Home / Romansa / Lady D Milik Sang Penguasa / Bab 98. Mari mengulang malam itu

Share

Bab 98. Mari mengulang malam itu

Author: Runayanti
last update Last Updated: 2025-04-04 09:08:26

Jantung Yama berdetak cepat. Ia tahu ada yang tidak beres. Dea tidak mungkin pergi tanpa menghabiskan makanannya, dia ingat bagaimana Dea menghabiskan nasi goreng pada saat di rumah sakit. Dan minuman boba itu, aneh!

"Dea!" serunya, berharap mendapat jawaban. Tapi tidak ada siapa pun.

Ia segera berlari keluar, mencari siapa saja yang bisa memberinya jawaban. Matanya menyapu lorong, mencari sosok Sanjaya yang mungkin berada di sana. Entah kenapa, tiba-tiba ia merasa pria itu yang bertanggung jawab atas semua ini.

"Ada yang aneh!"

Yama keluar dari ruangan itu dengan perasaan tidak enak. "Segera cek rekaman CCTV!"

Mereka segera berlari ke ruang sekuriti.

Dengan kekuasaan yang dimiliki oleh Pangeran Edward, mereka bebas mengakses data Rumah Sakit.

Kedua mata Yama membulat sempurna pada saat melihat bayangan Sanjaya mengendong Dea keluar dari kamar inap ayahnya ke kamar lain.

"Di sana!" Tanp

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 99. Obat yang kuat

    "Kau adalah Yamaaa... pria tampan milikku!" celoteh Dea dengan wajah yang mulai memerah. Dea masih berusaha menarik Yama kembali ke dalam pelukannya. Napasnya semakin berat, tubuhnya tampak panas dan berkeringat."Yama... jangan pergi dong..." rengeknya, suaranya manja.Yama menggeram, merasa dadanya sesak melihat keadaan Dea seperti ini. Si brengsek yang memberinya obat ini akan membayar mahal! Tapi untuk saat ini, yang terpenting adalah memastikan Dea baik-baik saja. Ia meraih segelas air di meja dan menyodorkannya ke bibir Dea."Minum ini dulu. Kumohon, Dea," ucapnya dengan lembut, berusaha menenangkan gadis itu.Namun, Dea menggeleng, malah meraih tangan Yama dan mengecupnya. "Aku hanya ingin kamu..."Yama merasakan debaran jantungnya semakin cepat. Ia harus tetap waras! Harus tetap fokus!Pintu kamar tiba-tiba terbuka dengan keras. Seorang dokter paruh b

    Last Updated : 2025-04-04
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 100. Jangan pernah kau buang lagi benihku!

    Kemudian, tanpa memberi waktu bagi akal sehatnya untuk mengintervensi, Yama menindih tubuh Dea yang lemah di ranjang sempit rumah sakit itu. Bibirnya turun perlahan, menutup celah di antara mereka.Ciuman itu pertama kali terasa ragu, tetapi detik berikutnya menjadi lebih dalam dan menuntut. Dea mendesah manja, seolah-olah sangat dahaga. Dia merespons dengan gerakan pelan, tangannya yang lemah terangkat, meremas kerah baju Yama, seolah berusaha menahannya agar tidak pergi."Yama..." desah Dea dengan suara yang tidak dapat Yama abaikan. Suara yang membakar gairahnya secara penuh.Yama tahu ini salah. Dea masih dalam pengaruh obat, tubuhnya lemah, dan mereka ada di rumah sakit. Tapi di sisi lain, ia tidak bisa menahan diri. Perasaan yang selama ini ia kubur dalam-dalam akhirnya meledak di antara mereka.Inti mereka bersatu dengan semua kerinduan dan kebencian yang bercampur aduk, dalam keheningan kamar pasien yang menjadi saksi b

    Last Updated : 2025-04-05
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 101. Bibirmu manis sekali

    Tapi di sisi lain, ada rasa hangat yang bertahan di dadanya. Sesuatu yang ia takuti untuk akui selama ini. Bahwa ia merasa nyaman bersama Yama. Bahwa mungkin, hanya mungkin, ia mulai menyukai lelaki itu lebih dari sekadar malam bergairah. Cinta satu malam yang ada di novel atau drama ternama. Dan semalam, Dea tidak memungkiri kenikmatan dan kepuasan yang ia dapatkan.Saat Yama bergerak dalam tidurnya, Dea buru-buru menutup matanya, berpura-pura masih tidur. Ia bisa merasakan lelaki itu mengangkat kepalanya dan mendesah pelan."Dea... aku tahu kau sudah bangun."Dea membuka satu matanya, mendapati Yama menatapnya dengan ekspresi datar namun penuh perhatian."Kamu... sadar semalam?" tanya Dea, sedikit gugup."Tentu saja," jawab Yama, menyandarkan tubuhnya di sandaran ranjang. Kemejanya yang tidak terkancing, menampilkan lekuk otot perut berkotak-kotak yang membuat Dea merasa malu u

    Last Updated : 2025-04-05
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 102. Kuda jantan

    Dea menelan ludah, tangannya menggenggam erat selimut yang masih menyelimuti tubuhnya. Ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi ragu-ragu. Ia tidak tahu apa yang harus ia katakan. Bahkan, ia sendiri masih mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka.Yama memasukkan ponselnya ke dalam saku dan berbalik menatap Dea dengan ekspresi serius. “Kamu istirahat saja dulu di sini,” katanya dengan nada yang tidak bisa ditolak. “Aku akan keluar untuk mengurus sesuatu.”Dea menggigit bibirnya. Ada banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan, tetapi mulutnya seperti terkunci. Ia hanya bisa menatap Yama dengan ekspresi bingung.Seolah memahami pikirannya, Yama melangkah mendekat, menatapnya dengan intens. “Jangan pernah lari dariku lagi,” ucapnya dengan nada rendah, tapi penuh ancaman terselubung. “Atau aku akan benar-benar membencimu kali ini.”Dea menahan na

    Last Updated : 2025-04-06
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 103.Menolak bertemu

    Dengan perasaan puas, ia mengembuskan napas perlahan dan menyandarkan tubuhnya pada kursi. Matanya bersinar dengan kilatan kemenangan yang berbahaya."Tunggu saja, Dea... aku akan memastikan kehancuranmu kali ini."Di luar sana, dunia berputar seperti biasa. Langit biru membentang luas tanpa peduli pada konspirasi yang sedang direncanakan di bawahnya. Namun, bagi mereka yang terlibat dalam skenario ini, langit tak lebih dari saksi bisu dari kisah yang akan segera berubah menjadi malapetaka.Dan di kandang kuda kerajaan, sebuah drama menarik akan segera dimulai!Yama turun dari mobilnya dengan penuh percaya diri, mengenakan jas hitam yang tampak elegan di bawah cahaya matahari sore yang mulai meredup. Mereka baru saja tiba di halaman istana kerajaan.Bob mengikuti di belakangnya, membawa kotak khusus yang berisi dokumen serta surat persembahan untuk Pangeran Edward. Namun, saat me

    Last Updated : 2025-04-06
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 104. Kau akan membutuhkanku...

    Yama, yang awalnya bersikap tenang, mendadak membatu. Pangeran Frans, yang berdiri di sampingnya, juga terdiam selama beberapa detik sebelum sudut bibirnya melengkung dalam ekspresi penuh amarah dan rasa jijik.Di dalam kandang, tepat di atas jerami yang seharusnya menjadi tempat peristirahatan kuda hadiah, terlihat dua tubuh manusia yang terbaring dalam keadaan mengenaskan.Dea, tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya, terbaring dengan kepala bersandar di perut seekor kuda hitam yang dipilih sebagai hadiah untuk Pangeran Edward, memeluk kuda itu seperti boneka bantal yang empuk. Sementara itu, seorang pria yang juga dalam keadaan polos, Sanjaya, berada di sampingnya, memeluk pinggang ramping milik Dea. Napas mereka masih tersengal-sengal, wajahnya merah merona. Tubuh mereka bercampur keringat dan jerami, seolah-olah mereka baru saja melakukan tindakan yang paling hina di tempat itu.Kuda yang menjadi bantalan mereka

    Last Updated : 2025-04-07
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 105. Nenek atau Meisya?

    Yama masih berdiri tegak, tetapi matanya berkabut dengan amarah. Ia tidak bodoh. Ada seseorang yang telah menjebaknya.Sementara itu, Pangeran Frans menoleh ke arah seorang pengawal."Pastikan dua orang itu dibawa ke penjara istana," katanya dingin. "Dan kuda itu... jangan biarkan makhluk yang sudah ternoda tetap berada di sini. Cepat hilangkan semuanya sebelum hal ini sampai di telinga Ratu."Para penjaga langsung bergerak, menarik Dea dan Sanjaya keluar dari kandang dengan kasar. Dea mengerang, mencoba melawan, tetapi tubuhnya terlalu lemah.Kali ini, Yama tidak bersuara apa pun selain mengepalkan tangannya sendiri erat-erat.Dalam sekejap, kandang kuda yang sebelumnya penuh dengan kebanggaan berubah menjadi tempat yang penuh kehinaan.Yama masih berdiri di tempatnya, pikirannya berputar. Ia tahu hanya ada satu orang yang bisa melakukan semua kekacauan ini.

    Last Updated : 2025-04-07
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 106. Bertemu Ratu

    Para penasihat saling bertukar pandang. Tidak ada yang berani membantah, karena mereka tahu betul bahwa Ratu memiliki intuisi yang tajam dalam membaca permainan politik seperti ini.Lalu, Ratu menatap Lady Marlene dengan mata penuh pemikiran. "Wanita itu, siapa namanya? Dea?"Lady Marlene tampak ragu sebelum mengangguk. "Ya, Yang Mulia. Wanita itu bernama Dea."Ratu mengangguk pelan, lalu berkata, "Bawa dia kemari."Lady Marlene tampak sedikit terkejut. "Yang Mulia, Anda ingin bertemu dengannya?"Ratu tersenyum tipis. "Saya mau melihat langsung wanita mana yang memiliki kesialan seperti itu."Ucapan itu membuat beberapa orang di ruangan menegang.Salah satu penasihat pria yang duduk di barisan kanan, Lord Gregory, segera berseru dengan ekspresi ngeri, "Tapi, Ratu... dia adalah wanita hina dan berstatus rendah!"Ratu m

    Last Updated : 2025-04-08

Latest chapter

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 155. Menikah dua hari lagi

    "Anak yang tidak bersalah itu harus mendapat kedudukan di kerajaan daripada menjadi budak bagi Nenek munafik itu!" geramnya.Ratu mulai memikirkan taktik untuk tetap mempertahankan Dea di sisinya."Atur pernikahan Dea dengan Pangeran Frans dalam dua hari lagi!" perintahnya kepada seorang asistennya.***Dea menghela napas panjang saat lagi-lagi langkahnya dibatasi oleh bayangan hitam para pengawal kerajaan. Di mana pun ia berada, entah itu taman belakang istana, ruang baca, bahkan lorong menuju kamarnya, selalu ada setidaknya dua pasang mata yang mengawasi. Entah sada berapa banyak pengawal yang berkeliaran di dalam rumah besar yang dia tempati saat ini.Ia tahu maksud Ratu baik. Pengawalan itu adalah bentuk perlindungan, katanya. Alasannya adalah karena Dea adalah seorang Lady yang dihormati dan akan memiliki status tinggi saat menikah dengan Pangeran Frans.Tapi bagi Dea

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 154. Dea hamil

    Pintu terbuka, seorang pelayan masuk, membawa kabar bahwa Yama sudah selesai terapi pagi dan sedang membaca buku di taman.Wanita tua itu segera menenangkan ekspresinya lalu memberikan isyarat dengan tangan agar pelayan itu kembali ke posisinya.“Kamu boleh pergi sekarang,” katanya pada pria itu. “Dan pastikan laporan ini tidak bocor ke siapa pun, termasuk Meisya.”"Baik, Nyonya."Setelah ruangan kembali sepi, wanita tua itu duduk dengan perlahan di kursi empuknya. Rasa lelah mulai merambat ke seluruh tubuhnya, tapi pikirannya terus bekerja. Ia tidak akan membiarkan satu momen pun luput dari perhitungannya.***Tiba-tiba, telepon antik di meja berdering. Nenek Yama mengangkatnya dengan cepat.“Ya?”“Yang Mulia Ratu Inggris ingin berbicara,” ujar suara di ujung sana.

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 153. Disfungsi

    “Tetap di sini sebentar lagi,” potong Yama pelan. Suaranya berat, masih serak pagi.Meisya membeku. Lalu tersenyum tipis, dan kembali menyandarkan kepala di dadanya. Memeluk pinggang pria itu dengan erat.Namun, diam-diam, Yama hanya ingin mencoba membangunkan sesuatu dalam dirinya.Beberapa menit berlalu dan Yama kembali merasa kesal dengan dirinya serta ketidakmampuan yang dia miliki saat ini. Bagian bawah celananya sama sekali tidak beraksi walau kedua bukit depan milik Meisya menempel erat di tubuhnya.Hari itu, sesi terapi Yama lebih semangat dari biasanya. Ia mulai bisa berjalan beberapa langkah tanpa tongkat, hanya dengan bantuan tangan Meisya yang menggenggamnya erat dari samping. Walau beberapa kali terjatuh dan peluh keringat membasahi wajah dan pakaiannya, Yama tidak menyerah.“Bagus, Tuan Yama,” ucap fisioterapis dengan kagum. “Luar biasa untuk pasien

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 152. Kamu begitu tampan

    Meisya tertegun. “Kenapa kamu bertanya seperti itu?” Hati Meisya berdebar, sangat takut terhadap penolakan untuk kesekian kalinya.Yama diam. Menunggu kelanjutan kalimat wanita itu.“Karena... aku tidak tahu sampai kapan aku akan seperti ini. Aku tidak bisa berpaling darimu," sahut Meisya beberapa saat kemudian.Meisya tersenyum, menatap bintang. “atau mungkin karena aku tidak mencintai orang lain. Hanya kamu, Yama.”Yama menatap wajah Meisya dalam keremangan cahaya. Gadis itu terlihat sangat cantik dan tanpa celah. Secara keseluruhan melebih Dea yang mencuri hatinya selama ini.Lalu perlahan, ia menyentuh jemari gadis itu.Untuk pertama kalinya, sentuhan itu bukan karena ingin dibantu berjalan. Tapi karena keinginan untuk berterima kasih.“Kalau waktu bisa menyembuhkan kakiku,” bisik Yama, “apa waktu jug

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 151. Kamu bisa sembuh, Sayang

    Hari-hari itu panjang, melelahkan, dan penuh luka yang tidak pernah benar-benar terucap. Namun Meisya bertahan. Dia mencintai Yama sejak kecil. Semua kelicikan yang dia perbuat kepada Dea adalah karena kecemburuannya.Adapun kesalahan terbesarnya adalah bahwa dia mencelakakan hidup mendiang ibu Yama, namun semua itu adalah karena perintah Nenek Yama sendiri dan dia hanya melakukan beberapa tugas yang tanpa sengaja mencelakakan wanita malang itu. Meisya berada dalam ketakutan setiap mengingat kapan waktunya Yama mengetahui rahasia terdalamnya, namun lebih takut lagi bila kehilangan diri Yama.Ketika dokter mengatakan Yama harus mulai menjalani terapi jalan agar saraf di kakinya kembali aktif, Meisya adalah orang pertama yang menawarkan diri untuk membantu. Dengan sabar, ia menggenggam tangan Yama, melangkah pelan-pelan menyusuri lorong rumah sakit.“Kamu tidak harus cepat. Satu langkah saja sudah cukup hari ini,” ucap Meisy

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 150. Meisya yang setia

    Pintu kamar terbuka perlahan, Yama menoleh, sosok ramping dengan setangkai bunga dan sebuah rantang thermal. Meisya melangkah masuk dengan senyum penuh kelembutan, meski wajahnya terlihat sedikit kuyu karena terlalu sering menangis.“Yama…” bisiknya lembut, “aku datang.”Tak ada reaksi. Yama menatap langit-langit seakan tak ada siapa pun di ruangan itu. Di antara semua orang yang menjengguknya, dia paling tidak ingin bertemu dengan Meisya. Namun wanita itu sangat rajin walau sering menerima penolakan keras dari Yama.Yama bahkan pernah melempar bubur yang dibawa Meisya.Meisya meletakkan bunga krisan kecil berwarna-warni di meja samping ranjang pasien. Lalu ia duduk perlahan di kursi besi, membuka rantang bubur, dan mengaduk perlahan. Aromanya ayam herbal memenuhi udara. Uap mengepul dari rantang thermal tersebut. Berhasil mencuri perhatian Yama karena wanginya.“Kamu harus makan, Sayang” kata

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 149. Lepaskan aku

    Namun, adakah dia bisa begitu tega untuk membiarkan anak itu hidup tanpa dukungan dari orang yang seharusnya bertanggung jawab? Selama ini, dia berusaha melihat sisi baik dari Yama, berharap ada cinta yang tersembunyi di dalamnya, meskipun ia tidak pernah mengungkapkannya. Sampai detik ini pun, dia masih belum memiliki kabar dari Yama selain mimpi buruk yang membuatnya kecewa.Pangeran Frans melangkah mendekat, tatapannya masih tidak berubah. "Sayangku, Dea...kamu harus memikirkan masa depan anakmu, Cintaku. Jangan biarkan dirimu terjebak dalam bayang-bayang masa lalu dan harapan kosong. Lupakan Yama.""Kamu tahu, mengapa aku memutuskan mengejarmu? Padahal sebelumnya aku membantu pertemuan kalian dengan menculikmu?"Dea menengadahkan kepalanya, menatap Pangeran Frans dalam-dalam."Karena dia terlalu pengecut!" geram Pangeran Frans."Aku sudah membantu dengan menculikmu, tetapi tidak ada yang dapat dia bahas atau lakukan.

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 148. Yama tidak akan pernah mengakui anak itu

    Sementara di kamar Dea, Dea terkejut mendapati kabar dari sang Dokter yang memeriksanya bahwa dirinya sudah hamil."Ini adalah anak Yama," gumamnya dengan perasaan tidak menentu seraya memeang perutnya yang masih datar.Kedua matanya berkaca-kaca, antara menerima kenyataan yang seharusnya membuat dirinya bahagia. Dia sangat mencintai Yama dari lubuk hati terdalamnya. Satu-satunya pria yang pernah menyentuhnya hanya Yama."Kamu adalah bukti cinta Mama kepada Papamu," bisik Dea dengan suara bergetar. Dia ingat malam bergairah milik mereka berdua. Dia merindukan semua sentuhan panas dari pria yang sangat dia cintai itu. Pria yang sudah jauh darinya."Mama akan bertahan," ucapnya lirih.Keesokkan harinya, Pangeran Frans pergi mengunjungi Dea dengan sekeranjang buah-buahan dan balon berwarna warni."Dea Sayang..." Pangeran Frans menyodorkan balon-balon yang sudah diikat pita ke hadapan

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 147. Hamil

    Yama memegang erat tangan Dea lalu berkata, "kita akan menjalani kematian bersama-sama. Aku mencintaimu, Dea."Dea mengangguk dan membiarkan Yama menciumnya. Sebuah ciuman perpisahan sekaligus penyatuan yang alami."Aku juga mencintaimu, Yama."Dea memekik tertahan saat merasakan pesawat yang mulai terjatuh dan ledakan-ledakan kecil terjadi.Panik membuat Dea terbangun dari tidurnya."Yama!" pekiknya lalu menyadari dirinya sedang terduduk di atas ranjang.Air mata mengalir membasahi wajahnya kembali.Tubuhnya penuh keringat . "Hanya mimpi..." desisnya dengan lirih."Aku sungguh merindukanmu, Yama."Dea menangis sejadi-jadinya di atas ranjang yang dingin dan sepi itu.***Keesokkan harinya, wajah Dea semakin pucat dan semakin kuyu. Dea bahkan tidak mengganti pakaiannya yang basah oleh keringat. Dia terlihat seperti boneka tidak bernyawa yang bersandar di sandaran ranjang, menatap kosong ke jendela.Di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status