Song Yue terkejut saat dia melihat wajah Bara Sena yang menempel di wajahnya. Tidak hanya itu, bibirnya juga berada dalam pagutan pemuda tersebut dengan kedua tangan yang mencengkram tubuhnya sehingga dia tidak bisa bergerak."Apa yang terjadi..? Dia tiba-tiba sadar dan mendorong kembali Inti Jiwa yang hendak aku keluarkan?" batin Song Yue.Setelah Inti Jiwa benar-benar masuk ke dalam tubuh wanita itu lagi, Bara Sena melepaskan ciumannya dan mereka berdua saling bertatap mata dengan napas yang terengah-engah."Kau...Apa kau baru saja menipuku?" tanya Song Yue dengan mata menatap marah.Bara tersenyum tipis."Tentu saja aku hanya ingin menguji rasa pedulimu pada orang lain. Rupanya selama ini aku salah menilaimu. Kau masih memiliki sifat baik yang diturunkan oleh ibumu dan juga paman Jaka Geni...Song Yue, apakah kau benar-benar merelakan inti jiwamu untuk menyembuhkan diriku?" Song Yue tak bisa berkata apa-apa. Wajahnya memerah dan terlihat dirinya menjadi salah tingkah setelah menden
Song Yue mendesah keras sambil berusaha melepaskan kepala Bara Sena yang tengah menempel di bagian dadanya sambil menghisap buktinya yang membusung. Dia merasa tidak kuat menahan kenikmatan yang pemuda itu berikan."Hentikanhhh...! Aku tidak bisa menahannya lagi..!" Namun Bara Sena tidak peduli dengan teriakan Song Yue. Dia masih terus menindih sambil menggerakkan tubuhnya dan menghisap dada wanita itu dengan lembut. Song Yue pun tak bisa menahan lagi perasaan aneh yang membuatnya ingin meledak.Wanita itu menjerit panjang saat sesuatu itu terasa meledak di bagian bawah sana. Tubuhnya bergerak sendiri dengan cepat dan seperti kejang. Bara terus bergerak tak peduli dengan apa yang tengah Song Yue alami. Hal itu membuat wanita itu semakin tidak karuan dan seperti orang gila yang menjerit-jerit tak peduli dengan keadaan disekitar.Jabrang yang tengah berubah menjadi sosok burung hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar teriakan tersebut."Tuan Bara benar-benar liar luar biasa...Wanita
Tiga orang itu duduk di atas kain tebal yang digelar di atas tanah berumput. Mereka adalah Bara dan kedua kekasihnya, Chang Mei dan Xue Ruo. Pemuda itu nampak garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal."Jadi benar apa yang Nona Chang katakan mengenai Xia Qing Yue, Yang Yue Fei dan juga nona Chang sendiri, kakak Bara?" tanya Xue Ruo sambil menatap tajam kearah Bara Sena.Pemuda itu tidak bisa langsung mengiyakan apa yang gadis itu katakan. Dia berpikir keras agar tidak membuat Xue Ruo merasa sakit hati."Eee...Bisa benar bisa tidak..." kata Bara."Apa maksudnya itu kakak? Katakan yang jelas...!" desak Xue Ruo sambil menatap tajam kearah Bara Sena."Jika aku menjelaskan padamu panjang lebar, itu akan memakan waktu. Aku akan mengatakan singkatnya saja...Aku dan Xie Qing Yue memang telah menikah. Pernikahan itu adalah permintaan pihak keluarga Qing yang ingin membalas budi baik ayahku dengan menikahkan Qing Yue dengan diriku," kata Bara."Hm...Lalu, kenapa kakak tidak mengatakannya padaku se
"Aku kurang begitu paham mengenai Dewi Biru ini...Sepertinya kakak Kahiyang tahu banyak hal?" tanya Shi Yun.Kahiyang Dewi tersenyum kecil."Aku mengenalnya sejak lama tapi tak pernah bertemu secara langsung. Ayahku adalah seorang Pertapa Suci dari Ras Naga Api yang suka sekali malang melintang di berbagai belahan dunia. Sehingga dia tahu banyak hal dan menceritakannya padaku...Sudah lama sekali aku tak bertemu dengan beliau..." kata Kahiyang Dewi sambil menatap kearah lain."Ayah kakak seorang Pertapa Suci Ras Naga Api? Kalau boleh tahu, siapa nama beliau?" tanya Hu Shi Yun."Namanya adakah Long Wang,"Shi Yun mengerutkan kening. Dia berusaha mengingat-ingat nama tersebut."Aku sepertinya pernah mendengar namanya dari Tuan Hong..." "Dia memang terkenal, tapi tak perlu kau pikirkan tentangnya," kata Kahiyang.Kembali ke Bara Sena yang masih dalam pelukan Xue Ruo. Dia membuka kedua matanya. Hidungnya tepat di leher gadis tersebut."Harum..."Lidah Bara pun menjulur menjilat leher te
Bara Sena dan Xue Ruo menemui Chang Mei yang tengah sibuk mengobati orang-orang yang masih terluka. Melihat keadaan orang-orang tersebut, Bara pun berniat membantu kekasihnya itu dengan membuat ribuan pil penyembuh yang dia ciptakan dari tanaman obat milik Raja Yao. Dengan pil-pil obat pemberian Bara, banyak orang tergolong dengan cepat. Chang Mei pun merasa senang dan berterima kasih pada pemuda tersebut. Setelah urusan di pengungsian itu selesai, Bara pun meminta ijin pada Chang Mei untuk kembali ke Kerajaan Jiangsu. "Saat pernikahan kami, datanglah," pinta Bara. Chang Mei tersenyum. "Tentu saja, aku akan datang karena kakak yang mengundang. Aku harap Putri Xue pun bisa menerima kehadiran ku di acara pernikahannya nanti," kata Chang Mei sambil menoleh kearah Xue Ruo. Gadis putri Raja Jiangsu tersebut pun tersenyum dan mengangguk kan kepalanya. "Tentu saja aku akan senang menerima tamu seperti Nona Chang. Aku juga berharap, Nona Song dan para tetua sekte di Jiangsu datang. Ka
Para Iblis yang baru saja dikalahkan oleh Jabrang dengan aneh malah justru membelah diri dan menjadi dua kali lipat lebih banyak. Hal itu membuat Jabrang geram dan kesal."Mereka hanyalah mainan...Siapa Iblis yang memiliki kemampuan seperti ini?" batin Jabrang.Sementara itu, Bara Sena juga tengah bertarung dengan para iblis yang mengepungnya. Beberapa gerakan membuat para iblis terjungkal oleh tinju api miliknya. Namun para iblis tersebut tidak menyerah dan terus menyerangnya meski dengan perut bolong karena bekas pukulan Bara Sena."Sial..! Apakah mereka tidak memiliki rasa sakit?" batin Bara.Para iblis bergerak mengeroyok dirinya. Tak mau menjadi bulan-bulanan serangan, Bara langsung menggunakan kekuatan angin miliknya. Kedua anting di telinganya menyala putih.Tangan kanan pemuda itu bergerak ke depan. Satu gelombang angin menderu dan mengangkat tubuh para iblis yang menyerangnya."Jika kalian tidak bisa mati hanya dengan pukulan, bagaimana jika aku meledak kan tubuh kalian?" K
Malam pun semakin larut. Dua kuda itu bergerak cepat menembus malam. Hingga akhirnya kedua kuda itu kembali berhenti di sebuah penginapan yang ada dipinggir jalan setapak. "Kuda kita sepertinya kelelahan dan butuh istirahat. Bagaimana? Apakah kita akan lanjut jalan, atau menunggu esok hari agar kuda kita kembali bisa berjalan?" tanya Bara. "Terserah kakak, tapi kakak yakin mau mampir ke kedai itu?" tanya Xue Ruo. "Kenapa? Apakah kau tidak suka?" tanya Bara. "Entahlah, kakak tanyakan saja pada burung merah itu," sahut gadis itu. Jabrang yang masih terbang berputar-putar di atas penginapan tersebut melayang turun saat Bara memanggilnya. "Ada apa tuan?" tanya Jabrang. "Apakah kau merasa aneh dengan kedai dan penginapan itu?" tanya Bara. "Kedai ini cukup aneh berada di hutan seperti ini. Aku juga merasakan hawa aneh dari dalam sana. Saran dariku, lebih baik tuan mencari tempat yang aman," kata Jabrang. "Kalau begitu, kita lanjutkan saja perjalanan ini?" tanya Bara. "Di dalam hut
Mitsunari, Yamada dan Hatano, tiga pilar iblis bawahan Raja Iblis Orochi langsung menyebar dan membentuk formasi. Mereka mendorong tangan kanan kedepan secara bersama-sama dan menyentuh perisai emas milik Bara Sena. Tiba-tiba saja kekuatan mereka bersatu dan saling terhubung mengelilingi perisai emas yang berbentuk bulat tersebut. Blaaarrr! Perisai itu pun hancur setelah kekuatan milik tiga iblis itu bersatu. Bara, Jabrang dan Xue Ruo sudah siap siaga untuk bertarung melawan mereka. "Aku akan melawan wanita itu, kakak dan Jabrang bisa memilih dua lawan yang lain," kata Xue Ruo. "Kenapa kau memilih wanita bernama Mitsunari itu?" tanya Bara. "Jika kakak yang melawannya, kakak akan kesulitan." sahut Xue Ruo pendek lalu dia pun meluncur dengan cepat kearah Mitsunari. Bara hanya terbengong dan garuk kepalanya yang tidak gatal. "Tuan, lawan Nona Xue memiliki kemampuan ilusi yang bisa membuat lawannya terjerat alias tergoda. Jelas tidak cocok menjadi lawan tuan Bara. Apalagi tuan ka