Persiapan sudah selesai, Lanting Beruga duduk bersila di atas gubuk reot dan mulai menelan satu buah kacang lima warna.
Baru pula kacang itu melewati batang kerongkongannya, Lanting Beruga sudah merasakan sensasi menyakitkan. Seolah dia baru saja menegak racun yang kuat.
Namun, dia sudah terbiasa dengan rasa sakit setiap kali menyerap sumber daya pelatihan penguat tulang, jadi hal seperti ini tidak membuat dirinya terkejut.
Menarik nafas dalam-dalam, Lanting Beruga mulai menyerap khasiat kacang lima warna dan disebarkan ke seluruh tubuhnya.
Hari demi hari dilaluinya dengan rasa sakit, membuat tubuhnya kadang kala menyala seperti udang rebus, tapi kadang kala bergetar seperti kedinginan.
"Fokuskan pikiranmu, tenangkan jiwamu, jangan dipengaruhi oleh rasa takut dan amarah ..." ucap Pramudhita. "Jangan biarkan rasa sakit menguasai perasaan, karena sejatinya semua 'rasa' dapat dikendalikan, maka kau bisa menghilangkan rasa sakit itu dengan fikira
Sudah satu tahun lebih 6 bulan Pramudhita berada di sisi Lanting Beruga, hingga hari ini dia harus kembali ke tempatnya."Aku telah mengajarimu teknik pedang bayangan," ucap Pramudhita. "Sesungguhnya semua yang kuajarkan hanyalah dasar, selebihnya tergantung dengan dirimu sendiri, sekarang sudah saatnya aku kembali ke alamku, ada beberapa urusan yang harus aku kerjakan.""Eyang, apakah aku akan bertemu dengan dirimu kembali?" tanya Lanting Beruga."Aku tidak pernah meninggalkan dirimu, Lanting Beruga ..." ucap Pramudhita. "Pada suatu saat nanti, kau akan dapat melihat keberadaanku, meskipun berada di alam manusia."Lanting Beruga hanya mengangguk pelan, sebenarnya masih banyak hal yang harus dia pelajari dari gurunya ini, tapi tampaknya Pramudhita mempunyai masalah lain yang harus dia selesaikan.Ya, dia juga punya keluarga, punya kampung halaman dan tentu juga punya urusan sebagaimana manusia. Pramudhita telah meninggalkan keluarganya cukup lama,
Dengan perginya Pramudhita, kini hanya Lanting Beruga sendiri yang ada di warisan kuno. Setelah menyusun rencana, pemuda itu mulai menyusuri tempat itu sepetak demi sepetak.Beberapa siluman yang datang bukan lagi lawan pemuda tersebut, dia bisa mengalahkan sekelas siluman serigala purba dengan teknik pedang bayangan.Lanting Beruga menyimpan puluhan buah apel jin di dalam tanda apinya, kemudian beberapa mustika dan ramuan berharga lainnya.Sekarang tujuan Lanting Beruga adalah bangunan kuno yang ada di tengah pulau ini. Bangunan yang mungkin merupakan sebuah istana pada tempo dahulu.Ada 11 raja siluman purba menjaga istana itu, jika sampai 11 siluman itu bekerja sama, mereka bisa mengalahkan pendekar level langit dasar dengan mudah.Setiap malam Lanting Beruga melakukan meditasi yang dalam, berpuasa di siang hari dan berbuka sumber daya pelatihan ketika menjelang malam. Begitu seterusnya, sampai pemuda itu merasakan jiwanya semakin mantap dan kua
Lanting Beruga langsung menggunakan mode pertama, dan bergerak cepat untuk menghindari tikus tersebut. Ketika menemukan sebuah kesempatan, pemuda itu mengirim energi batin dalam jumlah besar kepada mahluk tersebut. Raja tikus hanya terhenti sejenak, mengetahui jika energi silumannya sedang dilemahkan oleh Lanting Beruga, tapi hal itu tidak berlangsung lama. "Lepas!" ucap raja tikus. Lanting Beruga tersentak, mata kirinya berdenyut kuat, ketika energi batinnya malah dikembalikan oleh siluman tersebut. Mendadak kepalanya terasa sedikit sakit. "Energi batin memang kekuatan manusia yang berguna untuk mengalahkan bangsa kami, tapi satu hal yang harus kau tahu, aku adalah Raja di tempat ini, energi batinmu tidak cukup kuat untuk melemahkanku!" Wush Wush Wush. Tikus itu bergerak cepat, kemudian entah dari mana asalnya, dia telah berada tepat di hadapan Lanting Beruga dengan mengayunkan pedang sebesar jari kelingking. M
Energi merah menggumpal menyelimuti pedang pusaka sisik naga hijau mulai berubah warna menjadi merah, membentuk sebuah motif yang sedikit unik.Lanting Beruga sengaja tidak menciptakan pedang energi dari roh api, karena menggunakan teknik tersebut benar-benar menguras kekuatan roh api, jadi dia menyelimuti pedang Sisik Naga Hijau dengan energi yang padat.Hasilnya, mungkin sedikit lebih kaut dari yang dipikirkan oleh Lanting Beruga. Kelemahan teknik ini hanya satu, Lanting Beruga tidak bisa melempar pedang ini, karena nyatanya pedang ini bukan pedang energi.Siluman tikus purba sedikit terkejut, tapi masih tidak berniat untuk mengalah dari lawannya.Dia juga mengumpulkan energi siluman pada pedangnya, menciptakan warna ungu pekat yang sedikit kehitaman."Jurus Murka Naga Bayangan!" teriak Lanting Beruga, mendorong pedangnya ke depan, pada saat yang sama seekor ular naga berwarna merah darah, bertanduk dua seperti rusa meraung keras di udara, meliuk
"Apa yang kau lakukan anak manusia?" tanya Siluman Tikus Purba."Hari ini kau telah menyadarkan diriku dari sifat jahat yang bersarang di dalam hati ini, sifat kejam dan sombong yang serakah ...aku telah menggunakan tangan ini sebagai pembunuh bagi bangsa siluman, bahkan bagiku kalian tidak lebih hanya makanan yang bisa mengenyangkan perutku," ucap Lanting Beruga. "Namun lebih jauh, ternyata kalian memiliki keluarga, teman dan hal-hal yang harus dilindungi seperti manusia. Ironis sekali seorang pendekar ingin bertambah kuat dengan alasan melindungi keluarganya, tapi malah menghancurkan keluarga yang lain."Mendengar hal itu, Siluman Tikus Purba terdiam sejenak. Otaknya mungkin sedang berpikir saat ini, mungkin pula menganggap Lanting Beruga adalah manusia bodoh dan gila, atau bahkan menganggap pemuda itu sangat licik dengan ucapannya yang manis."Sungguh kau menyesali tindakanmu?" tanya Siluman Tikus Purba."Aku menyesal, dan aku minta maaf ...""A
Semenjak pertarungan itu, Siluman Tikus Purba yang merupakan satu dari 11 raja siluman purba di tempat ini mulai memandang Lanting Beruga dari sudut pandang yang berbeda.Mahluk itu mencari beberapa ramuan untuk mengobati luka di lengan kanan Lanting Beruga. Menariknya, kedua mahluk berbeda alam tersebut mulai saling dekat, seolah menemukan teman baru.Siluman Tikus kadang kala akan bercerita mengenai banyak hal yang berkaitan dengan warisan kuno.Menurutnya, setiap 20 tahun satu kali akan ada manusia yang datang ke tempat ini. Hanya saja, celah dimensi atau tabir gaib terbuka acak di seluruh penjuru dunia.Ini tidak baik, ucap siluman tikus tersebut. Dahulu rentang celah warisan kuno akan terbuka selama 1000 tahun satu kali, kemudian menjadi 100 tahun satu kali, dan sekarang malam 20 tahun satu kali."Kenapa bisa seperti itu?" tanya Lanting Beruga."Tabir gaib semakin rusak karena mungkin faktor alam, membuat kemunculan celah dimensi semaki
Raja siluman Serigala Purba sangat sulit ditenangkan ketika hal bahaya menyangkut anaknya semata wayang. Usia pangeran serigala mungkin 20 tahun, atau sedikit lebih tua. Usia seperti itu mungkin sudah begitu besar, tapi di alam siluman pangeran serigala masih seperti bayi mungil yang baru saja bisa berjalan."Yang Mulia, kita harus tenang ..." ucap salah satu serigala yang lain. "Jangan bertindak gegabah atau semuanya akan mati.""Bagaimana aku bisa tenang, anakku berada di tangan manusia," timpal siluman serigala tersebut, salah satu matanya telah buta, ada tiga goresan luka di mata kanan raja itu.Pertarungannya melawan raja siluman macan telah membuat wajahnya hancur dipenuhi oleh bekas luka."Kalian tentu tahu apa yang bisa dilakukan oleh manusia terhadap putraku?" sambung raja siluman serigala purba.Dengan kuku tajam di jari jemarinya, pria itu berniat keluar dari wilayah hutan dan mencari kemana manusia itu membaca putranya."Dalam si
Dari jarak dua ratus depa, melawan arah angin, Lanting Beruga membuntuti sekawanan siluman serigala purba."Aku mencium bau pangeran!" berseru seorang serigala di depan. "Tidak salah lagi, ini adalah bau pangeran."Dia menemukan setangkai dahan semak belukar yang patah, ada bulu halus tepat di patahan tangkai tersebut. Bulu pangeran muda."Mereka pergi ke arah sungai!" ucap serigala tersebut.Garuda Kencana mendengar hal itu, langsung pergi melaporkannya kepada Lanting Beruga. Dia bergerak lebih cepat lagi, berniat tiba di sungai itu sebelum rombongan ini.Tujuan pertama Lanting Beruga adalah mempelajari situasi musuh yang akan dihadapinya. Seberapa kuat mereka? dan dari mana asal penyusup ini.Hanya butuh beberapa waktu yang cepat, Lanting Beruga tiba di pinggir sungai lebih dahulu dari rombongan serigala.Dia menyapukan pandangan ke segala sisi, kemudian mata pemuda itu jatuh ke hulu tepatnya pada 5 orang manusia yang sedang duduk b