Bara menatap dua peti yang ada didepan nya. Itu adalah hadiah yang dia dapatkan setelah menyelesaikan ujian di lanta pertama. "Harus memilih salah satu ya? Hm... Sepertinya, peti kayu memiliki sesuatu yang bagus. Tapi, peti besi juga membuatku penasaran..." gumam pemuda tersebut. Setelah cukup lama berpikir, akhirnya Bara pun mengambil peti kayu dimana didalamnya terdapat senjata Pedang tingkat bumi. Setelah tahu isinya, Bara merasa sedikit kecewa. Karena pedang tingkat bumi tak bisa dibandingkan dengan Pedang Es Abadi milik Cakara yang sudah berada di tingkat dewa. "Tapi tidak buruk juga mendapatkan pedang ini. Sepertinya Pedang Es ikut terhisap oleh Pedang Penyegel Jiwa milik Orochi... " batin Bara Sena. Pedang tingkat Bumi yang dia dapatkan adalah pedang sisik hijau. Memiliki kekuatan pertahanan yang cukup kuat untuk menahan serangan pedang yang berada di tingkatnya.Bara memejamkan kedua matanya. Saat dia membuka mata, dia su
Raja Api pun tewas setelah terkena serangan Bor Es Langit milik Yang Yue Fei. Wanita itu terlihat kelelahan setelah pertarungan panjang melawan Raja Api. Bara tersenyum melihat kekasihnya itu berhasil membunuh Raja Api dengan tangannya sendiri. "Dia memiliki kekuatan angin untuk mendorong serangannya menjadi lebih kuat. Kalau tidak salah, dia memilih peti besi saat memenangkan pertarungan melawan Raja Suro," kata Bara. "Memang benar apa yang ayah ucapkan. Ibu memilih peti besi atas permintaan dariku. Karena senjata pedang sisik hijau tidaklah begitu berguna untuk nya. Kita akan lihat, hadiah apa yang ditawarkan kali ini dengan usaha yang ibu sendiri lakukan," sahut Antasena. "Mendengar kau berbicara, aku merasa tengah berbincang dengan diriku sendiri... " ucap Bara lalu dia pun mendatangi Yue Fei yang masih duduk bersila sambil mengatur pernapasan. "Bagaimana? apakah kau merasa puas sudah mengalahkan Raja Api? Sekarang giliranku
"Sumur Kuno!?" seru Bara saat dia melihat sebuah sumur di dasar goa.Pemuda itu melesat turun ke dalam sana tanpa pikir panjang lagi. Tiba-tiba saja dari arah sumur tersebut keluar gelombang yang menyerang Bara Sena.Wuuuusss!Pemuda itu dengan cekatan segera menciptakan perisai badai untuk menahan serangan yang tak tahu dari mana sumbernya.Darrrr!!!Ledakan yang cukup keras pun terjadi membuat goa bergetar. Bara Sena terdorong ke belakang setelah menahan serangan tersebut."Ughhh!"Serangan tadi membuat perisai badai miliknya seolah memuai begitu saja. Hal itu cukup membuat Bara terkejut. Dia segera kembali menciptakan perisai untuk melindungi tubuhnya. Kali ini pemuda itu menggunakan Perisai cahaya."Serangan dari dalam sumur tidak main-main. Apakah kali ini aku mendapat lawan yang setingkat Dewa?" batin pemuda tersebut.Saat pemuda itu kembali mendekat kearah sumur yang ada di dasar goa terseb
Anak panah raksasa yang Bara Sena ciptakan dari kekuatan angin itu menghantam tubuh Raja Ular Bangkai dengan telak.Blar!Karena anak panah itu lebih besar dari tubuh Raja Ular Bangkai, tubuh Raja Ular itu pun hancur separuh. Tubuh bagian atasnya menghilang dan menyisakan tubuh bagian bawah saja."Cih! Menyebalkan!" umpat Bara Sena dengan napas sedikit memburu. Dia sedikit menyesal menggunakan kekuatan penuh untuk mengalahkan Raja Ular Bangkai tersebut."Sepertinya hanya dengan separuh kekuatan saja sudah cukup...Tapi tak apalah...Yang penting makhluk ini sudah aku kalahkan...Pemandu! Kenapa diam saja!?" Tak ada sahutan apapun dari pemandu tersebut. Hal itu membuat heran Bara Sena."Apakah makhluk didepanku ini belum mati?" batin pemuda tersebut.Dia menatap kearah potongan tubuh Raja Ular Bangkai yang tergeletak di atas batu. Jelas-jelas potongan tubuh itu tak bergerak sama sekali.Lalu pandangan matanya
Bara Sena menatap Raja Elang Langit yang berdiri tegap menatap tajam kearahnya."Kau memiliki Anting Surgawi milik Dewa Angin Hong Li. Siapa kau manusia?" tanya Raja Elang Langit."Kau bisa bersuara juga ternyata? Matamu jeli juga melihat anting ini..." sahut Bara."Katakan saja, darimana kau mendapatkan itu? Setahuku, Dewa Hong bukanlah seorang dewa yang suka memberikan tanpa pamrih," kata Raja Elang Langit.Bara Sena menyeringai."Kau tahu apa tentang dia? Bukankah semua jiwa yang tertahan di setiap lantai ini adalah musuh-musuhnya di masa lalu? Sudah pasti jiwa sepertimu akan mencelanya tanpa tahu kebenarannya. Kita sudahi pembicaraan yang tidak bermanfaat ini. Aku ingin mencoba kekuatan baru milikku ini. Sebelumnya kau sangat cepat dalam menghindari serangan...Kebetulan, serangan ku adalah kecepatan...Kita lihat,siapa yang paling cepat di antara kita..." kata Bara sambil mengepalkan tinjunya."Huh!? Sombong!" geram Raja Elang Langit lalu dia pun melayangkan tinjunya ke wajah Bara
Bara terpana melihat isi di dalam peti putih tersebut. "Apa ini...Bola mata!?""Anda beruntung Tuan Bara. Benda itu adalah Mata Dewa Iblis yang pernah dikalahkan oleh Dewa Hong pendiri Pagoda Dewa ini," kata pemandu.Bara menatap bola mata tersebut. Sesaat bola mata itu bergerak-gerak seperti masih hidup."Mata Dewa Iblis...? Apa maksudnya?""Dewa Iblis adalah seorang Dewa dari ras Dewa Matahari yang telah dicap sebagai buronan oleh Kaisar Langit di masa puluhan ribu tahun yang lalu dikarenakan Dewa Matahari bersekutu dengan Kaisar Iblis Mo Aye. Dewa Hong mendapat mandat besar dari langit untuk memburu Dewa Matahari yang sudah menjadi buronan itu hingga akhirnya berhasil mengalahkannya dan mencuri mata Dewa tersebut kemudian menjadi salah satu hadiah di Pagoda Dewa ini. Anda akan melihat semua yang terjadi saat anda mengganti mata milik anda dengan Mata Dewa Iblis," kata sang pemandu.Bara Sena mengangguk-anggukkan kepalany
Setelah mata Dewa Matahari bersatu dengan tubuh Bara Sena, pemuda tersebut bisa merasakan kekuatan mengerikan yang terkandung di dalam mata tersebut.Saat mata tersebut mulai selaras, Bara seolah masuk ke dalam dunia yang berbeda. Dia bisa melihat ingatan yang tersimpan di dalam mata tersebut."Tang Tsun! Apa yang baru saja kau lakukan di tempat terkutuk ini!?" teriak seorang pria dengan wajah garang. Pria berambut gondrong tersebut memiliki tiga mata dan memiliki dua anting perak yang sangat Bara kenal."Apakah dia kakek Hong semasa muda!? Tapi... Orang yang ada disana memiliki tiga mata! Tidak mungkin itu Kakek Hong!" batin Bara.Sosok yang dipanggil dengan nama Tang Tsun menyeringai ke arah sosok pria gagah bermata tiga."Hong Cun, apa kau pikir aku takut padamu!? Kau hanya beruntung mendapat harta warisan dari Keluarga Hong! Tapi, kekuatanmu masih tak sebanding dengan Hong Li!" ucap Tang Tsun yang tidak lain adalah Dewa Matahari.
Keputusan yang telah diberikan kepada Hong Cun tak bisa diganggu gugat. Dia pun menerima hukuman dengan perasaan hancur. Bara menatap semua itu dengan penuh rasa penasaran. "Jadi, Mata Dewa yang ada di kening Hong Cun diambil oleh leluhur keluarga Dewa Hong dan diberikan kepada kakek Hong Li..." batin pemuda itu. Mata Dewa yang ada di kening Hong Cun pun diambil oleh Leluhur Keluarga Hong. "Kau melakukan hal yang salah Cun," ucap leluhur tersebut sebelum memutar tubuh dan menghadap Kaisar Langit. Hong Cun tak menyahut. Dia merasa sangat kesal dengan apa yang terjadi pada dirinya. Dendam kesumat nya tumbuh di dalam dada. "Tang Tsun... Aku tak akan melupakan ini... Saatnya nanti tiba, aku akan menghancurkan keluarga Tang-mu..." geram Hong Cun dalam hati. "Sesuai yang Kaisar Langit perintahkan, kami akan mengutus Hong Li untuk memburu Tang Tsun." ucap leluhur Hong lalu menjura hormat. "Hm... Baik, per