Bara Sena dan Xue Ruo terkejut mendengar apa yang baru saja Ao Long katakan. Rupanya, selain Ranah Alam Mendalam, masih ada banyak Ranah hingga ke ranah paling tinggi, yaitu Ranah Nirwana."Tetua Ao, bisakah kau jelaskan padaku, apa itu Ranah Alam Nirwana? Jujur saja, aku sangat terkejut mendengar ada ranah selain Alam Mendalam..." tanya Bara Sena."Tentu saja kau terkejut karena kau berada di dunia manusia yang hanya bisa mencapai Ranah Alam Mendalam. Karena manusia memiliki batas kemampuan yang memang hanya bisa sampai di alam tersebut. Sedangkan mereka yang memiliki kekuatan Dewa atau Iblis seperti yang kau tunjukkan padaku, memiliki kemampuan yang bisa menembus ke Ranah Alam Dewa. Itu pun masih belum mencapai Ranah Alam Semesta apalagi Ranah Alam Nirwana. Karena, Dewa yang bisa mencapai Alam Nirwana harus melakukan pertapaan di tempat yang tidak pernah di kunjungi makhluk apa pun selama 5000 tahun!" ucap Ao Long membuat wajah Bara Sena berubah pucat. Hal itu karena dia sangat terk
Bara Sena yang merasa kesal pada Zhou Lin Geni langsung nekat menyerang tanpa pikir panjang lagi. Dia pun mengerahkan jurus pemberian dari Chang Mei, yaitu jurus Hantu Menari. Jurus yang bisa membuat tubuhnya menghilang dari pandangan mata selama beberapa saat.Zhou Lin pun menyeringai menanti serangan dari Bara Sena. Meski sebenarnya dia merasa kesal denga jurus itu, dia merasa Bara belum cukup kuat seperti orang yang pernah mengalahkannya dulu.Tinju kanannya sudah mengeluarkan aura petir yang siap untuk menghantam pemuda itu saat sang pemuda sampai didepan matanya. Disaat tubuh Bara sudah berada lima tombak didepan Zhou Lin, tiba-tiba saja Zu Feng menghadang Bara Sena dengan pedangnya yang terhunus.Srett!Sontak saja Bara terkejut dan langsung melompat ke udara untuk menghindari serangan tersebut. Zu Feng tersenyum tipis serangan mendadaknya berhasil dihindari dengan cepat. Telapak tangan kirinya langsung menghantam tanah. Saat itu juga, aura putih menyeruak dari dalam tanah membe
Zhou Lin Geni terkejut saat melihat keadaan tiga orang yang menerima serangan kekuatan petir miliknya tidak terluka sama sekali. Tak hanya itu, dia juga dibuat keget dengan perubahan pada sosok Xue Ruo yang saat ini menjelma menjadi Dewi Biru yang sangat cantik dan anggun."Siapa sebenarnya gadis ini? Rambutnya...Matanya, dia berubah menjadi biru...Tak hanya itu, perasaan nyaman dan damai ini...Sialan, apakah dia telah membuat sebuah ruang ilusi?" batin Zhou Lin.Tanpa menoleh, Xue Ruo berkata kepada Raja Xue dan Yuang Shi."Ayah, Tuan Agung, sekarang pergilah. Beritahukan kepada semua tetua Sekte yang masih ada di kota ini untuk mengungsikan seluruh penduduk kota. Karena kota ini akan hancur dalam waktu dekat...Tak hanya itu, aku juga merasa was-was jika mengeluarkan kekuatan Dewi Biru terlalu besar..." pinta Xue Ruo."Baik putriku, kami akan segera mengurus semua orang. Kau tetaplah waspada, dia bukanlah lawan yang mudah..." ucap sang ayah. Dia tak tahu harus berkata apa lagi kepad
Xie Kwang dan belasan Pendekar lainnya terkejut setengah mati saat Palu Kepala Naga milik Yuang Shi itu berubah menjadi sosok seekor Naga hitam dengan ukuran raksasa. Kemunculan Naga itu menciptakan badai yang menghantam tameng raksasa milik mereka. Hal itu membuat tekanan menjadi semakin besar dan berdampak pada kehancuran di sekitar tempat tersebut.Orang-orang kota Yangzhou berteriak ketakutan sambil melarikan diri dari rumah mereka yang mulai hancur diterjang badai. Namun, tak sedikit dari mereka yang tak sempat menyelamatkan diri tewas tertimpa bangunan yang hancur.Xie Kwang yang memimpin para Pendekar itu terkejut melihat daya hantam Naga Kuno yang luar biasa hingga menghancurkan segalanya. Bahkan tameng raksasa yang mereka ciptakan mulai terlihat retak."Gawat...! Tahan sekuat yang kalian bisa! Jangan biarkan Naga keparat ini menghancurkan formasi milik kita! Atau semuanya akan hancur olehnya!" teriak Xie Kwang."Ayo kita kerahkan semua tenaga yang kita miliki!" teriak para Pe
Zu Feng terkejut saat melihat Bara Sena yang sudah berada tepat di atas kepalanya dengan Pedang yang siap untuk dia hujamkan kearah batok kepalanya."MATI kau!" teriak Bara. Pedang Sepasang Naga Emas menghujam dengan cepat. Namun, Zu Feng berhasil berkelit dengan cepat sehingga serangan cepat Bara hanya menemui tempat kosong.Clap!Pedang menghujam ke lantai hingga menancap setengah nya. Zu Feng bergerak cepat membentuk rapalan."Tak semudah itu bocah!" teriak Zu Feng sambil melepas pukulan tangan kosong kearah Bara yang tak sempat menghindar.Dar!Gelombang angin tak terlihat itu menghantam dada Bara Sena dengan telak sehingga membuat tubuh pemuda itu terpental beberapa tombak ke belakang. Untungnya pedang di tangannya ikut tercabut sehingga Zu Feng tak bisa mengambilnya. Hanya saja tak cukup sampai disitu saja serangan yang dilancarkan oleh pria tersebut. Zu Feng kembali menyerang Bara Sena yang baru saja mendarat dilantai."MATI kau sialan!" teriak Zu Feng sambil meninju kearah waj
"Hoeeeeeekkkk!"Buah persik yang masuk kedalam mulut Zu Feng pun berhasil dia muntahkan setelah hampir satu jam berusaha keras mengeluarkan buah tersebut. Terlihat wajah pria tersebut akhirnya bisa bernapas lega karena sebelumnya dia hampir mati karena tidak bisa bernapas."Dasar kau ini ya, sudah minta malah dimuntahkan. Tahu seperti ini, tidak aku kasihkan buah persik tadi padamu. Kau tidak tahu kan, itu buah apa sebenarnya?" ucap Bara."Buah apa memangnya?" tanya Zu Feng tidak penasaran. Yang jelas, bagi Zu Feng, buah persik itu hampir saja membunuh dirinya. Buah laknat."Itu adalah buah persik dewa yang aku tanam sendiri, dan hanya aku yang memilikinya. Dengan kata lain, buah itu sangatlah langka, hanya ada di dunia dewa...Tak mungkin buah itu bisa tumbuh di dunia manusia." kata Bara sambil kembali menggigit buah persik miliknya. Krauuuuukkk!"Tapi itu terlihat seperti buah persik pada umumnya. Apanya yang istimewa?" tanya Zu Feng yang belum juga merasa penasaran karena masih saki
Zu Feng bangkit berdiri setelah tubuhnya ditendang dan masuk kedalam pepohonan buah persik. Dia berteriak kesal."Tempat apa ini...!? Baru saja tiba langsung mendapat serangan!" umpatnya sambil melangkah keluar dari rumpun pepohonan.Dia menoleh ke kanan dan kekiri. Banyak buah persik berjatuhan di sekitarnya. Dengan perlahan dia mengambil salah satu buah tersebut. Di pandanginya buah tersebut selama beberapa saat."Ini buah yang sama dengan buah persik yang dimakan olehnya. Sepertinya ini enak dan tidak berbahaya..." batinnya.Saat mulut Zu Feng terbuka dan hendak menggigit buah tersebut, tiba-tiba muncul Jung Seo yang mengagetkannya hingga buah di tangannya terjatuh kembali ke tanah."Hei anak kecil sialan! Siapa kau!? mengagetkan diriku saja!" umpat Zu Feng sambil melotot.Jung Seo pun membalasnya dengan mata yang juga melotot karena kesal dengan apa yang baru saja Zu Feng ucapkan."Justru aku yang seharusnya bertanya padamu babi! siapa kau, dan untuk apa datang ke perkebunan kami!
Sosok tersebut meletakkan tubuh Xue Ruo yang penuh dengan luka diatas tanah berumput tak jauh dari kota Yangzhou yang masih dalam keadaan kacau oleh pertarungan para Pendekar Aliansi melawan Yuang Shi. Sosok yang menyelamatkan Xue Ruo adalah Ketua Serikat Geni, alias Chang Mei."Hampir saja aku terlambat menyelamatkannya. Zhou Lin, bagaimana bisa kau menjadi begitu terobsesi pada Pedang itu? Apakah Zhou Yin yang berada di balik semua ini? Lalu, untuk apa kalian mengincar Pedang Sepasang Naga Emas?" batin Chang Mei.Dia kembali menatap Xue Ruo yang masih tergeletak tak bergerak sama sekali. Dia menghela napas lalu berjongkok didekat gadis itu untuk mengobati luka gadis tersebut.Bagaimana Chang Mei bisa menyelamatkan Xue Ruo dari kematian?Beberapa saat setelah terjadinya dentuman kekuatan petir milik Zhou Lin yang menghantam Xue Ruo, Raja Xue dan Yuang Shi, Chang Mei dan semua anggota Kedai Serikat Geni pun langsung keluar dari kedai mereka."Apa yang terjadi ketua?" tanya Wuwei."En