Share

Bab. 54. Terima Kasih Sudah Mencintaiku

Mamak sontak tertawa. Berlian menutup wajah karena malu. Selanjutnya mereka berdua kompak mencubit lenganku dengan gemas. Aduuuuh! Sakiiiit!

"Astaghfirullah ini anak, berubah jadi aneh begini." Mamak geleng-geleng kepala

"Semua karena mantu baru Mamak, nih." Aku melirik ke arah Berlian yang sejak tadi wajahnya bersemu.

"Sudah, sekarang kita makan dulu." Mamak menggandeng tangan Berlian. Aku pun mengikut di belakang mereka.

Bapak sudah lebih dulu duduk di meja. Menu sederhana olahan tangan Mamak terlihat menggugah selera. Kata orang, masakan ibu tidak ada duanya. Benar. Aku sudah membuktikannya sepanjang usia.

Sejak dulu Mamak beternak bebek, telurnya dibuat telur asin kemudian dijual. Hasilnya itulah yang dipakai buat biaya sekolahku dan adik-adik. Bapak menggarap lahan orang untuk produksi garam kasar. Hasilnya tak seberapa, tetapi jika digabung dengan jualan Mamak, cukup lumayan untuk biaya hidup dan pendidikan anak-anaknya.

"Silakan, Nak." Mamak meletakkan telur asin rebus di depa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status