Share

Bab. 51. Sarapan Istimewa

Mataku mulai terbuka pelan. Tanganku meraba tempat tidur. Kosong. Aku terlonjak dengan mata melebar. Berlian, di mana?

Segera aku bangkit menyibak selimut dan bergegas ke kamar mandi. Kosong juga. Ia kemana, ya? Aku benar-benar terlelap hingga lupa jika matahari sudah meninggi. Apa mungkin ia ke rumah melihat Ahmad? Bisa jadi.

Aku mandi terlebih dahulu. Lantas memakai pakaian yang sudah menyampir rapi di sandaran kursi. Ini pasti Berlian yang menyiapkan. Siapa lagi kalau bukan ia? Baju kaos santai tanpa kerah dengan celana panjang hitam berbahan semi jeans langsung kukenakan. Bahkan minyak rambut dan parfum pun sudah ia sediakan. Ehm, aku sungguh tersanjung.

Pintu berderit pelan sontak membuatku menoleh.

"Assalamu alaikum, sudah bangun?"

"Waalaikum salam. Iya. Sudah mandi malahan. Dari mana, Sayang?"

"Dari pantry nyiapin makanan." Ia meletakkan sajian di atas meja.

"Kan, bisa meminta karyawan buat nganter ke sini. Tadi sempat kaget tiba-tiba meraba ke samping, kamu sudah tidak ada."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status