Home / Pendekar / LANTING BRUGA / Kekuatan Yang Besar

Share

Kekuatan Yang Besar

Author: Pancur Lidi
last update Last Updated: 2021-11-25 17:06:16

Setelah mengatakan hal itu, roh air keluar dari dalam alam bawah sadar Lanting Beruga.

Lanting Beruga kini kembali tersadar. Pertemuan itu sebenarnya begitu singkat, hanya beberapa detik saja, tapi di alam bawah sadar Lanting Beruga seolah waktu berjalan begitu lama.

Roh air tidak memilih siapa yang akan diserangnya, semua orang di serang. Lanting Beruga sesekali menghindari serangan mahluk tersebut.

Namun, mata kiri Lanting Beruga selalu berdenyut kuat. Mengirim energi batin dalam jumlah besar adalah tugas mata kiri itu, dan hal ini berhasil memperlambat gerakan Roh Air.

"Sial, bahkan setelah menggunakan energi batin milik Raja Bandawasa, mahluk bodoh ini masih bisa bergerak."

Jika di ibaratkan siluman mistik lima, maka kekuatan roh air saat ini 5 kali lipat siluman mistik lima. Itu artinya dia lebih kuat 5 kali dari naga hitam yang ada di dalam warisan kuno.

Kali ini mahluk gila itu bertindak lebih liar lagi, dia mengangkat pacak pulau yan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Ki Arya Lanang
hachibi mengamuk
goodnovel comment avatar
nugraha rangga
mode super serius, setelah ini serikat naga berteman dg lanting
goodnovel comment avatar
Syahrul Aidil
lanjut torr
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • LANTING BRUGA   Kalian Hanya Budak

    25% kekuatan Roh Api ini adalah jumlah maksimal yang dapat digunakan oleh Lanting Beruga, lebih dari itu tubuhnya akan hancur karena tidak mampu menahan kekuatan Roh Api.Saat ini tubuh Lanting Beruga benar-benar terlihat menguap, ada energi merah menyelimuti Lanting Beruga. Bahkan setiap kuku jari Lanting Beruga benar-benar berwarna merah seperti darah."Tunduklah dalam kekuatanku, Manusia!" suara Roh Air menggelegar keras, seluruh tubuhnya dipenuhi ombak.Serangan tangan tentakel raksasa menderu ke arah Lanting Beruga, tapi pemuda itu berhasil menghindarinya dengan sangat baik.Dia melompat ke awang-awang, bayangan merah di belakang pemuda itu hampir menyerupai sayap merah yang tak sempurna.Wush.Dia menyerang dari samping, merobek tubuh roh air yang tersusun dari lautan hindia. Suara decisan air terdengar mana kala terkena pedang panas Lanting Beruga.Satrio Langit menyadari, Lanting Beruga tidak akan mampu melawan mahluk be

    Last Updated : 2021-11-26
  • LANTING BRUGA   Aksi Garuda

    Guci Dewa Banyu dibuat khusus oleh leluhur Bangsawan Dunia. Beberapa berita mengatakan guci itu turun bersamaan dewa langit, beberapa yang lain mengatakan guci itu dibuat oleh empu sakti mandraguna di kayangan. Tidak ada yang tahu kejelasannya, tapi guci dewa banyu bukan wadah paling kuat, ada sebuah wadah sangat kuat yang terletak di gunung suci para bangsawan dunia.Jika Lanting menyetujui, maka Asoka akan melakukan sebuah tindakan ritual untuk mengambil roh air dari wadah Delima Kemala Putri."Kau yang dijuluki Elang Api?" tanya Asoka, "Apa yang sedang kau pikirkan sekarang?"Lanting Beruga menatap Asoka dengan mata kiri yang menyala redup, cahaya mata itu terang tapi tidak menyilaukan, seperti cahaya bulan purnama."Aku setuju!" ucap Lanting Beruga."Lanting, apa kau serius?" tanya Satrio Langit."Satrio, tidak ada cara lain, bukan hanya memikirkan tentang keselamatan kita, tapi juga keselamatan pulau Andalas." Lanting tidak punya

    Last Updated : 2021-11-26
  • LANTING BRUGA   Hidup Dan Mati Pendekar Pedang

    Dia mengirim energi pedang ke arah Garuda Kencana, tapi di halangi oleh Lanting Beruga."Kau akan menyesal karena melakukan ini!" ucap Asoka.Namun, Satrio Langit melompat ke atas reruntuhan lain, bersiap melawan Asoka jika pria itu cukup berani.Lanting Beruga mengayunkan pedangnya ke samping, tapi sinar di matanya masih begitu tenang. Tidak sedikitpun ada ketakutan di wajah pemuda tersebut."Aku dengar namamu, Asoka!" ucap Lanting Beruga, "Apa kau yakin menyerahkan roh air kepada Bangsawan Dunia, apa itu setimpal dengan mempertaruhkan seluruh umat manusia.""Aku ditempa sebagai Serikat Naga," ucap Asoka, "Aku tidak pernah gagal menjalankan misi!""Aku berjalan di jalan pedang, karena impianku menjadi dewa pedang ..." gumam Lanting Beruga, "langkahku tidak akan berhenti hanya karena aturan sebuah organisasi seperti Serikat Satria.""Apa yang ingin kau katakan?" tanya Asoka."Bangsawan Dunia hanya memandang manusia sebagai samp

    Last Updated : 2021-11-26
  • LANTING BRUGA   Kita Akan Bertarung Nanti

    "Pendekar pedang hidup dan mati dengan pedang," ucap Lanting Beruga, "Ini adalah jalan pedang yang aku pilih, Asoka hanya satu serangan lagi.""Kau punya tekad yang kaut, Lanting Beruga ..." ucap Asoka. "Serangan ini adalah seluruh kekuatan yang aku miliki, dan seluruh kehormatan yang aku punya."Lanting Beruga tertawa kecil, "Senang rasanya mendapatkan sebuah kehormatan dari pendekar pedang Serikat Naga.""Pedang Kehancuran!'Asoka melompat ke langit, mengangkat pedang itu tinggi lalu menukik ke arah Lanting Beruga.Jurus ini adalah jurus terkuat yang dimiliki oleh Asoka, dia menggunakan jurus ini pada beberapa kali kesempatan, termasuk melukai roh air dalam wujud airnya."Lanting kau akan mati!" Satrio Langit mengepalkan tangannya dengan keras, benar-benar ingin membantu Lanting Beruga, tapi tidak mungkin.Jikalah Lanting Beruga diperbolehkan untuk melakukan serangan balik, tentu saja Satrio Langit tidak akan begitu cemas. Tapi dala

    Last Updated : 2021-11-26
  • LANTING BRUGA   Tabib Cerewet

    Nenek cerewet alias tabib tua kembali berkicau, dan suaranya benar-benar menggelitik untuk didengarkan. Namun pada akhirnya, Lanting Beruga menuruti perintah nenek tua itu, atau mungkin dia akan membunuh dirinya.Setelah melihat keadaan Delima Kemala Putri, pikiran Lanting Beruga menjadi sedikit lebih tenang dibanding sebelumnya.Memang ada yang aneh dari Delima Kemala Putri, seperti tanda biru tua yang kini mulai berubah menjadi hijau muda. Tanda itu telah membesar, dan menjalar hampir ke lengan Delima Kemala Putri.Ketika Lanting Beruga menanyakan mengenai tanda itu, Delima Kemala Putri menjelaskan bahwa hal itu tidaklah membuatnya merasa sakit.Rambut gadis kecil itu juga berubah warna menjadi hijau muda tepat di bagian poninya.Ada banyak hal yang ingin diceritakan oleh Delima Kemala Putri kepada Lanting Beruga, tapi untuk sekarang kondisi Lanting Beruga masih belum pulih seutuhnya. Delima akan bercerita hingga Lanting Beruga benar-benar

    Last Updated : 2021-11-27
  • LANTING BRUGA   Luka Yang Parah

    Satrio Langit membawa Lanting Beruga kembali ke Swarnadwipa, bersama dengan Delima Kemala Putri yang dibawa oleh Rindu Hati. Hanya ada satu tabib di pinggir kota kecil tidak jauh dari pesisir barat daya pulau andalas. Di sana, Lanting Beruga mendapatkan perawatan. Cukup lama, hal ini karena keterbatasan sumber daya obat-obatan yang ada dimiliki oleh Tabib tersebut. "Bagaimana keadaan teman saya?" tanya Satrio Langit. Seorang wanita tua bertubuh gendut keluar dari ruangan rawat, wajahnya dipenuhi dengan peluh dan kerutan. Tabib itu menatap Satrio Langit dengan banyak ekspresi, tapi kemudian dia menghela nafas yang panjang. Sebelum menjawab pertanyaan Satrio Langit, tabib wanita itu mengambil cawan air dan minum sampai tiga cawan. "Gadis kecil itu baik-baik saja, kesadarannya akan pulih beberapa waktu kemudian ..." wanita itu kemudian menarik nafas lagi, "tapi tampaknya pendekar muda itu mengalami banyak cidera, selain luka besar di dada

    Last Updated : 2021-11-27
  • LANTING BRUGA   Siapa Pimpinan Serikat

    "Jangan bicarakan hal ini kepada siapapun!" ucap Lanting Beruga. "Aku mengerti kk," jawab Delima Kemala Putri. Lanting Beruga meminta agar Intan Ayu menjadi guru bagi gadis tersebut. Bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan agar Intan Ayu mampu menjaga rahasia Delima Kemala Putri. Lagipula hanya Intan Ayu yang cocok melatih gadis kecil tersebut. "Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Intan Ayu. " Apa kau ingin pergi lagi?" "Ya ..." jawab Lanting Beruga, "Masalah ini begitu rumit, aku tidak bisa menemukan penyelesaian jika hanya tinggal di sini." "Jangan khawatir, aku akan mengajari Delima Kemala Putri semua ilmu pedang yang kumiliki ..." ucap Intan Ayu. "Hehehe ...kau bisa berlatih menjadi ibu yang baik ..." Intan Ayu tersenyum simpul, apakah ini artinya Lanting Beruga akan melamarnya? ah, Intan Ayu tidak bisa membayangkan betapa bahagia dan beruntungnya dia saat itu. Bayangan tentang baju pernikahan terlintas di pikiran In

    Last Updated : 2021-11-27
  • LANTING BRUGA   Hewan Bodoh

    Ada satu negara besar yang berdiri di Bumi Tengah, Kekaisaran Tang. Hampir 60% tanah di Bumi Tengah dikuasai oleh negri ini, sisanya dikuasi oleh kelompok atau organisasi lain.Setelah kepergian Sang Kaisar, Xia Ling menjadi ibu ratu di Kekaisaran Tang. Putri sulungnya tidak begitu tertarik dengan dunia politik, tapi lebih dari itu 2 Pangeran Kembar Xia Ling berlomba untuk mendapatkan kekuasaan tersebut.Xia Ling tidak bisa mempercayakan kekaisaran saat ini kepada dua putranya, tidak hingga salah satu dari mereka cukup dewasa.Hal ini malah dipergunakan Aliran Darah Besi untuk memperlemah Kekaisaran Tang. Meskipun hanya perang dingin, tapi hal ini bisa menggiring opini rakyat mengenai kemunduran Kekaisaran Tang.Beberapa minggu menempuh perjalanan, Lanting Beruga akhirnya tiba di tempat yang disebut sebagai Dataran Tengah atau bumi tengah.Orang-orang di sini memiliki kulit putih, dipenuhi oleh wanita cantik dan pria tampan, tapi pemuda itu tidak b

    Last Updated : 2021-11-27

Latest chapter

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

DMCA.com Protection Status