Share

66. Si Tapak Iblis

Dalam jarak tujuh tombak dua pihak sudah berhadapan. Saka melihat jejak hawa sakti yang ditinggalkan Cakrawangsa.

Sudut mata Saka yang tajam menemukan seonggok bayi tampak kering bagai tanpa isi. Hatinya terkesiap, rupanya bayi itu sudah jadi tumbal untuk membangkitkan Ki Jangkung Wulung.

"Kau ingin menjemput kematianmu yang kedua?" tunjuk Si Tapak Iblis ke arah Nandini. "Dan kau juga hendak mengantar nyawa!" katanya kepada Saka Lasmana.

"Kau yakin?" tanya Saka setelah meneguk minuman kesukaan yang tak pernah bosan.

"Telapak tanganku ini telah merenggut ratusan nyawa, karena itulah aku dijuluki Si Tapak Iblis!"

"Ratusan nyamuk, he ... he ... he ...!'

"Orang yang belum tahu siapa aku memang selalu tertawa terlebih dahulu sebelum menyesal pada saat menemui ajalnya!"

"Aku pernah kalah dalam bertarung, tapi aku tidak pernah mati!" Saka membasahi tangan sebatas pergelangan dengan tuak.

"Sekaranglah saatnya kau mampus!"

Si Tapak Iblis angkat kedua tangan membentuk jurus tapak, lalu sosoknya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status