"Sumur Kuno!?" seru Bara saat dia melihat sebuah sumur di dasar goa.Pemuda itu melesat turun ke dalam sana tanpa pikir panjang lagi. Tiba-tiba saja dari arah sumur tersebut keluar gelombang yang menyerang Bara Sena.Wuuuusss!Pemuda itu dengan cekatan segera menciptakan perisai badai untuk menahan serangan yang tak tahu dari mana sumbernya.Darrrr!!!Ledakan yang cukup keras pun terjadi membuat goa bergetar. Bara Sena terdorong ke belakang setelah menahan serangan tersebut."Ughhh!"Serangan tadi membuat perisai badai miliknya seolah memuai begitu saja. Hal itu cukup membuat Bara terkejut. Dia segera kembali menciptakan perisai untuk melindungi tubuhnya. Kali ini pemuda itu menggunakan Perisai cahaya."Serangan dari dalam sumur tidak main-main. Apakah kali ini aku mendapat lawan yang setingkat Dewa?" batin pemuda tersebut.Saat pemuda itu kembali mendekat kearah sumur yang ada di dasar goa terseb
Anak panah raksasa yang Bara Sena ciptakan dari kekuatan angin itu menghantam tubuh Raja Ular Bangkai dengan telak.Blar!Karena anak panah itu lebih besar dari tubuh Raja Ular Bangkai, tubuh Raja Ular itu pun hancur separuh. Tubuh bagian atasnya menghilang dan menyisakan tubuh bagian bawah saja."Cih! Menyebalkan!" umpat Bara Sena dengan napas sedikit memburu. Dia sedikit menyesal menggunakan kekuatan penuh untuk mengalahkan Raja Ular Bangkai tersebut."Sepertinya hanya dengan separuh kekuatan saja sudah cukup...Tapi tak apalah...Yang penting makhluk ini sudah aku kalahkan...Pemandu! Kenapa diam saja!?" Tak ada sahutan apapun dari pemandu tersebut. Hal itu membuat heran Bara Sena."Apakah makhluk didepanku ini belum mati?" batin pemuda tersebut.Dia menatap kearah potongan tubuh Raja Ular Bangkai yang tergeletak di atas batu. Jelas-jelas potongan tubuh itu tak bergerak sama sekali.Lalu pandangan matanya
Bara Sena menatap Raja Elang Langit yang berdiri tegap menatap tajam kearahnya."Kau memiliki Anting Surgawi milik Dewa Angin Hong Li. Siapa kau manusia?" tanya Raja Elang Langit."Kau bisa bersuara juga ternyata? Matamu jeli juga melihat anting ini..." sahut Bara."Katakan saja, darimana kau mendapatkan itu? Setahuku, Dewa Hong bukanlah seorang dewa yang suka memberikan tanpa pamrih," kata Raja Elang Langit.Bara Sena menyeringai."Kau tahu apa tentang dia? Bukankah semua jiwa yang tertahan di setiap lantai ini adalah musuh-musuhnya di masa lalu? Sudah pasti jiwa sepertimu akan mencelanya tanpa tahu kebenarannya. Kita sudahi pembicaraan yang tidak bermanfaat ini. Aku ingin mencoba kekuatan baru milikku ini. Sebelumnya kau sangat cepat dalam menghindari serangan...Kebetulan, serangan ku adalah kecepatan...Kita lihat,siapa yang paling cepat di antara kita..." kata Bara sambil mengepalkan tinjunya."Huh!? Sombong!" geram Raja Elang Langit lalu dia pun melayangkan tinjunya ke wajah Bara
Bara terpana melihat isi di dalam peti putih tersebut. "Apa ini...Bola mata!?""Anda beruntung Tuan Bara. Benda itu adalah Mata Dewa Iblis yang pernah dikalahkan oleh Dewa Hong pendiri Pagoda Dewa ini," kata pemandu.Bara menatap bola mata tersebut. Sesaat bola mata itu bergerak-gerak seperti masih hidup."Mata Dewa Iblis...? Apa maksudnya?""Dewa Iblis adalah seorang Dewa dari ras Dewa Matahari yang telah dicap sebagai buronan oleh Kaisar Langit di masa puluhan ribu tahun yang lalu dikarenakan Dewa Matahari bersekutu dengan Kaisar Iblis Mo Aye. Dewa Hong mendapat mandat besar dari langit untuk memburu Dewa Matahari yang sudah menjadi buronan itu hingga akhirnya berhasil mengalahkannya dan mencuri mata Dewa tersebut kemudian menjadi salah satu hadiah di Pagoda Dewa ini. Anda akan melihat semua yang terjadi saat anda mengganti mata milik anda dengan Mata Dewa Iblis," kata sang pemandu.Bara Sena mengangguk-anggukkan kepalany
Setelah mata Dewa Matahari bersatu dengan tubuh Bara Sena, pemuda tersebut bisa merasakan kekuatan mengerikan yang terkandung di dalam mata tersebut.Saat mata tersebut mulai selaras, Bara seolah masuk ke dalam dunia yang berbeda. Dia bisa melihat ingatan yang tersimpan di dalam mata tersebut."Tang Tsun! Apa yang baru saja kau lakukan di tempat terkutuk ini!?" teriak seorang pria dengan wajah garang. Pria berambut gondrong tersebut memiliki tiga mata dan memiliki dua anting perak yang sangat Bara kenal."Apakah dia kakek Hong semasa muda!? Tapi... Orang yang ada disana memiliki tiga mata! Tidak mungkin itu Kakek Hong!" batin Bara.Sosok yang dipanggil dengan nama Tang Tsun menyeringai ke arah sosok pria gagah bermata tiga."Hong Cun, apa kau pikir aku takut padamu!? Kau hanya beruntung mendapat harta warisan dari Keluarga Hong! Tapi, kekuatanmu masih tak sebanding dengan Hong Li!" ucap Tang Tsun yang tidak lain adalah Dewa Matahari.
Keputusan yang telah diberikan kepada Hong Cun tak bisa diganggu gugat. Dia pun menerima hukuman dengan perasaan hancur. Bara menatap semua itu dengan penuh rasa penasaran. "Jadi, Mata Dewa yang ada di kening Hong Cun diambil oleh leluhur keluarga Dewa Hong dan diberikan kepada kakek Hong Li..." batin pemuda itu. Mata Dewa yang ada di kening Hong Cun pun diambil oleh Leluhur Keluarga Hong. "Kau melakukan hal yang salah Cun," ucap leluhur tersebut sebelum memutar tubuh dan menghadap Kaisar Langit. Hong Cun tak menyahut. Dia merasa sangat kesal dengan apa yang terjadi pada dirinya. Dendam kesumat nya tumbuh di dalam dada. "Tang Tsun... Aku tak akan melupakan ini... Saatnya nanti tiba, aku akan menghancurkan keluarga Tang-mu..." geram Hong Cun dalam hati. "Sesuai yang Kaisar Langit perintahkan, kami akan mengutus Hong Li untuk memburu Tang Tsun." ucap leluhur Hong lalu menjura hormat. "Hm... Baik, per
Kedua mata Tang Tsun menyala merah kekuningan pertanda dia hendak mengeluarkan satu kekuatan yang luar biasa. Sama halnya dengan Hong Li yang kedua mata serta anting nya menyala putih seperti saat Bara menggunakan harta Surgawi tersebut."Perbedaan kekuatan yang sangat besar saat aku dan kakek Hong semasa muda menggunakan dua anting tersebut...Kekuatan kakek Hong bahkan hampir menyentuh Ranah Alam Semesta...Sangat menakjubkan..." batin Bara.Tang Tsun tersenyum tipis. Dari balik tanganya dia mengeluarkan benda bulat berwarna hitam. Hong Li sudah tahu bahwa Dewa Matahari itu menukar Mutiara Dewa dengan benda bulat berwarna hitam tersebut adalah untuk menyaingi Mata Dewa yang ada di keningnya saat ini. Meski dia tak tahu benda apa yang Tang Tsun dapat hingga dia rela memberikan Mutiara Dewa milik leluhur Keluarga Tang."Kau boleh menggunakan Mata Dewa, tapi asal kau tahu Hong Li, aku juga sudah mendapatkan Harta Tingkat Surgawi yang tidak kalah dengan Mata Dewa...Aku perkenalkan padamu,
Tang Tsun yang dalam keadaan tidak berdaya setelah terkena pukulan dari belakang, kini harus menghadapi serangan bola angin badai dari arah bawah sana yang diciptakan oleh Hong Li. Bara Sena memperhatikan semua yang terjadi disana. Kemampuan kendali elemen angin milik Hong Li bisa membantunya dalam mempelajari elemen angin dan jurus yang Dewa Angin itu gunakan.Wussshhh!Bola angin badai itu melesat menyongsong tubuh Tang Tsun. Tak bisa menghindari nya lagi, Dewa Matahari itu hanya bisa memperkuat lapisan perisainya. Daarrrr!Ugh!Meski sudah melapisi perisai tenaga dalamnya hingga berlapis, tetap saja hantaman dari bola angin badai itu membuat Tang Tsun terluka. Darah menyembur dari mulutnya. Dewa Matahari itu tak bisa berbuat banyak karena tubuhnya ditindih oleh bola angin badai.Masih berusaha bertahan sekuat tenaga, dari arah belakang muncul lagi bola angin badai yang Hong Lie kerahkan."Sial...Dia benar-benar ingin membunuhku..." gumam Tang Tsun.Daaaarrrr!Aaarrrgggggggghhhh!T
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk