Raja siluman Serigala Purba sangat sulit ditenangkan ketika hal bahaya menyangkut anaknya semata wayang. Usia pangeran serigala mungkin 20 tahun, atau sedikit lebih tua. Usia seperti itu mungkin sudah begitu besar, tapi di alam siluman pangeran serigala masih seperti bayi mungil yang baru saja bisa berjalan.
"Yang Mulia, kita harus tenang ..." ucap salah satu serigala yang lain. "Jangan bertindak gegabah atau semuanya akan mati."
"Bagaimana aku bisa tenang, anakku berada di tangan manusia," timpal siluman serigala tersebut, salah satu matanya telah buta, ada tiga goresan luka di mata kanan raja itu.
Pertarungannya melawan raja siluman macan telah membuat wajahnya hancur dipenuhi oleh bekas luka.
"Kalian tentu tahu apa yang bisa dilakukan oleh manusia terhadap putraku?" sambung raja siluman serigala purba.
Dengan kuku tajam di jari jemarinya, pria itu berniat keluar dari wilayah hutan dan mencari kemana manusia itu membaca putranya.
"Dalam si
Dari jarak dua ratus depa, melawan arah angin, Lanting Beruga membuntuti sekawanan siluman serigala purba."Aku mencium bau pangeran!" berseru seorang serigala di depan. "Tidak salah lagi, ini adalah bau pangeran."Dia menemukan setangkai dahan semak belukar yang patah, ada bulu halus tepat di patahan tangkai tersebut. Bulu pangeran muda."Mereka pergi ke arah sungai!" ucap serigala tersebut.Garuda Kencana mendengar hal itu, langsung pergi melaporkannya kepada Lanting Beruga. Dia bergerak lebih cepat lagi, berniat tiba di sungai itu sebelum rombongan ini.Tujuan pertama Lanting Beruga adalah mempelajari situasi musuh yang akan dihadapinya. Seberapa kuat mereka? dan dari mana asal penyusup ini.Hanya butuh beberapa waktu yang cepat, Lanting Beruga tiba di pinggir sungai lebih dahulu dari rombongan serigala.Dia menyapukan pandangan ke segala sisi, kemudian mata pemuda itu jatuh ke hulu tepatnya pada 5 orang manusia yang sedang duduk b
Tang Long lebih dahulu mengejar Siluman Tikus Purba, membuat hal ini terlihat sedikit aneh.Tang Long merupakan sosok yang penuh perhitungan, tapi kenapa hanya karena Jia Lia dia mau melakukan apapun?Pria botak mulai kesal, berpikir apakah Tang Long benar-benar terpedaya oleh kecantikan Jia Lia."Ikuti Tang Long ..." ucap pria botak.Di sisi lain, Tikus Purba menggunakan semua kecepatannya untuk melarikan diri dari kejaran Tang Long dan teman-temannya.Yang tersisa hanya Jia Lia. Gadis itu tersenyum tipis, memperbaiki robekan baju yang terkoyak di sekitar dadanya.Tampaknya dia begitu puas berhasil menarik hati Tang Long, tapi dimata Lanting Beruga, Jia Lia sepertinya sedang merencanakan sesuatu yang besar."Bayi serigala yang tampan ..." ucap Jia Lia, mendekati kurungan yang ada di dekat cadas, "sebentar lagi, semua bangsa siluman akan hancur, yang disebabkan oleh dirimu."Senyum jahat Jia Lia mendadak muncul, tidak sep
Benturan dua kekuatan pada akhirnya terjadi. Menciptakan gelombang kejut yang menggetarkan bumi, air di sungai mendadak kering karena hawa panas yang dihasilkan dari dua benturan tersebut.Bayi Serigala jatuh pingsan karena ketakutan, dan ada lebih banyak batu besar berubah menjadi serpihan kecil.Tang Long berhenti mengejar Siluman Tikus Purba yang hampir dapat dia tangkap setelah merasakan tekanan kekuatan dari belakangnya."Jia Lia ..." Tang Long menjadi panik, buru-buru merubah haluan dan meninggalkan pengejarannya.3 teman Tang Long juga bergerak cepat, membuntuti Tang Long dari belakang.Seorang pria bertanya kepada temannya, apa yang telah terjadi hingga warisan kuno bergetar seolah telah terjadi gempa."Aku rasa, telah terjadi sesuatu dengan wanita tersebut," jawab pria botak.Wajah Tang Long semakin tegang, semakin mendekati titik getaran semakin dia merasa khawatir.Hingga kemudian, getaran itu menghilang dan ca
Kepergian Lanting Beruga yang begitu saja menyisakan tanda tanya di kepala siluman serigala.Hal ini sengaja dilakukan oleh Lanting Beruga, hanya untuk melihat apakah serigala ini memang memiliki prinsip balas budi, jika iya, itu artinya mereka akan mencari Lanting Beruga apapun yang terjadi.Alasan lainnya adalah, Lanting Beruga sedang melindungi bangsa Serigala dari 5 pendekar yang mungkin akan mencarinya.Tentu saja, Tang Long tidak akan melepaskan Lanting Beruga setelah apa yang dia lakukan kepada Jia Lia."Mahluk kecil," ucap Siluman Serigala, "Siapa manusia itu?""Aku rasa dia adalah orang yang sedang kita tunggu," jawab Siluman Raja Tikus Purba. "Dari semua orang yang aku temui, hanya dirinya satu-satunya orang yang mau menyelamatkan bangsa siluman.""Aku sulit mempercayai manusia," ucap Serigala itu. "Tapi aku akan tetap membalas budi setelah apa yang dia lakukan kepada putraku."Setelah mengatakan hal terebut, Siluman Serigal
Berhari-hari mencari keberadaan Lanting Beruga, tapi tak membuahkan hasil. Tang Long memutuskan untuk membagi tim mereka.Dua orang akan menyusuri mulai dari pantai barat sampai ke tengah gunung es abadi, sementara pria botak bergerak dari arah timur menuju Gunung Merapi.Sementara sisanya, Tang Long dan Jia Lia akan menyusuri tempat selatan hingga mencapai Istana Warisan Kuno."Jika setelah kalian tiba di titik masing-masing, tapi tidak menemukan orang tersebut, hancurkan tempat ini, ambil apapun yang bisa diambil, siluman, tumbuhan dan benda berharga lainnya!"Mereka setuju, kemudian dengan cepat menyebar.Lanting Beruga tidak tahu apa yang akan direncanakan oleh 5 pendekar tersebut, tapi dia memutuskan untuk mengikuti pria botak yang bergerak ke arah timur.Pria botak itu mungkin lebih kuat dari dua orang yang lain, atau mungkin lebih kuat dari Jia Lia sehingga Tang Long menyerahkan urusan timur kepadanya seorang diri.Namun
Permukaan tanah yang dilewati oleh Jian Tie tampak klimis, menandakan selalu di lewati oleh para siluman. Setelah menuruni tempat ini cukup dalam, pria botak itu menemukan beberapa batu di tumpuk sedemikian rupa yang bentuknya menyerupai seorang kesatria. Benar, batu itu tampaknya seorang manusia yang sedang berdiri dengan pedang besar tepat di hadapannya. Salah satu tangan pria itu yang tampaknya juga tersusun dari beberapa batu, memegang gagang pedang tersebut. Jian Tie mengelus dagunya beberapa kali, memperhatikan patung batu itu dari bawah hingga ke atas. Tepat di dinding tempat ini, ada banyak ukiran yang tidak jelas, seperti gambar manusia. Beberapa gambar menunjukan seorang manusia, -Jia Tie menganggapnya demikian karena gambar ini tidak begitu jelas-, sedang berdiri di depan banyak siluman. Pada gambar yang lain, ada sinar terang di belakang gambar manusia tersebut. Kemudian gambar beberapa siluman sedang bersuj
Tanpa menggunakan aba-aba, Jian Tie menyerang Lanting Beruga dengan kepalan tinjunya, tapi gagal.Pemuda itu telah memperhitungkan serangan pria tersebut, dan menghindarinya tepat waktu. Alhasil, tinju Jian Tie mendarat di permukaan dinding goa hingga bebatuan pecah.Sebuah kepalan tinju yang lain hampir mengenai kepala Lanting Beruga, jika pemuda itu tidak sempat menarik kepalanya ke kiri.Gelombang energi yang dihasilkan oleh kepalan tinju Jian Tie, terasa begitu dingin di pinggi kuping pemuda tersebut. Menandakan jika serangan tadi mengandung kekuatan yang begitu besar."Ceh..." Jian Tie sedikit kesal, dia mengalirkan banyak aura alam pada kakinya, dan mengarahkan tendangan ke dada Lanting Beruga.Tendangan itu berhasil mendarat telak, membuat tubuh Lanting Beruga terpukul mundur beberapa langkah ke belakang.Tidak mati? Jian Tie sedikit terkejut, dia cukup yakin telah menggunakan aura lama pada tendangan tersebut, meskipun tidak te
Pertarungan antara Lanting Beruga melawan Jian Tie berlangsung begitu sengit dan cukup lama. Sesekali pemuda itu terkena kepalan tinju hebat Jian Tie, membuatnya terpental beberapa jauhnya, bahkan terhempas di dinding goa.Namun tak jarang Lanting Beruga berhasil melukai Jian Tie dengan pedang sisik Naga Hijau.Spertiga goa ini telah runtuh ke bawah, permukaan tanah yang ada di luar amblas ke bawah, tapi demikian tidak ada di antara mereka yang mampu menggerak batu berbentuk pedang di dasar goa.Ini sedikit aneh memang, bahkan tampaknya reruntuhan tanah tidak dapat mengubur benda tersebut.Sebuah kepalan tinju mendarat tepat di wajah Lanting Beruga, membuatnya melayang beberapa saat di udara sebelum kemudian terhempas keras di reruntuhan tanah.Jian Tie menarik nafas yang tersengkal-sengkal, tampaknya mulai lelah menghadapi bocah berandalan ini.Sudah berapa kali dia berhasil mengenai tubuh Lanting Beruga dengan kepalan tinjunya, tapi Lantin