Lanting Beruga tidak terlalu peduli dengan dua kabar baik mengenai Angga Nurmeda dan juga dua gadis yang lainnya.
Tapi kabar buruk yang dibawa oleh Kakas Mangkuraga membuat kepalanya yang bodoh terasa sedikit sakit.
"Raja Lakuning Banyu sakit keras?" gumam Lanting Beruga. "Tahta mungkin akan jatuh kepada Putra Mahkota, tapi penobatan seorang raja tidak bisa dilakukan tanpa keris panca naga."
Keris Panca Naga adalah simbol dari kekuatan, persatuan, dan keamanan Istana Sursena. Barang siapa yang memiliki keris tersebut, dialah yang layak menjadi Raja.
Tapi bagaimana hasilnya, jika penobatan tersebut dilakukan tanpa keris panca naga? Akan ada kekisruhan di Istana Sursena.
Yang mengkhawatirkan adalah, Pangeran Rosalwu bisa saja memanfaatkan hal ini untuk menentang Raja yang baru dilantik, dengan dalih keris panca naga tersebut.
Mengingat jumlah prajurit yang memihak Rosalawu sangat banyak, bukan tidak mungkin terjadi kudeta.
Namun ini ten
Dua bulan telah berlalu, semua anggota Bintang Suci tampaknya mulai terbiasa dengan aturan yang diberikan oleh Guru Kilat Putih. Dan semuanya tampak akrab.Ketika makan malam berlangsung, semua murid saling bertukar cerita dan pengalaman. Memang ada sentilan-sentilan yang dikeluarkan dari beberapa murid pria tapi tidak dapat merusak suasana makan malam itu."Aku dengar Subansari dan Intan Kumala telah mencapai tahap puncak pendekar emas?" Putri Rismananti bertanya kepada dua gadis itu. "Hebat sekali, mungkin hanya dalam satu bulan lagi, kalian berdua akan mencapai level yang sama dengan kami berempat."Subansari tersenyum kecil, begitu juga Intan Kumala. Karena saling bersaing, dua gadis itu tidak sadar telah berlatih lebih keras dari biasanya."Sekar ayu, sepertinya kau juga mengalami peningkatan, bukan?" tanya Rismananti."Aku ..." Sekar Ayu tersenyum tipis, "aku tidak bisa sebaik kalian, tapi aku ingin berusaha melakukan yang terbaik.""S
Guru Kilat Putih mulai menggambarkan situasi yang terjadi pada banyak negara, kerakusan dan iri dengki adalah sumber petaka. Akan melemahkan negara itu dari dalam, dan pada akhirnya menciptakan kesempatan bagi golongan lain.Golongan lain ini bisa saja Kelompok Bulan Merah, atau kelompok yang lain, bahkan tidak mungkin negara tetangga."Bintang Suci dibuat untuk menjaga perdamaian itu, 12 orang yang akan menjadi pelindung, dan penjaga Sursena.""Guru, kenapa kau mengatakan hal ini kepadaku?" tanya Lanting Beruga."Karena di dalam tubuhnya, bersarang kekuatan yang mengerikan, aku bisa melihatnya dan merasakan kekuatan tersebut. Satu-satunya yang kukhawatirkan adalah dirimu, jika kau salah berpihak, dengan kekuatanmu kau malah akan menghancurkan Sursena, tidak! bahkan mengundang kekacauan di dataran Sundalan keseluruhannya."4 pusaka lain belum muncul ke dunia persilatan, tapi meski hanya satu saja, Guru Kilat Putih sangat yakin dunia ini akan menjad
Esok malam Lanting Beruga membuka kembali kitab kuno yang mempelajari Kerangka Dewa, dan benar di dalam catatan tersebut, tertulis air mata suci."Sekarang aku memiliki dua sumber daya pelatihan, jika aku bisa menyerap ke duanya, kekuatan pisikku akan setara dengan puncak level tanding, mungkin pilih tanding."Tanpa membuang waktu Lanting Beruga menyiapkan segala hal yang diperlukan.Dia memilih untuk menyerap air mata suci terlebih dahulu, tapi dia membutuhkan sebuah wadah besar, seperti tong yang terbuat dari batu.Tidak ada tong batu di istana tua ini, jadi malam-malam Lanting Beruga keluar dari istana dan membuat tong dari batu.Cukup lama, Lanting Beruga bukan ahli dalam membuat pahatan batu, jadi tong yang dia ciptakan hanya ala kadarnya saja."Apa yang dilakukan saudara Lanting?" Sekar Ayu terjaga malam hari mendengar suara ketukan di halaman belakang Istana, dan melihat Lanting Beruga baru saja menyelesaikan pekerjaannya.
Setelah dua hari dua malam lamanya, rasa sakit yang dialami Lanting Beruga mulai mereda, ini mungkin karena Lanting Beruga berhasil menahannya atau mungkin karena dia berhasil mematikan perasaanya.Bukankah perasaan hanya ada di dalam hidup manusia, seperti sebuah ilusi yang mempermainkan pikiran? Rasa hanya sebuah media yang membantu manusia untuk menggambarkan sebuah keadaan.Seseorang tidak tahu telah terluka jika dia tidak merasakan pedihnya terkena tebasan pedang.Bahkan seseorang tidak mungkin berhenti bekerja, jika dia tidak merasakan letihnya berkerja tersebut.Jika kau bisa mematikan rasamu, kau telah memutus sifat dalam hidupmu. Hal ini yang dilakukan oleh Lanting Beruga selama menyerap air mata suci.Dia berhasil mematikan rasa yang ada di dalam dirinya, membuatnya tidak merasa sakit sama sekali. Namun hal ini juga berbahaya bagi Lanting Beruga, sebab jika terlalu sering mematikan perasaan, dia akan kehilangan kemanusiannya.Di lu
Otot Naga Api level 2, hal yang jarang dimiliki oleh pendekar saat ini kecuali bagi mereka yang telah mecapai level tanpa tanding. Bahkan level pilih tanding hanya mampu mencapai singa emas level 4 saja.Kekuatan pisik Lanting Beruga setara dengan pendekar puncak tanding, artinya setara dengan pendekar yang memiliki lebih dari 5000 titik cakra.Satrio Langit adalah satu-satunya yang memiliki tenaga dalam lebih dari 5000 titik cakra saat ini, murid jenius terbaik yang pernah ada di seluruh negara Sursena. Sementara Altar Buana baru mencapai 4000 titik cakra, dan Rismananti baru mencapai 3500, sementara Angga Nurmeda masih di angka 3200 titik cakra.Butuh 1400 titik cakra bagi Satrio Langit untuk mencapai level pilih tanding, tapi sumber daya level tinggi sekalipun tidak berguna lagi kepada pemuda tersebut.Semakin tinggi tenaga dalam seseorang, semakin sulit dia untuk meningkatkannya lagi.Level satu hingga level emas dapat dikejar, karena tingkat p
Mendengar hal itu, semua murid menjadi sangat terkejut. Siapa yang memberi perintah penangkapan anggota bintang suci, dan kenapa mereka ditangkap?Situasi seperti ini jelas tidak baik, semua orang menjadi cemas."Pergilah kalian semua!" ucap Lanting Beruga. "Aku akan menahan mereka!""Tunggu! apa yang kau rencanakan!" tanya Subansari. "Kita akan pergi dari sini bersama-sama, dan kembali ke Majangkara jika situasinya tidak memungkinkan."Lanting Beruga tersenyum kecil, menatap wajah Subansari dengan sendu, gadis itu tampaknya tidak tahu situasi mereka saat ini.Subansari tidak sadar, jika mereka bukan anak-anak kecil lagi. Kembali ke Majangkara hanya akan membawa petaka saja, berimbas pada Sekte Awan Berarak.Meski Lanting Beruga tidak tahu siapa yang memerintahkan pasukan di bawah gununug ini, tapi firasatnya berkata buruk."Kalau begitu aku dan Lanting Beruga yang akan menahan mereka, gunakan perpustakaan bawah tanah untu
"Kalian semua?" Lanting Beruga telah melihat tanda di leher 3 orang itu, meski dibalut dengan pakaian emas sekalipun Lanting Beruga tetap tahu siapa mereka sebenarnya."Saudara Lanting apa kau tahu mengenai mereka?" bisik Rismananti."Ya, Bajak Laut Buaya Putih, Jendral Benggala Cokor dan kami pernah dihadang oleh pimpinan mereka."Meski tidak memiliki kekuatan sehebat pimpinan bajak laut itu, 3 orang ini tetap berbahaya karena setingkat dengan Satrio Langit. Puncak level tanding."Sekarang menyerahlah, kami mungkin tidak akan menyakiti kalian berdua!" salah satu dari mereka menawarkan kesepakatan, tapi tentu saja ditolak Oleh Lanting Beruga."Kalian berdua keras kepalan, jangan salahkan kami bertiga jika terlanjur membunuh kalian berdua."Salah satu dari mereka lebih dahulu menyerang, tapi Rismananti langsung menghadapinya dengan pedang berlambang naga di tangannya. Meski bukan sehebat pusaka, pedang itu di tangan gadis itu merupakan salah
Pertarungan kembali di lanjutkan, dua orang itu langsung menyerang Lanting Beruga dengan waktu bersamaan.Semua serangan yang mereka lancarkan disambut dengan cukup baik oleh Lanting Beruga.Mulai dari jurus level rendah sampai level tinggi yang dikuasai oleh lawan-lawannya, telah dicicipi oleh Lanting Beruga. Beberapa serangan kadang kala sempat membahayakan nyawa Lanting Beruga, tapi pemuda itu rupanya memang sangat nekat.Dia seperti ikan yang berenang di antara arus sungai yang deras, sedikit saja mengalami kesalahan, nyawanya bisa saja melayang."Sampai kapan kau bisa berada di posisi itu," salah satu dari musuh pemuda itu bertanya dengan kesal, "melawan satu orang pendekar tanding mungkin dapat kau lakukan, tapi dua orang level tanding, mustahil kau bisa menang."Lanting Beruga tidak peduli, dia masih menggunakan kecepatannya untuk mendekati lawan-lawannya, menyerang mereka jika memiliki kesempatan, atau pula mundur jika mendapatkan ancaman.