Kakek Hong berusaha keras mengobati luka Hu Shi Yun. Namun dia bukanlah seorang tabib yang tahu banyak tentang ilmu pengobatan. Hal itu membuatnya menjadi lama akan tetapi tanpa ada hasil yang jelas. Kesal menunggu, Bara Sena akhirnya meminta kakek Hong untuk berhenti. Dia pun mengajukan dirinya untuk membantu si kakek menyelamatkan gadis yang hampir terbunuh di tangannya. Jika bukan karena rahasia makam dewa yang kakek itu katakan sebelumnya, Bara sudah enggan berada di tempat itu apalagi menolong gadis yang sebelumnya hampir saja membunuhnya jika dirinya tidak dibantu oleh Kahiyang Dewi."Biarkan aku yang mengobatinya kek. Kau benar-benar membuatku menunggu lama. Padahal hanya mengurus hal sepele macam ini," sungut Bara.Mendengar hal itu, Kakek Hong pun menoleh dengan wajah marah."Kau berkata seolah kau ini ahli dalam pengobatan! Aku bisa saja membunuhmu sekarang juga dengan mudah jika aku mau! Tapi karena aku sudah berjanji akan memberi
Bara Sena yang mendengar bahwa Dewi Semesta Langit sudah memiliki seorang suami benar-benar terkejut dan dibuat patah semangat. Padahal dia sangat ingin mencoba peruntungan menahan Karma Dewa dari Dewi tersebut dan mengharapkan bisa bertemu sang Dewi yang katanya tercantik di tiga dunia tersebut.Namun, ada yang menjanggal hatinya mengenai siapa yang berhasil menahan Karma Dewa itu. Yang membuat pemuda itu menduga-duga, siapa gerangan manusia setengah dewa yang dikatakan oleh kakek Hong. "Dia manusia setengah dewa? Siapa manusia yang bisa menahan Karma Dewa yang Pangeran kaisar Langit saja tidak bisa menahannya?" tanya Bara.Kekek Hong menghela napas panjang. Dia menggelengkan kepalanya."Aku hanya mendengar kabar Dewi Semesta Langit menikah, itu saja. Mengenai siapa suaminya yang berhasil menahan Karma Dewa aku tidak begitu tahu. Karena waktu itu terjadi aku sudah berada di tempat ini bersama Shi Yun. Hanya saja, aku mendengar dari utusan
Kakek Hong terdiam setelah mendengar cerita dari Bara Sena mengenai asal usul pemuda tersebut. Dia tertegun dan merenungi semua yang Bara ucapkan. Sementara itu, Hu Shi Yun hanya bisa menatap Bara dengan tatapan takjub tanpa berkata apa-apa."Ini baru pertama kalinya aku mendengar sebuah cerita yang sangat dahsyat...Bagaimana bisa, kejahatan yang selama ini tersebar di dunia semuanya adalah ulah dari Dewa Zeus...?" gumam Kakek Hong."Kurang dari setahun ini, akan ada turnamen dewa yang diadakan oleh Olimpus. Aku diminta Ganesha untuk bisa mengikuti turnamen tersebut dengan salah satu wakil dari kahyangan Selatan yang belum aku ketahui. Tapi, itu pasti tidak akan mudah. Di Olimpus sendiri, ada banyak dewa yang kuat, salah satunya adalah Ares...Tapi, setahuku di turnamen itu hanya boleh diikuti manusai setengah dewa. Berarti Ares tak mungkin ikut di acara turnamen tersebut bukan?" kata Bara Sena."Ares...Dia itu dewa yang sangat kejam dan tanpa ampun. S
Bara Sena benar-benar terkejut mendengar apa yang Hu Shi Yun katakan padanya mengenai keadaan kakek Hong."Dia tengah sekarat katamu!?" tanya Bara tak percaya. Gadis itu mengangguk kan kepalanya."Tuan Hong menciptakan Pagoda Dewa ini menggunakan hampir seluruh kekuatan yang dia miliki. Tempat ini sangat rahasia dan hanya aku dan tuan Hong yang mengetahuinya. Para Dewa di langit hanya tahu bahwa aku dan tuan berada di bukit batu yang ada di Hutan Kematian. Dengan kemampuan milikku, kami bisa pergi tanpa ketahuan oleh dewa yang mungkin saja berjaga di langit hutan kematian..." kata Hu Shi Yun."Jadi, secara tidak langsung, Pagoda ini adalah kekuatan kakek Hong. Pantas saja kekuatan tadi mampu membuat perisai akik Ijo milikku pecah. Rupanya ini kekuatan yang dia miliki...Kekuatan Ranah Alam Dewa..." "Tuan Hong sudah cukup lama menanti seseorang yang pantas mendapatkan rahasia dari makam ini. Dan tuan Bara adalah orang yang paling tepat di anta
Bara Sena mulai mengerang kesakitan setelah perisai dari Akik Ijo dan kekuatan Raja Huang perlahan-lahan menghilang terkikis oleh perisai angin milik kakek Hong. Darah pun mulai membasahi sekujur tubuhnya. Perisai yang tercipta dari badai ruang itu ternyata mampu menghancurkan segalanya. Termasuk kekuatan perisai akik Ijo milik Bara Sena.Bara sudah berusaha bertahan sekuat tenaga untuk mencapai peti emas yang tidak terlindungi perisai tersebut. Meskipun dirinya harus merasakan kulitnya tercabik oleh perisai badai ruang tersebut, pemuda itu pun akhirnya berhasil mencapai peti emas dalam keadaan yang cukup mengenaskan.Seluruh pakaiannya hancur begitu juga dengan kulitnya yang banyak terkelupas dan juga tersayat oleh perisai tersebut. Bara menahan rasa sakit tersebut dengan menelan pil yang sudah dia siapkan untuk menghadapi rasa sakit saat dulu dia membuka Titik meridiannya. Pil itu cukup membantunya menahan rasa sakit yang luar biasa.Selama beberapa
Bara Sena mengamati bola kristal yang ada di tangannya tersebut selama beberapa saat lamanya. Setelah merasa cukup mengamati, dia pun meletakkan benda tersebut tepat didepannya. Kemudian dia kembali melongok kedalam peti dimana hanya tersisa sebuah anting perak yang bentuknya sangat mirip dengan anting perak pemberian kakek Hong sebelum mereka berada di Pagoda Dewa tersebut."Apakah memang anting ini sepasang? Tapi aneh juga kalau hanya ada satu anting...Hm, lebih baik aku simpan benda ini lebih dulu. Siapa tahu nanti akan berguna. Berdasarkan apa yang kakek Hong katakan, aku bisa menggunakan kekuatan angin jika aku memasang anting perak ini di telingaku..." batin Bara lalu memasukkan anting tersebut kedalam Dunia Penyimpanan miliknya.Di dalam peti emas tersebut sudah tidak ada lagi yang tersisa. Kini, Bara memusatkan perhatiannya pada bola kristal dimana tersimpan ribuan Inti Jiwa para Dewa yang telah dikumpulkan oleh Kakek Hong."Aku akan menyerapn
Bola Api yang dipadukan dengan kekuatan badai membuat api milik Bara Sena menyala lebih ganas. Bahkan membuat bola api itu mengeluarkan suara gemuruh padahal masih berada di atas tangan pemuda tersebut. Bara Sena pun langsung melemparkan bola api tersebut kedalam jurang yang dalam setelah dirasa kekuatan yang terkumpul cukup untuk membakar jurang tersebut.Wossshh!Bola Api menderu kedalam jurang. Namun anehnya saat bola api tersebut menyentuh kabut yang ada di tengah jurang, gerakan yang sebelumnya cepat berubah menjadi sangat lambat seperti ada yang menahannya. Bara Sena pun terkejut saat bola api miliknya melayang dengan sangat perlahan di dalam jurang yang dalam tersebut."Ini aneh. Serangan ku seharusnya lebih cepat dari ini..." batin pemuda tersebut.Hu Shi Yun mengetahui apa yang membuat Bara bertanya-tanya didalam hati. Dia pun menjelaskan kepada pemuda itu perihal retakan besar yang ada didepan mereka."Tuanku, jurang ini du
Sementara itu, di tempat pengungsian yang ada di pinggir Hutan Kematian...Di dalam sebuah tenda yang cukup besar yang berada di tempat paling dekat dengan hutan, nampak Ratu Song Yue yang tengah berjalan mondar-mandir. Dari raut wajahnya, nampak sekali kegelisahan tengah melanda hatinya. Sesekali dia menghela napas seolah ingin membuang rasa gelisah itu. Namun tetap saja itu tidak bisa. Wajah cantiknya tidak bisa membohongi perasaannya saat itu."Kemana mereka semua? Ini sudah dua hari semenjak mereka pergi memata-matai kepergian Xia Qing Yue...Apa yang terjadi pada mereka?" batin wanita itu.Tiba-tiba telinganya menangkap suara langkah kaki dari arah luar tenda. Langkah kaki itu berhenti didepan pintu masuk tenda yang sedikit terbuka. Song Yue pun segera duduk dan berusaha menenangkan perasaanya. Meski sebenarnya dirinya merasa khawatir akan keselamatan para tetua nya, sebisa mungkin dia berusaha untuk menyembunyikan perasaan itu dihadapan orang lain."Boleh aku masuk?" terdengar su