Share

Bab 3

Penulis: Delly Asmal
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-14 12:04:26

“Aryan, kamu baik- baik saja?”

“Oh, iya, bagaimana kakek?” Aryan balik bertanya.

Laila menghampiri Aryan yang sedang duduk seperti orang bertapa.

“Ayo keluar, dari sini!” ajak Laila.

Aryan berdiri, ternyata sebelumnya dia mendengar suara langkah kaki mendekatinya. Sehingga dia harus mengubah posisinya saat terjatuh.

Aryan dan Laila menghampiri Sudiro yang kini terbaring. Matanya nanar melihat Aryan dia memberi isyarat agar mendekat.

Sudiro menyampaikan sesuatu kepada Aryan agar bisa menggantikan posisinya, sebagai pemimpin padepokan Naga Hitam. Aryan hanya bisa diam karena, menurutnya belum tentu dia mampu menguasai semua ilmu Naga Hitam. Sudiro memberi alasan karena umurnya sudah tidak lama lagi.

Dengan sedikit berat hati dia menerima tawaran Sudiro.

“Baiklah kek,” ucap Aryan.

Dalam hati Sudiro sangat senang saat mendengar ucapan Aryan. Secara tidak langsung Aryan sudah menyerahkan dirinya, sebagai jaminan atau tumbal berdasarkan keturunan.

Sudiro memberikan sebuah kitab kepada Aryan.

“Kamu pelajari tentang padepokan, semua ada di sana,” ucap Sudiro.

Laila tampak sedikit bingung saat melihat Sudiro menatap tajam ke arah Aryan.

“Baiklah kek,” ucap Aryan.

Laila menarik lengan baju Aryan, seperti ada sesuatu yang ingin di ucapkan, dia hanya meliriknya. Akhirnya terjadi sesuatu dengan Sudiro. Dia kesakitan seperti orang ingin menghembuskan nafas terakhir.

“Kakek!” teriak Aryan.

Anehnya Sudiro berusaha berdiri untuk melakukan sesuatu, yaitu ritual yang biasa dia lakukan. Namun, ritual tersebut ditolak, lalu Sudiro diangkat dan dihempaskan oleh sosok mengerikan yaitu Jin Marid. Dia menyerap kekuatan Sudiro.

Di sudut ruangan berdiri sosok tinggi besar memandangi Sudiro dia menyeringai ke arah Aryan. Laila yang melihatnya secara spontan menarik Aryan dengan membuat dia kaget.

“Ada apa Laila?” tanya Aryan.

Laila hanya diam, dia tidak mengatakan sesuatu pada Aryan. Sehingga membuat Aryan bingung, karena saat ini kakeknya sedang terbaring tidak berdaya.

“Jika tidak ada yang ingin kau katakan biarkan aku melihat kakek untuk yang terakhir kalinya.” Ujar Aryan sedikit ketus.

Laila tidak menjawab, dia hanya bisa mengikuti Aryan dari belakang. Tak lama Sudiro menghembuskan nafas terakhirnya. Aryan mulai meneteskan air matanya.

‘Rasanya tidak adil semua meninggalkanku’ ucap Aryan dalam hatinya.

“Aryan, sudahlah jangan bersedih kita harus segera mengurus jenazah kakek.” Ujar Laila.

“Baiklah,” sahut Aryan.

Semua murid-murid dan warga padepokan Naga Hitam berkumpul, mereka membantu pengurusan pemakaman Sudiro.

Anehnya cara pemakaman yang mereka lakukan tidak seperti biasanya, Aryan bingung harus bagaimana. Akhirnya salah satu murid Sudiro menyampaikan apa yang harus dilakukan Aryan.

Pemakaman dilakukan dengan dua buah makam, satu makam untuk jenazah sedangkan satu lagi kain kafan yang sudah disediakan. Ritual dari ritual dengan terpaksa Aryan lakukan. Semua mata mereka tertuju kepada Aryan. Setelah selesai pemakaman Aryan bertanya kepada Laila.

“Laila, apakah seperti ini pemakaman dilakukan?” tanya Aryan.

Laila tampak sedikit ragu untuk menjawab pertanyaan Aryan.

“Kenapa kamu diam saja Laila?” tanya Aryan kembali.

“Nanti kamu juga tahu sendiri,” jawab Laila.

Saat mereka kembali ke padepokan rombongan orang-orang berbaju hitam menghadangnya.

“Siapa kalian?” tanya Lailla.

“Eh, kamu bocah. Masih setia kamu di Naga Hitam?” tanya seseorang.

“Aku bertanya siapa kalian, kenapa kau balik tanya?” ketus Laila.

Ternyata mereka tidak suka dengan ucapan Laila. Tanpa aba-aba mereka menyerang Laila dan Aryan.

Aryan bingung, sebab dia belum menguasai apa-apa dari perguruan Naga Hitam. Dia hanya punya bela diri dari tempat belajarnya dahulu.

Bugkkhh!!

Satu pukulan mengenai punggungnya Aryan hingga dia terjatuh.

“Aryan!!” pekik Laila.

Laila mencoba mendekatinya namun, seseorang yang tiba-tiba mengikutinya membuka topengnya lalu,

“Dika,” ucap Laila.

“Lebih baik, kau berikan surat wasiat Sudiro bersama peti yang kau simpan.” Ujar Dika.

Dika mencoba menarik kerah baju Aryan secepat kilat Laila mencegahnya.

“Hem, ternyata kekuatan kau bertambah!” tukas Dika.

Duggkh!

Dika terhempas oleh tendangan kilat Laila.

“Jangan coba-coba mengganggu Aryan?” ujar Laila.

“Ha-ha-ha , sebelum aku mendapatkan peti dan surat wasiat itu, aku tetap akan mengacak-ngacak tempat ini!” ancam Dika.

Akhirnya Dika meninggalkan tempat itu, Laila hanya berdiri terpaku sedangkan Arya mendekatinya.

“Laila, kenapa dia selalu datang?” tanya Aryan.

“Nanti aku ceritakan. Lebih baik kamu mulai latihan dan menguasai semuanya,” ujar Laila.

Setelah sampai di padepokan Laila kaget, salah satu mereka berlari mendekatinya. Laila kaget melihat semua berantakan, dia pun berlari melihat ke dalam.

Aryan bingung saat mendengar suara Laila yang kencang menggelegar secara tiba-tiba. Laila pun berteriak.

“Ariiiii ...!!”

Bersambung

Bab terkait

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 4

    “Iya maaf kak, semua warga diserang oleh warga Harimau Langit.” Seseorang yang bernama Ari mendekatinya.Raut wajahnya tampak murung, Aryan mendekatinya mencoba cari tahu apa yang terjadi.“Ari, apa yang terjadi sebenarnya?” tanya Aryan. “Sudah nanti saja, semua dijelaskan. Sekarang kita urus mereka!” perintah Laila. Aryan merasa pertanyaannya sejak tadi tidak digubris, dalam hatinya bersungut-sungut. ‘Sialan, perempuan ini, sombong sekali!’ Ternyata Laila bisa membaca pikiran Aryan. “Kamu yang sabar ya, kita harus urus padepokan dulu,” sambung Laila. Setelah di depan padepokan Aryan kaget saat melihat murid-murid kakeknya hampir semua terluka.‘Sepertinya padepokan ini memang butuh penerusnya!’ batin Aryan.Aryan berlari ke sebuah ruangan yang pernah Sudiro katakan. Dia latihan malam itu juga. Ruangan tersebut gelap dan sunyi, hanya ada lilin kecil.Di sebuah meja ada sepucuk surat di dalamnya, tersusun rapi. Cara-cara bagaimana ritual yang dilakukan oleh Sudiro. L

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   bab 5

    “Lebih baik kita kembali Aryan!” Laila mengajak Aryan untuk kembali ke padepokan.“Baiklah,” ujar Aryan. Sampai di padepokan Aryan kembali ke kamarnya. ‘Sepertinya aku harus istirahat, tempat ternyaman adalah kamar sendiri’ Aryan sambil merebahkan tubuhnya namun, tiba-tiba tangannya ada yang menahannya di sisi kiri dan kanan nya. “Akkhh, lepaskan!!” teriak Aryan.Aryan berusaha melihat sosok yang sedang berada di kamarnya. Sosok itu membawa sebuah tongkat besi dengan tubuh besar, dia mendekati Aryan. “Aryan, kamu harus meneruskan ritual itu!!” ucap sosok itu.“Siapa kau?” tanya Aryan.“Ha-ha-ha, aku? Yang jelas nyawamu ada di genggamanku!!” ujarnya.“Jin Marid!?” tegas Aryan“Akhirnya kau tahu, jadi lakukan apa yang telah diperintahkan, demi Sudiro,” jelas Jin Marid.“Tidak akan!!” tegas Aryan.“Kau tahu dia pengikut setiaku,” jelas Jin Marid.Kukunya menyentuh wajah Aryan dan lari ke perutnya. Tanpa banyak bicara kukunya di tancapkan ke pusarnya. Cruuttt!!Perut Aryan mengeluar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 6

    “Pedang Naga Ibra,” Pedang itu masuk ke tubuh Aryan, sinarnya membuat silau mata yang mendekatinya. Aryan saat itu turun dari udara, lalu tak sadarkan diri. Murid-murid menangkap tubuhnya dan menggotongnya ke dalam padepokan.Tubuh Aryan saat itu berubah, lebih berisi dari sebelumnya dadanya dan perutnya penuh otot. Wajahnya yang tampan menambah kejantanannya sebagai seorang pria.“Kenapa mbak? Sepertinya mbak jatuh hati?” tanya Ari sambil senyum-senyum.“Hussh, kamu berisik,” jawab Laila tersipu malu.Tak lama Aryan siuman, dia terkejut saat melihat sudah berada di tengah banyak orang. “Hem, kenapa saya di sini?” tanya Aryan.Laila mendekatinya , dia tersenyum dan memberi hormat kepada Aryan. Sedangkan Aryan masih dengan kebingungannya.‘Sepertinya dia belum mengetahui dan paham dengan ilmu yang dimilikinya’ ujar Laila dalam hatinya.Tanpa ragu Laila mengatakan pada Aryan bahwa dia sudah menguasai semua ilmu Naga Hitam. Namun, Aryan masih dengan wajah kepolosannya hanya tersenyum.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 7

    “Ha,ha,ha, aku kembali.”Suara tawa Sudiro membuat semua kaget terlebih Laila, dia melangkah mundur.Sudiro terlihat seperti bukan dirinya, tubuhnya berwarna gelap, petir keluar dari kedua belah tangannya.Aryan sempat melihat Sudiro ke bawah dan teriak agar jangan menyentuh Laila.“Dika, kenapa kau melakukan ini?’ tanya Aryan.“Demi padepokan dan guru Sudiro,” jawabnya.“Itu artinya kalian bersekongkol agar kalian bisa hidup abadi?” Aryan sangat marah, dia pun memberikan pukulan demi pukulan kepada Dika.Dika mengetahui teknik Aryan yang dilemparkan kepadanya.“Aryan! Menyerahlah!” tiba-tiba Sudiro berbicara. Dia ikut menyerang Aryan dengan pukulan mautnya. Pertama kalinya, pukulan tersebut mengenai dada Aryan. Bugkkh!!Dhuarr!!Aryan terjatuh ke tanah, saat dia ingin bangun Sudiro melempar sebuah pukulan angin yang dahsyat. Wushh!! Duggkhh!!“Aryan!” Laila mengejar Aryan secepat kilat dan menangkapnya. “Terima kasih Laila,” ucapnya.Aryan memegang dadanya yang terasa sedikit

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 8

    “Tolong, tolong!!” Suara memanggil dan minta tolong dari dalam lubang makam itu. Ari yang masih berdiri mematung dikejutkan dengan tepukan tangan Laila.“Ari, ada apa?” tanya Laila.“I-itu mbak,” tunjuk Ari.Laila dan Aryan mendekati makam itu, dia melihat bangkai manusia yang naik ke atas kuburan.Mayat itu hidup lalu berjalan dengan merangkak ke arah mereka, beberapa makam juga ikut terbuka. Semua penghuni kubur merayap seperti seekor cecak yang hendak memangsa. “Kita pergi dari sini!” Aryan mengajak semua untuk menjauhi tempat tersebut namun, tiba-tiba sebuah selendang berwarna putih melayang ke udara, mengejar mereka.Seeett!! Breeet!!Laila pun terjerat oleh kain itu, dia tidak bisa bernafas sampai wajahnya memerah.“Huufftt, huuftt, A-Aryan ...” Aryan yang sempat menghindar, mencoba membantu mereka semua. Walaupun kini dia sedang diserang oleh mayat-mayat hidup. Dia melompat ke atas kain tersebut lalu mencabik kain tersebut.‘Aku tahu ini pasti ulah kakek juga, aku har

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 9

    “Aryaaaannn!!” Laila yang melihat Aryan terkapar dengan tetesan darah dari hidung dan mulutnya. Dia segera menolongnya, sedikit panik namun, dia dan Ari dengan sigap memberi energi lewat tenaga dalam mereka. “Mbak, roh Mas Aryan terperangkap. Bagaimana kita menolongnya?” tanya Ari. “Hufft,” Laila hanya menarik nafas. Laila mencari jalan keluar agar bisa menolong Aryan, dia mencoba bersemedi. Agar bisa bertemu kakeknya yang seorang guru aliran putih. Tak lama Laila menemuinya di sebuah persimpangan. Dia memakai baju putih dengan sorbannya. “Assalamualaikum kakek Bagas Sudrajat,” sapa Laila. “Walaikumsalam...” sahutnya dia memalingkan wajahnya ke Laila. Wajah yang senduh dan cukup teduh, dia melihat cucunya. Ternyata dia bisa mengetahui maksud kedatangannya. Kakek yang bernama Bagas Sudrajat tanpa basa-basi dia langsung memberi tahu kepada Laila. “Laila, kamu pergi ke arah selatan, ambil beberapa daun Nirwana di dekat cadas tersebut dan temui aku di sana.” Jelasny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 10

    Dhuarrr!! Suara petir bersahutan saat dua orang pendekar sedang bertarung. Bagas mencoba mengalahkan Sudiro dan ingin menolong Aryan yang sudah terjerat di kain kafan wasiat. “Jangan coba berani mengganggu urusanku!” bentak Sudiro. “Kau sudah salah jalan,” ucap Bagas. Hiiaaaakkk!!! Terjadilah adu kekuatan tenaga dalam yang mengakibatkan dentuman seperti suara bom yang di jatuhkan. Dhuaaar!! ‘Aku pikir dia tidak bisa menangkisnya’ batin Sudiro. Bagas mencoba mengeluarkan tasbihnya, lalu dia melemparkan ke arah Sudiro. Sebelum itu terjadi, Sudiro sudah mengetahuinya, akhirnya dia membangkitkan makhluk yang berada di dalam kubur. Semua terlihat sangat menjijikkan, Bagas yang terlihat tenang membuat Sudiro sedikit panik. Roh-roh yang berada di peti seketika berteriak meminta tolong agar mereka di lepaskan. “Toloonng, tolong, Aryan banguun!!” teriak salah satu roh tersebut. Bagas mendengar suara tersebut, seperti mengenalnya. Dia mencoba menyimaknya, akhirnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 11

    Hentikannn!!!Dika membawa Laila yang sudah terikat tak berdaya, membuat Aryan menghentikan kegiatannya. Dia berdiri meminta agar Dika melepaskan ikatan Laila. “Lepaskan Laila Dika!!” teriak Aryan.“Ha-ha-ha, tidak bisa. Kenapa kamu tidak mau memberi apa yang kami minta,” ujar Dika.“Mati pun aku, pedang dan buku itu tidak akan kau dapatkan!” seru Aryan.“Tapi pedang itu sudah berada di tangan Sudiro, kami bisa menguasai semua ilmu persilatan dan dengan keabadiannya,” jelas Dika.“Silah kan saja, Naga Hitam tidak akan menyatu dengan hati orang yang busuk seperti kalian!!” teriak Aryan geram.Wajah Dika berubah seketika, mendengar ucapan Aryan yang penuh amarah. Dia merasa ucapan Aryan tidak main-main. Saat Laila sadar, dia melihat Aryan sedang berdebat dengan Dika seketika itu juga dia teriak meminta tolong kepada Aryan. “Aryannnn!!!” tteriak Laila.Dika menoleh, sambil tersenyum tipis. Dia tahu kalau Laila tidak akan bisa lepas dari ikatan kain kafan tersebut. “Dika, kamu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25

Bab terbaru

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 40

    “Aryan!”“Semoga dia tidak apa-apa aku akan membawanya pergi dari sini,” ucap Dewi sendiri. Akhirnya dia memindahkan tubuh Aryan ke tempat yang lebih tinggi. Dia mencoba periksa tubuhnya. Tampak membiru dan sedikit pucat. Dewi mencoba dengan pengobatan totok. Sepertinya ada yang pembuluh darah yang pecah.‘Bagaimana ini? Aku belum mencoba pengobatan alternatif dari padepokan’ ungkapnya dalam hati. Namun, dià tetap mencoba dan mengusahakan agar Àryan selamat. Dewi mengambil sebuah dedaunan yang menurut dia sebagai penghangat tubuh. Tenaga dalam yang dia berikan kepada Aryan, untuk tubuhnya agar dia meresponnya. Di lain tempat Laila yang di bawa oleh Jin Marid merasakan sesuatu pada Aryan. ‘Aryan, apakah terjadi sesuatu padanya?’ tanya Laila dalam hatinya. Jin Marid, yang mengurung Laila dia hanya memperhatikannya. Gerak-gerik Laila, yang sedikit mencurigakan. “Hei, anak manis!” serunya. “Hem, lepaskan aku!” teriak Laila. “Ha-ha-ha, tidak akan sebelum Aryan ke sini.” Uca

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 39

    “Astaga!” Aryan kaget, begitu melihat wanita itu, dia menangis dan memeluknya. Wanita itu pun mengenalnya dengan baik, dia juga menangis histeris. “Aryan ...” wanita itu memanggilnya. “Iya, ini Aryan. Ponakan kesayangan tante.” Mereka pun saling berpelukan, tanpa sadar ada seseorang yang hendak memukul Aryan dari belakang namun, naga yang berada di tubuhnya bergerak dan keluar. Aryan bingung, bukankah Naga Hitam belum kembali ke tubuhnya.Tantenya tersenyum begitu melihat Naga Hitam menyerang orang tersebut. Dia melepaskan pelukannya. “Aryan, itu Naga Hitam punya tante,” jelasnya. “Oh benarkah?” tanya Aryan.Tantenya hanya mengangguk, tidak menjawab Aryan. Orang tersebut bukanlah manusia melainkan iblis yang di kirim dari neraka oleh Dika dan Sudiro. Ketika tantenya menjelaskan kepada Aryan, dia kaget ternyata Sudiro itu masih saja hidup, walaupun dalam bentuk iblis. “Tante, serius kalau kakek masih ada?” “Iya Aryan, kamu jangan tertipu olehnya. Walaupun tante sebagai

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 38

    Perubahan Dika membuat Aryan semakin waspada, karena Dika sudah bersekutu dengan iblis. Sehingga kekuatannya itu akan selalu bertambah oleh para iblis terlebih mereka yang baru datang dari neraka.“Dika! Sudahlah, kau tak perlu berperan menjadi orang kejam. Semua sudah kau dapatkan bukan?” ucap Aryan. “Arrrggkkhh, aku tidak peduli, sebab kalian adalah penyebab kematian keluargaku.” Ujar Dika. Aryan bingung dengan perkataan Dika, maksudnya apa. Sedangkan dia baru saja tahu tentang padepokan, karena orang tuanya meninggal. Apa dia juga korban dari kelicikan kakek Sudiro. Aryan berpikir tentang itu. Saat lengah begitu, Dika menyerang Aryan. Namun, sayangnya Naga Hitam yang berada di udara menyerang balik Dika. Secara tidak langsung Aryan ada kesempatan untuk melawan Dika, kembali saling memperjuangkan diri mereka. “Kembalilah ke neraka, jahanam!” teriak Aryan. Dika kaget melihat Aryan berdiri di kepala Naga Hitam, sosok dia yang besar pun merasa takut menghadapinya. Pertarungan

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 37

    Aryan merasa tertipu oleh nenek tersebut, dia terjerat dengan besi sejenis rantai. Saat itu juga nenek itu berubah menjadi sosok yang di kenal Aryan.“Aryan, kamu terjebak!” seru Dika. “Bangsat! Dasar licik!” teriak Aryan.“Kamu itu gampang percaya dengan orang lain atau bodoh?” tanya Dika dengan sedikit meledek. Aryan hanya diam, dia merasa besi yang menjeratnya itu mempunyai kekuatan gaib. Tiba-tiba sebuah kilatan masuk ke tubuh Aryan. Pertanda sukma yang tadi di lepaskan sudah kembali. Dika pun memperhatikan yang melesat ke tubuhnya, dia mencoba menangkapnya. Tapi sayang dia lebih cepat masuk ke dalam tubuh Aryan. “Sialan!” umpat Dika. “Tidak semudah yang kau bayangkan mengerti!” seru Aryan. “Kau tidak akan bisa keluar dari sini! Cepat kau berikan pedang Naga Hitam!” perintah Dika.“Kau pikir aku bocah ingusan.” Ujar Aryan.Dika terdiam saat berdebat dengan Aryan. Dalam diam itu Aryan menyiasati agar bisa lepas dari cengkeraman Dika. Rombongan anak buah Dika memul

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 36

    Arrkhhhh!! Suara monster tersebut bergema, dia melemparkan sebuah pukulan yang sangat mematikan. Aryan berusaha menghindar, makhluk itu mencoba melayangkan tangannya ke arah tubuh Aryan. Namun, meleset, Aryan merasa kalau makhluk ini kekuatannya sangat tinggi. Dia tidak ingin lengah, bisa saja dia di kalahkan saat itu juga. Sebab ilmu yang di miliki tidak main-main. Dengan segenap kemampuannya, serta keinginannya untuk lebih cepat menuntaskan perkelahiannya. Dia merasa terjadi sesuatu dengan kedua sahabatnya, akhirnya dia mengambil jalan pintas untuk menghancurkan makhluk itu.“Jurus Pelebur Raga!!” Tiba-tiba asap putih mengepul di tangannya lalu mengeluarkan panas yang tak terkira. Membuat makhluk itu merasakan hawa panas yang sangat, dia merasakan kesakitan. Tampak tubuh makhluk itu terkelupas, seperti orang terbakar. Aarrrgggkhhhh!!! Suaranya bikin sakit telinga, Aryan mencoba menutupnya, setelah itu dia meninggalkan tempat tersebut. Sambil berlari dia melihat makhluk it

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 35

    Zian hanya melihat kepergian Dika dengan membawa Laila dan Ari, dia tahu kalau mereka akan di bawa ke mana. Akhirnya Zian memutuskan untuk kembali ke raga Aryan, dibantu oleh pak tua itu yang ternyata penghuni tongkat yang sering di mainkan oleh Zian. “Zian bersiaplah!!” ucap pak tua. Mereka pun bersiap untuk memusatkan tenaganya, Zian mencoba menghubungkan dirinya ke Aryan. Ternyata Aryan mengalami kesulitan, dia sedang terperangkap di sebuah tempat. Di mana dia bertemu dengan para leluhurnya namun, mereka tidak seperti saat hidupnya. Masih terpengaruh dengan kekuatan hitam dari Dika. Aryan tampak kewalahan untuk melawannya, dia tidak mau menghabisi karena sama saja dia membunuh mereka yang masih terkurung dalam dunia. ‘Apa yang harus aku lakukan, supaya tidak melukai mereka, bagaimana caranya melepaskan semua?’ Aryan bertanya dalam hatinya. Tiba-tiba cahaya putih masuk ke tubuh Aryan, dia merasakan kekuatannya kembali. Dia mengetahui kalau salah satu sukmanya masuk kembali.

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 34

    “Siapa kalian!!” Zian dan yang lain cepat bersembunyi namun, tetap diketahui oleh salah satu orang yang sedang melakukan ritual tersebut. “Bangsat! Keluar kalian!” seru orang tersebut. Pak tua terpaksa keluar lebih dulu, dia mencoba mendatangi orang tersebut. Dengan wajah yang pura-pura tersesat.“Maafkan saya, tadi cuma lewat saja.” Ucapnya. Pria itu memperhatikan dari atas dan bawah pak tua tersebut. Tidak ada yang kelihatan mencurigakan menurutnya. “Baiklah, pergi dari sini!!” teriaknya. Pak tua tertunduk dan bergegas meninggalkan tempat itu, setelah sedikit jauh dia melompat ke atas pohon. Wushh!!Laila dan Ari melihat dari kejauhan, cuma tersenyum. Mereka memperhatikan apa yang akan di lakukan oleh semua orang di sana. “Ampun, jangan!” teriak seseorang di sana. Laila segera melihat siapa orang itu, alangkah terkejutnya saat melihat seorang gadis di seret seperti tidak punya hati. Laila ingin sekali melesat ke sana namun, di tahan oleh Ari. “Jangan!” seru Ari.

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 33

    “Cahaya langit!!!” Sebuah cahaya keluar dari pedang yang sedang di layangkan ke udara, pak tua tersebut kaget. Tiba-tiba pak tua tersebut menghentikan kegiatannya dan serangannya. “Maaf Den, kamu Aryan?“ tanya pak tua.Laila dan Ari kaget, ketika pak tua itu mengenalnya. Mereka menunggu kelanjutan dari pak tua itu. Tak di sangka pak tua itu berlutut di depan Zian. “Maafkan saya Den,” ucapnya sambil menundukkan kepalanya. “Ya sudah, bangunlah pak!” seru Zian.Dia pun bangkit dan berdiri di belakan Zian. Seolah-olah dia adalah pengawalnya, lalu Laila bertanya, “Zian, siapa dia?” Zian hanya menarik nafas panjang, tidak menjawabnya, justru meninggalkan Laila.“Aduh, ini kalau dia bukan Aryan, sudah aku ketok kepalanya.” Ujar Ari.“Sabarlah, tidak usah di balas namanya juga bocah.” Ucap Laila. Ketika pak tua itu membuka pintu untuk Zian, mereka sangat terkejut. Di depan sudah berdiri kawanan serigala yang datang entah dari mana. Sementara Zian hanya tersenyum sinis dengan he

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 32

    Tampak wajah mereka sangat pucat, sedang memperhatikan Ari yang sejak tadi hanya diam mematung. Namun, bapak yang punya rumah tersebut mendekati Ari.“Mana temannya?” tanya bapak itu. “Oh, iya sebentar pak.” Ari bergegas memanggil Laila.Ari masih dengan pemikirannya, dia merasa kalau yang berada di dalam ini bukan manusia. Setelah sampai di depan kamar Laila dia menyampaikan apa yang di lihatnya. “Laila, kita harus pergi dari sini.” Ucap Ari.“Eh, kenapa?” tanya Laila.Tanpa menjawab Ari menarik tangan Laila, sedangkan Zian tak kelihatan keberadaannya. Sampai di depan pintu, mereka di dekati oleh pemilik rumah itu. “Kalian mau ke mana?” tanyanya. “Oh, ini pak mau cari adik kami,” jawab Ari. “Dia sudah di meja makan.” Jelasnya.Ari terdiam, kenapa tiba-tiba Zian sudah berada di sana, pikir Ari. Dalam kebingungan dia dikejutkan dengan teguran dari Laila. Laila segera mengajak Ari ke meja makan, mau tidak mau dia mengikuti apa yang di katakannya. Sampai di meja makan, Lai

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status