Benturan dua kekuatan pada akhirnya terjadi. Menciptakan gelombang kejut yang menggetarkan bumi, air di sungai mendadak kering karena hawa panas yang dihasilkan dari dua benturan tersebut.
Bayi Serigala jatuh pingsan karena ketakutan, dan ada lebih banyak batu besar berubah menjadi serpihan kecil.
Tang Long berhenti mengejar Siluman Tikus Purba yang hampir dapat dia tangkap setelah merasakan tekanan kekuatan dari belakangnya.
"Jia Lia ..." Tang Long menjadi panik, buru-buru merubah haluan dan meninggalkan pengejarannya.
3 teman Tang Long juga bergerak cepat, membuntuti Tang Long dari belakang.
Seorang pria bertanya kepada temannya, apa yang telah terjadi hingga warisan kuno bergetar seolah telah terjadi gempa.
"Aku rasa, telah terjadi sesuatu dengan wanita tersebut," jawab pria botak.
Wajah Tang Long semakin tegang, semakin mendekati titik getaran semakin dia merasa khawatir.
Hingga kemudian, getaran itu menghilang dan ca
Kepergian Lanting Beruga yang begitu saja menyisakan tanda tanya di kepala siluman serigala.Hal ini sengaja dilakukan oleh Lanting Beruga, hanya untuk melihat apakah serigala ini memang memiliki prinsip balas budi, jika iya, itu artinya mereka akan mencari Lanting Beruga apapun yang terjadi.Alasan lainnya adalah, Lanting Beruga sedang melindungi bangsa Serigala dari 5 pendekar yang mungkin akan mencarinya.Tentu saja, Tang Long tidak akan melepaskan Lanting Beruga setelah apa yang dia lakukan kepada Jia Lia."Mahluk kecil," ucap Siluman Serigala, "Siapa manusia itu?""Aku rasa dia adalah orang yang sedang kita tunggu," jawab Siluman Raja Tikus Purba. "Dari semua orang yang aku temui, hanya dirinya satu-satunya orang yang mau menyelamatkan bangsa siluman.""Aku sulit mempercayai manusia," ucap Serigala itu. "Tapi aku akan tetap membalas budi setelah apa yang dia lakukan kepada putraku."Setelah mengatakan hal terebut, Siluman Serigal
Berhari-hari mencari keberadaan Lanting Beruga, tapi tak membuahkan hasil. Tang Long memutuskan untuk membagi tim mereka.Dua orang akan menyusuri mulai dari pantai barat sampai ke tengah gunung es abadi, sementara pria botak bergerak dari arah timur menuju Gunung Merapi.Sementara sisanya, Tang Long dan Jia Lia akan menyusuri tempat selatan hingga mencapai Istana Warisan Kuno."Jika setelah kalian tiba di titik masing-masing, tapi tidak menemukan orang tersebut, hancurkan tempat ini, ambil apapun yang bisa diambil, siluman, tumbuhan dan benda berharga lainnya!"Mereka setuju, kemudian dengan cepat menyebar.Lanting Beruga tidak tahu apa yang akan direncanakan oleh 5 pendekar tersebut, tapi dia memutuskan untuk mengikuti pria botak yang bergerak ke arah timur.Pria botak itu mungkin lebih kuat dari dua orang yang lain, atau mungkin lebih kuat dari Jia Lia sehingga Tang Long menyerahkan urusan timur kepadanya seorang diri.Namun
Permukaan tanah yang dilewati oleh Jian Tie tampak klimis, menandakan selalu di lewati oleh para siluman. Setelah menuruni tempat ini cukup dalam, pria botak itu menemukan beberapa batu di tumpuk sedemikian rupa yang bentuknya menyerupai seorang kesatria. Benar, batu itu tampaknya seorang manusia yang sedang berdiri dengan pedang besar tepat di hadapannya. Salah satu tangan pria itu yang tampaknya juga tersusun dari beberapa batu, memegang gagang pedang tersebut. Jian Tie mengelus dagunya beberapa kali, memperhatikan patung batu itu dari bawah hingga ke atas. Tepat di dinding tempat ini, ada banyak ukiran yang tidak jelas, seperti gambar manusia. Beberapa gambar menunjukan seorang manusia, -Jia Tie menganggapnya demikian karena gambar ini tidak begitu jelas-, sedang berdiri di depan banyak siluman. Pada gambar yang lain, ada sinar terang di belakang gambar manusia tersebut. Kemudian gambar beberapa siluman sedang bersuj
Tanpa menggunakan aba-aba, Jian Tie menyerang Lanting Beruga dengan kepalan tinjunya, tapi gagal.Pemuda itu telah memperhitungkan serangan pria tersebut, dan menghindarinya tepat waktu. Alhasil, tinju Jian Tie mendarat di permukaan dinding goa hingga bebatuan pecah.Sebuah kepalan tinju yang lain hampir mengenai kepala Lanting Beruga, jika pemuda itu tidak sempat menarik kepalanya ke kiri.Gelombang energi yang dihasilkan oleh kepalan tinju Jian Tie, terasa begitu dingin di pinggi kuping pemuda tersebut. Menandakan jika serangan tadi mengandung kekuatan yang begitu besar."Ceh..." Jian Tie sedikit kesal, dia mengalirkan banyak aura alam pada kakinya, dan mengarahkan tendangan ke dada Lanting Beruga.Tendangan itu berhasil mendarat telak, membuat tubuh Lanting Beruga terpukul mundur beberapa langkah ke belakang.Tidak mati? Jian Tie sedikit terkejut, dia cukup yakin telah menggunakan aura lama pada tendangan tersebut, meskipun tidak te
Pertarungan antara Lanting Beruga melawan Jian Tie berlangsung begitu sengit dan cukup lama. Sesekali pemuda itu terkena kepalan tinju hebat Jian Tie, membuatnya terpental beberapa jauhnya, bahkan terhempas di dinding goa.Namun tak jarang Lanting Beruga berhasil melukai Jian Tie dengan pedang sisik Naga Hijau.Spertiga goa ini telah runtuh ke bawah, permukaan tanah yang ada di luar amblas ke bawah, tapi demikian tidak ada di antara mereka yang mampu menggerak batu berbentuk pedang di dasar goa.Ini sedikit aneh memang, bahkan tampaknya reruntuhan tanah tidak dapat mengubur benda tersebut.Sebuah kepalan tinju mendarat tepat di wajah Lanting Beruga, membuatnya melayang beberapa saat di udara sebelum kemudian terhempas keras di reruntuhan tanah.Jian Tie menarik nafas yang tersengkal-sengkal, tampaknya mulai lelah menghadapi bocah berandalan ini.Sudah berapa kali dia berhasil mengenai tubuh Lanting Beruga dengan kepalan tinjunya, tapi Lantin
Jian Tie mengendus kesal, seorang bocah ingusan di depannya berbicara layaknya seorang pendekar level dewa."Majulah bocah, akan kutunjukkan kekuatan dari Klan Kepala Besi."Ajaran dari Klan Kepala Besi adalah bertarung sampai mati, jangan menyerang dan jangan menunjukan belas kasihan.Dia menarik aura alam sekali lagi, membuatnya memiliki tekanan yang begitu kuat. Beberapa siluman level mistik tiga ke bawah mulai khawatir dengan tekanan energi tersebut.Beberapa yang lain, memutuskan untuk pergi sebelum terkena imbas dari pertarungan.Kilatan ungu menyala-nyala di tubuh Jian Tie, dan ini adalah semua kekuatan yang dia miliki. Jika kekuatan ini tida berhasil menahan Lanting Beruga, maka itu artinya dia pasti mati.Lanting Beruga menarik nafas dalam-dalam, pada saat yang sama dia mulai memasang sebuah jurus."Angkara Jagat," ucap Lanting Beruga.Jurus tersebut mulai diperkuat semenjak pemuda itu memahami teknik pedang baya
Dalam tidur yang panjang, Lanting Beruga bermimpi bertemu seseorang berwajah sahaja yang begitu berwibawa. Usia orang itu mungkin menginjak 40 tahun, paling tua mungkin 45 tahun. Namun demikian, wajahnya terlihat masih sangat tampan untuk orang seusia dirinya. "Aku adalah Bandawasa," ucap Pria tersebut, "Sengaja menyegel semua kekuatanku di dalam batu pedang tersebut." Mendengar hal itu, Lanting Beruga langsung paham jika orang di depannya adalah orang pertama yang datang ke tempat ini, dan menjadi raja di sini. Dengan penuh kerendahan hati, Lanting Beruga membungkuk memberi hormat kepada dirinya. Raja Bandawasa tersenyum tipis, menyadari pemuda di depannya sangat sopan dan mengerti etika. "Lanting Beruga, kau memiliki takdir yang sama dengan diriku, kecacatan dari lahir, titik cakra yang tidak berfungsi ..." ucap Raja Bandawasa. "Hanya saja, aku tidak seberuntung dirimu yang dipilih oleh Roh Api." Lanting Beruga tersenyum tipi
Berhari-hari Lanting Beruga melakukan meditasi yang dalam, mencoba memahami warisan energi batin yang ditinggalkan Raja Bandawasa kepada dirinya.Benar-benar sulit menyeimbangkan kekuatan tersebut, bahkan Lanting Beruga tidak mampu untuk menggunakan lebih dari 20% dari energi batin miliki Bandawasa.Jika lebih dari itu, mata kiri pemuda tersebut akan berdenyut kuat, dan pada saat yang sama kepalanya terasa dibakar dari dalam.Benar-benar sangat sakit.Namun, dengan menggunakan energi batin sekuat itu, Lanting Beruga tidak masalah jika harus menghadapi seorang pendekar level bumi rendah hanya dengan energi batinnya saja. Itu sudah lebih dari cukup untuk membuat mereka kalah.Sementara di sisi lain, usaha Tang Long untuk menemukan Lanting Beruga menuai jalan buntu. Sungguh dia tidak menemukan pemuda itu di manapun, seolah lenyap di telan Warisan Kuno."Tang Long, apa yang kau rencanakan sekarang?" tanya Jia Lia."Apa lagi, kita akan men