“Jangaaann!!” Laila merasa bersalah begitu melihat Aryan di bawa oleh Jin Marid, penyesalannya yang tidak bisa menyelamatkannya. Kini nasibnya akan lebih buruk bersama Ari, saat mereka mendekati Laila. “Laila, kamu akan tetap menjadi budak kami,” ucap Sudiro.“Sekarang ikut bersama kami.” Ujar Dika.Tanpa perlawanan mereka harus ikut bersama mereka, Laila dan Ari saling melihat dan tampak pasrah. Namun, mereka punya rencana. Berhasil keluar dari alam ini akan mudah dia mencari bagaimana menyelamatkan Aryan.Sudiro membuka jalan untuk mereka ke dunia nyata, walaupun dalam keadaan tak berdaya Laila berusaha meninggalkan jejak di tempat tersebut. Tak lama sampailah mereka di padepokan Naga Hitam. Beberapa murid dan warga di sana kaget, melihat kedatangan Sudiro kembali. Kepala mereka tertunduk saat mata Sudiro tajam melihat mereka.“Perhatian, sekarang kalian harus bisa menuruti apa yang di katakan oleh kakek guru Sudiro!!” ujar Dika. Semua hening, tak berani menjawab, bakal terjad
Bugkkhh!!Laila terjatuh ada yang memukul punggungnya dari belakang, orang tersebut menyeret Laila. Dia menyeringai saat melihat gadis itu.“Gadis tolol, apa yang dia lakukan di sini?” ujar sosok itu. Dia membawa Laila di sebuah gua yang sedikit gelap dan dingin. Tempat tersebut seperti penjara, dalam tanah terbagi beberapa bagian.Byuuurr!!Laila di siram air yang sangat dingin dengan kasar. “Banguunnn!!” bentaknya.“Ukhhg, siapa kalian ?”tanya Laila.“Kenapa kamu bisa ke sini?” sosok itu kembali bertanya.Laila diam, di bingung karena bisa tertangkap, dia mencoba melihat sekeliling untuk memastikan orang yang dia lihat tadi.“Hei kamu! Di tanya kenapa diam?” orang itu mendesak Laila.Sosok itu sangat geram dengan ucapan Laila tanpa berpikir panjang mereka mencambuknya.Sett! Seettt!“Akh, akh!” teriak Laila.‘Bangsat siapa mereka? Apa aku salah masuk dimensi?’ batin Laila.“Rasakan, berani kau masuk wilayah kami!” ucap mereka.Akhirnya Laila harus tersiksa oleh merek
“Ha-ha-ha-ha,” Jin marid itu tertawa terbahak-bahak melihat Aryan dan Laila sedang kesakitan. “Aryan tolong kamu bertahan,” ucap Laila. “Oh aku merasa sudah tidak kuat, Laila,” lirih Aryan.Laila berusaha membantu Aryan untuk berdiri. Melihat hal tersebut Jin Marid justru mendekati Laila kembali. Namun Laila segera melarikan diri membawa Aryan. Dengan tenaga yang tidak stabil Laila berusaha agar tidak tertangkap oleh di Marid. ‘sepertinya aku harus segera membawa Aryan ke dunia nyata’ gumam Laila sendiri. Laila pun berpikir bagaimana cara keluar dari alam gaib saat ini. Dari kejauhan ia mendengar suara seseorang memanggilnya. “Ari cepat bantu aku untuk keluar membawa Aryan dari sini!” seru Laila. “Baiklah, kamu tunggu aku di sana!” jawab Ari. Laila segera meninggalkan tempat tersebut. Berlari sekuat tenaganya, sesekali dia melihat ke belakang. Memastikan kalau dirinya dan Aryan tidak di kejar oleh Jin Marid. Terlihat cahaya terang benderang di kejauhan. Sebuah lor
“Apaaa!!”Sudiro melihat cucunya yang tampak bagaikan seorang satria. Dia tidak percaya akan terjadi seperti ini. “Tidak mungkin!” Ujar Sudiro. Aryan yang terbangun, dia berjalan mendekati Sudiro. “Kakek, awalnya aku tak percaya kakek sejahat ini. Tapi aku akan melepaskan semua roh-roh leluhur yang kau kurung termasuk mama dan papa!” Ujar Aryan tegas. “Dasar bocah tak tahu diri! Berani sekali kau mengancam ku.” Jawabnya. “Setiap kejahatan apa pun itu, baik saudara sendiri, tidak akan pernah abadi.” Jelas Aryan.Mendengar ucapan Aryan, mereka meninggalkannya tanpa permisi. Tapi sebelum itu dia sudah mengancam Aryan. Aryan hanya tersenyum, tapi dia berjanji akan melepaskan semua roh yang di kurung oleh kakeknya. “Aryan, syukurlah kamu baik-baik saja.” Ujar Laila. “Iya berkat kalian, sekarang tugas kita harus menghancurkan padepokan itu.” Ucap Aryan. “Mas, kok makin ganteng sih!” celetuk Ari. “Iyalah, harus dong!” canda Aryan.“Ha-ha-ha, “ semua tertawa. ****Sudiro
“Tante tenang saja, aku nanti ke sana,” ujar Tomi. “Terima kasih Tomi.” Ucap Mamanya Mila. ‘Aku rasa itu perbuatan Sudiro, dia sudah mengambil rohnya Mila. Astaga apa yang aku lakukan.’ Ucap Tomi dalam hatinya. Tomi merasa sedih begitu terjadi pada sepupunya sendiri. Tapi dia juga inginkan perusahaan nya maju. Tanpa pikir panjang Tomi kembali pulang ke rumahnya. Sebelum dia pulang, Tomi menelpon Sudiro. “Pak Sudiro, sebenarnya apa yang terjadi?” Tanya Tomi. “Hem, bukannya kamu yang bilang ingin perusahaan kamu baik?” Sudiro menjelaskannya. Sedangkan Sudiro bingung dengan maunya Tomi. “Baiklah pak, saya akan melihat dan pulang sebentar.” Ucap Tomi. “Itu lebih baik!” seru Sudiro. Tomi pun melangkah meninggalkan kantor, untuk melihat Mila dan tantenya. Setibanya di sana dia melihat tantenya yang menangis histeris. Tomi pun yang melihat Mila seperti makhluk aneh saat itu, dia menggaruk-garuk dinding dengan kukunya. Matanya menghitam, rambutnya yang tiba-
“Serakah!!”Ucap Mila kepada Tomi, dia mendekati Dan mencoba mencekiknya. Namun, Sudiro lebih dulu mencegahnya. “Jangan coba-coba menyentuh klien ku!” Ujar Sudiro.“Hei pak tua! Kau akan menerima semua perbuatanmu nanti!” Teriak Mila.Setelah pertemuan itu, Mila meninggalkan mereka, karena ada yang menariknya untuk bekerja. Sudiro meminta Tomi duduk di sebuah batu besar. Di sana Sudiro memberikan petunjuk agar Tomi melakukan ritual yang sudah di buatnya.“Tomi, ingat ya, sebelum saya perintahkan untuk membuka mata jangan pernah buka.” Jelas Sudiro. “Baiklah!” ucap Tomi.Tak lama dia melakukan perintahnya, sedangkan Sudiro meninggalkan Tomi. Dari kejauhan dia memperhatikan Tomi, lalu dia memberikan sebuah perlindungan gaib. Agar tidak ada satu makhluk yang mengganggu saat sedang bersemedi. “Saya tinggal kamu selama 7 hari, sementara Dika yang akan menjadi dirimu di perusahaan nanti.” Ujar Sudiro. Walaupun Tomi tidak melihat, dia mendengar ucapan Sudiro. Sudiro kembali ke d
Aryan masih sedikit penasaran, menurutnya dia mengenal pimpinan tersebut. Tapi Aryan mencoba membuang perasaannya. Saat ini yang jelas dia bekerja, sekaligus mencari keberadaan kakek Sudiro. Dia ingin menghentikan semua perbuatannya. “Pak Aryan, kenapa diam?” Tanya seseorang. “Oh maaf, iya kenapa Bu?” Ujar Aryan.“Hari ini bapak bisa langsung bekerja.” Ucap wanita itu. Aryan mengangguk dan berjalan menuju ruangan bekerja. Dia melihat beberapa ruangan yang dia lalui. Ada satu kantor yang sedikit aneh menurutnya. Aryan penasaran, akhirnya dia mendekati ruangan tersebut. Saat sudah mendekati ruangan itu. Seseorang menegurnya. “Hem, hem!” Aryan memalingkan tubuhnya ke arah orang yang menyapanya. “Oh, maaf pak.” Ujar Aryan.“Ada apa di sana pak Aryan, bukankah ruang produksi di sebelah sana,” tanya Tomi, sambil menunjuk tempat. “Oh iya pak Tomi, maaf saya kira di sebelah sini.” Jawab Aryan.Aryan meninggalkan tempat tersebut, tapi dia merasa sedikit curiga. ‘Yah, sudah l
“Aku tak perlu nasehatmu karena aku akan berjuang sendiri!”Suara Dika bergema seolah-olah ada suara lain di balik itu semua. Sudiro tidak sanggup melawan Dika yang tiba-tiba beringas. “Dikaaa ... sadarlah, ini aku gurumu!” ucap Sudiro.“Tidaaakk, kau harus mati lebih dahulu!” Seru Dika. Dika menyerang Sudiro bersàma para Jin. Wajahnya berubah seperti binatang buas yang ingin menerkam. “Aaarrkkhhh, ini waktu yang tepat!” Seru Dika. Kilat di langit, bersama dentuman petir beserta angin berhembus kencang. Dika mengeluarkan tenaga dalamnya dengan menggunakan kedua tangannya. Hingga terbuka lebar, pada akhirnya dia melemparkan pukulan yang besar. Sebuah bola besar, berubah menjadi warna hitam dengan kekuatan penuh. Dhuaarrr!!! Sudiro terjungkal, lalu dia mengeluarkan darah di mulutnya, di hidung dan matanya. Wajahnya berubah menghitam, sedikit demi sedikit kulitnya terkelupas. Seperti orang yang terkena cairan panas. “D-Dika, kau manusia yang tidak tahuu diriii, “ ucap Sud
“Aryan!”“Semoga dia tidak apa-apa aku akan membawanya pergi dari sini,” ucap Dewi sendiri. Akhirnya dia memindahkan tubuh Aryan ke tempat yang lebih tinggi. Dia mencoba periksa tubuhnya. Tampak membiru dan sedikit pucat. Dewi mencoba dengan pengobatan totok. Sepertinya ada yang pembuluh darah yang pecah.‘Bagaimana ini? Aku belum mencoba pengobatan alternatif dari padepokan’ ungkapnya dalam hati. Namun, dià tetap mencoba dan mengusahakan agar Àryan selamat. Dewi mengambil sebuah dedaunan yang menurut dia sebagai penghangat tubuh. Tenaga dalam yang dia berikan kepada Aryan, untuk tubuhnya agar dia meresponnya. Di lain tempat Laila yang di bawa oleh Jin Marid merasakan sesuatu pada Aryan. ‘Aryan, apakah terjadi sesuatu padanya?’ tanya Laila dalam hatinya. Jin Marid, yang mengurung Laila dia hanya memperhatikannya. Gerak-gerik Laila, yang sedikit mencurigakan. “Hei, anak manis!” serunya. “Hem, lepaskan aku!” teriak Laila. “Ha-ha-ha, tidak akan sebelum Aryan ke sini.” Uca
“Astaga!” Aryan kaget, begitu melihat wanita itu, dia menangis dan memeluknya. Wanita itu pun mengenalnya dengan baik, dia juga menangis histeris. “Aryan ...” wanita itu memanggilnya. “Iya, ini Aryan. Ponakan kesayangan tante.” Mereka pun saling berpelukan, tanpa sadar ada seseorang yang hendak memukul Aryan dari belakang namun, naga yang berada di tubuhnya bergerak dan keluar. Aryan bingung, bukankah Naga Hitam belum kembali ke tubuhnya.Tantenya tersenyum begitu melihat Naga Hitam menyerang orang tersebut. Dia melepaskan pelukannya. “Aryan, itu Naga Hitam punya tante,” jelasnya. “Oh benarkah?” tanya Aryan.Tantenya hanya mengangguk, tidak menjawab Aryan. Orang tersebut bukanlah manusia melainkan iblis yang di kirim dari neraka oleh Dika dan Sudiro. Ketika tantenya menjelaskan kepada Aryan, dia kaget ternyata Sudiro itu masih saja hidup, walaupun dalam bentuk iblis. “Tante, serius kalau kakek masih ada?” “Iya Aryan, kamu jangan tertipu olehnya. Walaupun tante sebagai
Perubahan Dika membuat Aryan semakin waspada, karena Dika sudah bersekutu dengan iblis. Sehingga kekuatannya itu akan selalu bertambah oleh para iblis terlebih mereka yang baru datang dari neraka.“Dika! Sudahlah, kau tak perlu berperan menjadi orang kejam. Semua sudah kau dapatkan bukan?” ucap Aryan. “Arrrggkkhh, aku tidak peduli, sebab kalian adalah penyebab kematian keluargaku.” Ujar Dika. Aryan bingung dengan perkataan Dika, maksudnya apa. Sedangkan dia baru saja tahu tentang padepokan, karena orang tuanya meninggal. Apa dia juga korban dari kelicikan kakek Sudiro. Aryan berpikir tentang itu. Saat lengah begitu, Dika menyerang Aryan. Namun, sayangnya Naga Hitam yang berada di udara menyerang balik Dika. Secara tidak langsung Aryan ada kesempatan untuk melawan Dika, kembali saling memperjuangkan diri mereka. “Kembalilah ke neraka, jahanam!” teriak Aryan. Dika kaget melihat Aryan berdiri di kepala Naga Hitam, sosok dia yang besar pun merasa takut menghadapinya. Pertarungan
Aryan merasa tertipu oleh nenek tersebut, dia terjerat dengan besi sejenis rantai. Saat itu juga nenek itu berubah menjadi sosok yang di kenal Aryan.“Aryan, kamu terjebak!” seru Dika. “Bangsat! Dasar licik!” teriak Aryan.“Kamu itu gampang percaya dengan orang lain atau bodoh?” tanya Dika dengan sedikit meledek. Aryan hanya diam, dia merasa besi yang menjeratnya itu mempunyai kekuatan gaib. Tiba-tiba sebuah kilatan masuk ke tubuh Aryan. Pertanda sukma yang tadi di lepaskan sudah kembali. Dika pun memperhatikan yang melesat ke tubuhnya, dia mencoba menangkapnya. Tapi sayang dia lebih cepat masuk ke dalam tubuh Aryan. “Sialan!” umpat Dika. “Tidak semudah yang kau bayangkan mengerti!” seru Aryan. “Kau tidak akan bisa keluar dari sini! Cepat kau berikan pedang Naga Hitam!” perintah Dika.“Kau pikir aku bocah ingusan.” Ujar Aryan.Dika terdiam saat berdebat dengan Aryan. Dalam diam itu Aryan menyiasati agar bisa lepas dari cengkeraman Dika. Rombongan anak buah Dika memul
Arrkhhhh!! Suara monster tersebut bergema, dia melemparkan sebuah pukulan yang sangat mematikan. Aryan berusaha menghindar, makhluk itu mencoba melayangkan tangannya ke arah tubuh Aryan. Namun, meleset, Aryan merasa kalau makhluk ini kekuatannya sangat tinggi. Dia tidak ingin lengah, bisa saja dia di kalahkan saat itu juga. Sebab ilmu yang di miliki tidak main-main. Dengan segenap kemampuannya, serta keinginannya untuk lebih cepat menuntaskan perkelahiannya. Dia merasa terjadi sesuatu dengan kedua sahabatnya, akhirnya dia mengambil jalan pintas untuk menghancurkan makhluk itu.“Jurus Pelebur Raga!!” Tiba-tiba asap putih mengepul di tangannya lalu mengeluarkan panas yang tak terkira. Membuat makhluk itu merasakan hawa panas yang sangat, dia merasakan kesakitan. Tampak tubuh makhluk itu terkelupas, seperti orang terbakar. Aarrrgggkhhhh!!! Suaranya bikin sakit telinga, Aryan mencoba menutupnya, setelah itu dia meninggalkan tempat tersebut. Sambil berlari dia melihat makhluk it
Zian hanya melihat kepergian Dika dengan membawa Laila dan Ari, dia tahu kalau mereka akan di bawa ke mana. Akhirnya Zian memutuskan untuk kembali ke raga Aryan, dibantu oleh pak tua itu yang ternyata penghuni tongkat yang sering di mainkan oleh Zian. “Zian bersiaplah!!” ucap pak tua. Mereka pun bersiap untuk memusatkan tenaganya, Zian mencoba menghubungkan dirinya ke Aryan. Ternyata Aryan mengalami kesulitan, dia sedang terperangkap di sebuah tempat. Di mana dia bertemu dengan para leluhurnya namun, mereka tidak seperti saat hidupnya. Masih terpengaruh dengan kekuatan hitam dari Dika. Aryan tampak kewalahan untuk melawannya, dia tidak mau menghabisi karena sama saja dia membunuh mereka yang masih terkurung dalam dunia. ‘Apa yang harus aku lakukan, supaya tidak melukai mereka, bagaimana caranya melepaskan semua?’ Aryan bertanya dalam hatinya. Tiba-tiba cahaya putih masuk ke tubuh Aryan, dia merasakan kekuatannya kembali. Dia mengetahui kalau salah satu sukmanya masuk kembali.
“Siapa kalian!!” Zian dan yang lain cepat bersembunyi namun, tetap diketahui oleh salah satu orang yang sedang melakukan ritual tersebut. “Bangsat! Keluar kalian!” seru orang tersebut. Pak tua terpaksa keluar lebih dulu, dia mencoba mendatangi orang tersebut. Dengan wajah yang pura-pura tersesat.“Maafkan saya, tadi cuma lewat saja.” Ucapnya. Pria itu memperhatikan dari atas dan bawah pak tua tersebut. Tidak ada yang kelihatan mencurigakan menurutnya. “Baiklah, pergi dari sini!!” teriaknya. Pak tua tertunduk dan bergegas meninggalkan tempat itu, setelah sedikit jauh dia melompat ke atas pohon. Wushh!!Laila dan Ari melihat dari kejauhan, cuma tersenyum. Mereka memperhatikan apa yang akan di lakukan oleh semua orang di sana. “Ampun, jangan!” teriak seseorang di sana. Laila segera melihat siapa orang itu, alangkah terkejutnya saat melihat seorang gadis di seret seperti tidak punya hati. Laila ingin sekali melesat ke sana namun, di tahan oleh Ari. “Jangan!” seru Ari.
“Cahaya langit!!!” Sebuah cahaya keluar dari pedang yang sedang di layangkan ke udara, pak tua tersebut kaget. Tiba-tiba pak tua tersebut menghentikan kegiatannya dan serangannya. “Maaf Den, kamu Aryan?“ tanya pak tua.Laila dan Ari kaget, ketika pak tua itu mengenalnya. Mereka menunggu kelanjutan dari pak tua itu. Tak di sangka pak tua itu berlutut di depan Zian. “Maafkan saya Den,” ucapnya sambil menundukkan kepalanya. “Ya sudah, bangunlah pak!” seru Zian.Dia pun bangkit dan berdiri di belakan Zian. Seolah-olah dia adalah pengawalnya, lalu Laila bertanya, “Zian, siapa dia?” Zian hanya menarik nafas panjang, tidak menjawabnya, justru meninggalkan Laila.“Aduh, ini kalau dia bukan Aryan, sudah aku ketok kepalanya.” Ujar Ari.“Sabarlah, tidak usah di balas namanya juga bocah.” Ucap Laila. Ketika pak tua itu membuka pintu untuk Zian, mereka sangat terkejut. Di depan sudah berdiri kawanan serigala yang datang entah dari mana. Sementara Zian hanya tersenyum sinis dengan he
Tampak wajah mereka sangat pucat, sedang memperhatikan Ari yang sejak tadi hanya diam mematung. Namun, bapak yang punya rumah tersebut mendekati Ari.“Mana temannya?” tanya bapak itu. “Oh, iya sebentar pak.” Ari bergegas memanggil Laila.Ari masih dengan pemikirannya, dia merasa kalau yang berada di dalam ini bukan manusia. Setelah sampai di depan kamar Laila dia menyampaikan apa yang di lihatnya. “Laila, kita harus pergi dari sini.” Ucap Ari.“Eh, kenapa?” tanya Laila.Tanpa menjawab Ari menarik tangan Laila, sedangkan Zian tak kelihatan keberadaannya. Sampai di depan pintu, mereka di dekati oleh pemilik rumah itu. “Kalian mau ke mana?” tanyanya. “Oh, ini pak mau cari adik kami,” jawab Ari. “Dia sudah di meja makan.” Jelasnya.Ari terdiam, kenapa tiba-tiba Zian sudah berada di sana, pikir Ari. Dalam kebingungan dia dikejutkan dengan teguran dari Laila. Laila segera mengajak Ari ke meja makan, mau tidak mau dia mengikuti apa yang di katakannya. Sampai di meja makan, Lai