Share

Bab 125

Penulis: Nandar Hidayat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-21 08:09:22

Kembali ke tokoh-tokoh aliran putih yang kini tinggal empat orang sedang berjalan baru saja keluar dari gerbang istana. Mereka adalah Ki Lunggana, Ranu Baya, Nyai Padmasari dan Citrawati.

Semula Ki Lunggana dan Ranu Baya mengira Wirasoma hanya pergi sebentar saja, tapi ternyata sampai orang-orang bubar dia belum kembali.

Banyak tanya muncul dalam benak. Apalagi ketika melihat Citrawati tampak tidak peduli.

"Kenapa aku tidak melihat muridku sejak tadi. Apa kau tahu Citrawati?" tanya Ki Lunggana.

Citrawati menyembunyikan kegugupannya. Dia menenangkan diri sebelum menjawab. "Saya sudah mencarinya tapi entah di mana?" jawabnya dusta.

Sementara Nyai Padmasari juga menahan perasaannya. Pura-pura tidak tahu apa yang terjadi.

Padahal dia membatin. "Dasar guru apaan kau ini, tingkah laku muridmu yang kotor itu sampai tidak tahu!"

"Kalau begitu apakah kita harus menunggu dia atau..?" tanya Ki Lunggana menggantung.

"Saya a
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 126

    Semakin ramai warga desa yang menyaksikan pertempuran dua kelompok itu. Dulu jangankan masuk, sekadar lewat saja mereka takut. Setelah Nini Rongkot tidak ada, wibawa perguruan itu menjadi luntur.Sementara murid-murid Nini Rongkot tidak peduli dengan keadaan. Mereka terus mempertahankan harga diri, melawan musuh yang ingin memperbudak mereka.Perlawanan mereka membuahkan hasil. Berkat jumlah yang lebih banyak, kelompok musuh bisa didesak. Meski di antara mereka harus terluka, tidak mengapa asal bisa membunuh lawan.Trang! Tring! Swukk!Suara benturan senjata terdengar sampai memekak telinga warga desa. Maklum saja mereka bukan orang persilatan, jadi tidak punya tenaga dalam untuk meredam suara.Beberapa korban dari Laskar Siluman Merah mulai berjatuhan. Begitu pula dari pihak perguruan Merak Iblis. Tenaga dalam yang lebih rendah membuat murid Nini Rongkot harus berjuang ekstra."Jangan menyerah, kita masih punya harga diri!" teri

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 127

    Darah yang keluar dari pemuda yang sudah terbujur itu berasal dari luka di leher dada kiri dan perut. Pada tempat-tempat tersebut tertancap sekuntum bunga mawar berwarna hitam."Lingga, Anakku...hu...!" Sang ibu meratapi nasib anaknya yang mengenaskan.Beberapa orang lalu menggotong mayat Lingga ke dalam rumah diiringi tangis si ibu. Kebetulan di rumah itu hanya mereka berdua penghuninya. Si ibu adalah orang tua tunggal sejak Lingga berumur dua belas tahun."Bagaimana anakmu bisa keluar rumah?" tanya salah seorang peronda.Memang, kalau malam hari warga desa dilarang keluar rumah. Maka si peronda jelas menanyakan hal itu. Pertanyaan yang seolah-olah menyalahkan."Aku tidak tahu, tiba-tiba dia terlihat seperti sangat bahagia. Lalu bergegas keluar seperti ada yang memanggil dari luar. Terus begini jadinya...huhu...!"Para peronda yang berjumlah enam orang ini saling pandang. Beberapa korban sebelumnya juga mengalami hal serupa sebe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 128

    Adegan berikutnya sudah bisa Kameswara tebak. Lelaki yang menjadi guru Rukmini menelusuri bagian atas tubuh gadis itu dengan lidahnya. Penuh nafsu menggebu-gebu.Sementara Rukmini sepertinya terpaksa melayani lelaki itu. Karena dari suaranya bukan rintihan kenikmatan, tapi sekadar menyenangkan pasangan saja.Yang menggelikan Kameswara, mereka melakukannya dalam rendaman air kembang tujuh rupa.Tidak mau dirinya jadi ingin, Kameswara masuk ke dalam rumah. Memeriksa keadaan di dalam."Wah, kamar ini sepertinya dibuat khusus!" seru Kameswara ketika melihat sebuah kamar yang dinding kayunya dipenuhi rangkaian aneka macam bunga.Di tengah-tengah kamar terdapat alas dari permadani empuk. Sekeliling alas ini ditaburi bunga-bunga juga. Sepertinya kamar ini untuk suatu ritual juga.Ada dua kamar di dalam rumah ini. Kameswara berpindah ke kamar satunya. Tampak biasa saja. Pasti tempat tidurnya lelaki itu. Pemuda ini masuk juga ke dalam, me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 129

    "Aku!"Rukmini berbalik ke belakang. Dia lemparkan bakul yang dibawa. Dua tangannya bersiap mengeluarkan sebuah jurus."Siapa kau?" tanya gadis berwajah buruk itu kepada seseorang yang memakai topeng berdiri tiga tombak di depannya."Bukan siapa-siapa, cuma kebetulan lewat saja!" jawab Kameswara asal."Kenapa kau membakar tanaman bungaku?" Rukmini kerahkan tenaga dalam hingga kedua tangannya bergetar."Bunga itu mengandung racun, jadi aku musnahkan daripada disalahgunakan orang!"Rukmini tampak kesal. Kameswara begitu menyepelekan perbuatannya seolah biasa saja. Padahal dia menanam dan merawatnya dengan susah payah."Bedebah, apa hakmu merusak milik orang!"Belum selesai bicara si gadis sudah menerjang maju mengirimkan pukulannya. Gerakannya cepat dan terarah ke sasaran yang dituju, tapi Kameswara bukan orang sembarangan. Dengan mudahnya dia berkelit hampir bersamaan dengan datangnya pukulan. Berbareng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 130

    Kembali ke Kameswara yang kini sudah berhadap-hadapan dengan gurunya Rukmini. Anggota Laskar Siluman Merah yang bernama Dandung."Kau pulang saja, biar keparat ini aku yang urus!" kata Dandung setelah memperhatikan keadaan Rukmini. Matanya tak berkedip melihat tubuh yang hampir tanpa busana itu."Baik, Paman!" Rukmini segera berlalu."Sekarang kau akan menerima hukuman atas kelancanganmu!" tunjuk Dandung begitu percaya diri."Rupanya kau sudah lama terbuai dengan daun muda itu, sehingga tidak tahu apa yang telah menimpa kelompokmu!""Jangan membual pengecut, aku tidak mudah percaya mulut busukmu!"Kameswara tertawa lagi. "Kau memang anggota yang seperti katak dalam tempurung. Terserah apa katamu yang pasti kau akan tahu setelah di neraka nanti!""Dasar cecunguk, berani meremehkanku, rasakan!"Dandung berkelebat mengirim tendangan sambil melayang. Cepat dan mantap. Kameswara belum juga sempat menarik napas, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 131

    Dandung segera meloncat bermaksud menghindar, tapi dia tidak tahu kehebatan Kujang Bayangan. Ternyata kujang itu mengikutinya dan bergerak lebih cepat. Akibatnya dia tak mampu menghindar, kujang menembus dadanya lalu lenyap.Sosok Dandung meluruk kembali ke bawah langsung terkapar tak berkutik lagi. Kedua matanya melotot menyisakan kepenasaran."Paman!" teriak Rukmini tiba-tiba sudah berada di sana. Langsung menghambur bersimpuh di sampingnya. Gadis ini sudah memakai baju lagi."Tidak usah pura-pura sedih. Bukankah kau jijik ketika dia meminta syarat?" hardik Kameswara.Rukmini menoleh cepat. Dalam hatinya memaki-maki, ternyata si topeng itu sudah tahu segalanya. Entah apakah dia harus malu atau bagaimana."Aku belum menyempurnakan ilmuku dan menuntaskan dendamku!" tukas Rukmini."Dendam tidak akan ada habisnya. Seharusnya rasa sakit hati yang kau derita memacu untuk berbuat baik, bukan malah dendam. Orang akan memandang kebaikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 132

    Si nenek malah balas tertawa lantang membuat kelima orang itu menarik muka dengan kening mengkerut."Belum juga kenal, kalian sudah tertarik dengan cucuku. Kalian pasti akan ketagihan kalau sudah merasakan, hihihi...!""Ah, rupanya Nenek sangat baik hati!" ujar salah satu lelaki bertampang garang. Mulutnya tersenyum, tapi matanya memberikan isyarat kepada kawan-kawannya.Lima lelaki setengah baya, yang bentuk wajahnya berbeda satu sama lain, tapi memiliki kesamaan yaitu kumis dan brewok tebal. Mengesankan tampang sangar.Masing-masing menyandang senjata yang berbeda. Tubuh mereka tinggi tegap. Kini kelimanya sudah mengurung Nyai Pancaksuji dan muridnya. Mereka sudah sadar bahwa dua perempuan ini bukan orang sembarangan."Gandawirat, ternyata kelakuanmu tidak berubah!" hardik Nyai Pancaksuji.Si brewok yang bernama Gandawirat tentu saja terkejut nenek ini mengenalinya."Siapa kau?"Si nenek tertawa lagi. "Aku leb

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 133

    Barisan Serigala adalah jurus formasi yang diperagakan secara bersamaan sesuai tugas masing-masing. Makanya dua brewok yang jadi lawan Kirana menoleh kaget.Formasi jurus ini dikeluarkan apabila menghadapi lawan yang luar biasa. Ini akan menjadi yang pertama kalinya mengeluarkan jurus ini sejak turun gunung."Kalian lanjutkan lumpuhkan gadis itu, biar kita bertiga saja melakukannya!" teriak Gandawirat kepada dua kawannya.Setelah mendapat perintah begitu, dua brewok bersenjata cambuk dan tombak kembali menyerang Kirana.Gandawirat dan dua temannya simpan senjata masing-masing. Mereka bertiga mengurung Nyai Pancaksuji. Sepasang tangan masing-masing membentuk cakar.Dari penyaluran tenaga dalam yang besar, cakar-cakar mereka memancarkan cahaya kuning menyelimuti semua jari tangan.Selain itu ada juga hawa memancar dari tubuh mereka menekan pergerakan Nyai Pancaksuji.Namun, si nenek sudah tingkatkan waspada. Jurus lawan ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23

Bab terbaru

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 342

    Kameswara menatap sejenak situasi di depannya. Asmarini duduk menyandar ke bahu raga kasarnya. Di atasnya Payung Terbang memayungi keduanya. Pendekar muda ini tersenyum. Kemudian sukma Kameswara masuk kembali ke dalam tubuh kasarnya. Pedang Bunga Emas otomatis terpegang di tangannya. Asmarini langsung sadar dari lamunannya. "Kakang sudah kembali!" Asmarini langsung menyimpan payungnya. Tangan kiri memegang pedang, tangan kanan merangkul tubuh istrinya. "Inikah Pedang Bunga Emas?" Kameswara pura-pura tidak tahu. "Terbuat dari emas dan menebarkan harum, ini memang pedang pusaka leluhur. Kakang telah membawanya dengan selamat. Terima kasih banyak, Kang!" "Aku suamimu, pasti akan melakukan apapun demi kebahagiaanmu. Tidak perlu berterima kasih. Ini, simpanlah!" Asmarini menerima pedang pusaka tersebut, lalu dia menggeser duduknya hingga saling berhadapan. "Aku juga rel

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 341

    Blang!Kameswara menemukan sebuah ruangan bawah tanah agak luas. Keadaannya remang-remang.Di tengah ruangan ini ada gundukan bantu besar bentuknya mirip seperti dulu dia menyelam ke dasar telaga.Cahaya remang-remang ini pasti berasal dari pedang pusaka itu. Kameswara segera mencari letaknya. Dulu tertancap pada sebuah batu, sekarang pasti sama.Setelah berkeliling satu kali akhirnya menemukan juga pusaka tersebut. Kedua mata Kameswara terbelalak."Mungkinkah ini pedang yang sama? Kalau begitu bisa jadi ada dua, karena di masa depan sudah aku ambil dan diserahkan kepada Ayu Citra, atau..."Kameswara ingat selama sering bertemu dengan Fan Xiang yang merupakan reinkarnasi dari Ayu Citra, gadis itu tidak pernah membicarakan tentang pedang ini."Atau bisa jadi pedangnya kembali ke sini!"Ketika tangan Kameswara menjulur hendak memegang pedang yang tertancap di batu tersebut, tiba-tiba ada serangan hawa gaib yang me

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 340

    Manakala terbetik berita yang dibawa oleh pedagang dari Arab bahwa Ali bin Abi Thalib telah meninggal dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, maka Rakean Sancang bergegas kembali ke Arab.Tempat pertahanan di Gunung Negara terpaksa ditinggalkannya. Di saat itulah dengan segera pasukan Tarumanagara dikerahkan untuk menghancurkan umat agama baru itu.Hampir separuh penganut agama baru itu meninggal dan sebagian lainnya dapat melarikan diri melalui jalan rahasia berupa gua kemudian keluar di bukit yang curam.Para penganut agama baru lalu menyebar ke mana-mana di wilayah Tatar Sunda."Dan sejak saat itu mereka menjalankan keyakinannya secara sembunyi-sembunyi?" tanya Padmasari."Benar, bisa jadi telah mengganti nama agar tidak ketahuan lagi," sahut Ki Santang."Kau mencurigai atau menemukan sesuatu yang berkaitan dengan hal itu?""Ada!""Wah, apa itu?""Ada sebuah ajaran yang namanya Sunda Wiwitan, ajarannya

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 339

    Sepasang suami istri berbeda masa sudah dalam perjalanan mencari Pedang Bunga Emas. Pada malam hari apabila tidak mendapatkan penginapan, maka mereka bermalam di hutan atau kebun.Mereka membuat gubuk dadakan. Dengan kesaktian Kameswara tentu saja sangat mudah dan cepat membangun tempat istirahat sementara tersebut.Sebelum tidur Asmarini sempatkan untuk bersemedi mencari petunjuk keberadaan pusaka leluhurnya.Selama ini setelah berkali semedi sebelum perjalanan, dalam pikirannya selalu ingin pergi ke arah utara."Kalau ke utara, tempat apa saja yang akan kita temukan? Selain bukit Gajah Depa tempat aku menyegel Kala Cengkar. Bukit itu dekat ke perbatasan kerajaan Wanagiri,"Kameswara tampak menerawang. Meski berbeda waktu, tapi letak suatu tempat tetap sama.Tempat mereka berada sekarang sudah dekat ke wilayah yang suatu saat nanti menjadi kerajaan Talagamanggung."Di masa ini kerajaan itu belum berdiri, sedangkan Hutan

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 338

    "Aku tidak menyangka ternyata orang-orang desa Linggapura menggunakan cara-cara memalukan!" teriak Genta."Jangan ngawur!" sentak Suryadana tidak bisa menahan diri. "Sebenarnya kau mau apa ke sini?"Genta bertolak pinggang, wajahnya menunjukkan keangkuhan dan congkak. Sambil menunjuk dia berseru."Aku akan buktikan bahwa warga desa yang katanya kumpulan para pendekar melakukan cara licik untuk memikat hati wanita. Dengan cara membunuhmu, maka guna-guna yang merasuki Sukesih akan hilang!"Genta melangkah ke alun-alun. Keributan kecil di balai desa ini memancing warga yang lain berdatangan untuk melihat apa yang terjadi."Aku tantang kau di kandang sendiri, Suryadana. Katanya kau adalah pemuda berbakat di desa ini, aku ingin tahu seberapa hebatnya dirimu!"Di tempat lain Kameswara dan Asmarini sudah menyaksikan kejadian itu.Sebelum melangkah memenuhi tantangan Genta, pemuda berbakat desa Linggapura menyuruh calon istrinya

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 337

    Desa Linggapura tidak besar juga tidak kecil, penduduknya agak padat. Sususan pemukimannya tertata dengan rapi. Karena awalnya hanya sebuah padepokan kecil.Pada waktu itu, selain menerima murid baru dari luar, juga ada penambahan warga dari dalam padepokan sendiri. Yaitu anak-anak dari pernikahan antara murid laki-laki dengan perempuan.Desa padepokan ini berada di kaki gunung Lingga. Dulu padepokan utamanya berada di lereng gunung.Sekarang dijadikan tempat keramat yang tidak sembarangan orang bisa ke sana, walaupun warga desa sendiri."Lama-lama bisa jadi kerajaan," ujar Kameswara yang diajak jalan memutar. Tidak melalui jalan utama, tapi langsung menuju lereng."Memangnya ada yang seperti itu?""Ada, dulu Indraprahasta juga awalnya hanya pedukuhan kecil yang dibangun oleh resi Santanu,""Oh, ternyata begitu. Sayangnya sekarang sudah hancur!"Kameswara teringat ketika menyelamatkan keluarga Prabu Wiratara seb

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 336

    Keesokan harinya perjalanan mencari Pedang Bunga Emas dimulai. Kameswara sudah mempunyai rencana kemana dia akan pergi, tapi tidak disampaikan ke istrinya."Kemana kita akan mulai?" tanya Kameswara."Ke utara!"Tepat. Arah yang hendak dituju Kameswara memang ke utara. Mudah-mudahan saja firasatnya benar."Jadi kita tidak membutuhkan para pendamping?""Hanya untuk keadaan darurat. Jangan terlalu mengandalkan mereka. Selagi masih bisa dikerjakan sendiri, jangan malas!""Baiklah!"Pada dasarnya Kameswara memiliki pemikiran yang sama dengan istri mungilnya ini. Hanya untuk hal yang sangat tidak mungkin baru dia meminta bantuan Padmasari.Seperti menyeberang ke negeri tempat tinggal Ayu Citra dalam waktu sekejap, tapi itu mungkin tidak akan dilakukan lagi.Satu kesamaan yang dimiliki Asmarini dengan Kameswara adalah tidak suka membawa banyak barang dalam perjalanan. Hanya seperlunya saja.Setelah se

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 335

    Angin yang tadinya berhembus bagaikan badai berganti menjadi tiupan lembut dan sejuk. Semua mata kini memandang ke atas. Satu sosok melayang bagaikan turun dari langit. Bercahaya.Sosok yang memegang payung terbuka menaungi kepalanya dari terik mentari. Setelah semakin turun barulah terlihat sosok tersebut adalah seorang wanita yang kecantikannya bagai bidadari dari alam Tunjung Sampurna."Dewi Payung Terbang!"Beberapa orang berseru mengenali siapa yang datang itu. Semuanya terpana, takjub dengan cara-cara wanita yang dijuluki Dewi Payung Terbang ini muncul di hadapan semua orang.Wanita cantik berpayung mendarat di depan Kameswara. Mereka saling pandang dengan seulas senyum tipis."Kakang berhasil,""Ini berkat Nyai juga!"Aki Balangantrang dan Manarah tampak mendekat."Terima kasih, Ki Sanak telah menyelamatkan kerajaan dan juga ibu saya!" ucap Manarah.Sementara beberapa orang telah mengamankan Hari

  • LEGENDA KAMESWARA   Bab 334

    Apa yang terjadi? Kita mundur dulu sejenak ceritanya.Setelah kematian suaminya, lalu dinikahi oleh Tamperan. Hidup Dewi Naganingrum tidak tenang. Dia merasa telah mengkhianati sang suami.Sedangkan Pangrenyep sepertinya malah senang. Naganingrum tidak tahu kalau di antara Pangrenyep dan Tamperan sudah ada skandal sejak suami masih hidup.Karena rasa tidak tenang inilah akhirnya Naganingrum memutuskan untuk tinggal di luar istana. Dia memilih bekas pertapaan Premana Dikusumah.Di sana dia membangun rumah sederhana. Manarah juga dirawat di sana. Baru ketika umur tujuh tahun, Manarah diperbolehkan pergi ke istana.Sampai besar Manarah sering bolak balik dari istana ke rumah ibunya.Lalu sekarang, tiba-tiba saja Dewi Naganingrum berada dalam cengkraman tangan seseorang yang berdiri di atas atap. Sosok yang mengenakan pakaian serba merah."Dewata Kala!" Aki Balangantrang terkejut. Lebih-lebih Manarah karena dia sangat menyay

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status