Bara Sena mengamati bola kristal yang ada di tangannya tersebut selama beberapa saat lamanya. Setelah merasa cukup mengamati, dia pun meletakkan benda tersebut tepat didepannya. Kemudian dia kembali melongok kedalam peti dimana hanya tersisa sebuah anting perak yang bentuknya sangat mirip dengan anting perak pemberian kakek Hong sebelum mereka berada di Pagoda Dewa tersebut."Apakah memang anting ini sepasang? Tapi aneh juga kalau hanya ada satu anting...Hm, lebih baik aku simpan benda ini lebih dulu. Siapa tahu nanti akan berguna. Berdasarkan apa yang kakek Hong katakan, aku bisa menggunakan kekuatan angin jika aku memasang anting perak ini di telingaku..." batin Bara lalu memasukkan anting tersebut kedalam Dunia Penyimpanan miliknya.Di dalam peti emas tersebut sudah tidak ada lagi yang tersisa. Kini, Bara memusatkan perhatiannya pada bola kristal dimana tersimpan ribuan Inti Jiwa para Dewa yang telah dikumpulkan oleh Kakek Hong."Aku akan menyerapn
Bola Api yang dipadukan dengan kekuatan badai membuat api milik Bara Sena menyala lebih ganas. Bahkan membuat bola api itu mengeluarkan suara gemuruh padahal masih berada di atas tangan pemuda tersebut. Bara Sena pun langsung melemparkan bola api tersebut kedalam jurang yang dalam setelah dirasa kekuatan yang terkumpul cukup untuk membakar jurang tersebut.Wossshh!Bola Api menderu kedalam jurang. Namun anehnya saat bola api tersebut menyentuh kabut yang ada di tengah jurang, gerakan yang sebelumnya cepat berubah menjadi sangat lambat seperti ada yang menahannya. Bara Sena pun terkejut saat bola api miliknya melayang dengan sangat perlahan di dalam jurang yang dalam tersebut."Ini aneh. Serangan ku seharusnya lebih cepat dari ini..." batin pemuda tersebut.Hu Shi Yun mengetahui apa yang membuat Bara bertanya-tanya didalam hati. Dia pun menjelaskan kepada pemuda itu perihal retakan besar yang ada didepan mereka."Tuanku, jurang ini du
Sementara itu, di tempat pengungsian yang ada di pinggir Hutan Kematian...Di dalam sebuah tenda yang cukup besar yang berada di tempat paling dekat dengan hutan, nampak Ratu Song Yue yang tengah berjalan mondar-mandir. Dari raut wajahnya, nampak sekali kegelisahan tengah melanda hatinya. Sesekali dia menghela napas seolah ingin membuang rasa gelisah itu. Namun tetap saja itu tidak bisa. Wajah cantiknya tidak bisa membohongi perasaannya saat itu."Kemana mereka semua? Ini sudah dua hari semenjak mereka pergi memata-matai kepergian Xia Qing Yue...Apa yang terjadi pada mereka?" batin wanita itu.Tiba-tiba telinganya menangkap suara langkah kaki dari arah luar tenda. Langkah kaki itu berhenti didepan pintu masuk tenda yang sedikit terbuka. Song Yue pun segera duduk dan berusaha menenangkan perasaanya. Meski sebenarnya dirinya merasa khawatir akan keselamatan para tetua nya, sebisa mungkin dia berusaha untuk menyembunyikan perasaan itu dihadapan orang lain."Boleh aku masuk?" terdengar su
Rantai Ungu Raksasa itu kembali menghujam dengan keras kearah benteng Kerajaan Yoe yang kabarnya sangat kuat dan kokoh karena tercipta dari batu terkuat yang ada di dalam retakan tersebut.DUUMM! DUMM!Hantaman kali ini berbeda dengan yang sebelumnya. Karena amarah Bara Sena yang tiba-tiba meluap setelah mendengar kisah hidup Kakek Hong yang menyedihkan membuat kekuatan Rantai Ungu itu meningkat hingga berkali-kali lipat.Hal itu tentu saja membuat daya hantamnya menjadi luar biasa dahsyat. Benteng yang kokoh itupun jebol setelah dihantam dengan beberapa kali serangan. Banyak prajurti binatang Iblis Sapi yang tewas oleh serangan tersebut. Para Punggawa segera berkumpul dan membantu pertahanan benteng yang sudah jebol dengan membentuk formasi perisai tenaga dalam gabungan.Semua pun langsung menyalurkan kekuatan mereka pada satu sisi hingga tercipta perisai berbentuk bulat. Melihat hal itu, Hu Shi Yun pun tidak tinggal diam. Dia langsung melompat kearah depan lalu merubah wujudnya men
Raja Yoe menghentakkan kaki kanan nya ke tanah lalu disusul kaki yang sebelah kirinya. Setelah dia menghentakkan kedua kakinya, aura kuning pun menyeruak dari dalam tubuhnya. Aura kuning itu menyebar bagaikan kabut dengan aroma belerang yang sangat menyengat. Bara Sena masih penasaran, apa kegunaan dari aroma belerang tersebut.Sejak awal kedatangan Raja Yoe, kabut tipis berwarna kuning dengan aroma belerang yang menyengat itu semakin merebak memenuhi jurang tersebut. Untuk saat ini, pemuda itu masih belum merasakan apapun atau dampak dari aroma belerang tersebut. Tapi, cepat atau lambat, kabut itu akan sangat mengganggunya.Woorrrr!!!Suara keras terdengar saat dari dalam tubuh Raja Yoe merebak satu gelombang dahsyat yang memancarkan aroma belerang yang sangat pekat. Saat itulah Bara Sena baru mulai merasakan hawa panas yang luar biasa. Hawa panas itu menyelimuti tubuhnya yang tengah menghilang dari pandangan menggunakan Jurus Hantu Menari.
Kobaran api yang tercipta dari ledakan dahsyat itu membakar jurang raksasa tersebut sehingga membuatnya seperti jurang neraka. Sapi raksasa hasil dari penggabungan inti Jiwa para Punggawa itu pun hancur setelah menerima serangan bola api raksasa milik Bara Sena yang tercipta dari kekuatan para prajurit Kerajaan Yoe.Bara Sena sendiri tak pernah mengira bola api yang dia ciptakan dari kekuatan jiwa para prajurit itu sangatlah kuat hingga mampu menghancurkan lawan yang tercipta dari penggabungan inti jiwa."Luar biasa..." gumamnya.Raja Yoe yang sudah beberapa saat tidak sadarkan diri, akhirnya dia bangkit kembali. Wajahnya hancur oleh serangan Cahaya Pemusnah Kegelapan milik Bara Sena (warisan dari Ratu Azalea). Hancurnya wajah Raja Yoe justru membuatnya menjadi semakin terlihat mengerikan.Bara yang menyadari adanya pergerakan pun menoleh kearah makhluk tersebut."Akhirnya kau bangun juga. Lihatlah, aku telah menghukum semua orangmu
Bara Sena menyeringai melihat Raja Yoe yang terkejut dengan wujud Iblis Tanduk Api miliknya. Nampak makhluk berkepala sapi itu ternganga saat dirinya hendak melepaskan salah satu dari sembilan bola api yang ada di belakang tubuhnya."Kau terkejut melihat diriku yang bisa berubah menjadi Iblis? Sayangnya, terlambat bagimu untuk menghentikan diriku...Sesama iblis harusnya tahu apa yang harus dilakukan bukan?" ucap Bara Sena.Raja Yoe menyilangkan kedua lengan raksasa nya itu didepan dada seolah siap menghadapi serangan dari salah satu bola api milik Bara Sena. "Aku tidak tahu bagaimana kau bisa memiliki kekuatan itu. Saat ini, aku ingin tahu, apakah kekuatan yang kau miliki itu benar-benar milik dia...Atau, kau hanya sekedar menirunya..." sahut Raja Yoe dengan tatapan tajam.Saat itu juga, kedua lengan raksasa miliknya menyala merah. Setelah melihat beberapa kali kekuatan asli milik Raja Yoe, Bara Sena sebenarnya baru menyadari ada kesamaan k
Bara Sena dan satu sosok yang menyerupai Iblis Tanduk Api itu pun saling beradu tinju dengan kekuatan mereka yang sama-sama memiliki kekuatan Api.Dar!Kedua tinju mereka pun saling bentrok di udara. Gelombang merah merebak setelah keduanya saling beradu tinju. Sosok tersebut menyeringai menampakkan gigi-gigi tajamnya lalu melipat gandakan kekuatannya dalam waktu sekejap membuat Bara Sena sontak saja langsung terpental ke belakang.Sosok itu melanjutkan serangan dengan langsung melesat menyusul tubuh sang pemuda. Dengan cepat Bara menggunakan kekuatan angin miliknya untuk mendorong tubuhnya dari belakang. Sosok berjubah hitam itu pun terkejut melihat Bara yang tiba-tiba berhenti dan langsung melayangkan tinju kearahnya. Dengan cepat si sosok tersebut menghindari serangan. Akan tetapi, serangan yang sebenarnya dari Bara Sena adalah kekuatan angin yang dia himpun di kaki sebelah kanannya. Begitu sosok tersebut berhasil menghindari serangan tin
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk