Setelah mata Dewa Matahari bersatu dengan tubuh Bara Sena, pemuda tersebut bisa merasakan kekuatan mengerikan yang terkandung di dalam mata tersebut.Saat mata tersebut mulai selaras, Bara seolah masuk ke dalam dunia yang berbeda. Dia bisa melihat ingatan yang tersimpan di dalam mata tersebut."Tang Tsun! Apa yang baru saja kau lakukan di tempat terkutuk ini!?" teriak seorang pria dengan wajah garang. Pria berambut gondrong tersebut memiliki tiga mata dan memiliki dua anting perak yang sangat Bara kenal."Apakah dia kakek Hong semasa muda!? Tapi... Orang yang ada disana memiliki tiga mata! Tidak mungkin itu Kakek Hong!" batin Bara.Sosok yang dipanggil dengan nama Tang Tsun menyeringai ke arah sosok pria gagah bermata tiga."Hong Cun, apa kau pikir aku takut padamu!? Kau hanya beruntung mendapat harta warisan dari Keluarga Hong! Tapi, kekuatanmu masih tak sebanding dengan Hong Li!" ucap Tang Tsun yang tidak lain adalah Dewa Matahari.
Keputusan yang telah diberikan kepada Hong Cun tak bisa diganggu gugat. Dia pun menerima hukuman dengan perasaan hancur. Bara menatap semua itu dengan penuh rasa penasaran. "Jadi, Mata Dewa yang ada di kening Hong Cun diambil oleh leluhur keluarga Dewa Hong dan diberikan kepada kakek Hong Li..." batin pemuda itu. Mata Dewa yang ada di kening Hong Cun pun diambil oleh Leluhur Keluarga Hong. "Kau melakukan hal yang salah Cun," ucap leluhur tersebut sebelum memutar tubuh dan menghadap Kaisar Langit. Hong Cun tak menyahut. Dia merasa sangat kesal dengan apa yang terjadi pada dirinya. Dendam kesumat nya tumbuh di dalam dada. "Tang Tsun... Aku tak akan melupakan ini... Saatnya nanti tiba, aku akan menghancurkan keluarga Tang-mu..." geram Hong Cun dalam hati. "Sesuai yang Kaisar Langit perintahkan, kami akan mengutus Hong Li untuk memburu Tang Tsun." ucap leluhur Hong lalu menjura hormat. "Hm... Baik, per
Kedua mata Tang Tsun menyala merah kekuningan pertanda dia hendak mengeluarkan satu kekuatan yang luar biasa. Sama halnya dengan Hong Li yang kedua mata serta anting nya menyala putih seperti saat Bara menggunakan harta Surgawi tersebut."Perbedaan kekuatan yang sangat besar saat aku dan kakek Hong semasa muda menggunakan dua anting tersebut...Kekuatan kakek Hong bahkan hampir menyentuh Ranah Alam Semesta...Sangat menakjubkan..." batin Bara.Tang Tsun tersenyum tipis. Dari balik tanganya dia mengeluarkan benda bulat berwarna hitam. Hong Li sudah tahu bahwa Dewa Matahari itu menukar Mutiara Dewa dengan benda bulat berwarna hitam tersebut adalah untuk menyaingi Mata Dewa yang ada di keningnya saat ini. Meski dia tak tahu benda apa yang Tang Tsun dapat hingga dia rela memberikan Mutiara Dewa milik leluhur Keluarga Tang."Kau boleh menggunakan Mata Dewa, tapi asal kau tahu Hong Li, aku juga sudah mendapatkan Harta Tingkat Surgawi yang tidak kalah dengan Mata Dewa...Aku perkenalkan padamu,
Tang Tsun yang dalam keadaan tidak berdaya setelah terkena pukulan dari belakang, kini harus menghadapi serangan bola angin badai dari arah bawah sana yang diciptakan oleh Hong Li. Bara Sena memperhatikan semua yang terjadi disana. Kemampuan kendali elemen angin milik Hong Li bisa membantunya dalam mempelajari elemen angin dan jurus yang Dewa Angin itu gunakan.Wussshhh!Bola angin badai itu melesat menyongsong tubuh Tang Tsun. Tak bisa menghindari nya lagi, Dewa Matahari itu hanya bisa memperkuat lapisan perisainya. Daarrrr!Ugh!Meski sudah melapisi perisai tenaga dalamnya hingga berlapis, tetap saja hantaman dari bola angin badai itu membuat Tang Tsun terluka. Darah menyembur dari mulutnya. Dewa Matahari itu tak bisa berbuat banyak karena tubuhnya ditindih oleh bola angin badai.Masih berusaha bertahan sekuat tenaga, dari arah belakang muncul lagi bola angin badai yang Hong Lie kerahkan."Sial...Dia benar-benar ingin membunuhku..." gumam Tang Tsun.Daaaarrrr!Aaarrrgggggggghhhh!T
Bara menatap ke tempat yang dia pijak saat ini. Itu adalah lantai 11. Di ujian sebelumnya dia mendapat hadiah yang tidak terkira. Sebuah cincin dengan kemampuan menciptakan Baju Zirah yang bisa melindungi dirinya dari serangan musuh setingkat Ranah Cakrawala dan Mata Dewa Iblis yang benar-benar berharga."Mata ini sudah menyatu, apakah warna mata ini masih mencolok?" batin Bara lalu dia bercermin di depan cermin yang dia keluarkan dari dunia penyimpanan.Mata kanannya terlihat seperti semula. Pemuda itu pun tersenyum senang."Baiklah, Hu An, aku sudah siap untuk melakukan Ujian!" kata Bara sambil menggerakkan tubuh seolah tengah pemanasan."Ujian di Lantai 11 ini adalah melawan 10 dayang dan seorang Ratu Iblis Penggoda. Tugas tuan adalah mengambil benda yang akan menjadi hadiah di lantai ini. Ujian di mulai!" seru Hu An.Bara Sena menatap kearah depan sana. Nampak sinar hijau muncul dari berbagai titik."Sepertinya, sinar-sinar hijau itu adalah 10 dayang yang dimaksud Hu An. Tak perlu
Bara berhasil melepaskan diri dari hantaman sinar-sinar hijau yang mampu melelehkan apapun tersebut. Namun bukan berarti dia sudah aman dari serangan. Satu serangan tenaga dalam menyambar dengan cepat kearahnya. Lalu di susul serangan-serangan lainnya. Beberapa gadis menyerangnya secara langsung dengan tangan.Wusssh! Wussh!Bara menghindari serangan dari para gadis tersebut. Meski begitu, pukulan dari gadis-gadis dayang itu masih ada beberapa yang bersarang ke tubuhnya. Buk! Buk!Tubuh pemuda itu terpental ke belakang. Dengan cepat dia bertahan dengan gerakan jungkir balik lalu menjadikan gundukan tanah sebagai tumpuan untuk kembali melayang di udara.Para dayang tersebut dengan cepat bergerak teratur dan membentuk formasi. Saat Bara datang menyerang pada salah satu gadis, delapan gadis lainnya bergerak mengurungnya. Lagi-lagi serangan para gadis itu membuat tubuh sang pemuda meluncur ke arah gundukan tanah.Blaarr!!!
Terdengar suara air terjun yang bergemuruh. Bara Sena mendarat di salah satu batu tak jauh dari air terjun tersebut. Dia menatap ke bawah sana, dimana dua gadis tengah duduk bersila di atas batu yang berada di tengah sungai."Sedang berlatih ya...? Menggunakan berisiknya air terjun untuk melatih kekuatan alam bawah sadar. Bagus juga...Hm, tapi mereka masih berada di tingkat itu-itu saja. Kasihan sekali...." gumam pemuda tersebut.Saat dia tengah memperhatikan dua gadis yang ada di tengah sungai yang tak lain adalah Yue Qi dan Yue Li, dia merasakan hawa kehadiran dari arah belakang sana. Pemuda itu menoleh. Senyum tipis mengembang di bibirnya."Akhirnya kau memutuskan juga...Baguslah, sekali dayung tiga pulau terlampaui. Setelah urusan dengan mereka beres, aku harus kembali lagi melanjutkan Ujian Pagoda Dewa," batin pemuda tersebut.Yue Cang terbang tepat diatas Bara Sena tanpa menyadari adanya pemuda tersebut. Hal itu dikarenakan sang pemuda
Yue Cang menatap wajah pemuda tampan yang saat ini tengah menindih dirinya tersebut. Dia masih penasaran dengan sesuatu yang saat ini menempel di perutnya. Karena sang pemuda tengah menindihnya, dia tidak bisa melihat ke bawah sana. Bara tersenyum melihat wajah penasaran Yue Cang. "Tenanglah, itu bukan sesuatu yang berbahaya. Kau akan sedikit merasakan sakit. Tapi itu tidak seberapa dibanding kau terkena pukulan tenaga dalam..." ucap Bara dengan suara lembut.Yue Cang memalingkan wajahnya ke kanan. Dia tak kuasa memandang mata Bara yang menyorot tajam. "Kau boleh melakukannya...Aku percayakan padamu..." ucap gadis itu lirih."Hei, ini bukanlah acara perpisahan. Kenapa kau berkata seolah-olah ini adalah akhir dari segalanya? Aku belum memulainya...Jadi, tenang kan pikiranmu..." kata Bara merasa lucu dengan gadis itu.Sementara itu, Yue Li yang ada di sebelahnya merasa penasaran dengan apa yang Bara dan Yue Cang lakukan. Namun dia be