“Serakah!!”Ucap Mila kepada Tomi, dia mendekati Dan mencoba mencekiknya. Namun, Sudiro lebih dulu mencegahnya. “Jangan coba-coba menyentuh klien ku!” Ujar Sudiro.“Hei pak tua! Kau akan menerima semua perbuatanmu nanti!” Teriak Mila.Setelah pertemuan itu, Mila meninggalkan mereka, karena ada yang menariknya untuk bekerja. Sudiro meminta Tomi duduk di sebuah batu besar. Di sana Sudiro memberikan petunjuk agar Tomi melakukan ritual yang sudah di buatnya.“Tomi, ingat ya, sebelum saya perintahkan untuk membuka mata jangan pernah buka.” Jelas Sudiro. “Baiklah!” ucap Tomi.Tak lama dia melakukan perintahnya, sedangkan Sudiro meninggalkan Tomi. Dari kejauhan dia memperhatikan Tomi, lalu dia memberikan sebuah perlindungan gaib. Agar tidak ada satu makhluk yang mengganggu saat sedang bersemedi. “Saya tinggal kamu selama 7 hari, sementara Dika yang akan menjadi dirimu di perusahaan nanti.” Ujar Sudiro. Walaupun Tomi tidak melihat, dia mendengar ucapan Sudiro. Sudiro kembali ke d
Aryan masih sedikit penasaran, menurutnya dia mengenal pimpinan tersebut. Tapi Aryan mencoba membuang perasaannya. Saat ini yang jelas dia bekerja, sekaligus mencari keberadaan kakek Sudiro. Dia ingin menghentikan semua perbuatannya. “Pak Aryan, kenapa diam?” Tanya seseorang. “Oh maaf, iya kenapa Bu?” Ujar Aryan.“Hari ini bapak bisa langsung bekerja.” Ucap wanita itu. Aryan mengangguk dan berjalan menuju ruangan bekerja. Dia melihat beberapa ruangan yang dia lalui. Ada satu kantor yang sedikit aneh menurutnya. Aryan penasaran, akhirnya dia mendekati ruangan tersebut. Saat sudah mendekati ruangan itu. Seseorang menegurnya. “Hem, hem!” Aryan memalingkan tubuhnya ke arah orang yang menyapanya. “Oh, maaf pak.” Ujar Aryan.“Ada apa di sana pak Aryan, bukankah ruang produksi di sebelah sana,” tanya Tomi, sambil menunjuk tempat. “Oh iya pak Tomi, maaf saya kira di sebelah sini.” Jawab Aryan.Aryan meninggalkan tempat tersebut, tapi dia merasa sedikit curiga. ‘Yah, sudah l
“Aku tak perlu nasehatmu karena aku akan berjuang sendiri!”Suara Dika bergema seolah-olah ada suara lain di balik itu semua. Sudiro tidak sanggup melawan Dika yang tiba-tiba beringas. “Dikaaa ... sadarlah, ini aku gurumu!” ucap Sudiro.“Tidaaakk, kau harus mati lebih dahulu!” Seru Dika. Dika menyerang Sudiro bersàma para Jin. Wajahnya berubah seperti binatang buas yang ingin menerkam. “Aaarrkkhhh, ini waktu yang tepat!” Seru Dika. Kilat di langit, bersama dentuman petir beserta angin berhembus kencang. Dika mengeluarkan tenaga dalamnya dengan menggunakan kedua tangannya. Hingga terbuka lebar, pada akhirnya dia melemparkan pukulan yang besar. Sebuah bola besar, berubah menjadi warna hitam dengan kekuatan penuh. Dhuaarrr!!! Sudiro terjungkal, lalu dia mengeluarkan darah di mulutnya, di hidung dan matanya. Wajahnya berubah menghitam, sedikit demi sedikit kulitnya terkelupas. Seperti orang yang terkena cairan panas. “D-Dika, kau manusia yang tidak tahuu diriii, “ ucap Sud
Wanita itu tumbang seketika, membuat Aryan kaget harus bagaimana. Namun, Laila berusaha menenangkan Aryan. “Aryan, jangan panik. Aku akan membantu wanita ini.” Ucap Laila. “Baiklah,” Tiba-tiba serangan datang menghampirinya. Serangan yang tak lain dari monster tadi. Buggkhh! Arrggkkhh!! Wusshh !!!Aryan melawannya dengan kekuatan angin. Secara tidak langsung mereka beradu kekuatan seperti pusaran udara. Laila yang melihatnya segera membantu Aryan. Tak dapat di elak sebuah pukulan menghujani Aryan. Aryan dan Laila tak sanggup untuk melawannya. Kekuatan monster tersebut seperti kekuatan gunung yang sedang erupsi.“Apa aku harus mengeluarkan pesan Naga Sakti, Laila?” tanya Aryan. “Jangan, aku takutnya itu sebuah pancingan dari Sudiro.” Jawab Laila.Aryan berpikir demikian juga. Namun, harus bagaimana melawan monster itu yang semakin merajalela. Tiba-tiba Aryan di panggil oleh seseorang dari kejauhan. “Aryaann!!” teriak orang itu.Orang itu tersengal-sengal saat
Serangan yang gak bisa dilakukan oleh Ari dan Laila, kain putih itu mengikat kaki Ari sekuat mungkin. Auuuuw...Ggrrrkkk ...Suara serigala semakin kencang, seolah-olah memberi pertanda bahwa ada sesuatu yang akan mereka dapatkan.Benar saja Laila tidak bisa mengelak serangan dari jin dan monster tersebut. Semakin lama mereka mendapatkan teror-teror dari makhluk gaib. Sedangkan Aryan masih dengan meditasinya, Laila mempertahankan benteng di mana Aryan sedang meditasi.Namun, tiba-tiba sebuah serangan kembali menyerang untuk Laila. Bugkkhh!!!Laila terjatuh dan tersungkur di tanah, sedangkan Ari yang melihatnya dia berteriak. “Laila!” Laila masih bisa mempertahankan tubuhnya untuk tetap berdiri kembali. Kini Laila mencoba memasang sebuah jebakan, agar mereka tidak menyerang kembali. Jebakan itu dibuat dengan cara membuat sebuah lorong, agar tampak dia keluar dari tempat tersebut.Perkelahian pun terjadi antara mereka dan saling kejar mengejar. Tampak dari kejauhan
Laila terus berusaha melumpuhkan makhluk itu, walaupun sedikit susah. Namun, Laila terus berjuang agar bisa mengalahkan mereka. Tiba-tiba langit menghitam gelap, segumpal awan hitam menghampirinya. Laila mencoba mencari jalan agar terhubung kepada Aryan. Tak lama kemudian, sebuah cahaya bersinar terang di balik awan hitam tersebut.Wuushhh !!Semua berantakan saat angin mendorong ke arah tempat itu. Braaakk!!“Tenaga penghancur!!” Dhuaarrr!!Laila tercengang begitu melihat kekuatan dahsyat mendarat ke udara. Dia tercengang karena kali ini benar-benar di luar nalar manusia. “Aryan!” seru Laila. Aryan tampak sangat tampan ketika wujudnya berubah. Makhluk itu sedikit gentar begitu melihatnya. Di udara Aryan berdiri dengan menghunuskan pedangnya ke arah makhluk astral.Namun, saat itu juga Laila di serang oleh manusia yang dipengaruhi oleh ilmu hitam. Mereka menuruti apa yang di katakan oleh seseorang. “jangan berhenti, habisi mereka!!” ujarnya.“Laila, kamu harus fokus!”
Aryaann ...!!Semua teriak agar Aryan sadar dan jangan terperdaya oleh penglihatannya saat ini. Namun, sayang Aryan merasa itu adalah sungguhan. Aryan tampak lemah jika sesuatu yang berhubungan dengan keluarganya. Tapi justru yang mengingatkan dia adalah Zian, anak kecil itu tiba-tiba mendekati Aryan.“Kak, itu bukan manusia. Dia yang mengacaukan kota ini.” Ucap Zian.Aryan terkejut, dia pun sadar. Matanya bersinar terang seperti lampu senter yang menyala. Zian menghampirinya dan menarik tangan Aryan.“Ayo, kak. Dia bukan manusia.” Ucap Zian.Aryan masih diam namun, dia langsung menyadari kalau semua hanya ilusi, saat itu juga dia membantai makhluk tersebut. Tanpa pikir panjang Aryan memberikan pukulan- pukulan mautnya. Sedangkan makhluk itu sangat susah bergerak karena kakinya terikat rantai.Buugkkh!! Makhluk itu tersungkur seperti benda padat yang terjatuh. Tak lama dia menghilang tanpa bekas, Aryan tidak heran. Menurutnya itu hanya makhluk buatan, yang ingin mengganggu perj
Ari mencoba menolong Laila dengan sisa tenaga yang sedikit, Zain yang bersembunyi di balik daun dia keluar membantu Laila dan Ari. Ari kaget ternyata Zian bukan anak sembarangan, Aryan yang sibuk melawan makhluk tersebut sempat melihat ke arah Zian. “Ziannn ...” desis Aryan.Bugggkhhh!! Gleduk, gleduk!! Suara pukulan yang di berikan oleh Zian kepada makhluk tersebut, dengan lincahnya Zian menarik tangan Laila, Ari. Wusshhh!!!Dia menyelamatkan mereka, sementara Aryan turun dari udara menemuinya. Sedangkan makhluk yang dia lawan sudah hancur lebur dengan sekali tusuk oleh pedang Naga Hitam. Sengaja mengeluarkan pedang agar berakhir dengan cepat. “Zian!” seru Aryan.Anak itu menoleh ke arahnya, lalu dia memberikan senyuman tipis seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu. “Hem, boleh aku bertanya denganmu?” tanya Aryan.“Iya kak, silah kan.” Jawabnya. “Siapa kamu sebenarnya?“ Aryan bertanya kembali.“Kak, coba kakak lihat bagian dada kakak sampai ke punggung.” Ucapnya den
“Aryan!”“Semoga dia tidak apa-apa aku akan membawanya pergi dari sini,” ucap Dewi sendiri. Akhirnya dia memindahkan tubuh Aryan ke tempat yang lebih tinggi. Dia mencoba periksa tubuhnya. Tampak membiru dan sedikit pucat. Dewi mencoba dengan pengobatan totok. Sepertinya ada yang pembuluh darah yang pecah.‘Bagaimana ini? Aku belum mencoba pengobatan alternatif dari padepokan’ ungkapnya dalam hati. Namun, dià tetap mencoba dan mengusahakan agar Àryan selamat. Dewi mengambil sebuah dedaunan yang menurut dia sebagai penghangat tubuh. Tenaga dalam yang dia berikan kepada Aryan, untuk tubuhnya agar dia meresponnya. Di lain tempat Laila yang di bawa oleh Jin Marid merasakan sesuatu pada Aryan. ‘Aryan, apakah terjadi sesuatu padanya?’ tanya Laila dalam hatinya. Jin Marid, yang mengurung Laila dia hanya memperhatikannya. Gerak-gerik Laila, yang sedikit mencurigakan. “Hei, anak manis!” serunya. “Hem, lepaskan aku!” teriak Laila. “Ha-ha-ha, tidak akan sebelum Aryan ke sini.” Uca
“Astaga!” Aryan kaget, begitu melihat wanita itu, dia menangis dan memeluknya. Wanita itu pun mengenalnya dengan baik, dia juga menangis histeris. “Aryan ...” wanita itu memanggilnya. “Iya, ini Aryan. Ponakan kesayangan tante.” Mereka pun saling berpelukan, tanpa sadar ada seseorang yang hendak memukul Aryan dari belakang namun, naga yang berada di tubuhnya bergerak dan keluar. Aryan bingung, bukankah Naga Hitam belum kembali ke tubuhnya.Tantenya tersenyum begitu melihat Naga Hitam menyerang orang tersebut. Dia melepaskan pelukannya. “Aryan, itu Naga Hitam punya tante,” jelasnya. “Oh benarkah?” tanya Aryan.Tantenya hanya mengangguk, tidak menjawab Aryan. Orang tersebut bukanlah manusia melainkan iblis yang di kirim dari neraka oleh Dika dan Sudiro. Ketika tantenya menjelaskan kepada Aryan, dia kaget ternyata Sudiro itu masih saja hidup, walaupun dalam bentuk iblis. “Tante, serius kalau kakek masih ada?” “Iya Aryan, kamu jangan tertipu olehnya. Walaupun tante sebagai
Perubahan Dika membuat Aryan semakin waspada, karena Dika sudah bersekutu dengan iblis. Sehingga kekuatannya itu akan selalu bertambah oleh para iblis terlebih mereka yang baru datang dari neraka.“Dika! Sudahlah, kau tak perlu berperan menjadi orang kejam. Semua sudah kau dapatkan bukan?” ucap Aryan. “Arrrggkkhh, aku tidak peduli, sebab kalian adalah penyebab kematian keluargaku.” Ujar Dika. Aryan bingung dengan perkataan Dika, maksudnya apa. Sedangkan dia baru saja tahu tentang padepokan, karena orang tuanya meninggal. Apa dia juga korban dari kelicikan kakek Sudiro. Aryan berpikir tentang itu. Saat lengah begitu, Dika menyerang Aryan. Namun, sayangnya Naga Hitam yang berada di udara menyerang balik Dika. Secara tidak langsung Aryan ada kesempatan untuk melawan Dika, kembali saling memperjuangkan diri mereka. “Kembalilah ke neraka, jahanam!” teriak Aryan. Dika kaget melihat Aryan berdiri di kepala Naga Hitam, sosok dia yang besar pun merasa takut menghadapinya. Pertarungan
Aryan merasa tertipu oleh nenek tersebut, dia terjerat dengan besi sejenis rantai. Saat itu juga nenek itu berubah menjadi sosok yang di kenal Aryan.“Aryan, kamu terjebak!” seru Dika. “Bangsat! Dasar licik!” teriak Aryan.“Kamu itu gampang percaya dengan orang lain atau bodoh?” tanya Dika dengan sedikit meledek. Aryan hanya diam, dia merasa besi yang menjeratnya itu mempunyai kekuatan gaib. Tiba-tiba sebuah kilatan masuk ke tubuh Aryan. Pertanda sukma yang tadi di lepaskan sudah kembali. Dika pun memperhatikan yang melesat ke tubuhnya, dia mencoba menangkapnya. Tapi sayang dia lebih cepat masuk ke dalam tubuh Aryan. “Sialan!” umpat Dika. “Tidak semudah yang kau bayangkan mengerti!” seru Aryan. “Kau tidak akan bisa keluar dari sini! Cepat kau berikan pedang Naga Hitam!” perintah Dika.“Kau pikir aku bocah ingusan.” Ujar Aryan.Dika terdiam saat berdebat dengan Aryan. Dalam diam itu Aryan menyiasati agar bisa lepas dari cengkeraman Dika. Rombongan anak buah Dika memul
Arrkhhhh!! Suara monster tersebut bergema, dia melemparkan sebuah pukulan yang sangat mematikan. Aryan berusaha menghindar, makhluk itu mencoba melayangkan tangannya ke arah tubuh Aryan. Namun, meleset, Aryan merasa kalau makhluk ini kekuatannya sangat tinggi. Dia tidak ingin lengah, bisa saja dia di kalahkan saat itu juga. Sebab ilmu yang di miliki tidak main-main. Dengan segenap kemampuannya, serta keinginannya untuk lebih cepat menuntaskan perkelahiannya. Dia merasa terjadi sesuatu dengan kedua sahabatnya, akhirnya dia mengambil jalan pintas untuk menghancurkan makhluk itu.“Jurus Pelebur Raga!!” Tiba-tiba asap putih mengepul di tangannya lalu mengeluarkan panas yang tak terkira. Membuat makhluk itu merasakan hawa panas yang sangat, dia merasakan kesakitan. Tampak tubuh makhluk itu terkelupas, seperti orang terbakar. Aarrrgggkhhhh!!! Suaranya bikin sakit telinga, Aryan mencoba menutupnya, setelah itu dia meninggalkan tempat tersebut. Sambil berlari dia melihat makhluk it
Zian hanya melihat kepergian Dika dengan membawa Laila dan Ari, dia tahu kalau mereka akan di bawa ke mana. Akhirnya Zian memutuskan untuk kembali ke raga Aryan, dibantu oleh pak tua itu yang ternyata penghuni tongkat yang sering di mainkan oleh Zian. “Zian bersiaplah!!” ucap pak tua. Mereka pun bersiap untuk memusatkan tenaganya, Zian mencoba menghubungkan dirinya ke Aryan. Ternyata Aryan mengalami kesulitan, dia sedang terperangkap di sebuah tempat. Di mana dia bertemu dengan para leluhurnya namun, mereka tidak seperti saat hidupnya. Masih terpengaruh dengan kekuatan hitam dari Dika. Aryan tampak kewalahan untuk melawannya, dia tidak mau menghabisi karena sama saja dia membunuh mereka yang masih terkurung dalam dunia. ‘Apa yang harus aku lakukan, supaya tidak melukai mereka, bagaimana caranya melepaskan semua?’ Aryan bertanya dalam hatinya. Tiba-tiba cahaya putih masuk ke tubuh Aryan, dia merasakan kekuatannya kembali. Dia mengetahui kalau salah satu sukmanya masuk kembali.
“Siapa kalian!!” Zian dan yang lain cepat bersembunyi namun, tetap diketahui oleh salah satu orang yang sedang melakukan ritual tersebut. “Bangsat! Keluar kalian!” seru orang tersebut. Pak tua terpaksa keluar lebih dulu, dia mencoba mendatangi orang tersebut. Dengan wajah yang pura-pura tersesat.“Maafkan saya, tadi cuma lewat saja.” Ucapnya. Pria itu memperhatikan dari atas dan bawah pak tua tersebut. Tidak ada yang kelihatan mencurigakan menurutnya. “Baiklah, pergi dari sini!!” teriaknya. Pak tua tertunduk dan bergegas meninggalkan tempat itu, setelah sedikit jauh dia melompat ke atas pohon. Wushh!!Laila dan Ari melihat dari kejauhan, cuma tersenyum. Mereka memperhatikan apa yang akan di lakukan oleh semua orang di sana. “Ampun, jangan!” teriak seseorang di sana. Laila segera melihat siapa orang itu, alangkah terkejutnya saat melihat seorang gadis di seret seperti tidak punya hati. Laila ingin sekali melesat ke sana namun, di tahan oleh Ari. “Jangan!” seru Ari.
“Cahaya langit!!!” Sebuah cahaya keluar dari pedang yang sedang di layangkan ke udara, pak tua tersebut kaget. Tiba-tiba pak tua tersebut menghentikan kegiatannya dan serangannya. “Maaf Den, kamu Aryan?“ tanya pak tua.Laila dan Ari kaget, ketika pak tua itu mengenalnya. Mereka menunggu kelanjutan dari pak tua itu. Tak di sangka pak tua itu berlutut di depan Zian. “Maafkan saya Den,” ucapnya sambil menundukkan kepalanya. “Ya sudah, bangunlah pak!” seru Zian.Dia pun bangkit dan berdiri di belakan Zian. Seolah-olah dia adalah pengawalnya, lalu Laila bertanya, “Zian, siapa dia?” Zian hanya menarik nafas panjang, tidak menjawabnya, justru meninggalkan Laila.“Aduh, ini kalau dia bukan Aryan, sudah aku ketok kepalanya.” Ujar Ari.“Sabarlah, tidak usah di balas namanya juga bocah.” Ucap Laila. Ketika pak tua itu membuka pintu untuk Zian, mereka sangat terkejut. Di depan sudah berdiri kawanan serigala yang datang entah dari mana. Sementara Zian hanya tersenyum sinis dengan he
Tampak wajah mereka sangat pucat, sedang memperhatikan Ari yang sejak tadi hanya diam mematung. Namun, bapak yang punya rumah tersebut mendekati Ari.“Mana temannya?” tanya bapak itu. “Oh, iya sebentar pak.” Ari bergegas memanggil Laila.Ari masih dengan pemikirannya, dia merasa kalau yang berada di dalam ini bukan manusia. Setelah sampai di depan kamar Laila dia menyampaikan apa yang di lihatnya. “Laila, kita harus pergi dari sini.” Ucap Ari.“Eh, kenapa?” tanya Laila.Tanpa menjawab Ari menarik tangan Laila, sedangkan Zian tak kelihatan keberadaannya. Sampai di depan pintu, mereka di dekati oleh pemilik rumah itu. “Kalian mau ke mana?” tanyanya. “Oh, ini pak mau cari adik kami,” jawab Ari. “Dia sudah di meja makan.” Jelasnya.Ari terdiam, kenapa tiba-tiba Zian sudah berada di sana, pikir Ari. Dalam kebingungan dia dikejutkan dengan teguran dari Laila. Laila segera mengajak Ari ke meja makan, mau tidak mau dia mengikuti apa yang di katakannya. Sampai di meja makan, Lai