Bara Sena tertegun setelah mendengar satu nama yang disebutkan oleh Wu Gui si Pangeran Iblis dari Neraka Tingkat Tujuh tersebut. Pemuda itu merasa sangat tidak asing dengan nama Dewi Durga. Sosok yang sebenarnya adalah istri dari Dewa Siwa alias Batara Manikmaya. Dewi Durga telah dikalahkan oleh Jaka Geni ratusan tahun yang lalu sebelum Jaka Geni bersama sekutu-sekutunya menyerang kahyangan selatan."Dewi Durga...Bukankah dia itu musuh Paman Jaka Geni?" batin pemuda tersebut. Dia hanya bisa samar-samar mengingat nama dari sosok Dewi Kematian tersebut."Apalagi yang ingin kau ketahui manusia? Apakah sudah cukup hanya itu?" tanya Wu Gui."Tentu saja tidak. Aku mau bertanya perihal cincin ini, apa tujuan Durga memberikan benda ini kepada para Raja Iblis itu?" tanya Bara."Entahlah...Ayah hanya pernah memberiku beberapa hal mengenai cincin itu dan memberikan cincin tersebut padaku karena aku adalah putra mahkota. Kata Beliau, seorang putra mahkota wajib mendapatkan cincin itu sebagai tand
Bukit Batu itu terdiri dari ratusan batu besar dan kecil yang berserakan di segala tempat tak beraturan. Dari dalam batu yang berserakan itu, tiba-tiba saja muncul ratusan Rantai Ungu milik Bara Sena dimana di setiap rantai itu melilit sosok-sosok yang tak lain adalah sisa-sisa Jiwa para dewa yang sebelumnya tewas terbunuh oleh Hu Shi Yun.Rantai Ungu itu mencekik semua jiwa tersebut lalu menyerapnya hingga tak tersisa. Hal itu membuat Wu Gui tertegun selama beberapa saat. Dia merasa sedikit bersyukur karena dirinya tidak menjadi santapan santapan rantai ungu milik pemuda tersebut."Monster ini menyeramkan...Ada baiknya aku menuruti apa yang dia katakan. Jika tidak, mungkin aku akan menjadi makanannya juga..." batin Wu Gui.Setelah Bara menyerap semua jiwa yang tersisa di bukit batu itu, dia pun bangkit berdiri. Dia sempat mengamati tangan dan tubuhnya."Aneh, setelah menyerap jiwa-jiwa yang ada di tempat ini, kenapa aku tidak merasakan apapun? Bahkan kekuatan milikku tidak meningkat
Lima gadis itu menanti tanggapan dari Yue Fei mengenai keinginan mereka untuk melepas Kutukan Es. Sebuah permintaan yang bagi Yue Fei bisa dengan mudah dia kabulkan namun dia juga masih memiliki perasaan."Kalian yakin akan hal itu? Apakah kalian sudah memikirkan ini baik-baik? Jika Ratu Song tahu akan hal ini, bukankah itu akan menjadi bencana untuk kalian semua?" tanya Yue Fei memastikan.Selama beberapa saat tidak ada satupun dari para gadis itu yang bersuara. Mereka sama-sama saling berpikir mengenai Ratu Song yang bisa saja kalap dan mencabut semua kekuatan mereka. Jika itu terjadi, mereka akan hidup dalam keadaan cacat. Karena pencabutan kekuatan itu akan merusak tubuh bagian dalam."Aku yakin. Aku tak peduli apa pun yang akan Ratu lakukan...!" Yue Mey adalah gadis pertama yang berani berkata.Empat gadis lainnya masih terlihat bimbang. Namun setelah beberapa saat, mereka menyatakan bahwa mereka yakin dengan keputusan tersebut. Termasuk Yue Zu, dia menjadi gadis terakhir yang m
Dari dalam mulut Bara Sena muncul cahaya berbentuk sebutir mutiara yang perlahan keluar dan masuk kedalam mulut Shi Yun. Cahaya emas berbentuk mutiara itu masih bercahaya mski sudah masuk kedalam tubuh si gadis seperti menembus tubuh gadis tersebut.Mutiara tersebut adalah salah satu dari 7 Inti Jiwa yang berhasil Bara dapatkan berkat bantuan Hu Shi Yun. Melihat gadis itu sangat lemah membuat sang pemuda merasa tak tega dan dengan sukarela memberikan inti jiwanya kepada Shi Yun.Di dalam inti Jiwa itu terkandung kekuatan yang sangat besar. Begitu inti Jiwa tersebut menyatu dan terserap oleh tubuh Shi Yun, sontak saja tubuh gadis itu melayang di udara dengan cahaya emas yang keluar dari tubuhnya. Wu Gui terkesan melihat hal itu. "Memberikan Inti Jiwa pada gadis ini...Langsung membuat dia menerobos ke Ranah selanjutnya...Anak muda ini, apakah dia memang seorang dewa...? Satu inti Jiwa miliknya yang sudah terbagi menjadi tujuh saja bisa langsung membuat gadis harimau itu menembus Ranah
Shi Yun termangu melihat benda yang menggelantung di bagian bawah tubuh Bara Sena. Ada perasaan aneh yang membuatnya merasa penasaran ingin menyentuhnya."Apakah ini sebuah senjata, Tuan Bara...?" tanya Hu Shi Yun sambil menyentuh benda tersebut.Alangkah terkejut nya dia saat benda yang baru saja dia sentuh tiba-tiba saja bergerak dan mengacung kearahnya seolah menantang nya untuk bertarung. Melihat Shi Yun yang kaget bukan main, Bara Sena pun tertawa terkekeh."Kenapa Shi Yun? Ini memang senjata. Tapi bukan senjata untuk membunuh orang, melainkan senjata untuk memberi kenikmatan kepada siapa pun, termasuk dirimu..." kata Bara membuat Shi Yun terdiam dan berusaha mencerna apa yang pemuda itu katakan. Tapi tetap saja, dia tidak mengerti apa maksud dari ucapan itu.Melihat gadis itu diam saja, Bara pun langsung bergerak dan kembali mencumbu si gadis. Shi Yun kembali dibuat mendesah dan mengerang saat sang pemuda mulai bermain lagi dibagian tubuhnya yang paling intim.Gadis itu benar-be
Wu Gui benar-benar penasaran dengan syarat yang Bara Sena katakan jika dia ingin mendapatkan wadah untuk rohnya tersebut. Bagi dirinya yang sudah menjadi sosok tak terlihat itu jelas sebuah tawaran yang menggiurkan. "Apa syaratnya...?" tanya Wu Gui dengan rasa penasaran yang menjadi-jadi. "Kau begitu ingin tahu syaratnya?" tanya Bara. "Tentu saja...! Apapun akan aku lakukan jika itu memang bisa menghidupkan diriku lagi!" kata Wu Gui penuh semangat. "Hmmm... Baiklah, aku katakan padamu syarat untuk mendapatkan wadah untuk dirimu. Syaratnya adalah, kau harus menjadi anjingku." kata Bara membuat Wu Gui tersentak. Dia tak menyangka sama sekali, bahwa syarat untuk mendapatkan wadah jiwanya adalah menjadi anjing atau budak pemuda tersebut. "Aku adalah seorang pangeran iblis...""Apa hubungannya kah seorang pangeran iblis atau bukan? Di mataku, kau hanyalah jiwa yang hampa dan lemah. Tanpaku, kau akan terus berada di dalam batu. Atau mungkin malah kau sudah menjadi makananku?" ucap Ba
Malam itu, seorang wanita berparas cantik dengan pakaian jubah emas yang menunjukkan kebesaran jabatannya melangkah dengan cepat menuju kesebuah bangunan yang ada di dalam wilayah istana Chang'shen.Dia berhenti di depan pintu kayu berwarna merah. Dari wujudnya yang mewah jelas itu bukan pintu kayu sembarangan."Zhou Lin, keluarlah. Ada yang ingin aku bicarakan!" seru wanita cantik tersebut.Tak berapa lama, terdengar langkah dari dalam bangunan tersebut. Lalu terdengar pintu yang dibuka dari dalam."Kakak, silahkan masuk," ucap pria yang tak lain adalah Zhou Li Geni, putra Jaka Geni dengan Putri Zhou.Wanita yang tidak lain adalah Zhou Yin Geni, langsung melangkah masuk kedalam bangunan yang menjadi tempat tinggal Perdana Menteri Zhou Lin.Mereka berdua duduk di sebuah taman yang ada di dalam bangunan tersebut. Beberapa pelayan menyedihkan teh dan camilan berupa gula-gula serta beberapa buah persik di atas meja."Aku tak perlu semua makanan ini. Rakyat kita banyak yang menderita kela
Keputusan Zhou Yin untuk memulai persiapan serangan terhadap gerbang-gerbang iblis di berbagai wilayah Kekaisaran mendapat dukungan dan penolakan dari Para tetua Dewan. Setiap dewan mengutarakan alasan mereka menolak maupun mendukung. Zhou Yin menyadari bahwa keputusannya memang tidak mudah. Satu-satunya harapan yang dia miliki agar tidak terjadi perang adalah Pedang Sepasang Naga Emas yang saat ini salah satunya sudah berada di tanganya."Yang Mulia...Bagaimana jika serangan itu malah justru memicu perang besar dengan ras iblis yang kita belum tahu kekuatan sebenarnya?" tanya salah satu tetua dari Dewan Pengawas Pertanian.Dia adalah dewan yang selalu menjadi bulan-bulanan cacian rakyat karena ketidak becusannya dalam mengayomi kemakmuran para petani di wilayah Kekaisaran. Hal itu bukan sepenuhnya salah tetua ini karena sebelumnya memang sudah ada bencana kekeringan yang melanda sejak lama.Zhou Yin tahu betul bentuk kekecewaan rakyat namun dia sendiri tak bisa berbuat banyak kecual