"Selamat atas keberhasilan tuan di Tantangan lantai dua belas ini. Silahkan menuju ke kuil untuk mengambil hadiah yang sudah disiapkan," terdengar suara Hu An menggema dilangit.Bara menoleh kearah sinar emas yang tiba-tiba muncul di arah selatan. Dia pun segera melesat ke arah sinar tersebut. Rupanya sinar itu berasal dari sebuah kuil yang ada di pinggir danau. Pemuda tersebut mendarat di depan kuil itu dan segera melangkah masuk.Saat dia memasuki kuil bercahaya emas itu, seluruh luka dan tenaga dalamnya pulih seketika. Senyum tipis mengembang di bibirnya."Nyaman sekali berada disini," batin Bara sambil menatap ke sekitar kuil."Silahkan memilih salah satu hadiah yang ada didepan anda," terdengar suara Hu An.Di dalam kuil itu, nampak dua peti yang tidak asing lagi bagi Bara Sena. "Sebelumnya aku memilih peti merah...Sekarang kita coba warna kesukaanku lagi. Hu An, aku memilih peti Emas!" kata Bara sambil menunjuk peti berwarna emas."Baiklah, silahkan anda ambil hadiahnya," ucap
Suara gemuruh dan raungan terdengar memekakkan telinga. 10 raksasa yang tercipta dari gabungan ribuan mayat hidup tersebut mengepung Bara Sena yang mulai kesal karena serangannya tidak begitu berarti. Mayat itu terlalu banyak dan terus bermunculan sehingga pemuda itu semakin terpojok meski dia sudah menggunakan beberapa kekuatan."Jika terus seperti ini, kekuatan jiwaku akan semakin menipis. Mayat-mayat sialan ini..."GRROOOOOOOO!Terdengar raungan yang sangat keras dari raksasa tersebut sebelum dia melemparkan kembali ratusan mayat hidup kearah Bara Sena.Pemuda itu sudah sangat kesal dengan mayat-mayat tersebut. Dia melayang turun ke tanah dan langsung menghujamkan tangannya ke tanah.Duaarrrr!!!Ledakan dahsyat itu membuat mayat-mayat disekitarnya terpental. Bara langsung menyiapkan serangan lain. "Ledakan Es!" Telapak tangannya menghantam kembali ke tanah dan kemudian...BLAAARRRRRR!!!Dari dalam tubuh Bara meledak kekuatan yang sangat dahsyat menciptakan gelombang ledakan yang
"Selamat datang Pendekar Iblis," sapa pemuda yang duduk di lesehan yang telah tersedia meja beserta makanan dan minuman seolah-olah sengaja menyambut kedatangan Bara Sena."Kau menunggu diriku?" tanya Bara.Pemuda didepannya tersenyum kecil lalu menuangkan arak kedalam cangkir kecil."Tentu saja. Istirahatlah dan bersantai sejenak. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata pemuda tersebut."Apakah kau Kazenori?" tanya Bara tak mempedulikan ajakan pemuda di hadapannya.Lagi-lagi pemuda yang ada didepan sana tersenyum lalu menenggak habis arak yang ada di cangkirnya."Sungguh tidak sopan jika kau terus berdiri seperti itu. Sebagai seorang Raja, aku menjadi merasa direndahkan jika kau tidak menerima sambutan dariku, Tuan Iblis..." kata pemuda yang tak lain adalah Kazenori.Bara menatap sejenak kearah sosok pemuda tersebut. Kedua matanya menyala kuning. Dia tengah menggunakan mata cahaya untuk melihat sesuatu yang tidak kasat mata. "Samurai?" batin pemuda tersebut."Kenapa? Kau terlih
Senjata Odachi Sora bergerak cepat hendak menebas leher Bara Sena yang baru saja bisa bertahan dari gelombang merah.Bara tak bisa berbuat banyak selain merunduk untuk menghindari serangan mematikan tersebut. Wuuung!Pedang panjang itu lewat diatas kepala sang pemuda. Meski hanya lewat, aura dan tekanannya membuat Bara terungkur kedepan. Saat itulah kaki kanan Kazenori menendang kearah kepala sang pemuda.Dengan cepat Bara menangkis dengan kedua tangannya.Dsh!Tubuh Bara terpental hingga menghujam dinding benteng.Duar!"Agh...!"Bara merasakan tangannya sakit bukan main setelah menahan tendangan dari Raja Pengendali Mayat tersebut."Sial...Dia sangat kuat...!"Kazenori menghunus senjatanya kearah Bara."Kau cukup hebat bisa bertahan dari gempuran. Aku jadi penasaran, berapa lama kau bisa bertahan..." ucap Kazenori lalu melangkah kearah Bara dengan tatapan mata tajam seperti harimau yang mengincar mangsa."Gawat...Tubuhku sudah terluka parah...Semua perisai dan juga kekuatan akik Ij
Bara Sena tertegun melihat Chang Mei dengan mudah mengalahkan Kazenori yang membuat dirinya terluka parah dan mengalami banyak kerugian."Dia...Bagaimana bisa dia mengalahkan Raja itu begitu cepat? Bahkan Kazenori belum sempat melakukan serangan balik...!" seru Bara Sena."Kazenori itu hanya Pendekar di Ranah Cakrawala. Dan dia hanyalah pecahan jiwa saja sehingga Chang Mei yang juga berada di Ranah itu bisa dengan mudah mengalahkannya. Selain itu, dia tidak mau berasa basi karena terburu-buru ingin mengejar Zhou Yin. Sehingga dia tidak peduli dengan sambutan yang sebenarnya hanyalah akal-akalan Kazenori untuk menghimpun kekuatan didalam tubuhnya." kata Kahiyang Dewi.Bara tertegun mendengar ucapan wanita tersebut. Kedua tinjunya terkepal."Jadi begitu ya...Awas kau Kazenori...Aku akan membalas kekalahanku sebelumnya..." geram Bara dalam hati."Benar apa yang kakak Kahiyang katakan. Untuk mengalahkan Kazenori, Tuan harus memberikan serangan kejutan di awal pertemuan. Jangan biarkan tua
Jung Seo menatap Raja Dao Bermuka Empat dengan tajam."Dasar makhluk tidak waras...! Kau itu berkata apa hah!?" teriaknya lalu melesat kearah Raja Dao.Sosok bertopeng empat dengan warna berbeda itu tak bergeming."Jawaban yang salah! Bunuh!"Topeng putih yang ada didepan tiba-tiba berganti menjadi topeng hitam setelah sebelumnya kepala Raja tersebut berputar. Hal itu membuat Jung Seo terkejut dan mempercepat serangannya.Tiba-tiba saja dari mulut Topeng Hitam Raja Dao keluar asap hitam yang dengan cepat menyebar. Jung Seo berusaha menghindari asap hitam tersebut. Namun terlambat, dari dalam asap hitam itu muncul tangan hitam panjang yang menyambar kearah kepalanya.Jung Seo sempat menunduk. Namun tangan itu malah justru mengincar kakinya.Grap!Tangan hitam nan dingin itu menangkap pergelangan kakinya lalu menariknya kedalam asap hitam. Jung Seo yang tahu bahaya bisa saja mengancam dirinya segera mengeluarkan kekuatan miliknya berupa bola hijau.Dia lemparkan bola hijau tersebut keda
Bara Sena menatap punggung Yang Yue Fei yang berdiri membelakangi dirinya. Pemuda itu segera mendekat dan berdiri di sampingnya. Saat itulah dia melihat Antasena yang terbaring di atas ranjang. Kedua mata pemuda itu pun seketika membesar melihat keadaan anaknya yang tengah terluka dalam dan hanya terbaring lemah tak sadarkan diri."Antasenna, apa yang terjadi padanya?" tanya Bara sambil duduk di tepi ranjang dan meraih tangan anak kecil yang terlihat pucat tersebut."Dia melawan Raja Dao dan melindungi diriku. Aku tak tahu, bagaimana bisa Raja itu menjadi sangat kuat saat dia menyalakan kekuatan Pilar tersebut..." kata Yue Fei.Bara menyalurkan tenaga dalamnya untuk menyembuhkan anak kandungnya tersebut."Kekuatan Jiwanya hampir habis. Bahkan Inti Jiwanya hampir mengalami kerusakan. Untung belum terlalu parah..." kata Bara."Apakah kau bisa menyembuhkannya?" tanya Yue Fei dengan mata berkaca-kaca.Bara menatap wajah cantik itu lalu tersenyum."Kau tenang saja, ada tabib handal didepan
Bara melangkah masuk kedalam sebuah bangunan dimana di bagian depan tertulis Rumah Makan Gurun. Tujuan dia masuk kesana selain untuk menikmati makanan khas dari gurun pasir, juga untuk menggali beberapa berita di tengah gurun tersebut.Shi Yun dan Yuang Shi pun ikut masuk kedalam dan mencari tempat duduk yang kosong. Saat Bara dan dua pengikutnya itu hendak menempati satu meja yang kosong, tiba-tiba saja melesat dengan cepat satu sosok mendahului mereka. Sosok tersebut langsung duduk di atas meja dengan santai nya seolah tak peduli dengan Bara Sena yang seharusnya lebih dulu berada di sana."Hei! Tempat ini seharusnya milik kami! Apa yang kau lakukan tiba-tiba merebutnya dari kami!?" teriak Yuang Shi geram.Sosok pria bertubuh kurus itu menyeringai kearah Yuang Shi."Apa kau tidak lihat? Aku yang lebih dulu duduk di tempat ini. Jelas saja ini menjadi tempatku!" sahutnya dengan nada sinis membuat Yuang Shi semakin geram. "K