Zhou Lin Geni terkejut saat melihat keadaan tiga orang yang menerima serangan kekuatan petir miliknya tidak terluka sama sekali. Tak hanya itu, dia juga dibuat keget dengan perubahan pada sosok Xue Ruo yang saat ini menjelma menjadi Dewi Biru yang sangat cantik dan anggun."Siapa sebenarnya gadis ini? Rambutnya...Matanya, dia berubah menjadi biru...Tak hanya itu, perasaan nyaman dan damai ini...Sialan, apakah dia telah membuat sebuah ruang ilusi?" batin Zhou Lin.Tanpa menoleh, Xue Ruo berkata kepada Raja Xue dan Yuang Shi."Ayah, Tuan Agung, sekarang pergilah. Beritahukan kepada semua tetua Sekte yang masih ada di kota ini untuk mengungsikan seluruh penduduk kota. Karena kota ini akan hancur dalam waktu dekat...Tak hanya itu, aku juga merasa was-was jika mengeluarkan kekuatan Dewi Biru terlalu besar..." pinta Xue Ruo."Baik putriku, kami akan segera mengurus semua orang. Kau tetaplah waspada, dia bukanlah lawan yang mudah..." ucap sang ayah. Dia tak tahu harus berkata apa lagi kepad
Xie Kwang dan belasan Pendekar lainnya terkejut setengah mati saat Palu Kepala Naga milik Yuang Shi itu berubah menjadi sosok seekor Naga hitam dengan ukuran raksasa. Kemunculan Naga itu menciptakan badai yang menghantam tameng raksasa milik mereka. Hal itu membuat tekanan menjadi semakin besar dan berdampak pada kehancuran di sekitar tempat tersebut.Orang-orang kota Yangzhou berteriak ketakutan sambil melarikan diri dari rumah mereka yang mulai hancur diterjang badai. Namun, tak sedikit dari mereka yang tak sempat menyelamatkan diri tewas tertimpa bangunan yang hancur.Xie Kwang yang memimpin para Pendekar itu terkejut melihat daya hantam Naga Kuno yang luar biasa hingga menghancurkan segalanya. Bahkan tameng raksasa yang mereka ciptakan mulai terlihat retak."Gawat...! Tahan sekuat yang kalian bisa! Jangan biarkan Naga keparat ini menghancurkan formasi milik kita! Atau semuanya akan hancur olehnya!" teriak Xie Kwang."Ayo kita kerahkan semua tenaga yang kita miliki!" teriak para Pe
Zu Feng terkejut saat melihat Bara Sena yang sudah berada tepat di atas kepalanya dengan Pedang yang siap untuk dia hujamkan kearah batok kepalanya."MATI kau!" teriak Bara. Pedang Sepasang Naga Emas menghujam dengan cepat. Namun, Zu Feng berhasil berkelit dengan cepat sehingga serangan cepat Bara hanya menemui tempat kosong.Clap!Pedang menghujam ke lantai hingga menancap setengah nya. Zu Feng bergerak cepat membentuk rapalan."Tak semudah itu bocah!" teriak Zu Feng sambil melepas pukulan tangan kosong kearah Bara yang tak sempat menghindar.Dar!Gelombang angin tak terlihat itu menghantam dada Bara Sena dengan telak sehingga membuat tubuh pemuda itu terpental beberapa tombak ke belakang. Untungnya pedang di tangannya ikut tercabut sehingga Zu Feng tak bisa mengambilnya. Hanya saja tak cukup sampai disitu saja serangan yang dilancarkan oleh pria tersebut. Zu Feng kembali menyerang Bara Sena yang baru saja mendarat dilantai."MATI kau sialan!" teriak Zu Feng sambil meninju kearah waj
"Hoeeeeeekkkk!"Buah persik yang masuk kedalam mulut Zu Feng pun berhasil dia muntahkan setelah hampir satu jam berusaha keras mengeluarkan buah tersebut. Terlihat wajah pria tersebut akhirnya bisa bernapas lega karena sebelumnya dia hampir mati karena tidak bisa bernapas."Dasar kau ini ya, sudah minta malah dimuntahkan. Tahu seperti ini, tidak aku kasihkan buah persik tadi padamu. Kau tidak tahu kan, itu buah apa sebenarnya?" ucap Bara."Buah apa memangnya?" tanya Zu Feng tidak penasaran. Yang jelas, bagi Zu Feng, buah persik itu hampir saja membunuh dirinya. Buah laknat."Itu adalah buah persik dewa yang aku tanam sendiri, dan hanya aku yang memilikinya. Dengan kata lain, buah itu sangatlah langka, hanya ada di dunia dewa...Tak mungkin buah itu bisa tumbuh di dunia manusia." kata Bara sambil kembali menggigit buah persik miliknya. Krauuuuukkk!"Tapi itu terlihat seperti buah persik pada umumnya. Apanya yang istimewa?" tanya Zu Feng yang belum juga merasa penasaran karena masih saki
Zu Feng bangkit berdiri setelah tubuhnya ditendang dan masuk kedalam pepohonan buah persik. Dia berteriak kesal."Tempat apa ini...!? Baru saja tiba langsung mendapat serangan!" umpatnya sambil melangkah keluar dari rumpun pepohonan.Dia menoleh ke kanan dan kekiri. Banyak buah persik berjatuhan di sekitarnya. Dengan perlahan dia mengambil salah satu buah tersebut. Di pandanginya buah tersebut selama beberapa saat."Ini buah yang sama dengan buah persik yang dimakan olehnya. Sepertinya ini enak dan tidak berbahaya..." batinnya.Saat mulut Zu Feng terbuka dan hendak menggigit buah tersebut, tiba-tiba muncul Jung Seo yang mengagetkannya hingga buah di tangannya terjatuh kembali ke tanah."Hei anak kecil sialan! Siapa kau!? mengagetkan diriku saja!" umpat Zu Feng sambil melotot.Jung Seo pun membalasnya dengan mata yang juga melotot karena kesal dengan apa yang baru saja Zu Feng ucapkan."Justru aku yang seharusnya bertanya padamu babi! siapa kau, dan untuk apa datang ke perkebunan kami!
Sosok tersebut meletakkan tubuh Xue Ruo yang penuh dengan luka diatas tanah berumput tak jauh dari kota Yangzhou yang masih dalam keadaan kacau oleh pertarungan para Pendekar Aliansi melawan Yuang Shi. Sosok yang menyelamatkan Xue Ruo adalah Ketua Serikat Geni, alias Chang Mei."Hampir saja aku terlambat menyelamatkannya. Zhou Lin, bagaimana bisa kau menjadi begitu terobsesi pada Pedang itu? Apakah Zhou Yin yang berada di balik semua ini? Lalu, untuk apa kalian mengincar Pedang Sepasang Naga Emas?" batin Chang Mei.Dia kembali menatap Xue Ruo yang masih tergeletak tak bergerak sama sekali. Dia menghela napas lalu berjongkok didekat gadis itu untuk mengobati luka gadis tersebut.Bagaimana Chang Mei bisa menyelamatkan Xue Ruo dari kematian?Beberapa saat setelah terjadinya dentuman kekuatan petir milik Zhou Lin yang menghantam Xue Ruo, Raja Xue dan Yuang Shi, Chang Mei dan semua anggota Kedai Serikat Geni pun langsung keluar dari kedai mereka."Apa yang terjadi ketua?" tanya Wuwei."En
Bara Sena menatap ke sekitar setelah dia keluar dari ruang dimensi. Matanya jelalatan mencari sesuatu. Zhou Lin yang ada tak jauh didepannya, menatap heran."Dia pasti mencari gadis itu...Bocah ini, aku bisa melampiaskan amarahku padanya!" ucap Zhou Lin dengan mata menatap tajam kearah Bara Sena."Hei, kau yang bertampang jelek! Dimana kau sembunyikan kekasihku!?" seru Bara.Terkejut Zhou Lin dirinya dipanggil dengan julukan tampang jelek. Padahal dia adalah pria paling digandrungi oleh para gadis di kekaisaran Zhou karena ketampanannya. Wajar saja karena dia memiliki darah Jaka Geni yang memang berparas tampan hingga ke tiga dunia."Kau berani memanggilku jelek...!? Kau sudah bosan hidup ya...?""Memang kau jelek bukan!?" sahut Bara.Zhou Lin geram dan tak bisa lagi menahan amarahnya. Dia pun langsung melesat dengan cepat bagai kilat yang menyambar. Bara Sena dibuat terkejut dengan kecepatan Zhou Lin yang jelas tidak main-main."Bagaimana Xue Ruo menghadapi pria ini!?" batin Bara la
Bara Sena menatap dengan takjub kearah Zhou Lin yang terlihat sangat berbeda saat ini. Kekuatan petir dan api phoenix membuat aura di sekitar benar-benar berubah. "Jika aku bertarung habis-habisan, sepertinya aku tidak memiliki peluang sama sekali untuk menang. Tapi, aku tak mau diam saja melihat anak paman yang menyebalkan ini...Baiklah, sepertinya waktu bagi semua Iblis dan kekuatan dewa milikku lepas kendali dariku...Aku juga akan meminta bantuan mereka yang ada di dalam Dunia Penyimpanan..." batin Bara Sena lalu dia menggigit jempolnya sendiri hingga berdarah.Kedua mata Zhou Lin menatap tajam apa yang pemuda itu lakukan."Apa yang akan kau lakukan dengan menggigit jempol seperti itu?" tanya nya.Bara tersenyum kecil. Raut wajahnya nampak mulai berubah. Aura Iblis Es dan Iblis Tanduk Api mulai nampak meski wujudnya belum muncul."Melepas kekuatan. Kau juga harusnya merasa terhormat karena ini pertama kalinya aku bisa melepas kekuatan yang seharusnya belum waktunya untuk melakukan