Angga Nurmeda mulai merasa gelisah karena aura yang terpancar dari tubuh Lanting Beruga. Namun demikian dia tidak bisa menyerah begitu saja.
"Dua Pedang Pembasmi Naga."
Sinar putih terang menyelimuti pedang Angga Nurmeda, entah berapa banyak tenaga dalam yang dia alirkan pada dua pedang itu.
Lanting Beruga menyipitkan matanya, berharap jika jurus yang digunakan oleh Angga Nurmeda sangat kuat, sehingga luka yang diakibatkan oleh mode ke dua Aura Api, tidak akan membakar pemuda itu.
Wushh ...
Lanting Beruga bergerak dengan cepat, membawa sinar terang pada bilah pedangnya, sementara pada saat yang sama Angga Nurmeda juga melakukan perlawanan.
Bommm
Dua jurus pada akhirnya bertemu, pedang Lanting Beruga dan Angga Nurmeda saling tekan untuk beberapa waktu yang singkat.
Ledakan gelombang kejut melemparkan kerikil kecil yang ada di sekitar mereka berdua. Udara bergerak tidak menentu di atas arena.
"Bukankah ini terlalu be
Kuda hitam yang tidak terduga, demikian pengambaran Lanting Beruga di mata para penonton yang lainnya.Sekarang pandangan mereka terhadap Pemuda itu telah berbalik, dari yang mula-mula meremehkannya kini malah memuja dirinya.Lanting Beruga tersenyum kecil, meski dia tidak biasa mendapatkan sorakan dan dukungan dari orang lain, tapi kali ini dia bisa melambaikan tangannya ke arah penonton."Kau adalah harapan baru bagi Sursena!" berteriak para penonton hari ini.Setelah mengumumkan hasil pertandingannya, dan tentu saja juara satu dari pertandingan itu, para penonton mulai membubarkan diri, sementara para Jendral masih berada di tempatnya bersama dengan pangeran.Patih Sandar Angin telah mengumumkan 12 orang pemuda yang kini secara resmi telah menjadi bintang suci, dan mengumpulkannya menjadi satu."Mulai hari ini, kalian semua akan menjadi harapan bagi Sursena, kalian akan mendapatkan perlakukan khusus, semua hal yang kalian butuhkan akan di
Gunung Cadas Putih terletak tidak jauh dari wilayah Istana Sursena, dengan menunggangi kuda, mereka akan tiba di puncak gunung itu dalam waktu 2 hari saja.Dan hari ini, setelah berjalan dengan santai, Lanting Beruga dan yang lainnya telah menemukan sebuah goa besar yang di apit oleh hutan berdaun kecil.Hutan itu tidak memiliki rumput, dan sedikit berkabut. Hutan yang cukup gersang. Lanting Beruga telah menyapukan pandangan ke berbagai sisi hutan itu, tapi tidak menemukan satu ekor binatangpun berkeliaran di sana.Mereka berjalan memasuki goa besar itu, suara dari air yang menetes bergema dan membuat tengkuk terasa dingin.Konon, gunung ini dianggap keramat di Sursena.Ada anak tangga di dalam goa besar itu, berliku dan mendaki. Setelah beberapa waktu, mereka akhirnya tiba pula di puncak gunung tersebut.Sungguh berbeda dari perkiraan mereka semua, Sursena tidak menyiapkan tempat tinggal di puncak gunung itu.Tepat di depan mer
Situasi di Istana Tua itu benar-benar semakin mencekam ketika rombongan tersebut mulai memasukinya. Seolah sarang mahluk buas.Lanting Beruga mengamati setiap dinding Istana ini, dibuat dengan benar-benar unik, terasa kuno dan dingin.Jika dia memiliki mata yang bagus seperti Sekar Ayu, dia akan tahu jika Istana ini selalu memancarkan energi kuat yang mengintimidasi orang lain.Hari yang sama, tanpa istirahat, Guru Kilat Putih mengumpulkan 12 muridnya di puncak tertinggi Istana ini.Ada semacam halaman kecil di puncak Istana itu, terdiri dari susunan batu berwarna putih, mirip seperti batu kapur."Aku akan memulai perkenalannya ..." ucap Guru Kilat Putih.Pria itu kemudian menjelaskan siapa dirinya, dan kenapa menjadi guru bagi 12 bintang suci di Sursena.Sursena adalah satu negara dari 5 negara di sebuah pulau yang disebut sebagai benua Sunda.5 Negara ini melakukan kerja sama setelah perang Sursena pertama, membua
Dari pada kebanyakan orang, Lanting Beruga lebih sedikit tidur di malam hari, hanya beberapa waktu saja. Melihat kemampuan Guru Kilat Putih, membuat dia yakin, jika jalannya menjadi Dewa pedang masih sangat jauh lagi panjang.Setiap hari mereka bertiga akan mengumpulkan kayu bakar dari dalam hutan. Karena pegunungan ini begitu gersang, satu-satunya cara mendapatkan kayu bakar hanyalah turun dari gunung ini.Kakas Mangkuraga mulai kesal, bukan hanya dia menjadi tim Lanting Beruga, tapi juga mendapatkan tugas paling berat dari pada tim-tim yang lainnya.Misalnya, tim yang ada didapur, mereka akan kenyang setiap waktu, atau tim memelihara tanaman obat yang sangat santai."Kalian hanya bertugas mengumpulkan kayunya, biar aku yang membawanya ..." ucap Lanting Beruga."Tentu saja kau yang harus membawanya, apa aku yang orang bangsawan ini yang harus memikul kayu bakar itu, atau gadis cantik?" Kakas Mangkuraga mengedipkan matanya ke arah Sekar Ayu, tapi t
Lanting Beruga tidak terlalu peduli dengan dua kabar baik mengenai Angga Nurmeda dan juga dua gadis yang lainnya.Tapi kabar buruk yang dibawa oleh Kakas Mangkuraga membuat kepalanya yang bodoh terasa sedikit sakit."Raja Lakuning Banyu sakit keras?" gumam Lanting Beruga. "Tahta mungkin akan jatuh kepada Putra Mahkota, tapi penobatan seorang raja tidak bisa dilakukan tanpa keris panca naga."Keris Panca Naga adalah simbol dari kekuatan, persatuan, dan keamanan Istana Sursena. Barang siapa yang memiliki keris tersebut, dialah yang layak menjadi Raja.Tapi bagaimana hasilnya, jika penobatan tersebut dilakukan tanpa keris panca naga? Akan ada kekisruhan di Istana Sursena.Yang mengkhawatirkan adalah, Pangeran Rosalwu bisa saja memanfaatkan hal ini untuk menentang Raja yang baru dilantik, dengan dalih keris panca naga tersebut.Mengingat jumlah prajurit yang memihak Rosalawu sangat banyak, bukan tidak mungkin terjadi kudeta.Namun ini ten
Dua bulan telah berlalu, semua anggota Bintang Suci tampaknya mulai terbiasa dengan aturan yang diberikan oleh Guru Kilat Putih. Dan semuanya tampak akrab.Ketika makan malam berlangsung, semua murid saling bertukar cerita dan pengalaman. Memang ada sentilan-sentilan yang dikeluarkan dari beberapa murid pria tapi tidak dapat merusak suasana makan malam itu."Aku dengar Subansari dan Intan Kumala telah mencapai tahap puncak pendekar emas?" Putri Rismananti bertanya kepada dua gadis itu. "Hebat sekali, mungkin hanya dalam satu bulan lagi, kalian berdua akan mencapai level yang sama dengan kami berempat."Subansari tersenyum kecil, begitu juga Intan Kumala. Karena saling bersaing, dua gadis itu tidak sadar telah berlatih lebih keras dari biasanya."Sekar ayu, sepertinya kau juga mengalami peningkatan, bukan?" tanya Rismananti."Aku ..." Sekar Ayu tersenyum tipis, "aku tidak bisa sebaik kalian, tapi aku ingin berusaha melakukan yang terbaik.""S
Guru Kilat Putih mulai menggambarkan situasi yang terjadi pada banyak negara, kerakusan dan iri dengki adalah sumber petaka. Akan melemahkan negara itu dari dalam, dan pada akhirnya menciptakan kesempatan bagi golongan lain.Golongan lain ini bisa saja Kelompok Bulan Merah, atau kelompok yang lain, bahkan tidak mungkin negara tetangga."Bintang Suci dibuat untuk menjaga perdamaian itu, 12 orang yang akan menjadi pelindung, dan penjaga Sursena.""Guru, kenapa kau mengatakan hal ini kepadaku?" tanya Lanting Beruga."Karena di dalam tubuhnya, bersarang kekuatan yang mengerikan, aku bisa melihatnya dan merasakan kekuatan tersebut. Satu-satunya yang kukhawatirkan adalah dirimu, jika kau salah berpihak, dengan kekuatanmu kau malah akan menghancurkan Sursena, tidak! bahkan mengundang kekacauan di dataran Sundalan keseluruhannya."4 pusaka lain belum muncul ke dunia persilatan, tapi meski hanya satu saja, Guru Kilat Putih sangat yakin dunia ini akan menjad
Esok malam Lanting Beruga membuka kembali kitab kuno yang mempelajari Kerangka Dewa, dan benar di dalam catatan tersebut, tertulis air mata suci."Sekarang aku memiliki dua sumber daya pelatihan, jika aku bisa menyerap ke duanya, kekuatan pisikku akan setara dengan puncak level tanding, mungkin pilih tanding."Tanpa membuang waktu Lanting Beruga menyiapkan segala hal yang diperlukan.Dia memilih untuk menyerap air mata suci terlebih dahulu, tapi dia membutuhkan sebuah wadah besar, seperti tong yang terbuat dari batu.Tidak ada tong batu di istana tua ini, jadi malam-malam Lanting Beruga keluar dari istana dan membuat tong dari batu.Cukup lama, Lanting Beruga bukan ahli dalam membuat pahatan batu, jadi tong yang dia ciptakan hanya ala kadarnya saja."Apa yang dilakukan saudara Lanting?" Sekar Ayu terjaga malam hari mendengar suara ketukan di halaman belakang Istana, dan melihat Lanting Beruga baru saja menyelesaikan pekerjaannya.