"Bocah, setengah kekuatannya terbebas!" ucap Roh Api.
"Apa maksudnya?" tanya Lanting Beruga.
Roh Air telah di segel di dua tempat yang berbeda, setengah kekuatannya disegel di tempat lain, tapi setengah kekuatan dan ingatannya berada di pulau ini.
Tubuh asli roh air berbentuk semacam gurita raksasa dengan tubuh seperti manusia dan mempunyai dua tangan. Salah satu tangannya mencengkram tombak bermata tiga, trisula.
Jika dia mengayunkan tombak itu, maka terjadilah gelombang tsunami, jika di mengangkat tombak tersebut, maka hujan badai akan muncul.
Dua segel untuk satu roh, dilakukan agar iblis tangan seribu tidak dapat bangkit dan menghancurkan peradaban dunia, dengan bentuk seutuhnya.
"Dia sulit dijinakkan, keras kepala dan bahkan dirinya tidak bisa mengendalikan kekuatannya sendiri ..." gumam Roh Api.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Lanting Beruga.
Roh Api diam cukup lama, sebenarnya mahluk itu tidak bisa memberikan
Setelah mengatakan hal itu, roh air keluar dari dalam alam bawah sadar Lanting Beruga.Lanting Beruga kini kembali tersadar. Pertemuan itu sebenarnya begitu singkat, hanya beberapa detik saja, tapi di alam bawah sadar Lanting Beruga seolah waktu berjalan begitu lama.Roh air tidak memilih siapa yang akan diserangnya, semua orang di serang. Lanting Beruga sesekali menghindari serangan mahluk tersebut.Namun, mata kiri Lanting Beruga selalu berdenyut kuat. Mengirim energi batin dalam jumlah besar adalah tugas mata kiri itu, dan hal ini berhasil memperlambat gerakan Roh Air."Sial, bahkan setelah menggunakan energi batin milik Raja Bandawasa, mahluk bodoh ini masih bisa bergerak."Jika di ibaratkan siluman mistik lima, maka kekuatan roh air saat ini 5 kali lipat siluman mistik lima. Itu artinya dia lebih kuat 5 kali dari naga hitam yang ada di dalam warisan kuno.Kali ini mahluk gila itu bertindak lebih liar lagi, dia mengangkat pacak pulau yan
25% kekuatan Roh Api ini adalah jumlah maksimal yang dapat digunakan oleh Lanting Beruga, lebih dari itu tubuhnya akan hancur karena tidak mampu menahan kekuatan Roh Api.Saat ini tubuh Lanting Beruga benar-benar terlihat menguap, ada energi merah menyelimuti Lanting Beruga. Bahkan setiap kuku jari Lanting Beruga benar-benar berwarna merah seperti darah."Tunduklah dalam kekuatanku, Manusia!" suara Roh Air menggelegar keras, seluruh tubuhnya dipenuhi ombak.Serangan tangan tentakel raksasa menderu ke arah Lanting Beruga, tapi pemuda itu berhasil menghindarinya dengan sangat baik.Dia melompat ke awang-awang, bayangan merah di belakang pemuda itu hampir menyerupai sayap merah yang tak sempurna.Wush.Dia menyerang dari samping, merobek tubuh roh air yang tersusun dari lautan hindia. Suara decisan air terdengar mana kala terkena pedang panas Lanting Beruga.Satrio Langit menyadari, Lanting Beruga tidak akan mampu melawan mahluk be
Guci Dewa Banyu dibuat khusus oleh leluhur Bangsawan Dunia. Beberapa berita mengatakan guci itu turun bersamaan dewa langit, beberapa yang lain mengatakan guci itu dibuat oleh empu sakti mandraguna di kayangan. Tidak ada yang tahu kejelasannya, tapi guci dewa banyu bukan wadah paling kuat, ada sebuah wadah sangat kuat yang terletak di gunung suci para bangsawan dunia.Jika Lanting menyetujui, maka Asoka akan melakukan sebuah tindakan ritual untuk mengambil roh air dari wadah Delima Kemala Putri."Kau yang dijuluki Elang Api?" tanya Asoka, "Apa yang sedang kau pikirkan sekarang?"Lanting Beruga menatap Asoka dengan mata kiri yang menyala redup, cahaya mata itu terang tapi tidak menyilaukan, seperti cahaya bulan purnama."Aku setuju!" ucap Lanting Beruga."Lanting, apa kau serius?" tanya Satrio Langit."Satrio, tidak ada cara lain, bukan hanya memikirkan tentang keselamatan kita, tapi juga keselamatan pulau Andalas." Lanting tidak punya
Dia mengirim energi pedang ke arah Garuda Kencana, tapi di halangi oleh Lanting Beruga."Kau akan menyesal karena melakukan ini!" ucap Asoka.Namun, Satrio Langit melompat ke atas reruntuhan lain, bersiap melawan Asoka jika pria itu cukup berani.Lanting Beruga mengayunkan pedangnya ke samping, tapi sinar di matanya masih begitu tenang. Tidak sedikitpun ada ketakutan di wajah pemuda tersebut."Aku dengar namamu, Asoka!" ucap Lanting Beruga, "Apa kau yakin menyerahkan roh air kepada Bangsawan Dunia, apa itu setimpal dengan mempertaruhkan seluruh umat manusia.""Aku ditempa sebagai Serikat Naga," ucap Asoka, "Aku tidak pernah gagal menjalankan misi!""Aku berjalan di jalan pedang, karena impianku menjadi dewa pedang ..." gumam Lanting Beruga, "langkahku tidak akan berhenti hanya karena aturan sebuah organisasi seperti Serikat Satria.""Apa yang ingin kau katakan?" tanya Asoka."Bangsawan Dunia hanya memandang manusia sebagai samp
"Pendekar pedang hidup dan mati dengan pedang," ucap Lanting Beruga, "Ini adalah jalan pedang yang aku pilih, Asoka hanya satu serangan lagi.""Kau punya tekad yang kaut, Lanting Beruga ..." ucap Asoka. "Serangan ini adalah seluruh kekuatan yang aku miliki, dan seluruh kehormatan yang aku punya."Lanting Beruga tertawa kecil, "Senang rasanya mendapatkan sebuah kehormatan dari pendekar pedang Serikat Naga.""Pedang Kehancuran!'Asoka melompat ke langit, mengangkat pedang itu tinggi lalu menukik ke arah Lanting Beruga.Jurus ini adalah jurus terkuat yang dimiliki oleh Asoka, dia menggunakan jurus ini pada beberapa kali kesempatan, termasuk melukai roh air dalam wujud airnya."Lanting kau akan mati!" Satrio Langit mengepalkan tangannya dengan keras, benar-benar ingin membantu Lanting Beruga, tapi tidak mungkin.Jikalah Lanting Beruga diperbolehkan untuk melakukan serangan balik, tentu saja Satrio Langit tidak akan begitu cemas. Tapi dala
Nenek cerewet alias tabib tua kembali berkicau, dan suaranya benar-benar menggelitik untuk didengarkan. Namun pada akhirnya, Lanting Beruga menuruti perintah nenek tua itu, atau mungkin dia akan membunuh dirinya.Setelah melihat keadaan Delima Kemala Putri, pikiran Lanting Beruga menjadi sedikit lebih tenang dibanding sebelumnya.Memang ada yang aneh dari Delima Kemala Putri, seperti tanda biru tua yang kini mulai berubah menjadi hijau muda. Tanda itu telah membesar, dan menjalar hampir ke lengan Delima Kemala Putri.Ketika Lanting Beruga menanyakan mengenai tanda itu, Delima Kemala Putri menjelaskan bahwa hal itu tidaklah membuatnya merasa sakit.Rambut gadis kecil itu juga berubah warna menjadi hijau muda tepat di bagian poninya.Ada banyak hal yang ingin diceritakan oleh Delima Kemala Putri kepada Lanting Beruga, tapi untuk sekarang kondisi Lanting Beruga masih belum pulih seutuhnya. Delima akan bercerita hingga Lanting Beruga benar-benar
Satrio Langit membawa Lanting Beruga kembali ke Swarnadwipa, bersama dengan Delima Kemala Putri yang dibawa oleh Rindu Hati. Hanya ada satu tabib di pinggir kota kecil tidak jauh dari pesisir barat daya pulau andalas. Di sana, Lanting Beruga mendapatkan perawatan. Cukup lama, hal ini karena keterbatasan sumber daya obat-obatan yang ada dimiliki oleh Tabib tersebut. "Bagaimana keadaan teman saya?" tanya Satrio Langit. Seorang wanita tua bertubuh gendut keluar dari ruangan rawat, wajahnya dipenuhi dengan peluh dan kerutan. Tabib itu menatap Satrio Langit dengan banyak ekspresi, tapi kemudian dia menghela nafas yang panjang. Sebelum menjawab pertanyaan Satrio Langit, tabib wanita itu mengambil cawan air dan minum sampai tiga cawan. "Gadis kecil itu baik-baik saja, kesadarannya akan pulih beberapa waktu kemudian ..." wanita itu kemudian menarik nafas lagi, "tapi tampaknya pendekar muda itu mengalami banyak cidera, selain luka besar di dada
"Jangan bicarakan hal ini kepada siapapun!" ucap Lanting Beruga. "Aku mengerti kk," jawab Delima Kemala Putri. Lanting Beruga meminta agar Intan Ayu menjadi guru bagi gadis tersebut. Bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan agar Intan Ayu mampu menjaga rahasia Delima Kemala Putri. Lagipula hanya Intan Ayu yang cocok melatih gadis kecil tersebut. "Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Intan Ayu. " Apa kau ingin pergi lagi?" "Ya ..." jawab Lanting Beruga, "Masalah ini begitu rumit, aku tidak bisa menemukan penyelesaian jika hanya tinggal di sini." "Jangan khawatir, aku akan mengajari Delima Kemala Putri semua ilmu pedang yang kumiliki ..." ucap Intan Ayu. "Hehehe ...kau bisa berlatih menjadi ibu yang baik ..." Intan Ayu tersenyum simpul, apakah ini artinya Lanting Beruga akan melamarnya? ah, Intan Ayu tidak bisa membayangkan betapa bahagia dan beruntungnya dia saat itu. Bayangan tentang baju pernikahan terlintas di pikiran In