Bara berhasil melepaskan diri dari hantaman sinar-sinar hijau yang mampu melelehkan apapun tersebut. Namun bukan berarti dia sudah aman dari serangan. Satu serangan tenaga dalam menyambar dengan cepat kearahnya. Lalu di susul serangan-serangan lainnya. Beberapa gadis menyerangnya secara langsung dengan tangan.Wusssh! Wussh!Bara menghindari serangan dari para gadis tersebut. Meski begitu, pukulan dari gadis-gadis dayang itu masih ada beberapa yang bersarang ke tubuhnya. Buk! Buk!Tubuh pemuda itu terpental ke belakang. Dengan cepat dia bertahan dengan gerakan jungkir balik lalu menjadikan gundukan tanah sebagai tumpuan untuk kembali melayang di udara.Para dayang tersebut dengan cepat bergerak teratur dan membentuk formasi. Saat Bara datang menyerang pada salah satu gadis, delapan gadis lainnya bergerak mengurungnya. Lagi-lagi serangan para gadis itu membuat tubuh sang pemuda meluncur ke arah gundukan tanah.Blaarr!!!
Terdengar suara air terjun yang bergemuruh. Bara Sena mendarat di salah satu batu tak jauh dari air terjun tersebut. Dia menatap ke bawah sana, dimana dua gadis tengah duduk bersila di atas batu yang berada di tengah sungai."Sedang berlatih ya...? Menggunakan berisiknya air terjun untuk melatih kekuatan alam bawah sadar. Bagus juga...Hm, tapi mereka masih berada di tingkat itu-itu saja. Kasihan sekali...." gumam pemuda tersebut.Saat dia tengah memperhatikan dua gadis yang ada di tengah sungai yang tak lain adalah Yue Qi dan Yue Li, dia merasakan hawa kehadiran dari arah belakang sana. Pemuda itu menoleh. Senyum tipis mengembang di bibirnya."Akhirnya kau memutuskan juga...Baguslah, sekali dayung tiga pulau terlampaui. Setelah urusan dengan mereka beres, aku harus kembali lagi melanjutkan Ujian Pagoda Dewa," batin pemuda tersebut.Yue Cang terbang tepat diatas Bara Sena tanpa menyadari adanya pemuda tersebut. Hal itu dikarenakan sang pemuda
Yue Cang menatap wajah pemuda tampan yang saat ini tengah menindih dirinya tersebut. Dia masih penasaran dengan sesuatu yang saat ini menempel di perutnya. Karena sang pemuda tengah menindihnya, dia tidak bisa melihat ke bawah sana. Bara tersenyum melihat wajah penasaran Yue Cang. "Tenanglah, itu bukan sesuatu yang berbahaya. Kau akan sedikit merasakan sakit. Tapi itu tidak seberapa dibanding kau terkena pukulan tenaga dalam..." ucap Bara dengan suara lembut.Yue Cang memalingkan wajahnya ke kanan. Dia tak kuasa memandang mata Bara yang menyorot tajam. "Kau boleh melakukannya...Aku percayakan padamu..." ucap gadis itu lirih."Hei, ini bukanlah acara perpisahan. Kenapa kau berkata seolah-olah ini adalah akhir dari segalanya? Aku belum memulainya...Jadi, tenang kan pikiranmu..." kata Bara merasa lucu dengan gadis itu.Sementara itu, Yue Li yang ada di sebelahnya merasa penasaran dengan apa yang Bara dan Yue Cang lakukan. Namun dia be
Kahiyang Dewi jatuh terduduk di lantai dasar dengan napas terengah-engah. Hu Shi Yun yang saat itu berada di sana langsung membantunya berdiri dan membawa ke sebuah kamar yang telah disediakan untuk beristirahat."Pulihkan dirimu dulu kakak..." ucap gadis itu sambil memberikan sebuah minuman dari cawan emas.Kahiyang Dewi pun menerimanya lalu segera meminumnya hingga habis. Air yang Shi Yun ambil dari cawan bukanlah minuman biasa. Setelah meminum air tersebut, siapa pun yang kehabisan kekuatan di dalam Pagoda Dewa akan langsung pulih dengan sangat cepat."Bagaimana?" tanya Shi Yun."Terimakasih...Aku sudah merasa baik sekarang..." sahut Kahiyang Dewi sambil mengatur jalan napasnya.Shi Yun pun meletakkan cawan di atas meja kecil dan duduk di sebelah Kahiyang Dewi."Sepertinya kakak kesulitan di lantai 50..." Kahiyang mengangguk. Dia menghela napas dan menghembuskan nya kuat-kuat seolah ingin melepaskan rasa kesalny
Bara membuka kedua matanya. Saat itulah dia terkejut melihat sepasang mata hijau yang melayang didepan matanya."Agh! Apa ini!?""Hik Hik hik...! Akhirnya kau bangun juga anak muda!?" Bara menoleh kearah kanan. Dia terkejut melihat sesosok wanita berparas cantik yang mengenakan gaun hijau dan selendang warna emas di bagian pinggangnya. Belahan dadanya terlihat jelas menampakkan kulit putih dan mulusnya. Di bagian kepala wanita tersebut nampak sebuah mahkota kecil berwarna emas dengan manik-manik batu permata hijau."Ratu Penggoda...!?" seru Bara.Wanita itu tersenyum manis membuat siapa pun yang melihatnya langsung terkagum-kagum akan kecantikannya. Termasuk Bara Sena yang sudah terperdaya oleh Mata Hijau yang ada didepannya saat dia membuka mata setelah memasuki Dunia Penyimpanan."Sepertinya aku sudah terpengaruh oleh kekuatan aneh miliknya...Dia mata hijau itu...Apakah itu kekuatan utamanya?" batin sang pemuda.
Bara Sena akhirnya terlepas dari pengaruh Jurus Pesona dari Ratu Iblis Penggoda berkat Mata Dewa Iblis yang dia miliki. Ratu Iblis itu pun mundur dari tubuh Bara setelah sadar pengaruh jurus nya berhasil di patahkan."Bagaimana bisa dia yang masih berada di Ranah Alam Mendalam mematahkan jurusku? Aura panas ini...Kekuatan apa yang ada di mata sebelah kanannya itu?" gumam Ratu itu sambil menatap kearah Bara yang berdiri di atas tanah dalam keadaan terpejam. Tubuh pemuda itu diselimuti hawa merah kekuningan yang sangat menyengat. Bahkan, meski Ratu Iblis Penggoda sudah menjauh, dia masih merasakan hawa panas dari pemuda tersebut."Ini berbahaya...Aku harus segera pergi meninggalkan bocah ini!" seru Ratu Iblis Penggoda lalu dia pun segera melompat ke udara dan terbang menjauh dari Bara Sena dengan wajah ketakutan.Di saat yang sama, kedua mata Bara Sena terbuka. Saat itulah, gelombang merah kekuningan yang mengeluarkan hawa panas luar biasa men
Bara Sena mengambil Pil Tulang Tingkat Langit yang ada di dalam peti merah tersebut. Peti itu pun menghilang begitu saja setelah isinya kosong. "Kalau begitu, sesuai arahan Hu An, aku harus merubah Tulang Tingkat Bumi ini menjadi Tulang Tingkat Langit agar aku bisa cepat naik ke Ranah selanjutnya..." batin Bara Sena lalu dia pun menelan pil yang menyala biru tersebut.Hawa dingin menyeruak ke seluruh tubuh sang pemuda. "Perasaan nyaman ini akan segera berubah...Jika benar kata Hu An, aku akan kesakitan dan tersiksa selama dua hari saat tulangku dihancurkan dan diganti dengan Tulang Tingkat Langit..." batin Bara.Baru saja dia membatin sepetrti itu, rasa sakit itu mulai muncul dimulai dari kedua kakinya. Wajah pemuda it pun mengernyit menahan sakit. Saat rasa sakit itu menjalar ke tubuh yang lain, Bara tak bisa bertahan lagi. Dia berteriak keras dan meringkuk di atas tanah berumput tersebut sambil meraung-raung kesakitan."Aaaarrrgghhhhh! Tulangku mulai mengalami korosi...! Pil itu t
Xue Ruo menghela napas dalam-dalam. Ada perasaan sesak yang dia rasakan setelah melihat Yue Fei dan anaknya, Antasena."Kak Fei sudah memiliki anak dari kakak Bara...Lalu, kapan aku juga akan memiliki anak darinya?" batin gadis itu sambil mengepalkan tinjunya.Tiba-tiba ada dua cahaya muncul di belakangnya. Dari dalam cahaya itu muncul dua sosok yang tak asing bagi Xue Ruo."Nona Chang...Ratu Es...?""Kau ada disini? Apakah ada orang yang tengah melawan Raja?" tanya Chang Mei."Kak Yue Fei baru saja mengalahkan Raja Elang Langit..." sahut Xue Ruo."Yue Fei! Dimana dia!?" tanya Ratu Es langsung menanggapi ucapan Xue Ruo.Gadis puteri Raja Xue itu menunjuk kearah kuil yang ada tak jauh dari tempat mereka. Ratu Song Yue segera melesat kearah kuil tersebut. Namun sesuatu yang tidak terlihat menghalangi jalannya. Itu semacam perisai yang tembus pandang namun sangat kuat."Untuk peserta ujian yang baru masuk ke lantai ini, harap kalian bersabar menunggu giliran untuk masuk. Karena Nona Xue
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk