hadiah yang sudah disiapkan," terdengar suara Hu An menggema dilangit.Bara menoleh kearah sinar emas yang tiba-tiba muncul di arah selatan. Dia pun segera melesat ke arah sinar tersebut. Rupanya sinar itu berasal dari sebuah kuil yang ada di pinggir danau. Pemuda tersebut mendarat di depan kuil itu dan segera melangkah masuk.Saat dia memasuki kuil bercahaya emas itu, seluruh luka dan tenaga dalamnya pulih seketika. Senyum tipis mengembang di bibirnya."Nyaman sekali berada disini," batin Bara sambil menatap ke sekitar kuil."Silahkan memilih salah satu hadiah yang ada didepan anda," terdengar suara Hu An.Di dalam kuil itu, nampak dua peti yang tidak asing lagi bagi Bara Sena. "Sebelumnya aku memilih peti merah...Sekarang kita coba warna kesukaanku lagi. Hu An, aku memilih peti Emas!" kata Bara sambil menunjuk peti berwarna emas."Baiklah, silahkan anda ambil hadiahnya," ucap
Suara gemuruh dan raungan terdengar memekakkan telinga. 10 raksasa yang tercipta dari gabungan ribuan mayat hidup tersebut mengepung Bara Sena yang mulai kesal karena serangannya tidak begitu berarti. Mayat itu terlalu banyak dan terus bermunculan sehingga pemuda itu semakin terpojok meski dia sudah menggunakan beberapa kekuatan."Jika terus seperti ini, kekuatan jiwaku akan semakin menipis. Mayat-mayat sialan ini..."GRROOOOOOOO!Terdengar raungan yang sangat keras dari raksasa tersebut sebelum dia melemparkan kembali ratusan mayat hidup kearah Bara Sena.Pemuda itu sudah sangat kesal dengan mayat-mayat tersebut. Dia melayang turun ke tanah dan langsung menghujamkan tangannya ke tanah.Duaarrrr!!!Ledakan dahsyat itu membuat mayat-mayat disekitarnya terpental. Bara langsung menyiapkan serangan lain. "Ledakan Es!" Telapak tangannya menghantam kembali ke tanah dan kemudian...BLAAARRRRRR!!!Dari dalam tubuh Bara meledak kekuatan yang sangat dahsyat menciptakan gelombang ledakan yang
"Selamat datang Pendekar Iblis," sapa pemuda yang duduk di lesehan yang telah tersedia meja beserta makanan dan minuman seolah-olah sengaja menyambut kedatangan Bara Sena."Kau menunggu diriku?" tanya Bara.Pemuda didepannya tersenyum kecil lalu menuangkan arak kedalam cangkir kecil."Tentu saja. Istirahatlah dan bersantai sejenak. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata pemuda tersebut."Apakah kau Kazenori?" tanya Bara tak mempedulikan ajakan pemuda di hadapannya.Lagi-lagi pemuda yang ada didepan sana tersenyum lalu menenggak habis arak yang ada di cangkirnya."Sungguh tidak sopan jika kau terus berdiri seperti itu. Sebagai seorang Raja, aku menjadi merasa direndahkan jika kau tidak menerima sambutan dariku, Tuan Iblis..." kata pemuda yang tak lain adalah Kazenori.Bara menatap sejenak kearah sosok pemuda tersebut. Kedua matanya menyala kuning. Dia tengah menggunakan mata cahaya untuk melihat sesuatu yang tidak kasat mata. "Samurai?" batin pemuda tersebut."Kenapa? Kau terlih
Senjata Odachi Sora bergerak cepat hendak menebas leher Bara Sena yang baru saja bisa bertahan dari gelombang merah.Bara tak bisa berbuat banyak selain merunduk untuk menghindari serangan mematikan tersebut. Wuuung!Pedang panjang itu lewat diatas kepala sang pemuda. Meski hanya lewat, aura dan tekanannya membuat Bara terungkur kedepan. Saat itulah kaki kanan Kazenori menendang kearah kepala sang pemuda.Dengan cepat Bara menangkis dengan kedua tangannya.Dsh!Tubuh Bara terpental hingga menghujam dinding benteng.Duar!"Agh...!"Bara merasakan tangannya sakit bukan main setelah menahan tendangan dari Raja Pengendali Mayat tersebut."Sial...Dia sangat kuat...!"Kazenori menghunus senjatanya kearah Bara."Kau cukup hebat bisa bertahan dari gempuran. Aku jadi penasaran, berapa lama kau bisa bertahan..." ucap Kazenori lalu melangkah kearah Bara dengan tatapan mata tajam seperti harimau yang mengincar mangsa."Gawat...Tubuhku sudah terluka parah...Semua perisai dan juga kekuatan akik Ij