Siapa yang ditantang Angga Nurmeda? dia adalah orang nomor satu, apa lagi yang dia harapkan?
Banyak orang berpikir demikian.
"Aku menantang dia?!" Angga Nurmeda menunjuk ke arah Lanting Beruga yang masih terpejam, tapi kali ini pemuda itu membagi kesadarannya, sehingga masih mendengar suara dari luar alam sadaranya.
"Kenapa kau menantang dirinya?" Subansari langsung protes, "dia berada di nomor 8, tidak berminat berurusan dengan siapapun, lalu kenapa kau malah mengusiknya?"
"Aku tidak peduli dengan hadiah atau apapun namanya, aku ingin bertarung dengan Lanting Beruga," ucap Angga Nurmeda.
Pemuda itu menarik pedangnya, berjalan ke arah Arena Pertandingan, lalu mengarahkan mata pedang pada Lanting Beruga.
"Kau mendengarku, bukan?" tanya Angga Nurmeda.
Di sebelah Lanting Beruga, Sekar Ayu mengepalkan telapak tangannya karena kesal, dia tidak bisa terima Angga Nurmeda mempermalukan Lanting Beruga.
Namun, Lanting Beruga menepuk tang
Serangan Angga Nurmeda begitu berat dan cepat, Lanting Beruga hampir mati di beberapa kesempatan.Sekarang di atas arena, semua orang bisa melihat cahaya merah dan perak bertabrakan."Mereka sama-sama cepat!" ucap para penonton. "bagaimana cara mereka melakukannya!""Yang satunya menggunakan tenaga dalam, tapi yang satunya menggunakan energi yang tidak diketahui," ucap salah satu jendral."Ini tidak masuk akal," ucap Rosalawu, "bocah tanpa tenaga dalam itu, dari mana dia mendapatkan kecepatannya?"Dalam beberapa waktu yang singkat, telah terjadi pertukaran serangan antara Angga Nurmeda dan Lanting Beruga.Setiap ayunan pedang Lanting Beruga dapat di tahan oleh Angga Nurmeda dan sebaliknya.Sejauh ini tidak ada yang dapat menduga siapa yang akan jadi pemenang pertarungan ini.Beberapa peserta yang lain tidak bisa menutup mata meraka melihat pertandingan ini. Pertanyaan yang sama, dari mana Lanting Beruga mendapatkan kekuat
Angga Nurmeda mulai merasa gelisah karena aura yang terpancar dari tubuh Lanting Beruga. Namun demikian dia tidak bisa menyerah begitu saja."Dua Pedang Pembasmi Naga."Sinar putih terang menyelimuti pedang Angga Nurmeda, entah berapa banyak tenaga dalam yang dia alirkan pada dua pedang itu.Lanting Beruga menyipitkan matanya, berharap jika jurus yang digunakan oleh Angga Nurmeda sangat kuat, sehingga luka yang diakibatkan oleh mode ke dua Aura Api, tidak akan membakar pemuda itu.Wushh ...Lanting Beruga bergerak dengan cepat, membawa sinar terang pada bilah pedangnya, sementara pada saat yang sama Angga Nurmeda juga melakukan perlawanan.BommmDua jurus pada akhirnya bertemu, pedang Lanting Beruga dan Angga Nurmeda saling tekan untuk beberapa waktu yang singkat.Ledakan gelombang kejut melemparkan kerikil kecil yang ada di sekitar mereka berdua. Udara bergerak tidak menentu di atas arena."Bukankah ini terlalu be
Kuda hitam yang tidak terduga, demikian pengambaran Lanting Beruga di mata para penonton yang lainnya.Sekarang pandangan mereka terhadap Pemuda itu telah berbalik, dari yang mula-mula meremehkannya kini malah memuja dirinya.Lanting Beruga tersenyum kecil, meski dia tidak biasa mendapatkan sorakan dan dukungan dari orang lain, tapi kali ini dia bisa melambaikan tangannya ke arah penonton."Kau adalah harapan baru bagi Sursena!" berteriak para penonton hari ini.Setelah mengumumkan hasil pertandingannya, dan tentu saja juara satu dari pertandingan itu, para penonton mulai membubarkan diri, sementara para Jendral masih berada di tempatnya bersama dengan pangeran.Patih Sandar Angin telah mengumumkan 12 orang pemuda yang kini secara resmi telah menjadi bintang suci, dan mengumpulkannya menjadi satu."Mulai hari ini, kalian semua akan menjadi harapan bagi Sursena, kalian akan mendapatkan perlakukan khusus, semua hal yang kalian butuhkan akan di
Gunung Cadas Putih terletak tidak jauh dari wilayah Istana Sursena, dengan menunggangi kuda, mereka akan tiba di puncak gunung itu dalam waktu 2 hari saja.Dan hari ini, setelah berjalan dengan santai, Lanting Beruga dan yang lainnya telah menemukan sebuah goa besar yang di apit oleh hutan berdaun kecil.Hutan itu tidak memiliki rumput, dan sedikit berkabut. Hutan yang cukup gersang. Lanting Beruga telah menyapukan pandangan ke berbagai sisi hutan itu, tapi tidak menemukan satu ekor binatangpun berkeliaran di sana.Mereka berjalan memasuki goa besar itu, suara dari air yang menetes bergema dan membuat tengkuk terasa dingin.Konon, gunung ini dianggap keramat di Sursena.Ada anak tangga di dalam goa besar itu, berliku dan mendaki. Setelah beberapa waktu, mereka akhirnya tiba pula di puncak gunung tersebut.Sungguh berbeda dari perkiraan mereka semua, Sursena tidak menyiapkan tempat tinggal di puncak gunung itu.Tepat di depan mer
Situasi di Istana Tua itu benar-benar semakin mencekam ketika rombongan tersebut mulai memasukinya. Seolah sarang mahluk buas.Lanting Beruga mengamati setiap dinding Istana ini, dibuat dengan benar-benar unik, terasa kuno dan dingin.Jika dia memiliki mata yang bagus seperti Sekar Ayu, dia akan tahu jika Istana ini selalu memancarkan energi kuat yang mengintimidasi orang lain.Hari yang sama, tanpa istirahat, Guru Kilat Putih mengumpulkan 12 muridnya di puncak tertinggi Istana ini.Ada semacam halaman kecil di puncak Istana itu, terdiri dari susunan batu berwarna putih, mirip seperti batu kapur."Aku akan memulai perkenalannya ..." ucap Guru Kilat Putih.Pria itu kemudian menjelaskan siapa dirinya, dan kenapa menjadi guru bagi 12 bintang suci di Sursena.Sursena adalah satu negara dari 5 negara di sebuah pulau yang disebut sebagai benua Sunda.5 Negara ini melakukan kerja sama setelah perang Sursena pertama, membua
Dari pada kebanyakan orang, Lanting Beruga lebih sedikit tidur di malam hari, hanya beberapa waktu saja. Melihat kemampuan Guru Kilat Putih, membuat dia yakin, jika jalannya menjadi Dewa pedang masih sangat jauh lagi panjang.Setiap hari mereka bertiga akan mengumpulkan kayu bakar dari dalam hutan. Karena pegunungan ini begitu gersang, satu-satunya cara mendapatkan kayu bakar hanyalah turun dari gunung ini.Kakas Mangkuraga mulai kesal, bukan hanya dia menjadi tim Lanting Beruga, tapi juga mendapatkan tugas paling berat dari pada tim-tim yang lainnya.Misalnya, tim yang ada didapur, mereka akan kenyang setiap waktu, atau tim memelihara tanaman obat yang sangat santai."Kalian hanya bertugas mengumpulkan kayunya, biar aku yang membawanya ..." ucap Lanting Beruga."Tentu saja kau yang harus membawanya, apa aku yang orang bangsawan ini yang harus memikul kayu bakar itu, atau gadis cantik?" Kakas Mangkuraga mengedipkan matanya ke arah Sekar Ayu, tapi t
Lanting Beruga tidak terlalu peduli dengan dua kabar baik mengenai Angga Nurmeda dan juga dua gadis yang lainnya.Tapi kabar buruk yang dibawa oleh Kakas Mangkuraga membuat kepalanya yang bodoh terasa sedikit sakit."Raja Lakuning Banyu sakit keras?" gumam Lanting Beruga. "Tahta mungkin akan jatuh kepada Putra Mahkota, tapi penobatan seorang raja tidak bisa dilakukan tanpa keris panca naga."Keris Panca Naga adalah simbol dari kekuatan, persatuan, dan keamanan Istana Sursena. Barang siapa yang memiliki keris tersebut, dialah yang layak menjadi Raja.Tapi bagaimana hasilnya, jika penobatan tersebut dilakukan tanpa keris panca naga? Akan ada kekisruhan di Istana Sursena.Yang mengkhawatirkan adalah, Pangeran Rosalwu bisa saja memanfaatkan hal ini untuk menentang Raja yang baru dilantik, dengan dalih keris panca naga tersebut.Mengingat jumlah prajurit yang memihak Rosalawu sangat banyak, bukan tidak mungkin terjadi kudeta.Namun ini ten
Dua bulan telah berlalu, semua anggota Bintang Suci tampaknya mulai terbiasa dengan aturan yang diberikan oleh Guru Kilat Putih. Dan semuanya tampak akrab.Ketika makan malam berlangsung, semua murid saling bertukar cerita dan pengalaman. Memang ada sentilan-sentilan yang dikeluarkan dari beberapa murid pria tapi tidak dapat merusak suasana makan malam itu."Aku dengar Subansari dan Intan Kumala telah mencapai tahap puncak pendekar emas?" Putri Rismananti bertanya kepada dua gadis itu. "Hebat sekali, mungkin hanya dalam satu bulan lagi, kalian berdua akan mencapai level yang sama dengan kami berempat."Subansari tersenyum kecil, begitu juga Intan Kumala. Karena saling bersaing, dua gadis itu tidak sadar telah berlatih lebih keras dari biasanya."Sekar ayu, sepertinya kau juga mengalami peningkatan, bukan?" tanya Rismananti."Aku ..." Sekar Ayu tersenyum tipis, "aku tidak bisa sebaik kalian, tapi aku ingin berusaha melakukan yang terbaik.""S