Beranda / Fantasi / Leah dan Rahasia Sihir / BAB 2 - Kota Brigstone

Share

BAB 2 - Kota Brigstone

Penulis: Kamila Rahma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-15 20:58:24

"Arez tunggu!"

Seorang perempuan berambut panjang dengan pakaian khasnya, berjalan tegesa untuk menghampiri pria yang ia panggil sejak tadi.

Gadis itu adalah Leah, satu-satunya putri dari kediaman keluarga Count Kris.

Meskipun ia memiliki tubuh yang tidak bisa dibilang mungil, namun mengejar Arez tentu saja membutuhkan usaha lebih.

"Ku bilang tunggu!" teriak Leah yang mulai kesal karna tak kunjung bisa menyamakan langkahnya.

"Lihatlah apa yang ku temukan!" teriaknya sekali lagi berharap agar berhasil menarik perhatian Arez.

Namun usahanya gagal.

Bahkan tanpa menoleh, Arez hanya berkata "Cepat kembalikan jika kau mencurinya." lalu ia kembali melanjutkan langkahnya dan mengabaikan Leah yang masih tertinggal di belakang.

Count Kris adalah paman Arez, dan Leah adalah putrinya. Usia mereka pun hanya berjarak satu tahun Leah lebih muda, membuat keduanya menjadi sangat mudah untuk akrab.

"Apa kau sungguh tak mau memelankan sedikit langkahmu itu, Arez?!"

Seketika Arez memelankan langkah kakinya.

Namun bukan karna Leah, melainkan karena dirinya teringat akan suatu hal dan membutuhkan bantuan Leah untuk itu.

"Akhirnya kau mendengar ku," kata Leah sarkas saat dirinya kini sudah berjalan sejajar dengan sepupunya itu.

Namun Arez tak memperdulikan sindiran Leah.

"Leah."

"Ya?"

"Kapan kau menemui Dante?"

Leah sempat terdiam saat mendengar pertanyaan Arez. Ia kini mengerti alasan sepupunya itu memelankan langkahnya.

"Jadwalku dengannya masih besok. Ada apa." jawabnya sedikit ketus.

"Tanyakan padanya, kapan ia akan kembali?"

Dante adalah putra sulung keluarga Hans, kakak tertua Arez. Keluarga mereka tidaklah buruk namun juga tidak bisa dibilang harmonis. Hans dan Dante memang tidaklah akrab, keduanya seakan menyimpan rahasia satu sama lain. Setiap Hans kembali dari perang, saat itu lah Dante menyibukkan diri di rumah penelitiannya.

"Arez.." panggil Leah ragu-ragu.

"Apa besok paman telah kembali dari misinya?sambungnya.

"Entahlah, aku belum mendengar kabar dari Duke."

Duke Hans terkenal dengan julukannya pahlawan perang. Tidak ada yang berani dengannya kecuali Lilyana, ibunda Arez.

Percakapan keduanya pun terhenti. Mereka sempat berjalan berdampingan dalam keheningan.

"Baiklah, aku akan melakukan apa yang kau minta. Tapi kau juga harus mengabulkan satu permintaan ku."

Arez sontak mengernyitkan dahinya mendengar ucapan Leah.

"Hei kau tahu kan, kakakmu itu sangatlah mengerikan ketika ada yang mengajaknya membicarakan hal 'begini' bukan. Jadi, aku tidak mau mempertaruhkan nyawaku dengan sia-sia, oke!"

"Ya sudah kalau kau tak mau. Padahal jika kau mau, nanti sore pun aku akan menemuinya," kata Leah mengejek saat mendengar Arez menghembuskan nafasnya jengkel.

"Baiklah. Jadi cepat sebutkan apa yang kau mau."

Mendengar jawaban Arez, tanpa sadar raut wajah Leah berubah menyeringai puas. Ekspresinya seperti seseorang yang sedang menjalankan ide jahil.

"Besok siang datanglah ke sini. Aku membutuhkan bantuanmu sebagai laki-laki."

"Apa yang akan kau- hmp?!"

Leah lebih dulu membungkam mulut Arez sebelum selesai bertanya.

"Sudah, datang saja ke sini besok dan kau akan mengetahuinya," ujar Leah sembari menepuk-nepuk bahu Arez.

"Bagaimana, apa kau setuju?" tanya Leah sekali lagi yang kemudian disusul anggukan dari Arez.

"Oke, deal!" teriak Leah.

Dirinya bersorak kecil mengetahui jawaban Arez dan segera melepaskan tangannya dari sepupunya itu.

"Apa yang membuat mu sesenang itu, putriku?"

Tiba-tiba terdengar suara yang tak asing bagi Arez dan Leah. Siapa lagi jika bukan count Kris.

"Ayah!" teriak Leah sembari memeluk ayahnya.

Ia adalah Count Kris, ayahanda Leah dan pemimpin para ksatria A.

"Kau datang lebih awal hari ini, Arez?" ucap count Kris menyapa Arez.

Enggan menganggu percakapan ayahnya, sontak Leah pun segera melepaskan pelukan dari Count Kris.

"Iya paman, tadi pagi Max terus memaksa ingin memakan rumput di danau bukit istana."

Max adalah kuda hitam milik Arez, hadiah dari ayahnya karena telah berhasil menunggangi kuda. Sama seperti Leah, kuda milik Arez telah menemani Arez sejak masih berusia kanak-kanak.

"Wow, sepertinya kau sangat memperhatikan kudamu itu ya daripada saudara mu sendiri." cibir Leah.

Hal itu justru memancing tawa dari paman Kris dan juga Arez, meskipun dirinya hanya tertawa tipis.

"Memiliki peliharaan itu menyenangkan, putriku. Cobalah memilih salah satu hewan dan jadikan peliharaan milikmu. Setelah itu kau akan mengerti apa yang dirasakan oleh Arez," ujar paman Kris.

"Aku tak mau memelihara kuda, ayah. Aku ingin memelihara sesuatu yang lain. Sesuatu yang membuat adrenalin ku tertantang!" jawab Leah.

"Hahahaha, mana ada yang seperti itu."

Ayahnya bukan menertawakan keinginan Leah, namun ia menertawakan tingkah gemas putri satu-satunya itu.

"Beri tahu ayah jika kau sudah menemukannya. Ayah bersumpah akan mengizinkan keinginan mu."

"Sungguh!" tanya Leah yang dibalas anggukan dari ayahnya.

"Wow! Ayah terbaik!!" teriak Leah sekali lagi sembari memeluk ayahnya kembali.

Namun ia segera melepaskan pelukannya saat seorang Ksatria tiba-tiba datang menghampiri. Mengalihkan pandangan Count kepadanya.

"Kapten, semua sudah siap."

Ia adalah salah satu anggota ksatria di sana. Mereka adalah ksatria kediaman Count Kris dan beberapa di antara mereka banyak yang terpilih sebagai Ksatria Kerajaan tim A.

Ksatria Kerajaan terbagi menjadi 2 tim, yaitu tim A dan B. Ksatria tim A bertugas menjaga wilayah Brigstone. Sementara ksatria kerajaan tim B memiliki tugas untuk berjaga di perbatasan, yaitu Murloc.

Brigstone adalah sebuah pusat kota di wilayah negeri Bumera, dengan luas area yang cukup besar dan dipimpin langsung oleh Emperor Rashzan. Berbeda dengan wilayah yang dipimpin oleh Raja Eiridis, area yang kerap disebut dengan perbatasan Murloc itu berada di ujung negeri dan tidak seluas Brigstone karena tertutup hutan.

"Baiklah, ayo latihan segera kita mulai!"

"Baik, kapten!"

Seluruh ksatria termasuk Arez mulai sibuk dengan latihan mereka masing-masing. Sedangkan Leah, ia memutuskan untuk masuk ke dalam rumah untuk melanjutkan kegiatannya sebelum pergi ke tempat penelitian. Latihan Arez dan para ksatria dilakukan di kediaman Count. Tempat tujuan di mana Arez dan Leah melangkah.

Sore itu berjalan seperti biasa. Para anggota di tempat latihan itu, semuanya berlatih dengan sungguh-sungguh. Hingga tanpa sadar, matahari sudah mulai menyembunyikan dirinya.

"Latihan cukup sampai di sini. Kalian boleh beristirahat."

Count mengakhiri latihan sore itu dan mempersilahkan mereka untuk beristirahat termasuk Arez.

"Arez."

Mendengar namanya dipanggil, sang pemilik nama pun menoleh ke sumber suara bersamaan dengan langkahnya yang terhenti.

"Iya paman?"

Ternyata Count Kris lah pemilik suara yang memanggil Arez. Ia datang dengan keranjang cokelat yang berada di tangan kanannya.

"Ini, berikan ini pada ibumu. Bibimu yang menyuruhku memberikannya," ucapnya sembari memberikan sebuah keranjang yang berisikan buah-buahan segar.

Bibi Lannie adalah nama dari istri paman Kris. Ia adalah adik kandung Lilyana, ibunda Arez.

"Ucapkan salam dan terimakasihku pada bibi Lannie, paman." ucap Arez yang dibalas anggukan pamannya.

"Kalau begitu, aku pamit pulang paman," lanjut Arez.

"Berhati-hatilah."

Bersamaan dengan keranjang buah yang Arez bawa pergi, count juga turut pergi meninggalkan tempat latihan. Menyisakan peralatan latihan yang memang telah terpasang di sana.

Hari itu sudah cukup gelap untuk Arez berjalan kembali ke rumahnya. Namun dirinya justru menikmati menyusuri malam hari di kota Brigstone bersama kuda di sebelahnya.

"Bukankah ini kota yang sangat nyaman, Max?"

Seakan mengerti ucapan tuannya, Max mengeluarkan suara miliknya hingga membuat Arez terkekeh.

"Aku ingin berterimakasih kasih ke paduka raja karena telah menciptakan suasana kota senyaman ini."

Kota Brigstone adalah kota yang nyaman bagi penduduknya. Rakyatnya satu sama lain hidup damai dan tenang, tidak ada penjahat ataupun pengemis di sana. Semuanya satu sama lain saling bahu membahu. Termasuk membantu menciptakan lingkungan yang asri dengan banyaknya tanaman dan melarang sampah berserakan sembarang. Bahkan air sungai dapat diminum karena sangat bersih dan segar.

Sungguh kota yang menakjubkan bagi Arez, kala itu.

Bab terkait

  • Leah dan Rahasia Sihir   BAB 3 - Kediaman Duke Hans

    "Kenapa kau tidak menaiki kudamu, Arez." "Tidak, ibu. Cuaca hari ini sangat bagus untuk berjalan kaki." "Begitu ya?" ucap seorang wanita paruh baya yang sedang merapikan tanaman hiasnya. Wanita itu adalah ibunda Arez, Duchess Lilyana. "Iya, ibu juga seharusnya sering-seringlah berjalan kaki di luar." sahut Dante tiba-tiba yang muncul dari pintu utama, lalu menarik kursinya untuk duduk di meja makan. "Putraku, bagaimana penelitian mu sayang?" Duchess pun mengikuti Dante yang duduk di bangku meja makan, lalu menginstruksikan para pelayan untuk menghidangkan makanan. "Semuanya berjalan lancar ibu, hanya kurang beberapa untuk segera diselesaikan." "Apa yang kau teliti, Dante?" "..Nanti jika sudah selesai, ibu pasti akan tahu. Tunggulah sebentar lagi, ibu." "Jangan paksakan dirimu. Tetap perhatikan kesehatanmu, nak. " "Iya ibu. Kembali ke rumah dan makan bersama ibu adalah hal terbaik untuk kesehatanku" ucap Dante lembut. "Kau ini bisa saja merayu ibumu. Ayo cepat dimanka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Leah dan Rahasia Sihir   BAB 4 - Tanaman Obat

    Hari itu adalah hari keluarga bagi kediaman Duke. Duchess sengaja meminta butler untuk mengosongkan jadwal Duke, sore hari ini. Ia ingin membawa anggota keluarganya pergi minum teh bersama di taman. Seakan dirinya tahu, tak akan ada lagi hari keluarga untuk mereka. Namun harapan Duchess gagal begitu saja, ketika Emperor tiba-tiba memanggil Duke untuk segera ke Istana. "Kenapa Yang Mulia tiba-tiba memanggilmu. Apa yang sebenarnya ingin ia bicarakan." Lilyana menghentikan suaminya, tepat sebelum Duke memasuki ruang kerja. "Tenanglah, sayang. Mungkin Yang Mulia hanya ingin menyapaku, setelah sekian lama aku tidak kembali ke kota." "Ia yang mengirimmu ke perbatasan dan sekarang ia berpura-pura ingin menyapamu. Apa itu masuk akal." Jika Count Kris adalah kapten dari ksatria tim A, maka Duke Hans adalah kapten dari ksatria tim B. Para ksatria yang ditugaskan untuk menjaga wilayah gerbang perbatasan Murloc dari para monster. "Ayah akan pergi?" tanya Arez saat melihat kedua orang tuany

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Leah dan Rahasia Sihir   BAB 5 - Langit Kemerahan

    Kini tinggal aku sendirian di bangunan tua ini. Kedua manusia yang tadi membantuku mulai menghilang dari pandanganku. "Lebih baik aku bersiap-siap agar nanti bisa langsung dikerjakan" ucapku seraya menghampiri karung-karung yang telah diletakkan oleh Arez dan Galen. Aku mulai menata tumpukkan karung-karung dan memisahkan beberapa tumbuhan sesuai jenisnya. Jumlahnya tak terlalu banyak, namun tanaman yang ku peroleh jauh lebih banyak dari biasanya. "Ini adalah penemuan terbaruku. Dante pasti sangat bangga padaku!" ucapku puas saat melihat tanaman obat di sekelilingku. "Apalagi tanaman itu, ia pasti terkejut ketika melihatnya" ungkapku sembari menatap salah satu tanaman obat yang memang sangat sulit untuk didapatkan. Khusus tanaman tersebut akan aku simpan terlebih dahulu, dan ketika ulangtahunnya tiba akan aku jadikan tanaman itu sebagai kado spesial dariku. Bukan hanya tanaman yang cukup langka saja yang ku sisihkan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Leah dan Rahasia Sihir   BAB 6 - Forest Cabin

    Leah masih belum mampu mencerna semua hal di otaknya. Lengannya terasa sakit, sama seperti kepalanya yang terus berdenyut seakan memaksa dirinya untuk kembali terpejam. Kejadian di rumah penelitian bersama Dante ataupun keadaan di hadapannya sat ini, Leah berusaha menguhubungkan keduanya. "Sebenarnya, sudah berapa lama aku tak sadarkan diri.." gumam Leah. Ia berusaha melihat di sekelilingnya melalui celah dari bahu Galen. Namun sayang, tatapannya terus terganggu oleh lautan manusia yang berlalu lalang, beserta jeritan yang saling bersahut. Tak sedikit orang yang bahkan memang sengaja menubrukkan diri mereka ke Galen, karena rasa takut menyelimuti pandangan mereka. "Kakak. Berpegangan lah yang erat. Orang-orang mulai tidak bisa mengendalikan diri mereka" ucap Galen. Galen memperkuat genggamannya untuk memastikan, agar Leah tidak akan terlepas darinya. "Kita akan kemana?" tanya Leah lirih. "Kak Arez telah menunggu kita di dek

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Leah dan Rahasia Sihir   BAB 7 - Galen dan Ingatannya

    "Huwah! Terimakasih kak Arez telah menyelamatkan aku dari belenggu kakak!" Sepanjang perjalanan pulang, Galen terus mengeluh menggunakan suara lantangnya. Pria itu terus mengeluhkan kakaknya yang selalu memberikan banyak perintah. "Kak Leah itu sama seperti ibu. Tidak akan pernah berhenti memberi perintah dari A hingga A lagi. Rasanya aku bisa gila kalau terus menerus begini!" lanjutnya. Arez yang sejak tadi hanya diam mendengarkan, ia sengaja mengacak-acak rambut Galen, bersamaan dengan tawa kecil yang masih melekat di wajahnya. Ia sangat hafal dengan sifat Leah, dan membuatnya paham dengan segala kekesalan Galen. Setelah pergi dari rumah penelitian milik Leah, kedua orang itu terus berjalan menuju ke istana. Arez sengaja ingin ke istana karena tahu kalau ayahnya sedang berada di sana. Sedangkan Galen tak ada alasan khusus, karena ia hanya ingin mengikuti saudara laki-lakinya pergi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Leah dan Rahasia Sihir   BAB 8 - Sihir Merah

    "Arez!" Terdengar suara seorang wanita yang tak asing untuknya, memanggil nama Arez dari belakang. Suara itu adalah milik ibunya, Duchess Lilyana, bersama Countess Lianne di sampingnya. Duchess memeriksa Arez dari ujung kepala hingga kakinya, memastikan tidak terlihat darah di sana. Lalu ia segera memeluk Arez, bersyukur karena putranya dalam keadaan baik-baik saja. Lilyana sangat cemas karena tidak melihat kedua putranya sejak tadi. Apalagi setelah mendengar dari Lianne bahwa ia sempat bertemu Arez, Duchess segera berlari ke tempat di mana yang diceritakan oleh Lianne, untuk melihat putranya. "Syukurlah kau tak terluka.." ucap Duchess sembari melepas pelukannya. "Arez, dimana Galen?" Kini bibinya lah yang memanggil namanya. "Ia pergi menjemput Leah, bibi. Kami telah berjanji akan bertemu di bangunan tua milik keluarga Hugo." "Baiklah, bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Leah dan Rahasia Sihir   BAB 9 - Skye dan Sihirnya

    (Leah Pov) Usai melihat crystal ball pemberian Blair, suasana di rumah ini terasa semakin pengap. Termasuk juga untukku dan Arez, ketika melihat bagaimana sihir merah itu datang dan membawa pergi keluarga kami. "Leah." Arez memanggilku. Ia nampak sangat kusut, semenjak melihat Duchess yang telah menghilang lebih dulu. "Bagaimana keadaanmu" sambungnya. "Aku merasa lebih baik. Setelah meminum minuman dari Galen, tubuhku terasa sehat kembali." Sebenarnya bukan karena minuman dari Galen, karena aku bahkan belum meminumnya. Tetapi aku harus memastikannya terlebih dahulu kepada Blair, sebelum menyimpulkannya sendiri. "Leah, apa yang terjadi padamu" ucap Arez sembari duduk di sebelahku. Maksud dari pertanyaanya, pasti mengenai Dante beberapa saat

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Leah dan Rahasia Sihir   BAB 10 - History of the Gate

    "Bagaimana bisa kau menemukan kami di sini?" ucap Arez memulai percakapan dengan Blair. Usai pergi meninggalkan Leah, mereka berdua saat ini tengah berada di dekat perapian yang telah mati di bangunan itu. Walaupun saat itu cuaca sedang dingin, namun karena pintu dan seluruh jendela telah tertutup rapat, angin dari udara luar tidak dapat menembus masuk ke dalam. "Kedua orang tua kalian yang memberi tahu kami" jawabnya. "Sejak kapan" tanya Arez sembari menoleh ke arah Blair berada. Blair sempat terkejut saat Arez menoleh kepadanya, karena jarak mereka yang cukup dekat, memudahkan Blair untuk melihat bola mata Arez dari dekat. Tetapi ia segera menoleh ke arah berlawanan, mengembalikan kesadarannya untuk menjawab pertanyaan Arez dengan jawaban yang sedikit lebih serius dari sebelumnya. "..Mungkin kau belum mengetahui ini, Arez. Bahwa Duchess dan Countess, sebenarny

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23

Bab terbaru

  • Leah dan Rahasia Sihir   Bab 30 - Para Guardian

    Ketika para Raja sedang berdiskusi di ruangan mereka, sebuah diskusi kecil juga tengah terjadi di antara para Guardian. Mereka saling terhubung satu sama lain, sesuai dengan ikatan dan ingatan pemilik mereka. Seperti saat ini, meskipun tak ada Trisha di sisi mereka, namun para Guardian tetap mengkhawatirkan keadaannya dan mencari tahu keberadaannya. "Sudah pasti semua ini ulah Joanna" ucap Pegi memulai percakapan mereka. Hanya ada Pegi, Sierra dan Rvo di sana. Mereka tidak berbicara, kecuali melalui isi kepala dan berbagai gerakan tubuhnya. Salah satunya Rvo yang terus berjalan mondar-mandir dan mengepakkan sayapnya namun tidak terbang. "Joanna, siapa dia?" balas Sierra. "Ia adalah seorang penyihir yang tadi menyerang Raja Eiridis dan teman-teman Blair" balas Pegi. "Oh jadi dia pelakunya. Lain kali jika aku melihatnya akan aku hancurkan wajahnya" ucap Rvo sembari memperlihatkan taringnya yang tajam. "Tenanglah, Rvo. Sebaiknya kita fokus mencari tahu keberadaan Trisha dan menye

  • Leah dan Rahasia Sihir   BAB 29 - Portal Sihir

    "Putra mahkota, apakah kami bebas memilihnya?" "Tentu saja Countess. Temukan kuda yang kau sukai."Lianne memang sangat mencintai kuda. Salah satu kegiatan yang paling ia sering lakukan adalah berkuda. Tentu saja berada di antara belasan kuda kerajaan membuatnya begitu senang. Ia langsung berlari mendekati kuda-kuda yang berjejer di kandangnya, mengabaikan Karzian dan Lilyana yang tertinggal di belakang."Semua kuda ini dulu milik Empress" ucap Karzian kepada Lilyana."Lantas belasan kuda itu sekarang siapa yang merawatnya?""Mereka adalah aset kerajaan dan menjadi tanggungjawab kami. Siapapun bangsawan yang ingin meminjamnya kami persilahkan."Empress mulai menyukai kuda semenjak sahabatnya, Eliza yang melatihnya."Kau tidak memilih kudamu sepertinya?" ujar Karzian seraya melirik Lianne."Haha, tidak perlu. Saya menerima kuda mana saja yang dipilih untuk saya, putra mahkota.""Aku kira kau juga sama menyukai kuda seperti Countess.""Sejak kecil hanya Lianne dan Eliza yang tertarik d

  • Leah dan Rahasia Sihir   BAB 28 - Buku Hijau Empress

    Setelah melalui perjalanan panjang di tempat kumuh dan gelap, akhirnya Karzian bersama Duchess serta Countess, mereka telah berhasil menuju pintu rahasia yang menghubungkan langsung ke ruangan milik Empress. Sebuah ruangan bernuansa hijau yang dipenuhi oleh lemari buku menjulang tinggi. Karena lemari-lemari buku itulah, pintu rahasia yang tadi mereka lewati dapat tersembunyi dengan baik. "Akhirnya! aku terbebas dari bau busuk itu.." kata Lianne. Begitu masuk ke dalam ruangan Empress, Lianne cepat-cepat menghirup nafas lega untuk mengobati paru-parunya yang hampir terkontaminasi aroma busuk. "Putra mahkota, setelah ini kita tak perlu melewati gorong-gorong seperti barusan, bukan?" tanyanya. Karzian pun menoleh padanya. "Tenanglah Countess, tak ada lagi jalanan bau dan kotor seperti tadi." "Hah.. syukurlah" ucap Lianne lega. Countess segera membenamkan dirinya di salah satu sofa b

  • Leah dan Rahasia Sihir   Bab 27 - Kedatangan Duke

    "Mengapa hanya kalian. Kemana Lilyana dan Lianne?" ujar Raja Eldof sesaat setelah menemui Duke dan Count.Ia mengira bahwa kedua putrinya telah tiba di istana dan tengah pergi ke suatu tempat. Awalnya raut wajah Raja Eldof nampak senang, seperti seorang ayah yang menunggu putrinya. Tetapi ekspresi senangnya pudar perlahan, tergantikan dengan kekecewaan saat melihat Duke yang justru membungkuk padanya."Rupanya aku salah paham ya?" Raja Eldof pun sadar. Lantas ia hanya terkekeh kecil, dengan bibir yang hanya terangkat di salah satu sisinya. "Tenanglah Yang Mulia. Lilyana dan Lianne baik-baik saja" ungkap Duke.Eiridis kemudian menepuk pelan bahu Eldof, bermaksud menguatkannya."Mereka ada di mana sekarang?" tanya Eiridis."Kenapa mereka tak ikut denganmu, Duke?" sahut Archmage turut menimpali."Lilyana dan Lianne saat ini tengah menjalankan tugas bersama putra mahkota Karzian, Yang Mulia. Putra Mahkota memecah

  • Leah dan Rahasia Sihir   BAB 26 - Berkumpulnya para Raja

    "Pegi, bisakah kau memberitahu para Guardian tentang kejadian hari ini. Aku butuh bantuanmu untuk memanggil para Raja kemari." Raja Eiridis meminta bantuan Pegi untuk menggunakan kemampuan telepatinya. "Kau tak perlu memanggil Trisha, karena berada cukup jauh dari kita" sambungnya. Pegi kemudian memejamkan matanya untuk beberapa saat. Raja Eiridis menggunakan waktu tersebut untuk berbicara dengan Raja Eldof. "Eldof, terimakasih bantuanmu." Raja Eldof hanya mengangguk, kemudian ia berkata "Bagaimana dengan keadaanmu, Eiridis." "Aku sudah jauh lebih lebih baik. Ucapkan terimakasih pada Mage muda itu." Mage muda yang dimaksud adalah Skye. Ia telah menceritakan semuanya kepada Eldof saat dirinya dalam perawatan medis. "Akan aku sampaikan nanti." Mereka sempat terdiam sejenak, memastikan Pegi yang ter

  • Leah dan Rahasia Sihir   Bab 25 - Rahasia Bersaudara

    "Kakak, apa kalian baik-baik saja" ucap Galen. Ia menunggangi Pegi bersama Abigail di depannya. Lalu setelah mereka turun, Abigail menyerahkan Pegi kepada Blair. "Terimakasih sudah membawa Pegi kemari." Abigail hanya mengangguk, tetapi wajahnya nampak letih. Mungkin membawa Pegi kemari bukanlah hal yang mudah untuk mereka, para manusia tanpa sihir. "Ayo kita selamatkan Leah" ujar Arez. Mereka berbondong-bondong menghampiri bibir tebing dan saling sahut memanggil nama Leah meski tak ada balasan. "Cepat kita harus turun." "Skye, biarkan aku saja yang turun bersama Pegi." Mereka pun mengangguk menyetujui keputusan Blair. Karena hanya Blair yang sudah cukup akrab dengan Pegi. "Berhati-hatilah, Blair." Blair segera menunggangi Pegi dan membisikannya sebuah kalimat.

  • Leah dan Rahasia Sihir   Bab 24 - Kecurigaan Blair

    (Blair POV)Hari ini aku dan Arez sebenarnya berencana akan pergi ke perbatasan untuk mencari keberadaan monster yang tersisa. Tetapi sepertinya rencana kami harus diundur, lantaran pagi ini sudah ada keributan yang tak terduga di depan istana."Kenapa ribut sekali, ada apa di sana."Terlihat Abigail dan Galen tengah berbicara dengan seseorang di depan gerbang. Hanya ada satu orang sepertinya, tetapi suaranya samar-samar bisa terdengar olehku dan Arez."Entahlah. Ayo kita ke sana, Arez."Kami kemudian bergegas menghampiri mereka. Saat jarak kami sudah mulai cukup dekat dengan gerbang istana, barulah terlihat dengan jelas siapa sosok yang membuat keributan di depan sana. "Arez, bukankah itu raja dari duniamu?" "Kau benar, ia adalah Raja Eiridis." Raja Eirids datang terpontang panting dengan tubuh yang berlumuran darah. Ia menghampiri Abigail dan Galen yang berada lebih dekat dengannya. Sontak Arez pun sedik

  • Leah dan Rahasia Sihir   BAB 23 - Bantuan Dante

    (Leah POV) "Hei, tunggulah di sini" ucap Skye. Ia tiba-tiba melepas tanganku dari lengannya dan menatapku lekat. "Kau mau kemana?" tanyaku. "Aku akan membawa Raja Eiridis pergi dari sana." "Baiklah, aku akan membantumu-" "Tidak perlu, aku tidak akan lama." "H-hei, tunggu!" Walaupun aku sangat ingin berteriak memanggil namanya, tetapi niatan itu harus ku urungkan. "Menyebalkan" gerutuku. Skye telah meninggalkanku di sini. Padahal tadi dia yang bilang, kalau kita tak dapat membantu apapun dan lebih baik bersembunyi. Tapi lihatlah sekarang, dia sudah berada di sana, menuntun Raja Eiridis dan merangkulnya. "Jasper, Skye, kalian berjuanglah..." ucapku lirih. Baik Jasper ataupun Skye, mereka tengah berjuang melawan sosok itu untuk menyelamatkan Raja Eiridis. Sedangkan aku hanya menunggu di sini, tanpa melakukan apapun. Aku sadar bahwa kemampuanku belum cuku

  • Leah dan Rahasia Sihir   BAB 22 - Leah dan Jasper

    "Astaga, kemana ia pergi" gerutunya. Sejak pagi berada di sana, perempuan itu terus menggerutu seorang diri. Ia adalah Leah, dan dirinya tengah sibuk berkeliling mengitari tempat yang sama sebanyak 7 kali usai Abby menitipkan Jasper padanya. "Jasper, di mana kau?" teriaknya. Leah terus melihat ke sekitar, mencari kucing hitam milik Abby yang tiba-tiba saja menghilang dari sisinya."Abby tolong aku, Jasper hilang.." ucapnya lirih sembari terus mencari Jasper.Ia terlalu fokus mencari di mana keberadaan Jasper. Saking fokusnya, bahkan ia tak menyadari kedatangan Skye yang muncul dari belakang. "Apa yang kau cari?" ucap Skye. Mendengar ada seseorang di belakangnya, Leah segera menoleh ke arah Skye dan menjawabnya. "Jasper. Aku tak melihatnya sejak pagi" balasnya singkat, lalu kembali sibuk mencari Jasper di balik semak-semak taman. Leah seakan tak perduli dengan Skye dan lebih memilih

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status