Share

Bab 6

Penulis: Delly Asmal
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-14 12:11:04

“Pedang Naga Ibra,”

Pedang itu masuk ke tubuh Aryan, sinarnya membuat silau mata yang mendekatinya.

Aryan saat itu turun dari udara, lalu tak sadarkan diri. Murid-murid menangkap tubuhnya dan menggotongnya ke dalam padepokan.

Tubuh Aryan saat itu berubah, lebih berisi dari sebelumnya dadanya dan perutnya penuh otot. Wajahnya yang tampan menambah kejantanannya sebagai seorang pria.

“Kenapa mbak? Sepertinya mbak jatuh hati?” tanya Ari sambil senyum-senyum.

“Hussh, kamu berisik,” jawab Laila tersipu malu.

Tak lama Aryan siuman, dia terkejut saat melihat sudah berada di tengah banyak orang. “Hem, kenapa saya di sini?” tanya Aryan.

Laila mendekatinya , dia tersenyum dan memberi hormat kepada Aryan. Sedangkan Aryan masih dengan kebingungannya.

‘Sepertinya dia belum mengetahui dan paham dengan ilmu yang dimilikinya’ ujar Laila dalam hatinya.

Tanpa ragu Laila mengatakan pada Aryan bahwa dia sudah menguasai semua ilmu Naga Hitam. Namun, Aryan masih dengan wajah kepolosannya hanya tersenyum.

“Aryan, hari ini kita harus berangkat!” ajak Laila.

“Ke mana?” tanya Aryan.

“Kau ingat, makam kakek Sudiro yang di sebelahnya,”

Aryan hanya mengangguk, Laila melanjutkan ceritanya, semua mengerti apa yang dikatakan oleh Laila. Ternyata warga dan murid-murid itu sebenarnya tidak ingin salah dalam menggunakan kekuatannya. Hanya saja jika ada penolakan dari mereka, salah satu jadi korbannya.

Akhirnya Aryan mengerti, sebenarnya mereka juga ingin bebas dari ikatan perbuatan yang membuat semua orang menderita.

“Baiklah, besok kita pergi ke makam tersebut.”

“Aku akan mempersiapkan semuanya, Aryan.”

Setelah itu Laila meninggalkan Aryan untuk mempersiapkan perjalanan esok hari.

Pagi hari warga dan murid-murid sudah bersiap di halaman padepokan. Laila membagi sebagian mereka untuk ikut dan berjaga di padepokan.

Setelah semua selesai, Aryan datang menghampiri mereka.

“Sebelum kita berangkat, aku harap kalian bisa saling menjaga,”

Ternyata rencana Aryan terdengar oleh kabar burung, sehingga saat ini ada seseorang berada di balik pohon sedang mendengar pembicaraan Aryan.

“Hei!!” Aryan berteriak.

Dia melompat lalu menarik pria tersebut, warga padepokan terpana begitu melihat Aryan membawa seseorang.

“Siapa yang menyuruhmu?” tanya Aryan.

Tampak wajah Aryan sangat tidak bersahabat, pria tersebut hanya diam.

“Kalau ditanya mesti kamu jawab!”

Laila pun angkat bicara, akhirnya Aryan memutuskan untuk membawa pria tersebut. Perjalanan pun di mulai, beberapa murid mengikuti Aryan dan Laila. Sebagian tinggal untuk berjaga-jaga.

Tibalah mereka di tempat tujuannya namun, sangat aneh. Tempat itu tiba-tiba menjadi gelap gulita saat Aryan dan rombongan berada di sana.

Dari kejauhan tampak seseorang sedang berdiri di atas gundukan tanah dengan jubah hitam panjang.

Aryan berhenti dia memperhatikan gerakan orang tersebut.

‘itu Dika, aku tahu apa yang ingin dia lakukan’ batin Aryan.

Wushh, wussh!

Aryan berkelebat dan melayang ke udara, dia menghentikan kegiatan Dika dan anak muridnya.

“Hentikan!!”

Dika menoleh dan melihat orang yang coba menghentikannya.

“Bangsat!!”

Dika seketika marah, begitu ritualnya di ganggu dan dihentikan oleh Aryan.

Mereka akhirnya bertarung tidak ada yang bisa menghentikannya. Tiba-tiba petir menggelegar bersahutan. Hujan dan angin pun berhembus kencang. Suara binatang liar bersahutan seolah-olah mereka pendukung perkelahian itu.

Dhuar, dhuar!!

Semua mata tertuju di sebuah makam yang terbuka. Laila berlari menghampiri makam itu.

‘Ternyata Dika sudah menyatukan darahnya dan dia berhasil membangkitkan kakek’ ucapnya dalam hati.

Tampak tangan yang menggapai- gapai di permukaan tanah. Wajahnya pun terlihat jelas, dia naik ke atas tanah dengan melompat. Seakan-akan tidak percaya semua yang sedang terjadi.

“Kakek Guru!!”

Tidak ada yang berani mendekati Sudiro, dia bukan seperti manusia biasanya. Sorot matanya penuh dengan kebencian dan haus akan kemenangan.

Sudiro mendekati mereka dan Laila, dia juga memandangi udara di mana Dika bersama Aryan sedang bertarung. Dia menyeringai seperti serigala lapar,

“Ggggrrrkkhh,”

“Berhenti kek!”

Laila coba menghentikan Sudiro yang semakin mendekat namun, dia tetap berjalan mendekatinya. Entah apa yang akan dia lakukan, begitu dekat dia menarik sebuah tali yang melekat di tubuhnya. Akhirnya lepas, dia merasa bebas dari ikatan tersebut.

Sudiro kembali mendekati Laila, tangannya hendak meraihnya tapi,

“Jangan!!”

Bersambung

Bab terkait

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 7

    “Ha,ha,ha, aku kembali.”Suara tawa Sudiro membuat semua kaget terlebih Laila, dia melangkah mundur.Sudiro terlihat seperti bukan dirinya, tubuhnya berwarna gelap, petir keluar dari kedua belah tangannya.Aryan sempat melihat Sudiro ke bawah dan teriak agar jangan menyentuh Laila.“Dika, kenapa kau melakukan ini?’ tanya Aryan.“Demi padepokan dan guru Sudiro,” jawabnya.“Itu artinya kalian bersekongkol agar kalian bisa hidup abadi?” Aryan sangat marah, dia pun memberikan pukulan demi pukulan kepada Dika.Dika mengetahui teknik Aryan yang dilemparkan kepadanya.“Aryan! Menyerahlah!” tiba-tiba Sudiro berbicara. Dia ikut menyerang Aryan dengan pukulan mautnya. Pertama kalinya, pukulan tersebut mengenai dada Aryan. Bugkkh!!Dhuarr!!Aryan terjatuh ke tanah, saat dia ingin bangun Sudiro melempar sebuah pukulan angin yang dahsyat. Wushh!! Duggkhh!!“Aryan!” Laila mengejar Aryan secepat kilat dan menangkapnya. “Terima kasih Laila,” ucapnya.Aryan memegang dadanya yang terasa sedikit

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 8

    “Tolong, tolong!!” Suara memanggil dan minta tolong dari dalam lubang makam itu. Ari yang masih berdiri mematung dikejutkan dengan tepukan tangan Laila.“Ari, ada apa?” tanya Laila.“I-itu mbak,” tunjuk Ari.Laila dan Aryan mendekati makam itu, dia melihat bangkai manusia yang naik ke atas kuburan.Mayat itu hidup lalu berjalan dengan merangkak ke arah mereka, beberapa makam juga ikut terbuka. Semua penghuni kubur merayap seperti seekor cecak yang hendak memangsa. “Kita pergi dari sini!” Aryan mengajak semua untuk menjauhi tempat tersebut namun, tiba-tiba sebuah selendang berwarna putih melayang ke udara, mengejar mereka.Seeett!! Breeet!!Laila pun terjerat oleh kain itu, dia tidak bisa bernafas sampai wajahnya memerah.“Huufftt, huuftt, A-Aryan ...” Aryan yang sempat menghindar, mencoba membantu mereka semua. Walaupun kini dia sedang diserang oleh mayat-mayat hidup. Dia melompat ke atas kain tersebut lalu mencabik kain tersebut.‘Aku tahu ini pasti ulah kakek juga, aku har

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 9

    “Aryaaaannn!!” Laila yang melihat Aryan terkapar dengan tetesan darah dari hidung dan mulutnya. Dia segera menolongnya, sedikit panik namun, dia dan Ari dengan sigap memberi energi lewat tenaga dalam mereka. “Mbak, roh Mas Aryan terperangkap. Bagaimana kita menolongnya?” tanya Ari. “Hufft,” Laila hanya menarik nafas. Laila mencari jalan keluar agar bisa menolong Aryan, dia mencoba bersemedi. Agar bisa bertemu kakeknya yang seorang guru aliran putih. Tak lama Laila menemuinya di sebuah persimpangan. Dia memakai baju putih dengan sorbannya. “Assalamualaikum kakek Bagas Sudrajat,” sapa Laila. “Walaikumsalam...” sahutnya dia memalingkan wajahnya ke Laila. Wajah yang senduh dan cukup teduh, dia melihat cucunya. Ternyata dia bisa mengetahui maksud kedatangannya. Kakek yang bernama Bagas Sudrajat tanpa basa-basi dia langsung memberi tahu kepada Laila. “Laila, kamu pergi ke arah selatan, ambil beberapa daun Nirwana di dekat cadas tersebut dan temui aku di sana.” Jelasny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 10

    Dhuarrr!! Suara petir bersahutan saat dua orang pendekar sedang bertarung. Bagas mencoba mengalahkan Sudiro dan ingin menolong Aryan yang sudah terjerat di kain kafan wasiat. “Jangan coba berani mengganggu urusanku!” bentak Sudiro. “Kau sudah salah jalan,” ucap Bagas. Hiiaaaakkk!!! Terjadilah adu kekuatan tenaga dalam yang mengakibatkan dentuman seperti suara bom yang di jatuhkan. Dhuaaar!! ‘Aku pikir dia tidak bisa menangkisnya’ batin Sudiro. Bagas mencoba mengeluarkan tasbihnya, lalu dia melemparkan ke arah Sudiro. Sebelum itu terjadi, Sudiro sudah mengetahuinya, akhirnya dia membangkitkan makhluk yang berada di dalam kubur. Semua terlihat sangat menjijikkan, Bagas yang terlihat tenang membuat Sudiro sedikit panik. Roh-roh yang berada di peti seketika berteriak meminta tolong agar mereka di lepaskan. “Toloonng, tolong, Aryan banguun!!” teriak salah satu roh tersebut. Bagas mendengar suara tersebut, seperti mengenalnya. Dia mencoba menyimaknya, akhirnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 11

    Hentikannn!!!Dika membawa Laila yang sudah terikat tak berdaya, membuat Aryan menghentikan kegiatannya. Dia berdiri meminta agar Dika melepaskan ikatan Laila. “Lepaskan Laila Dika!!” teriak Aryan.“Ha-ha-ha, tidak bisa. Kenapa kamu tidak mau memberi apa yang kami minta,” ujar Dika.“Mati pun aku, pedang dan buku itu tidak akan kau dapatkan!” seru Aryan.“Tapi pedang itu sudah berada di tangan Sudiro, kami bisa menguasai semua ilmu persilatan dan dengan keabadiannya,” jelas Dika.“Silah kan saja, Naga Hitam tidak akan menyatu dengan hati orang yang busuk seperti kalian!!” teriak Aryan geram.Wajah Dika berubah seketika, mendengar ucapan Aryan yang penuh amarah. Dia merasa ucapan Aryan tidak main-main. Saat Laila sadar, dia melihat Aryan sedang berdebat dengan Dika seketika itu juga dia teriak meminta tolong kepada Aryan. “Aryannnn!!!” tteriak Laila.Dika menoleh, sambil tersenyum tipis. Dia tahu kalau Laila tidak akan bisa lepas dari ikatan kain kafan tersebut. “Dika, kamu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 12

    Auuuww ...Suara serigala bersahutan tanpa henti, Laila dan Ari harus menghadapi masalah yang lebih berat. Di depan mereka jin dengan ukuran 5 kali lipat dari manusia. Baunya yang sangat busuk membuat perutnya mual. “Laila, apa kau bisa mengalahkan jin itu?” tanya Aryan lemah. “Tenang saja Aryan, kamu coba duduk di sini dulu.” Jawab Laila. Jin itu mendekati Aryan, bahkan dia mengendus baunya. Laila mencoba menarik jin tersebut dengan kekuatannya. Tampak wajahnya semakin garang begitu tahu Laila mencoba mencegahnya. Jin itu mendekatinya, Laila memperhatikan langkahnya.Grrrhhhh, “Kau manusia berani datang ke kawasan ini lalu membawa manusia dengan keadaan terluka, sama saja kau menyerahkan nyawamu,” ucap jin itu bergema. “Kami hanya ingin mencari jalan keluar dari sini,” ujar Laila. “Ha-ha-ha, kalian tidak bisa keluar dari sini.” Ucap jin tersebut.Ari yang sejak tadi diam, dia melihat di kaki jin tersebut ada rantai yang mengikatnya, dia berpikir itu artinya jin yang merek

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 13

    “Jangaaann!!” Laila merasa bersalah begitu melihat Aryan di bawa oleh Jin Marid, penyesalannya yang tidak bisa menyelamatkannya. Kini nasibnya akan lebih buruk bersama Ari, saat mereka mendekati Laila. “Laila, kamu akan tetap menjadi budak kami,” ucap Sudiro.“Sekarang ikut bersama kami.” Ujar Dika.Tanpa perlawanan mereka harus ikut bersama mereka, Laila dan Ari saling melihat dan tampak pasrah. Namun, mereka punya rencana. Berhasil keluar dari alam ini akan mudah dia mencari bagaimana menyelamatkan Aryan.Sudiro membuka jalan untuk mereka ke dunia nyata, walaupun dalam keadaan tak berdaya Laila berusaha meninggalkan jejak di tempat tersebut. Tak lama sampailah mereka di padepokan Naga Hitam. Beberapa murid dan warga di sana kaget, melihat kedatangan Sudiro kembali. Kepala mereka tertunduk saat mata Sudiro tajam melihat mereka.“Perhatian, sekarang kalian harus bisa menuruti apa yang di katakan oleh kakek guru Sudiro!!” ujar Dika. Semua hening, tak berani menjawab, bakal terjad

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 14

    Bugkkhh!!Laila terjatuh ada yang memukul punggungnya dari belakang, orang tersebut menyeret Laila. Dia menyeringai saat melihat gadis itu.“Gadis tolol, apa yang dia lakukan di sini?” ujar sosok itu. Dia membawa Laila di sebuah gua yang sedikit gelap dan dingin. Tempat tersebut seperti penjara, dalam tanah terbagi beberapa bagian.Byuuurr!!Laila di siram air yang sangat dingin dengan kasar. “Banguunnn!!” bentaknya.“Ukhhg, siapa kalian ?”tanya Laila.“Kenapa kamu bisa ke sini?” sosok itu kembali bertanya.Laila diam, di bingung karena bisa tertangkap, dia mencoba melihat sekeliling untuk memastikan orang yang dia lihat tadi.“Hei kamu! Di tanya kenapa diam?” orang itu mendesak Laila.Sosok itu sangat geram dengan ucapan Laila tanpa berpikir panjang mereka mencambuknya.Sett! Seettt!“Akh, akh!” teriak Laila.‘Bangsat siapa mereka? Apa aku salah masuk dimensi?’ batin Laila.“Rasakan, berani kau masuk wilayah kami!” ucap mereka.Akhirnya Laila harus tersiksa oleh merek

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28

Bab terbaru

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 40

    “Aryan!”“Semoga dia tidak apa-apa aku akan membawanya pergi dari sini,” ucap Dewi sendiri. Akhirnya dia memindahkan tubuh Aryan ke tempat yang lebih tinggi. Dia mencoba periksa tubuhnya. Tampak membiru dan sedikit pucat. Dewi mencoba dengan pengobatan totok. Sepertinya ada yang pembuluh darah yang pecah.‘Bagaimana ini? Aku belum mencoba pengobatan alternatif dari padepokan’ ungkapnya dalam hati. Namun, dià tetap mencoba dan mengusahakan agar Àryan selamat. Dewi mengambil sebuah dedaunan yang menurut dia sebagai penghangat tubuh. Tenaga dalam yang dia berikan kepada Aryan, untuk tubuhnya agar dia meresponnya. Di lain tempat Laila yang di bawa oleh Jin Marid merasakan sesuatu pada Aryan. ‘Aryan, apakah terjadi sesuatu padanya?’ tanya Laila dalam hatinya. Jin Marid, yang mengurung Laila dia hanya memperhatikannya. Gerak-gerik Laila, yang sedikit mencurigakan. “Hei, anak manis!” serunya. “Hem, lepaskan aku!” teriak Laila. “Ha-ha-ha, tidak akan sebelum Aryan ke sini.” Uca

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 39

    “Astaga!” Aryan kaget, begitu melihat wanita itu, dia menangis dan memeluknya. Wanita itu pun mengenalnya dengan baik, dia juga menangis histeris. “Aryan ...” wanita itu memanggilnya. “Iya, ini Aryan. Ponakan kesayangan tante.” Mereka pun saling berpelukan, tanpa sadar ada seseorang yang hendak memukul Aryan dari belakang namun, naga yang berada di tubuhnya bergerak dan keluar. Aryan bingung, bukankah Naga Hitam belum kembali ke tubuhnya.Tantenya tersenyum begitu melihat Naga Hitam menyerang orang tersebut. Dia melepaskan pelukannya. “Aryan, itu Naga Hitam punya tante,” jelasnya. “Oh benarkah?” tanya Aryan.Tantenya hanya mengangguk, tidak menjawab Aryan. Orang tersebut bukanlah manusia melainkan iblis yang di kirim dari neraka oleh Dika dan Sudiro. Ketika tantenya menjelaskan kepada Aryan, dia kaget ternyata Sudiro itu masih saja hidup, walaupun dalam bentuk iblis. “Tante, serius kalau kakek masih ada?” “Iya Aryan, kamu jangan tertipu olehnya. Walaupun tante sebagai

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 38

    Perubahan Dika membuat Aryan semakin waspada, karena Dika sudah bersekutu dengan iblis. Sehingga kekuatannya itu akan selalu bertambah oleh para iblis terlebih mereka yang baru datang dari neraka.“Dika! Sudahlah, kau tak perlu berperan menjadi orang kejam. Semua sudah kau dapatkan bukan?” ucap Aryan. “Arrrggkkhh, aku tidak peduli, sebab kalian adalah penyebab kematian keluargaku.” Ujar Dika. Aryan bingung dengan perkataan Dika, maksudnya apa. Sedangkan dia baru saja tahu tentang padepokan, karena orang tuanya meninggal. Apa dia juga korban dari kelicikan kakek Sudiro. Aryan berpikir tentang itu. Saat lengah begitu, Dika menyerang Aryan. Namun, sayangnya Naga Hitam yang berada di udara menyerang balik Dika. Secara tidak langsung Aryan ada kesempatan untuk melawan Dika, kembali saling memperjuangkan diri mereka. “Kembalilah ke neraka, jahanam!” teriak Aryan. Dika kaget melihat Aryan berdiri di kepala Naga Hitam, sosok dia yang besar pun merasa takut menghadapinya. Pertarungan

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 37

    Aryan merasa tertipu oleh nenek tersebut, dia terjerat dengan besi sejenis rantai. Saat itu juga nenek itu berubah menjadi sosok yang di kenal Aryan.“Aryan, kamu terjebak!” seru Dika. “Bangsat! Dasar licik!” teriak Aryan.“Kamu itu gampang percaya dengan orang lain atau bodoh?” tanya Dika dengan sedikit meledek. Aryan hanya diam, dia merasa besi yang menjeratnya itu mempunyai kekuatan gaib. Tiba-tiba sebuah kilatan masuk ke tubuh Aryan. Pertanda sukma yang tadi di lepaskan sudah kembali. Dika pun memperhatikan yang melesat ke tubuhnya, dia mencoba menangkapnya. Tapi sayang dia lebih cepat masuk ke dalam tubuh Aryan. “Sialan!” umpat Dika. “Tidak semudah yang kau bayangkan mengerti!” seru Aryan. “Kau tidak akan bisa keluar dari sini! Cepat kau berikan pedang Naga Hitam!” perintah Dika.“Kau pikir aku bocah ingusan.” Ujar Aryan.Dika terdiam saat berdebat dengan Aryan. Dalam diam itu Aryan menyiasati agar bisa lepas dari cengkeraman Dika. Rombongan anak buah Dika memul

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 36

    Arrkhhhh!! Suara monster tersebut bergema, dia melemparkan sebuah pukulan yang sangat mematikan. Aryan berusaha menghindar, makhluk itu mencoba melayangkan tangannya ke arah tubuh Aryan. Namun, meleset, Aryan merasa kalau makhluk ini kekuatannya sangat tinggi. Dia tidak ingin lengah, bisa saja dia di kalahkan saat itu juga. Sebab ilmu yang di miliki tidak main-main. Dengan segenap kemampuannya, serta keinginannya untuk lebih cepat menuntaskan perkelahiannya. Dia merasa terjadi sesuatu dengan kedua sahabatnya, akhirnya dia mengambil jalan pintas untuk menghancurkan makhluk itu.“Jurus Pelebur Raga!!” Tiba-tiba asap putih mengepul di tangannya lalu mengeluarkan panas yang tak terkira. Membuat makhluk itu merasakan hawa panas yang sangat, dia merasakan kesakitan. Tampak tubuh makhluk itu terkelupas, seperti orang terbakar. Aarrrgggkhhhh!!! Suaranya bikin sakit telinga, Aryan mencoba menutupnya, setelah itu dia meninggalkan tempat tersebut. Sambil berlari dia melihat makhluk it

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 35

    Zian hanya melihat kepergian Dika dengan membawa Laila dan Ari, dia tahu kalau mereka akan di bawa ke mana. Akhirnya Zian memutuskan untuk kembali ke raga Aryan, dibantu oleh pak tua itu yang ternyata penghuni tongkat yang sering di mainkan oleh Zian. “Zian bersiaplah!!” ucap pak tua. Mereka pun bersiap untuk memusatkan tenaganya, Zian mencoba menghubungkan dirinya ke Aryan. Ternyata Aryan mengalami kesulitan, dia sedang terperangkap di sebuah tempat. Di mana dia bertemu dengan para leluhurnya namun, mereka tidak seperti saat hidupnya. Masih terpengaruh dengan kekuatan hitam dari Dika. Aryan tampak kewalahan untuk melawannya, dia tidak mau menghabisi karena sama saja dia membunuh mereka yang masih terkurung dalam dunia. ‘Apa yang harus aku lakukan, supaya tidak melukai mereka, bagaimana caranya melepaskan semua?’ Aryan bertanya dalam hatinya. Tiba-tiba cahaya putih masuk ke tubuh Aryan, dia merasakan kekuatannya kembali. Dia mengetahui kalau salah satu sukmanya masuk kembali.

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 34

    “Siapa kalian!!” Zian dan yang lain cepat bersembunyi namun, tetap diketahui oleh salah satu orang yang sedang melakukan ritual tersebut. “Bangsat! Keluar kalian!” seru orang tersebut. Pak tua terpaksa keluar lebih dulu, dia mencoba mendatangi orang tersebut. Dengan wajah yang pura-pura tersesat.“Maafkan saya, tadi cuma lewat saja.” Ucapnya. Pria itu memperhatikan dari atas dan bawah pak tua tersebut. Tidak ada yang kelihatan mencurigakan menurutnya. “Baiklah, pergi dari sini!!” teriaknya. Pak tua tertunduk dan bergegas meninggalkan tempat itu, setelah sedikit jauh dia melompat ke atas pohon. Wushh!!Laila dan Ari melihat dari kejauhan, cuma tersenyum. Mereka memperhatikan apa yang akan di lakukan oleh semua orang di sana. “Ampun, jangan!” teriak seseorang di sana. Laila segera melihat siapa orang itu, alangkah terkejutnya saat melihat seorang gadis di seret seperti tidak punya hati. Laila ingin sekali melesat ke sana namun, di tahan oleh Ari. “Jangan!” seru Ari.

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 33

    “Cahaya langit!!!” Sebuah cahaya keluar dari pedang yang sedang di layangkan ke udara, pak tua tersebut kaget. Tiba-tiba pak tua tersebut menghentikan kegiatannya dan serangannya. “Maaf Den, kamu Aryan?“ tanya pak tua.Laila dan Ari kaget, ketika pak tua itu mengenalnya. Mereka menunggu kelanjutan dari pak tua itu. Tak di sangka pak tua itu berlutut di depan Zian. “Maafkan saya Den,” ucapnya sambil menundukkan kepalanya. “Ya sudah, bangunlah pak!” seru Zian.Dia pun bangkit dan berdiri di belakan Zian. Seolah-olah dia adalah pengawalnya, lalu Laila bertanya, “Zian, siapa dia?” Zian hanya menarik nafas panjang, tidak menjawabnya, justru meninggalkan Laila.“Aduh, ini kalau dia bukan Aryan, sudah aku ketok kepalanya.” Ujar Ari.“Sabarlah, tidak usah di balas namanya juga bocah.” Ucap Laila. Ketika pak tua itu membuka pintu untuk Zian, mereka sangat terkejut. Di depan sudah berdiri kawanan serigala yang datang entah dari mana. Sementara Zian hanya tersenyum sinis dengan he

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 32

    Tampak wajah mereka sangat pucat, sedang memperhatikan Ari yang sejak tadi hanya diam mematung. Namun, bapak yang punya rumah tersebut mendekati Ari.“Mana temannya?” tanya bapak itu. “Oh, iya sebentar pak.” Ari bergegas memanggil Laila.Ari masih dengan pemikirannya, dia merasa kalau yang berada di dalam ini bukan manusia. Setelah sampai di depan kamar Laila dia menyampaikan apa yang di lihatnya. “Laila, kita harus pergi dari sini.” Ucap Ari.“Eh, kenapa?” tanya Laila.Tanpa menjawab Ari menarik tangan Laila, sedangkan Zian tak kelihatan keberadaannya. Sampai di depan pintu, mereka di dekati oleh pemilik rumah itu. “Kalian mau ke mana?” tanyanya. “Oh, ini pak mau cari adik kami,” jawab Ari. “Dia sudah di meja makan.” Jelasnya.Ari terdiam, kenapa tiba-tiba Zian sudah berada di sana, pikir Ari. Dalam kebingungan dia dikejutkan dengan teguran dari Laila. Laila segera mengajak Ari ke meja makan, mau tidak mau dia mengikuti apa yang di katakannya. Sampai di meja makan, Lai

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status