“Iya maaf kak, semua warga diserang oleh warga Harimau Langit.”
Seseorang yang bernama Ari mendekatinya. Raut wajahnya tampak murung, Aryan mendekatinya mencoba cari tahu apa yang terjadi. “Ari, apa yang terjadi sebenarnya?” tanya Aryan. “Sudah nanti saja, semua dijelaskan. Sekarang kita urus mereka!” perintah Laila. Aryan merasa pertanyaannya sejak tadi tidak digubris, dalam hatinya bersungut-sungut. ‘Sialan, perempuan ini, sombong sekali!’ Ternyata Laila bisa membaca pikiran Aryan. “Kamu yang sabar ya, kita harus urus padepokan dulu,” sambung Laila. Setelah di depan padepokan Aryan kaget saat melihat murid-murid kakeknya hampir semua terluka. ‘Sepertinya padepokan ini memang butuh penerusnya!’ batin Aryan. Aryan berlari ke sebuah ruangan yang pernah Sudiro katakan. Dia latihan malam itu juga. Ruangan tersebut gelap dan sunyi, hanya ada lilin kecil. Di sebuah meja ada sepucuk surat di dalamnya, tersusun rapi. Cara-cara bagaimana ritual yang dilakukan oleh Sudiro. Lalu buku yang diberikan sebelum meninggal, terdapat jurus-jurus mematikan. Beberapa minggu berlalu Aryan berada di ruangan tersebut, sampai dia menguasai semua ilmu itu. Pada akhirnya dia bisa melakukannya selama latihan. Aryan selalu dibantu oleh Laila. Minggu ke empat Aryan keluar dari persembunyiannya. Semua murid dan warga Naga Hitam berkumpul melihat perubahan pada Aryan. Akhirnya Aryan mengatakan bahwa mulai sekarang dia yang memimpin padepokan. Mereka terlihat. Senang saat Aryan menyampaikan semua hal. Di hari itu Aryan mulai melakukan ritual yang biasa dikerjakan oleh Sudiro. Suatu malam, Aryan berjalan ke ruangan khusus ramuan obat-obatan, di sana dia pernah melihat sebuah peti kecil dan dia melihat tangan yang berjalan. Dengan rasa penasaran akhirnya dia mencoba mencari tahunya, benda itu sudah berada di depan matanya, tiba-tiba peti itu terbuka dan mengeluarkan asap putih. Pintu ruangan tiba-tiba tertutup sendiri. Gubraak!! Aryan terkejut dan kaget kembali melihat sesuatu keluar dari peti tersebut. Sosok bayangan dengan wajah yang berbeda-beda. Ada lehernya yang hampir putus, ada yang bola matanya keluar serta tangannya tidak ada bersimbah darah, tangan itu justru berjalan mendekatinya. “Siapa kalian?” tangan Aryan. Mereka terdiam melihat Aryan, sedangkan sebuah tangan itu mencapai ke wajah Aryan. Setelah itu tubuhnya tidak bisa digerakkan tiba-tiba menjadi kaku. Tubuh tangan itu mendekati Aryan lalu dia mengatakan sesuatu. “Aryan, hentikan ritual itu! Bantu kami keluar dari sini!” ucap makhluk itu. Aryan hanya diam, sedangkan sosok yang kepalanya hampir putus masuk ke pikiran Aryan. Aryan melihat masa lalu, ternyata semua itu masih kerabatnya, yang dikorbankan oleh Sudiro. Guna mendapatkan ilmu Walang sungsang (menyerap kekuatan orang lain) dan dia adalah korban terakhir untuk mendapatkan ilmu keabadian jiwa. Kematian hanya cerita bagi yang memilikinya. “Makam yang dibuat waktu itu cara untuk mengembalikan rohnya,” ucap sosok itu. Tok! Tok! Mendengar suara ketuk pintu, roh-roh tersebut tersentak dan kembali ke peti. Akhirnya Aryan bisa bernafas kembali. Seseorang yang masuk mendekati Aryan adalah Laila. “Aryan, kamu baik-baik saja?” tanya Laila. “Hem, iya.” Jawab Aryan. Aryan mendekati peti tersebut dan mengambilnya. “Aryan, kenapa kau ambil peti itu?” tanya Laila. “Aku akan menyelamatkan mereka,” jawab Aryan. Laila terdiam, lalu menghela nafas panjang, seolah-olah dia tahu apa yang telah terjadi. Saat keluar dari ruangan tersebut mereka dihadang oleh Dika. Seketika Dika berkelebat merebut peti yang dipegang Aryan. Setelah itu dia meninggalkan Aryan dan Laila. “Berhenti ba****an!!” teriak Aryan. Aryan dan Laila mengejarnya namun, mereka tak menemukan jejaknya. Hilang tak berbekas, membuat mereka bingung harus bagaimana. “Bagaimana ini Laila?” tanya Aryan. Laila duduk di tepi akar pohon yang besar, dia memperhatikan Aryan yang gelisah. “Maafkan aku Aryan,” ucap Laila. “Eh, kenapa minta maaf?“ tanya Aryan kembali. Laila menceritakan semua yang dia tahu kepada Aryan tanpa terlewatkan sedikit pun. “Lalu kenapa kau bertahan di sini?” Aryan bertanya. “Sudahku bilang sejak awal, kalau aku menunggu kedatanganmu.” Jawabnya. Aryan terdiam, itu artinya mereka berdua harus menyatukan kekuatannya. Tiba-tiba pohon yang berada di hadapan Aryan hidup seperti manusia raksasa. Grrrrrkhh!! Suara erangan pohon itu. “Apa-apaan ini?!” Aryan kaget. “Kalian pasti mati dan tunggu saat itu akan tiba!!” teriak pohon itu berjalan meninggalkannya. Aryan yang masih bingung dan tidak bisa berkata-kata, hanya terdiam melihat kejadian pertama kalinya. ‘Apa ini yang namanya desa Hellborn, serasa tinggal di neraka dunia’ ucapnya dalam hati. Bersambung“Lebih baik kita kembali Aryan!” Laila mengajak Aryan untuk kembali ke padepokan.“Baiklah,” ujar Aryan. Sampai di padepokan Aryan kembali ke kamarnya. ‘Sepertinya aku harus istirahat, tempat ternyaman adalah kamar sendiri’ Aryan sambil merebahkan tubuhnya namun, tiba-tiba tangannya ada yang menahannya di sisi kiri dan kanan nya. “Akkhh, lepaskan!!” teriak Aryan.Aryan berusaha melihat sosok yang sedang berada di kamarnya. Sosok itu membawa sebuah tongkat besi dengan tubuh besar, dia mendekati Aryan. “Aryan, kamu harus meneruskan ritual itu!!” ucap sosok itu.“Siapa kau?” tanya Aryan.“Ha-ha-ha, aku? Yang jelas nyawamu ada di genggamanku!!” ujarnya.“Jin Marid!?” tegas Aryan“Akhirnya kau tahu, jadi lakukan apa yang telah diperintahkan, demi Sudiro,” jelas Jin Marid.“Tidak akan!!” tegas Aryan.“Kau tahu dia pengikut setiaku,” jelas Jin Marid.Kukunya menyentuh wajah Aryan dan lari ke perutnya. Tanpa banyak bicara kukunya di tancapkan ke pusarnya. Cruuttt!!Perut Aryan mengeluar
“Pedang Naga Ibra,” Pedang itu masuk ke tubuh Aryan, sinarnya membuat silau mata yang mendekatinya. Aryan saat itu turun dari udara, lalu tak sadarkan diri. Murid-murid menangkap tubuhnya dan menggotongnya ke dalam padepokan.Tubuh Aryan saat itu berubah, lebih berisi dari sebelumnya dadanya dan perutnya penuh otot. Wajahnya yang tampan menambah kejantanannya sebagai seorang pria.“Kenapa mbak? Sepertinya mbak jatuh hati?” tanya Ari sambil senyum-senyum.“Hussh, kamu berisik,” jawab Laila tersipu malu.Tak lama Aryan siuman, dia terkejut saat melihat sudah berada di tengah banyak orang. “Hem, kenapa saya di sini?” tanya Aryan.Laila mendekatinya , dia tersenyum dan memberi hormat kepada Aryan. Sedangkan Aryan masih dengan kebingungannya.‘Sepertinya dia belum mengetahui dan paham dengan ilmu yang dimilikinya’ ujar Laila dalam hatinya.Tanpa ragu Laila mengatakan pada Aryan bahwa dia sudah menguasai semua ilmu Naga Hitam. Namun, Aryan masih dengan wajah kepolosannya hanya tersenyum.
“Ha,ha,ha, aku kembali.”Suara tawa Sudiro membuat semua kaget terlebih Laila, dia melangkah mundur.Sudiro terlihat seperti bukan dirinya, tubuhnya berwarna gelap, petir keluar dari kedua belah tangannya.Aryan sempat melihat Sudiro ke bawah dan teriak agar jangan menyentuh Laila.“Dika, kenapa kau melakukan ini?’ tanya Aryan.“Demi padepokan dan guru Sudiro,” jawabnya.“Itu artinya kalian bersekongkol agar kalian bisa hidup abadi?” Aryan sangat marah, dia pun memberikan pukulan demi pukulan kepada Dika.Dika mengetahui teknik Aryan yang dilemparkan kepadanya.“Aryan! Menyerahlah!” tiba-tiba Sudiro berbicara. Dia ikut menyerang Aryan dengan pukulan mautnya. Pertama kalinya, pukulan tersebut mengenai dada Aryan. Bugkkh!!Dhuarr!!Aryan terjatuh ke tanah, saat dia ingin bangun Sudiro melempar sebuah pukulan angin yang dahsyat. Wushh!! Duggkhh!!“Aryan!” Laila mengejar Aryan secepat kilat dan menangkapnya. “Terima kasih Laila,” ucapnya.Aryan memegang dadanya yang terasa sedikit
“Tolong, tolong!!” Suara memanggil dan minta tolong dari dalam lubang makam itu. Ari yang masih berdiri mematung dikejutkan dengan tepukan tangan Laila.“Ari, ada apa?” tanya Laila.“I-itu mbak,” tunjuk Ari.Laila dan Aryan mendekati makam itu, dia melihat bangkai manusia yang naik ke atas kuburan.Mayat itu hidup lalu berjalan dengan merangkak ke arah mereka, beberapa makam juga ikut terbuka. Semua penghuni kubur merayap seperti seekor cecak yang hendak memangsa. “Kita pergi dari sini!” Aryan mengajak semua untuk menjauhi tempat tersebut namun, tiba-tiba sebuah selendang berwarna putih melayang ke udara, mengejar mereka.Seeett!! Breeet!!Laila pun terjerat oleh kain itu, dia tidak bisa bernafas sampai wajahnya memerah.“Huufftt, huuftt, A-Aryan ...” Aryan yang sempat menghindar, mencoba membantu mereka semua. Walaupun kini dia sedang diserang oleh mayat-mayat hidup. Dia melompat ke atas kain tersebut lalu mencabik kain tersebut.‘Aku tahu ini pasti ulah kakek juga, aku har
Sett!!“Berhenti kalian!!” Seorang pemuda berteriak sambil meluncurkan anak panah ke arah Aryan dan Sudiro.“Siapa kau?” tanya Sudiro.“Ha-ha-ha,” tawa seseorang dari balik pohon besar.Sudiro mendekati sumber tawa tersebut, orang itu pun menampakkan dirinya. Sudiro hanya bisa memperhatikannya, ternyata dia mengetahui siapa dibalik topeng tersebut.“Buka saja topengmu, Dika!” seru Sudiro.Aryan yang mendengar ucapan Sudiro tersentak, Dia merasa kakeknya tahu segalanya.“Untuk apa kau membawanya ke sini?” tanya Dika.“Bukan urusan kamu, dasar bocah!” ujar Sudiro.Tanpa basa-basi Dika melepaskan pukulannya kepada Sudiro namun, mengenai Aryan.Bugkkh!“Aryan!!” teriak Sudiro.Lalu dia mendekati Aryan, tampak wajah Aryan sedikit kesakitan, Sudiro akhirnya menyerang Dika karena sudah melukai cucunya, terjadilah perkelahian antara mereka.Pukulan pertama mendarat di dada Dika, sehingga Dika terpental jauh ke pinggir sebuah tebing.“Jangan pernah ganggu cucu saya mengerti!!” seru Sudiro.D
“Ada apa, Aryan?” Makhluk itu seketika menghilang saat Sudiro kembali ke kamar Aryan, dengan segera melihat Aryan.Sudiro tak berhenti menepuk pipinya Aryan, agar dia sadar. Tak lama kemudian Aryan terjaga kembali. “Oh, iya kek,” lirihnya.“Kenapa kau terlihat ketakutan?” tanya Sudiro.Aryan terdiam dia merasa tak perlu memberi tahu apa yang di lihatnya. Sudiro memperhatikan Aryan, dia tahu Aryan mengetahui sesuatu. Akhirnya Sudiro meninggalkan Aryan, dia meminta agar Aryan istirahat. ‘Hem, aku tadi lihat apa ya?’ Aryan berkata dalam hatinya.Tanpa sengaja Aryan mengintip Sudiro yang berjalan menjauhi kamarnya. ‘Apa aku ikutin saja kakek ya?’ Aryan bertanya dalam hatinya.Aryan pun mengikutinya dari belakang tanpa sepengetahuan Sudiro. Ada sebuah lorong jauh dari ruangan pertemuan, Aryan terus berjalan mengikuti. Tiba -tiba langkahnya terhenti saat Sudiro berdiri di tengah sebuah lingkaran yang ditaburi sesuatu oleh seseorang di sana.Aryan pun berhenti dan berdiri di balik sebua
“Aryan, kamu baik- baik saja?” “Oh, iya, bagaimana kakek?” Aryan balik bertanya. Laila menghampiri Aryan yang sedang duduk seperti orang bertapa.“Ayo keluar, dari sini!” ajak Laila. Aryan berdiri, ternyata sebelumnya dia mendengar suara langkah kaki mendekatinya. Sehingga dia harus mengubah posisinya saat terjatuh. Aryan dan Laila menghampiri Sudiro yang kini terbaring. Matanya nanar melihat Aryan dia memberi isyarat agar mendekat.Sudiro menyampaikan sesuatu kepada Aryan agar bisa menggantikan posisinya, sebagai pemimpin padepokan Naga Hitam. Aryan hanya bisa diam karena, menurutnya belum tentu dia mampu menguasai semua ilmu Naga Hitam. Sudiro memberi alasan karena umurnya sudah tidak lama lagi.Dengan sedikit berat hati dia menerima tawaran Sudiro.“Baiklah kek,” ucap Aryan.Dalam hati Sudiro sangat senang saat mendengar ucapan Aryan. Secara tidak langsung Aryan sudah menyerahkan dirinya, sebagai jaminan atau tumbal berdasarkan keturunan.Sudiro memberikan sebuah kitab
“Tolong, tolong!!” Suara memanggil dan minta tolong dari dalam lubang makam itu. Ari yang masih berdiri mematung dikejutkan dengan tepukan tangan Laila.“Ari, ada apa?” tanya Laila.“I-itu mbak,” tunjuk Ari.Laila dan Aryan mendekati makam itu, dia melihat bangkai manusia yang naik ke atas kuburan.Mayat itu hidup lalu berjalan dengan merangkak ke arah mereka, beberapa makam juga ikut terbuka. Semua penghuni kubur merayap seperti seekor cecak yang hendak memangsa. “Kita pergi dari sini!” Aryan mengajak semua untuk menjauhi tempat tersebut namun, tiba-tiba sebuah selendang berwarna putih melayang ke udara, mengejar mereka.Seeett!! Breeet!!Laila pun terjerat oleh kain itu, dia tidak bisa bernafas sampai wajahnya memerah.“Huufftt, huuftt, A-Aryan ...” Aryan yang sempat menghindar, mencoba membantu mereka semua. Walaupun kini dia sedang diserang oleh mayat-mayat hidup. Dia melompat ke atas kain tersebut lalu mencabik kain tersebut.‘Aku tahu ini pasti ulah kakek juga, aku har
“Ha,ha,ha, aku kembali.”Suara tawa Sudiro membuat semua kaget terlebih Laila, dia melangkah mundur.Sudiro terlihat seperti bukan dirinya, tubuhnya berwarna gelap, petir keluar dari kedua belah tangannya.Aryan sempat melihat Sudiro ke bawah dan teriak agar jangan menyentuh Laila.“Dika, kenapa kau melakukan ini?’ tanya Aryan.“Demi padepokan dan guru Sudiro,” jawabnya.“Itu artinya kalian bersekongkol agar kalian bisa hidup abadi?” Aryan sangat marah, dia pun memberikan pukulan demi pukulan kepada Dika.Dika mengetahui teknik Aryan yang dilemparkan kepadanya.“Aryan! Menyerahlah!” tiba-tiba Sudiro berbicara. Dia ikut menyerang Aryan dengan pukulan mautnya. Pertama kalinya, pukulan tersebut mengenai dada Aryan. Bugkkh!!Dhuarr!!Aryan terjatuh ke tanah, saat dia ingin bangun Sudiro melempar sebuah pukulan angin yang dahsyat. Wushh!! Duggkhh!!“Aryan!” Laila mengejar Aryan secepat kilat dan menangkapnya. “Terima kasih Laila,” ucapnya.Aryan memegang dadanya yang terasa sedikit
“Pedang Naga Ibra,” Pedang itu masuk ke tubuh Aryan, sinarnya membuat silau mata yang mendekatinya. Aryan saat itu turun dari udara, lalu tak sadarkan diri. Murid-murid menangkap tubuhnya dan menggotongnya ke dalam padepokan.Tubuh Aryan saat itu berubah, lebih berisi dari sebelumnya dadanya dan perutnya penuh otot. Wajahnya yang tampan menambah kejantanannya sebagai seorang pria.“Kenapa mbak? Sepertinya mbak jatuh hati?” tanya Ari sambil senyum-senyum.“Hussh, kamu berisik,” jawab Laila tersipu malu.Tak lama Aryan siuman, dia terkejut saat melihat sudah berada di tengah banyak orang. “Hem, kenapa saya di sini?” tanya Aryan.Laila mendekatinya , dia tersenyum dan memberi hormat kepada Aryan. Sedangkan Aryan masih dengan kebingungannya.‘Sepertinya dia belum mengetahui dan paham dengan ilmu yang dimilikinya’ ujar Laila dalam hatinya.Tanpa ragu Laila mengatakan pada Aryan bahwa dia sudah menguasai semua ilmu Naga Hitam. Namun, Aryan masih dengan wajah kepolosannya hanya tersenyum.
“Lebih baik kita kembali Aryan!” Laila mengajak Aryan untuk kembali ke padepokan.“Baiklah,” ujar Aryan. Sampai di padepokan Aryan kembali ke kamarnya. ‘Sepertinya aku harus istirahat, tempat ternyaman adalah kamar sendiri’ Aryan sambil merebahkan tubuhnya namun, tiba-tiba tangannya ada yang menahannya di sisi kiri dan kanan nya. “Akkhh, lepaskan!!” teriak Aryan.Aryan berusaha melihat sosok yang sedang berada di kamarnya. Sosok itu membawa sebuah tongkat besi dengan tubuh besar, dia mendekati Aryan. “Aryan, kamu harus meneruskan ritual itu!!” ucap sosok itu.“Siapa kau?” tanya Aryan.“Ha-ha-ha, aku? Yang jelas nyawamu ada di genggamanku!!” ujarnya.“Jin Marid!?” tegas Aryan“Akhirnya kau tahu, jadi lakukan apa yang telah diperintahkan, demi Sudiro,” jelas Jin Marid.“Tidak akan!!” tegas Aryan.“Kau tahu dia pengikut setiaku,” jelas Jin Marid.Kukunya menyentuh wajah Aryan dan lari ke perutnya. Tanpa banyak bicara kukunya di tancapkan ke pusarnya. Cruuttt!!Perut Aryan mengeluar
“Iya maaf kak, semua warga diserang oleh warga Harimau Langit.” Seseorang yang bernama Ari mendekatinya.Raut wajahnya tampak murung, Aryan mendekatinya mencoba cari tahu apa yang terjadi.“Ari, apa yang terjadi sebenarnya?” tanya Aryan. “Sudah nanti saja, semua dijelaskan. Sekarang kita urus mereka!” perintah Laila. Aryan merasa pertanyaannya sejak tadi tidak digubris, dalam hatinya bersungut-sungut. ‘Sialan, perempuan ini, sombong sekali!’ Ternyata Laila bisa membaca pikiran Aryan. “Kamu yang sabar ya, kita harus urus padepokan dulu,” sambung Laila. Setelah di depan padepokan Aryan kaget saat melihat murid-murid kakeknya hampir semua terluka.‘Sepertinya padepokan ini memang butuh penerusnya!’ batin Aryan.Aryan berlari ke sebuah ruangan yang pernah Sudiro katakan. Dia latihan malam itu juga. Ruangan tersebut gelap dan sunyi, hanya ada lilin kecil.Di sebuah meja ada sepucuk surat di dalamnya, tersusun rapi. Cara-cara bagaimana ritual yang dilakukan oleh Sudiro. L
“Aryan, kamu baik- baik saja?” “Oh, iya, bagaimana kakek?” Aryan balik bertanya. Laila menghampiri Aryan yang sedang duduk seperti orang bertapa.“Ayo keluar, dari sini!” ajak Laila. Aryan berdiri, ternyata sebelumnya dia mendengar suara langkah kaki mendekatinya. Sehingga dia harus mengubah posisinya saat terjatuh. Aryan dan Laila menghampiri Sudiro yang kini terbaring. Matanya nanar melihat Aryan dia memberi isyarat agar mendekat.Sudiro menyampaikan sesuatu kepada Aryan agar bisa menggantikan posisinya, sebagai pemimpin padepokan Naga Hitam. Aryan hanya bisa diam karena, menurutnya belum tentu dia mampu menguasai semua ilmu Naga Hitam. Sudiro memberi alasan karena umurnya sudah tidak lama lagi.Dengan sedikit berat hati dia menerima tawaran Sudiro.“Baiklah kek,” ucap Aryan.Dalam hati Sudiro sangat senang saat mendengar ucapan Aryan. Secara tidak langsung Aryan sudah menyerahkan dirinya, sebagai jaminan atau tumbal berdasarkan keturunan.Sudiro memberikan sebuah kitab
“Ada apa, Aryan?” Makhluk itu seketika menghilang saat Sudiro kembali ke kamar Aryan, dengan segera melihat Aryan.Sudiro tak berhenti menepuk pipinya Aryan, agar dia sadar. Tak lama kemudian Aryan terjaga kembali. “Oh, iya kek,” lirihnya.“Kenapa kau terlihat ketakutan?” tanya Sudiro.Aryan terdiam dia merasa tak perlu memberi tahu apa yang di lihatnya. Sudiro memperhatikan Aryan, dia tahu Aryan mengetahui sesuatu. Akhirnya Sudiro meninggalkan Aryan, dia meminta agar Aryan istirahat. ‘Hem, aku tadi lihat apa ya?’ Aryan berkata dalam hatinya.Tanpa sengaja Aryan mengintip Sudiro yang berjalan menjauhi kamarnya. ‘Apa aku ikutin saja kakek ya?’ Aryan bertanya dalam hatinya.Aryan pun mengikutinya dari belakang tanpa sepengetahuan Sudiro. Ada sebuah lorong jauh dari ruangan pertemuan, Aryan terus berjalan mengikuti. Tiba -tiba langkahnya terhenti saat Sudiro berdiri di tengah sebuah lingkaran yang ditaburi sesuatu oleh seseorang di sana.Aryan pun berhenti dan berdiri di balik sebua
Sett!!“Berhenti kalian!!” Seorang pemuda berteriak sambil meluncurkan anak panah ke arah Aryan dan Sudiro.“Siapa kau?” tanya Sudiro.“Ha-ha-ha,” tawa seseorang dari balik pohon besar.Sudiro mendekati sumber tawa tersebut, orang itu pun menampakkan dirinya. Sudiro hanya bisa memperhatikannya, ternyata dia mengetahui siapa dibalik topeng tersebut.“Buka saja topengmu, Dika!” seru Sudiro.Aryan yang mendengar ucapan Sudiro tersentak, Dia merasa kakeknya tahu segalanya.“Untuk apa kau membawanya ke sini?” tanya Dika.“Bukan urusan kamu, dasar bocah!” ujar Sudiro.Tanpa basa-basi Dika melepaskan pukulannya kepada Sudiro namun, mengenai Aryan.Bugkkh!“Aryan!!” teriak Sudiro.Lalu dia mendekati Aryan, tampak wajah Aryan sedikit kesakitan, Sudiro akhirnya menyerang Dika karena sudah melukai cucunya, terjadilah perkelahian antara mereka.Pukulan pertama mendarat di dada Dika, sehingga Dika terpental jauh ke pinggir sebuah tebing.“Jangan pernah ganggu cucu saya mengerti!!” seru Sudiro.D