Home / Romansa / Lady D Milik Sang Penguasa / Bab 100. Jangan pernah kau buang lagi benihku!

Share

Bab 100. Jangan pernah kau buang lagi benihku!

Author: Runayanti
last update Last Updated: 2025-04-05 10:08:47

Kemudian, tanpa memberi waktu bagi akal sehatnya untuk mengintervensi, Yama menindih tubuh Dea yang lemah di ranjang sempit rumah sakit itu. Bibirnya turun perlahan, menutup celah di antara mereka.

Ciuman itu pertama kali terasa ragu, tetapi detik berikutnya menjadi lebih dalam dan menuntut. Dea mendesah manja, seolah-olah sangat dahaga. Dia merespons dengan gerakan pelan, tangannya yang lemah terangkat, meremas kerah baju Yama, seolah berusaha menahannya agar tidak pergi.

"Yama..." desah Dea dengan suara yang tidak dapat Yama abaikan. Suara yang membakar gairahnya secara penuh.

Yama tahu ini salah. Dea masih dalam pengaruh obat, tubuhnya lemah, dan mereka ada di rumah sakit. Tapi di sisi lain, ia tidak bisa menahan diri. Perasaan yang selama ini ia kubur dalam-dalam akhirnya meledak di antara mereka.

Inti mereka bersatu dengan semua kerinduan dan kebencian yang bercampur aduk, dalam keheningan kamar pasien yang menjadi saksi b

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 101. Bibirmu manis sekali

    Tapi di sisi lain, ada rasa hangat yang bertahan di dadanya. Sesuatu yang ia takuti untuk akui selama ini. Bahwa ia merasa nyaman bersama Yama. Bahwa mungkin, hanya mungkin, ia mulai menyukai lelaki itu lebih dari sekadar malam bergairah. Cinta satu malam yang ada di novel atau drama ternama. Dan semalam, Dea tidak memungkiri kenikmatan dan kepuasan yang ia dapatkan.Saat Yama bergerak dalam tidurnya, Dea buru-buru menutup matanya, berpura-pura masih tidur. Ia bisa merasakan lelaki itu mengangkat kepalanya dan mendesah pelan."Dea... aku tahu kau sudah bangun."Dea membuka satu matanya, mendapati Yama menatapnya dengan ekspresi datar namun penuh perhatian."Kamu... sadar semalam?" tanya Dea, sedikit gugup."Tentu saja," jawab Yama, menyandarkan tubuhnya di sandaran ranjang. Kemejanya yang tidak terkancing, menampilkan lekuk otot perut berkotak-kotak yang membuat Dea merasa malu u

    Last Updated : 2025-04-05
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 102. Kuda jantan

    Dea menelan ludah, tangannya menggenggam erat selimut yang masih menyelimuti tubuhnya. Ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi ragu-ragu. Ia tidak tahu apa yang harus ia katakan. Bahkan, ia sendiri masih mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka.Yama memasukkan ponselnya ke dalam saku dan berbalik menatap Dea dengan ekspresi serius. “Kamu istirahat saja dulu di sini,” katanya dengan nada yang tidak bisa ditolak. “Aku akan keluar untuk mengurus sesuatu.”Dea menggigit bibirnya. Ada banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan, tetapi mulutnya seperti terkunci. Ia hanya bisa menatap Yama dengan ekspresi bingung.Seolah memahami pikirannya, Yama melangkah mendekat, menatapnya dengan intens. “Jangan pernah lari dariku lagi,” ucapnya dengan nada rendah, tapi penuh ancaman terselubung. “Atau aku akan benar-benar membencimu kali ini.”Dea menahan na

    Last Updated : 2025-04-06
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 103.Menolak bertemu

    Dengan perasaan puas, ia mengembuskan napas perlahan dan menyandarkan tubuhnya pada kursi. Matanya bersinar dengan kilatan kemenangan yang berbahaya."Tunggu saja, Dea... aku akan memastikan kehancuranmu kali ini."Di luar sana, dunia berputar seperti biasa. Langit biru membentang luas tanpa peduli pada konspirasi yang sedang direncanakan di bawahnya. Namun, bagi mereka yang terlibat dalam skenario ini, langit tak lebih dari saksi bisu dari kisah yang akan segera berubah menjadi malapetaka.Dan di kandang kuda kerajaan, sebuah drama menarik akan segera dimulai!Yama turun dari mobilnya dengan penuh percaya diri, mengenakan jas hitam yang tampak elegan di bawah cahaya matahari sore yang mulai meredup. Mereka baru saja tiba di halaman istana kerajaan.Bob mengikuti di belakangnya, membawa kotak khusus yang berisi dokumen serta surat persembahan untuk Pangeran Edward. Namun, saat me

    Last Updated : 2025-04-06
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 104. Kau akan membutuhkanku...

    Yama, yang awalnya bersikap tenang, mendadak membatu. Pangeran Frans, yang berdiri di sampingnya, juga terdiam selama beberapa detik sebelum sudut bibirnya melengkung dalam ekspresi penuh amarah dan rasa jijik.Di dalam kandang, tepat di atas jerami yang seharusnya menjadi tempat peristirahatan kuda hadiah, terlihat dua tubuh manusia yang terbaring dalam keadaan mengenaskan.Dea, tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya, terbaring dengan kepala bersandar di perut seekor kuda hitam yang dipilih sebagai hadiah untuk Pangeran Edward, memeluk kuda itu seperti boneka bantal yang empuk. Sementara itu, seorang pria yang juga dalam keadaan polos, Sanjaya, berada di sampingnya, memeluk pinggang ramping milik Dea. Napas mereka masih tersengal-sengal, wajahnya merah merona. Tubuh mereka bercampur keringat dan jerami, seolah-olah mereka baru saja melakukan tindakan yang paling hina di tempat itu.Kuda yang menjadi bantalan mereka

    Last Updated : 2025-04-07
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 105. Nenek atau Meisya?

    Yama masih berdiri tegak, tetapi matanya berkabut dengan amarah. Ia tidak bodoh. Ada seseorang yang telah menjebaknya.Sementara itu, Pangeran Frans menoleh ke arah seorang pengawal."Pastikan dua orang itu dibawa ke penjara istana," katanya dingin. "Dan kuda itu... jangan biarkan makhluk yang sudah ternoda tetap berada di sini. Cepat hilangkan semuanya sebelum hal ini sampai di telinga Ratu."Para penjaga langsung bergerak, menarik Dea dan Sanjaya keluar dari kandang dengan kasar. Dea mengerang, mencoba melawan, tetapi tubuhnya terlalu lemah.Kali ini, Yama tidak bersuara apa pun selain mengepalkan tangannya sendiri erat-erat.Dalam sekejap, kandang kuda yang sebelumnya penuh dengan kebanggaan berubah menjadi tempat yang penuh kehinaan.Yama masih berdiri di tempatnya, pikirannya berputar. Ia tahu hanya ada satu orang yang bisa melakukan semua kekacauan ini.

    Last Updated : 2025-04-07
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 106. Bertemu Ratu

    Para penasihat saling bertukar pandang. Tidak ada yang berani membantah, karena mereka tahu betul bahwa Ratu memiliki intuisi yang tajam dalam membaca permainan politik seperti ini.Lalu, Ratu menatap Lady Marlene dengan mata penuh pemikiran. "Wanita itu, siapa namanya? Dea?"Lady Marlene tampak ragu sebelum mengangguk. "Ya, Yang Mulia. Wanita itu bernama Dea."Ratu mengangguk pelan, lalu berkata, "Bawa dia kemari."Lady Marlene tampak sedikit terkejut. "Yang Mulia, Anda ingin bertemu dengannya?"Ratu tersenyum tipis. "Saya mau melihat langsung wanita mana yang memiliki kesialan seperti itu."Ucapan itu membuat beberapa orang di ruangan menegang.Salah satu penasihat pria yang duduk di barisan kanan, Lord Gregory, segera berseru dengan ekspresi ngeri, "Tapi, Ratu... dia adalah wanita hina dan berstatus rendah!"Ratu m

    Last Updated : 2025-04-08
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 107. Tepat seperti dugaan Ratu

    Meski tubuhnya lemah, matanya tetap menyala dengan tekad yang keras.Ratu tidak mengatakan apa-apa selama beberapa saat. Ia hanya menatap Dea dengan mata tajam, menilai wanita yang kini berlutut lemah di hadapannya. Sorot mata tanpa putus asa.Akhirnya, dengan suara yang lembut namun penuh otoritas, ia berbicara."Menurutmu... Siapa yang sudah melakukan ini padamu?"Dea tidak menjawab. Ia hanya mengangkat wajahnya, menatap langsung ke arah Ratu.Di matanya, ada banyak hal yang ingin ia katakan. Tetapi jika ia berbicara sekarang, ia tahu itu tidak akan mengubah apa pun.Ia bukan siapa-siapa di ruangan ini.Namun, Ratu hanya tersenyum kecil, seolah memahami segalanya tanpa perlu Dea mengucapkan sepatah kata pun.Dea menatap Ratu dengan napas tersengal. Tenggorokannya terasa kering, tetapi ia tahu ini adalah kesempatan terakhirnya unt

    Last Updated : 2025-04-08
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 1. Salah Paham

    “Bagaimana kalau kita bersenang-senang sedikit sebelum Tuan Yama tiba?” Suara seorang pria membuat Dea berusaha sadar dari pengaruh wine yang diminumnya setengah jam yang lalu.“Iya, Tuan hanya menginginkan nyawanya. Toh, dia akan dibuang ke jurang sesudah itu.” Seorang pria lain menyahut sambil tertawa."Tuan Y-yama? J-jurang?" Perkataannya membuat kedua mata Dea membulat seketika dan panik. Melihat beberapa pria yang sedang mengelilinginya saat ini. Dea menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali, berusaha sadar dari pengaruh alkohol yang sudah semakin kuat menjalar di tubuhnya. Sebuah kamar mewah! Dia sadar harus segera melarikan diri walau kepalanya terasa sangat berat. Dia setengah mabuk.“Kalian siapa? Pergi!”Dea masih tidak mengerti bagaimana dia bisa terbangun di ranjang dengan beberapa pria berwajah sangar menatapnya seolah-olah mereka sangat lapar.Satu jam sebelumnya, dia menyaksikan bagaimana kekasihnya berlutut di hadapan salah seorang teman kerjanya. Sebuah cincin memb

    Last Updated : 2025-02-04

Latest chapter

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 107. Tepat seperti dugaan Ratu

    Meski tubuhnya lemah, matanya tetap menyala dengan tekad yang keras.Ratu tidak mengatakan apa-apa selama beberapa saat. Ia hanya menatap Dea dengan mata tajam, menilai wanita yang kini berlutut lemah di hadapannya. Sorot mata tanpa putus asa.Akhirnya, dengan suara yang lembut namun penuh otoritas, ia berbicara."Menurutmu... Siapa yang sudah melakukan ini padamu?"Dea tidak menjawab. Ia hanya mengangkat wajahnya, menatap langsung ke arah Ratu.Di matanya, ada banyak hal yang ingin ia katakan. Tetapi jika ia berbicara sekarang, ia tahu itu tidak akan mengubah apa pun.Ia bukan siapa-siapa di ruangan ini.Namun, Ratu hanya tersenyum kecil, seolah memahami segalanya tanpa perlu Dea mengucapkan sepatah kata pun.Dea menatap Ratu dengan napas tersengal. Tenggorokannya terasa kering, tetapi ia tahu ini adalah kesempatan terakhirnya unt

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 106. Bertemu Ratu

    Para penasihat saling bertukar pandang. Tidak ada yang berani membantah, karena mereka tahu betul bahwa Ratu memiliki intuisi yang tajam dalam membaca permainan politik seperti ini.Lalu, Ratu menatap Lady Marlene dengan mata penuh pemikiran. "Wanita itu, siapa namanya? Dea?"Lady Marlene tampak ragu sebelum mengangguk. "Ya, Yang Mulia. Wanita itu bernama Dea."Ratu mengangguk pelan, lalu berkata, "Bawa dia kemari."Lady Marlene tampak sedikit terkejut. "Yang Mulia, Anda ingin bertemu dengannya?"Ratu tersenyum tipis. "Saya mau melihat langsung wanita mana yang memiliki kesialan seperti itu."Ucapan itu membuat beberapa orang di ruangan menegang.Salah satu penasihat pria yang duduk di barisan kanan, Lord Gregory, segera berseru dengan ekspresi ngeri, "Tapi, Ratu... dia adalah wanita hina dan berstatus rendah!"Ratu m

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 105. Nenek atau Meisya?

    Yama masih berdiri tegak, tetapi matanya berkabut dengan amarah. Ia tidak bodoh. Ada seseorang yang telah menjebaknya.Sementara itu, Pangeran Frans menoleh ke arah seorang pengawal."Pastikan dua orang itu dibawa ke penjara istana," katanya dingin. "Dan kuda itu... jangan biarkan makhluk yang sudah ternoda tetap berada di sini. Cepat hilangkan semuanya sebelum hal ini sampai di telinga Ratu."Para penjaga langsung bergerak, menarik Dea dan Sanjaya keluar dari kandang dengan kasar. Dea mengerang, mencoba melawan, tetapi tubuhnya terlalu lemah.Kali ini, Yama tidak bersuara apa pun selain mengepalkan tangannya sendiri erat-erat.Dalam sekejap, kandang kuda yang sebelumnya penuh dengan kebanggaan berubah menjadi tempat yang penuh kehinaan.Yama masih berdiri di tempatnya, pikirannya berputar. Ia tahu hanya ada satu orang yang bisa melakukan semua kekacauan ini.

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 104. Kau akan membutuhkanku...

    Yama, yang awalnya bersikap tenang, mendadak membatu. Pangeran Frans, yang berdiri di sampingnya, juga terdiam selama beberapa detik sebelum sudut bibirnya melengkung dalam ekspresi penuh amarah dan rasa jijik.Di dalam kandang, tepat di atas jerami yang seharusnya menjadi tempat peristirahatan kuda hadiah, terlihat dua tubuh manusia yang terbaring dalam keadaan mengenaskan.Dea, tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya, terbaring dengan kepala bersandar di perut seekor kuda hitam yang dipilih sebagai hadiah untuk Pangeran Edward, memeluk kuda itu seperti boneka bantal yang empuk. Sementara itu, seorang pria yang juga dalam keadaan polos, Sanjaya, berada di sampingnya, memeluk pinggang ramping milik Dea. Napas mereka masih tersengal-sengal, wajahnya merah merona. Tubuh mereka bercampur keringat dan jerami, seolah-olah mereka baru saja melakukan tindakan yang paling hina di tempat itu.Kuda yang menjadi bantalan mereka

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 103.Menolak bertemu

    Dengan perasaan puas, ia mengembuskan napas perlahan dan menyandarkan tubuhnya pada kursi. Matanya bersinar dengan kilatan kemenangan yang berbahaya."Tunggu saja, Dea... aku akan memastikan kehancuranmu kali ini."Di luar sana, dunia berputar seperti biasa. Langit biru membentang luas tanpa peduli pada konspirasi yang sedang direncanakan di bawahnya. Namun, bagi mereka yang terlibat dalam skenario ini, langit tak lebih dari saksi bisu dari kisah yang akan segera berubah menjadi malapetaka.Dan di kandang kuda kerajaan, sebuah drama menarik akan segera dimulai!Yama turun dari mobilnya dengan penuh percaya diri, mengenakan jas hitam yang tampak elegan di bawah cahaya matahari sore yang mulai meredup. Mereka baru saja tiba di halaman istana kerajaan.Bob mengikuti di belakangnya, membawa kotak khusus yang berisi dokumen serta surat persembahan untuk Pangeran Edward. Namun, saat me

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 102. Kuda jantan

    Dea menelan ludah, tangannya menggenggam erat selimut yang masih menyelimuti tubuhnya. Ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi ragu-ragu. Ia tidak tahu apa yang harus ia katakan. Bahkan, ia sendiri masih mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka.Yama memasukkan ponselnya ke dalam saku dan berbalik menatap Dea dengan ekspresi serius. “Kamu istirahat saja dulu di sini,” katanya dengan nada yang tidak bisa ditolak. “Aku akan keluar untuk mengurus sesuatu.”Dea menggigit bibirnya. Ada banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan, tetapi mulutnya seperti terkunci. Ia hanya bisa menatap Yama dengan ekspresi bingung.Seolah memahami pikirannya, Yama melangkah mendekat, menatapnya dengan intens. “Jangan pernah lari dariku lagi,” ucapnya dengan nada rendah, tapi penuh ancaman terselubung. “Atau aku akan benar-benar membencimu kali ini.”Dea menahan na

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 101. Bibirmu manis sekali

    Tapi di sisi lain, ada rasa hangat yang bertahan di dadanya. Sesuatu yang ia takuti untuk akui selama ini. Bahwa ia merasa nyaman bersama Yama. Bahwa mungkin, hanya mungkin, ia mulai menyukai lelaki itu lebih dari sekadar malam bergairah. Cinta satu malam yang ada di novel atau drama ternama. Dan semalam, Dea tidak memungkiri kenikmatan dan kepuasan yang ia dapatkan.Saat Yama bergerak dalam tidurnya, Dea buru-buru menutup matanya, berpura-pura masih tidur. Ia bisa merasakan lelaki itu mengangkat kepalanya dan mendesah pelan."Dea... aku tahu kau sudah bangun."Dea membuka satu matanya, mendapati Yama menatapnya dengan ekspresi datar namun penuh perhatian."Kamu... sadar semalam?" tanya Dea, sedikit gugup."Tentu saja," jawab Yama, menyandarkan tubuhnya di sandaran ranjang. Kemejanya yang tidak terkancing, menampilkan lekuk otot perut berkotak-kotak yang membuat Dea merasa malu u

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 100. Jangan pernah kau buang lagi benihku!

    Kemudian, tanpa memberi waktu bagi akal sehatnya untuk mengintervensi, Yama menindih tubuh Dea yang lemah di ranjang sempit rumah sakit itu. Bibirnya turun perlahan, menutup celah di antara mereka.Ciuman itu pertama kali terasa ragu, tetapi detik berikutnya menjadi lebih dalam dan menuntut. Dea mendesah manja, seolah-olah sangat dahaga. Dia merespons dengan gerakan pelan, tangannya yang lemah terangkat, meremas kerah baju Yama, seolah berusaha menahannya agar tidak pergi."Yama..." desah Dea dengan suara yang tidak dapat Yama abaikan. Suara yang membakar gairahnya secara penuh.Yama tahu ini salah. Dea masih dalam pengaruh obat, tubuhnya lemah, dan mereka ada di rumah sakit. Tapi di sisi lain, ia tidak bisa menahan diri. Perasaan yang selama ini ia kubur dalam-dalam akhirnya meledak di antara mereka.Inti mereka bersatu dengan semua kerinduan dan kebencian yang bercampur aduk, dalam keheningan kamar pasien yang menjadi saksi b

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 99. Obat yang kuat

    "Kau adalah Yamaaa... pria tampan milikku!" celoteh Dea dengan wajah yang mulai memerah. Dea masih berusaha menarik Yama kembali ke dalam pelukannya. Napasnya semakin berat, tubuhnya tampak panas dan berkeringat."Yama... jangan pergi dong..." rengeknya, suaranya manja.Yama menggeram, merasa dadanya sesak melihat keadaan Dea seperti ini. Si brengsek yang memberinya obat ini akan membayar mahal! Tapi untuk saat ini, yang terpenting adalah memastikan Dea baik-baik saja. Ia meraih segelas air di meja dan menyodorkannya ke bibir Dea."Minum ini dulu. Kumohon, Dea," ucapnya dengan lembut, berusaha menenangkan gadis itu.Namun, Dea menggeleng, malah meraih tangan Yama dan mengecupnya. "Aku hanya ingin kamu..."Yama merasakan debaran jantungnya semakin cepat. Ia harus tetap waras! Harus tetap fokus!Pintu kamar tiba-tiba terbuka dengan keras. Seorang dokter paruh b

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status