Share

Bab 117

last update Last Updated: 2024-12-20 08:03:14

Yang paling terkejut adalah Citrawati, tapi juga senang karena tidak salah orang tadi siang mencurahkan unek-uneknya. Sementara Wirasoma tampak berwajah masam melihat perubahan sikap istrinya.

"Kau tambah kuat saja, Bocah!" ujar Nyai Padmasari.

Kameswara hanya membalas dengan senyum canggung. "Maaf, kalau saya tidak sopan!"

"Sudahlah, bagi yang ada perlu dengannya, nanti nunggu giliran, hehehe!" celetuk Ranu Baya lalu menarik Kameswara ke suatu tempat.

Orang yang baru melihat Kameswara tampak kagum dan terpana melihat aura yang memancar dari pemuda itu.

Pandangan mereka yang sebelumnya menganggap Wirasoma adalah pendekar muda yang paling berbakat seketika berubah setelah melihat Kameswara.

Ternyata Kameswara di bawa ke kamar yang disediakan untuk Ranu Baya. Sambil minum teh pahit, Kameswara melaporkan semua tugas yang telah dilaksanakan.

"Bagus, sesuai dugaanku. Beberapa pusaka memang berjodoh denganmu!" ujar Ranu Baya.<
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 118

    Salah seorang prajurit pengintai melaporkan bahwa pasukan musuh sudah bergerak. Mereka akan menyerang malam ini. Semua prajurit Galuh bersama para pendekar dari beberapa perguruan segera bersiaga.Sesuai perintah, mereka bergerak ke tempat masing-masing. Ratusan prajurit Galuh menjadi garda terdepan menyambut serangan. Sedangkan para pendekar akan muncul untuk menghadapi pendekar dari golongan hitam."Sesuai rencana Gusti Prabu, biarkan mereka memasuki gerbang. Kita akan hadapi di dalam, sampai mereka tidak bisa keluar lagi!" Seorang senapati memberi instruksi.Namun, dia tidak tidak tahu pasukan paling depan yang akan menghadapi musuh adalah prajurit Japura yang menyamar. Di antara mereka ada yang berbisik-bisik."Bagaimana, apakah pasukan luar berada di paling depan?""Ya, sesuai perintah Gusti Prabu. Semua sudah di atur!""Bagus, lah!"Pintu gerbang memang tampak tertutup, tapi tidak diganjal dengan galah pengunci. Se

    Last Updated : 2024-12-20
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 119

    Kala Maruta pemimpin perguruan Puser Angin memandang penuh kebencian kepada perempuan yang telah menghancurkan hatinya di masa lalu. Nyai Padmasari bersikap tenang saja sambil mengukur kekuatan lawan."Aku tidak akan lupa akan sakit hatiku, malam ini kutuntaskan dendamku!" geram Kala Maruta.Dua tangan sebatas siku sudah diselimuti angin hitam yang berputar-putar. Dia bersiap melepaskan 'Pukulan Angin Hitam'."Lakukan kalau kau mampu. Salah sendiri kenapa memilih jalan sesat!" balas Nyai Padmasari."Dasar wanita, tidak mau disalahkan!""Jangan banyak basa-basi, Kala Maruta!" Nyai Padmasari sudah mengalirkan tenaga dalam ke dua tangan.Menggunakan teknik perubahan. Tenaga dalam berubah bentuk menjadi sepasang pedang yang tergenggam di tangan.Pedang Bayangan.Sebagai guru Citrawati tentu saja dia juga sudah ahli dalam ilmu Pedang Bayangan. Sepasang pedang tampak menyilaukan dengan cahaya putih yang berpendar.

    Last Updated : 2024-12-20
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 120

    Nyai Padmasari menghempas napas lega. Karena seandainya pertarungan dilanjutkan, mungkin dia juga tidak akan kuat lagi.Akhirnya dia memilih tempat aman untuk memulihkan diri. Organ bagian dalamnya terasa terbakar dan tidak karuan.Jderrr!Tiba-tiba di atas langit terjadi ledakan yang memercikkan bunga api besar sehingga sempat menerangi jagat raya dalam beberapa kejap. Apa yang terjadi?Beberapa saat sebelumnya. Di pertarungan yang lain antara Ranu Baya melawan Gentasora. Dedengkot kelas atas perguruan Sangga Buana dan Laskar Siluman Merah.Pertarungan mereka bukan pertarungan biasa yang menggunakan jurus pukulan atau ajian. Mereka adalah pendekar kelas atas yang tahapannya hampir mencapai Batara.Mereka juga satu sama lainnya adalah musuh bebuyutan. Tidak ada dendam pribadi di antara mereka.Hanya persaingan kekuatan saja. Sebelumnya beberapa kali bentrok juga belum menemukan siapa yang menang atau kalah.Seka

    Last Updated : 2024-12-20
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 121

    Konsentrasi Kuntawala terpecah, akibatnya beberapa serangan tapak bersarang di badannya. Sangat mengagetkan. Mentalnya mendadak lemah, padahal dia sebanding dengan lawannya.Tapi situasi yang membuatnya kalut. Terutama hilangnya Gentasora. Walaupun pada awalnya mencemooh kehadirannya sebagai wakil Ki Rembong, nyatanya sang wakil menjadi harapan atau andalan.Di tempat lain, Grendaseba melawan Ki Maung Hideung juga tampak ketar ketir. Dia bisa saja mengatasi lawannya, tapi bagaimana kalau Ranu Baya dan Nyai Padmasari turun membantu.Kehilangan dua tokoh saja membuat situasi berubah drastis. Apalagi di kalangan para murid. Pendekar-pendekar golongan hitam mulai terdesak.Korbanpun banyak berjatuhan terutama yang melawan tiga pendekar muda. Wirasoma, Citrawati dan Sutajaya.Mungkin yang tidak terpengaruh hanya Nini Rongkot yang melawan Kameswara. Si nenek tidak peduli dengan apa yang terjadi.Dalam pikirannya hanya ingin membunuh Ka

    Last Updated : 2024-12-21
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 122

    Energi kuat sebesar gunung bagai jatuh dari langit menimpa Nini Rongkot. Tenaga dalam penuh yang dikerahkan nenek itu hanya membantu sebentar. Hanya beberapa kejap si nenek berdiri.Selanjutnya tubuh Nini Rongkot bagaikan ditimpa gunung hingga roboh ke tanah bahkan amblas sampai setengah tombak.Kalau saja tubuh si nenek tidak mempunyai tenaga dalam mungkin badannya akan hancur lebur.Blarrr!Krekk!Terdengar suara retakan tulang Nini Rongkot seperti ditindih batu raksasa. Senjata Kebut Iblis juga tampak hancur tak berbentuk. Nyawa pemimpin perguruan Merak Iblis ini lenyap seketika.Di sisi lain. Walaupun Kameswara sudah bisa menggunakan ajian itu, tapi dia belum pernah melihat hasilnya.Tenaga yang mendorong balik akibat beradu dengan tenaga dalam lawan, ternyata cukup kuat.Selain itu karena menghantam tanah, maka menambah kuat daya dorong balik yang membuat tubuh Kameswara terpental jauh. Dia tidak siap karen

    Last Updated : 2024-12-21
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 123

    Sebelum semuanya berkumpul di bangunan Bale Gede, Wirasoma tidak tahan ingin ke belakang. Segera saja dia mencari tempat pemandian prajurit yang ada di belakang barak.Ketika berjalan hendak kembali ke Bale Gede, kebetulan dia melewati kamar Kameswara. Dari dalam terdengar suara erangan yang begitu lemah.Wirasoma heran, semua orang sedang berkumpul, lalu siapa yang ada di dalam?Kamar ini bukan milik pejabat istana, tapi khusus untuk tamu. Karena penasaran Wirasoma mendekatkan telinga ke celah-celah pintu. Suara erangan semakin jelas."Ada orang di dalam, dari suaranya sepertinya butuh pertolongan," batin Wirasoma. Tidak pikir panjang segera dia dobrak pintu hingga terbuka.Terkejut Wirasoma bukan kepalang, sosok yang terbaring lemas di atas dipan sangat di kenalnya."Sriwuni!"Pendekar muda ini segera menghampiri gadis yang sudah mengisi hatinya ini. Dia heran kenapa Sriwunu bisa masuk dan dalam keadaan tertotok lemah.

    Last Updated : 2024-12-21
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 124

    Kegagalan yang diterima kelompok aliran hitam yang dipimpin Laskar Siluman Merah membuat mereka terpukul. Sungguh tidak disangka pendekar aliran putih akan datang membantu.Yang lebih mengerikan, tokoh sekelas Ranu Baya ternyata kesaktiannya sangat di luar dugaan.Jika Ranu Baya saja yang hanya seorang guru biasa hampir menyamai Ki Rembong, apalagi Ki Astagina atau pimpinan tertinggi perguruan Sangga Buana.Di markas Laskar Siluman Merah. Ki Rembong tampak kecewa atas kegagalan wakil yang dia percayai.Namun, pimpinan tertinggi laskar ini masih memaklumi setelah tahu tahapan yang dicapai Ranu Baya."Kita telah menganggap remeh lawan, sehingga tidak tahu perkembangan mereka!" ujar Ki Rembong. Gentasora baru saja mengkonsumsi sumber daya untuk memulihkan kondisinya. Pertarungan melawan Ranu Baya cukup menguras tenaga."Apakah di antara mereka ada seorang pemuda yang bernama Kameswara?" tanya Ki Rembong kemudian.

    Last Updated : 2024-12-21
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 125

    Kembali ke tokoh-tokoh aliran putih yang kini tinggal empat orang sedang berjalan baru saja keluar dari gerbang istana. Mereka adalah Ki Lunggana, Ranu Baya, Nyai Padmasari dan Citrawati.Semula Ki Lunggana dan Ranu Baya mengira Wirasoma hanya pergi sebentar saja, tapi ternyata sampai orang-orang bubar dia belum kembali.Banyak tanya muncul dalam benak. Apalagi ketika melihat Citrawati tampak tidak peduli."Kenapa aku tidak melihat muridku sejak tadi. Apa kau tahu Citrawati?" tanya Ki Lunggana.Citrawati menyembunyikan kegugupannya. Dia menenangkan diri sebelum menjawab. "Saya sudah mencarinya tapi entah di mana?" jawabnya dusta.Sementara Nyai Padmasari juga menahan perasaannya. Pura-pura tidak tahu apa yang terjadi.Padahal dia membatin. "Dasar guru apaan kau ini, tingkah laku muridmu yang kotor itu sampai tidak tahu!""Kalau begitu apakah kita harus menunggu dia atau..?" tanya Ki Lunggana menggantung."Saya a

    Last Updated : 2024-12-21

Latest chapter

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 305

    Pasukan Galuh sudah siaga menunggu sekitar seratus tombak di depan gerbang masuk. Sang senapati utama langsung memimpin paling depan.Bimaraksa berniat ingin menghalau pasukan Sunda sekaligus membunuh Sanjaya. Dia tidak memikirkan lagi tentang Kameswara di belakangnya. Tekadnya sudah bulat.Ada tiga lapis yang menjaga pintu gerbang. Semuanya bersenjata lengkap. Terbagi lagi menjadi beberapa kelompok dengan keahlian senjata masing-masing.Sejak hari gelap mereka sudah siap menunggu kedatangan pasukan Sunda. Beberapa kali prajurit pengintai bolak balik menyampaikan situasi dan keadaan pasukan musuh.Beberapa lama kemudian terdengar suara gemuruh langkah tegap bagikan menggetarkan bumi. Pasukan Sunda telah tiba. Barisan paling depan dipimpin oleh Patih Anggada.Arya Soka berada di lapisan ke dua belasan tombak di belakang lapisan pertama. Rahyang Tamperan, putra Prabu Sanjaya dari Tejakancana juga ikut dalam penyerangan ini.Suasana

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 304

    Dalam sekejap tiga sosok ini sudah berpindah tempat di tiga arah mengepung Kameswara. Si wanita berada di depan langsung menyentakkan dua tangan ke depan.Wussh.Entah dari mana datangnya, tahu-tahu ribuan nyamuk terbang ke arah Kameswara. Ternyata dari dua arah lainnya juga sama, hanya nyamuknya berbeda warna."Wah, jurig nyamuk betulan!" seru Kameswara sebelum kerahkan hawa sakti pelindung. Kemudian dua tangan bergerak seperti melambai.Wussh!Segelombang angin menghempas ribuan nyamuk tiga warna itu. Hitam, kuning dan merah. Akan tetapi jumlah hewan menyedot darah ini malah bertambah. Dari belakang mereka muncul lagi ribuan.Kameswara tertutup oleh gulungan nyamuk yang jumlahnya ribuan itu. Pemuda ini tingkatkan hawa sakti pelindung, malah menggunakannya seperti ketika melawan resi Wanayasa.Ribuan nyamuk itu tidak bisa menyentuh tubuh Kameswara, tapi Tiga Jurig Penghisap Darah juga tidak kelihatan. Tahu-tahu dari bel

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 303

    Kerajaan Galuh.Purbasora bukan tanpa persiapan guna membendung pasukan Sunda. Meski pendekar suruhannya gagal mendapatkan Pustaka Ratuning Bala Sarewu, tapi dia masih mempunyai andalan lain yaitu prajurit Indraprahasta.Seperti perjanjiannya dengan Wiratara, kalau Purbasora berhasil berkuasa di Galuh maka tahta Indraprahasta akan diserahkan kepada Wiratara.Kedudukan Indraprahasta juga diistimewakan walaupun statusnya masih bawahan Galuh.Namun, beberapa senapati dan hulu jurit dipanggil ke Galuh untuk melatih pasukan Galuh yang akan menghadapi gempuran pasukan Sunda jika sudah saatnya nanti.Satu orang yang dikhawatirkan oleh Purbasora bukanlah Sanjaya, tapi pemuda dengan kesaktian yang hampir menyamai ayahnya tiada lain adalah Kameswara."Dyah Kencana Sari gagal, aku tidak mengerti kenapa ajian itu tidak mempan terhadap pemuda itu. Ini sama saja dengan memberinya hadiah, menikmati wanita cantik secara cuma-cuma!"Purb

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 302

    Kameswara tersurut beberapa langkah. Jarak mereka kini sekitar tiga tombak. Di halaman depan rumah itu yang terlihat mereka hanya sedang berdiri berhadap-hadapan.Padahal energi mereka yang sedang saling dorong. Hawa sakti saling bergesekan layaknya dua senjata yang saling menebas atau berayun.Ini bukan yang pertama kalinya buat Kameswara. Menghadapi orang dengan kesaktian besar memang begini. Tidak lagi menggunakan jurus yang berbentuk.Akibat dari dua kekuatan yang bertemu ini, tempat sekitar bagaikan dilanda badai. Angin berputar kencang.Murid-murid resi Wanayasa tidak ada yang berani mendekat. Mereka hanya menyelamatkan benda-benda yang tersapu akibat pertarungan ini.Kameswara menghadapi kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya yang pernah dia lawan, yaitu Andamsuri. Wanita itu sekarang masih terkurung dalam penjara menunggu di eksekusi.Andamsuri sudah tidak sakti lagi setelah terkena ajian Serap Sukma-nya Kameswara.

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 301

    Ketika Dyah Kencana Sari terbangun, Kameswara sudah tidak di sisinya. Dia merenung sejenak membayangkan sosok Kameswara yang begitu perkasa. Senyumnya terulas di bibir yang tipis itu.Kemudian gadis ini mengenakan kembali pakaiannya hingga rapi. Tempat tidur yang berantakan juga alas yang basah oleh cairan kenikmatan termasuk darah kesuciannya. Kain alas yang sudah kotor itu dia buang ke sungai.Beberapa saat kemudian gadis ini sudah tampil cantik menawan."Kalau aku sampai bertemu lagi denganmu, Kameswara. Maka aku akan menyerahkan hidupku sepenuhnya untukmu!"Si gadis berkata demikian karena mengira Kameswara telah kehilangan kesaktiannya dan kalau sudah begitu maka musuh Kameswara akan dengan mudah membunuhnya.Terlihat tiga orang yang mengawalnya datang mendekat dengan perahu kecil."Kalian melihat dia pergi?" tanya Dyah Kencana Sari setelah tiga orang ini naik ke kapal kecilnya."Ya," salah satunya menjawab.

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 300

    Di tenda Prabu Sanjaya.Empat orang pembunuh bayaran sudah muncul dan sedang bertarung melawan Arya Soka dan Widuri. Sepasang suami istri ini masing-masing menghadapi dua orang.Para pembunuh tidak hanya menyerang secara terang-terangan, tapi juga kadang-kadang membokong dengan senjata rahasia.Untungnya suami istri ini selalu waspada. Apalagi di malam hari serangan bokongan tidak dapat dilihat. Mereka mengandalkan pendengaran dan kepekaan perasaan.Sementara itu pembunuh yang masih bersembunyi menyerang Prabu Sanjaya yang berada di dalam tenda dengan melemparkan senjata kecil dari tempatnya.Sekali lempar puluhan senjata melesat cepat tak terlihat oleh mata biasa. Namun, semua itu tidak membuahkan hasil.Senjata yang mereka lemparkan selalu kandas sebelum sampai menyentuh tenda.Sriing! Pyarr!Di sisi lain, di sekeliling tempat ini ternyata sudah disiapkan prajurit regu pemanah yang dipimpin salah satu senapati

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 299

    Serangan datang lagi dari arah belakang Arya Soka. Di sini Widuri yang lebih peka. Wanita ini melompat ke atas sambil memutar badan serta memutar pedangnya juga.Sriing! Sraaat!Entah senjata apa yang datang melesat dari belakang, yang penting semuanya terpental sebelum sampai ke sasaran.Selanjutnya dalam beberapa saat sepasang suami istri ini berjibaku dengan serangan demi serangan yang dilancarkan dari arah kegelapan.Kecepatan mereka dalam bergerak dan mengambil keputusan diuji saat ini. Semua demi melindungi sang raja.Namun, mereka juga cukup terbantu oleh hawa sakti Prabu Sanjaya sendiri yang melindungi tempat sekitar.Kalau ada Kameswara mungkin para penyerang gelap ini akan menerima serangan ajian Bantai Jagat yang sangat ditakuti mereka. Namun, mumpung ada kesempatan mereka tidak menyia-nyiakan begitu saja.Akan tetapi sepasang suami istri ini juga cukup tangguh. Meski cuma berdua, kepandaian mereka tidak bisa

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 298

    Kameswara meracik penawar racun dengan bahan yang mudah didapat sehingga tidak membutuhkan waktu lama mengerjakannya dan orang-orang yang keracunan akhirnya terselamatkan. Prabu Sanjaya sudah hadir di antara mereka. Dengan berbesar hati dan jiwa sang prabu mengucapkan permintaan maafnya atas apa yang telah terjadi. "Setelah diselidiki, ternyata ada satu prajurit yang tewas lalu pakaiannya dicuri oleh si pembunuh tadi," kata Prabu Sanjaya. "Aku sebagai raja dan pemimpin rombongan ini meminta maaf atas kecerobohan ini. Aku akan memberikan sesuatu sebagai ganti rugi!" "Oh, tidak perlu begitu Gusti. Kami bisa selamat saja itu sudah cukup!" sergah si ayah yang sudah sembuh dari racun. "Tidak apa-apa, Pak. Ini sebagai peringatan buat aku juga untuk kedepannya agar lebih waspada!" Si ayah dan keluarganya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Beberapa saat kemudian Prabu Sanjaya sudah meninggalkan tempat it

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 297

    Seperti rencana semula akhirnya para pembunuh ini menunggu orang kiriman yang khusus untuk menangani Kameswara."Pastinya dia dikirim dengan maksud agar pasukan Sunda tidak sampai ke Galuh,""Salah satu dari kita harus mencari keterangan orang itu, agar bisa mengatur rencana!""Baiklah, aku yang akan mencari keterangan. Aku akan mengirimkan kabar lewat burung merpati!"Pembunuh yang berkata tadi langsung berkelebat pergi tanpa persetujuan rekan-rekannya."Kita tetap menguntit pasukan Sunda. Walau keberadaan kita terendus oleh Kameswara, tapi aku yakin dia tidak akan bertindak kalau kita tidak bertindak!""Baik kita menyebar lagi!"Para pembunuh yang berjumlah dua belas orang ini membubarkan diri. Mereka tidak tahu kalau sarang mereka telah musnah. Pimpinan mereka telah binasa.Sementara di atas kuda, Kameswara juga memikirkan siapa orang yang dikirim khusus untuk dirinya. Dari percakapan para pembunuh itu diperk

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status