“Apaaa!!”Sudiro melihat cucunya yang tampak bagaikan seorang satria. Dia tidak percaya akan terjadi seperti ini. “Tidak mungkin!” Ujar Sudiro. Aryan yang terbangun, dia berjalan mendekati Sudiro. “Kakek, awalnya aku tak percaya kakek sejahat ini. Tapi aku akan melepaskan semua roh-roh leluhur yang kau kurung termasuk mama dan papa!” Ujar Aryan tegas. “Dasar bocah tak tahu diri! Berani sekali kau mengancam ku.” Jawabnya. “Setiap kejahatan apa pun itu, baik saudara sendiri, tidak akan pernah abadi.” Jelas Aryan.Mendengar ucapan Aryan, mereka meninggalkannya tanpa permisi. Tapi sebelum itu dia sudah mengancam Aryan. Aryan hanya tersenyum, tapi dia berjanji akan melepaskan semua roh yang di kurung oleh kakeknya. “Aryan, syukurlah kamu baik-baik saja.” Ujar Laila. “Iya berkat kalian, sekarang tugas kita harus menghancurkan padepokan itu.” Ucap Aryan. “Mas, kok makin ganteng sih!” celetuk Ari. “Iyalah, harus dong!” canda Aryan.“Ha-ha-ha, “ semua tertawa. ****Sudiro
“Tante tenang saja, aku nanti ke sana,” ujar Tomi. “Terima kasih Tomi.” Ucap Mamanya Mila. ‘Aku rasa itu perbuatan Sudiro, dia sudah mengambil rohnya Mila. Astaga apa yang aku lakukan.’ Ucap Tomi dalam hatinya. Tomi merasa sedih begitu terjadi pada sepupunya sendiri. Tapi dia juga inginkan perusahaan nya maju. Tanpa pikir panjang Tomi kembali pulang ke rumahnya. Sebelum dia pulang, Tomi menelpon Sudiro. “Pak Sudiro, sebenarnya apa yang terjadi?” Tanya Tomi. “Hem, bukannya kamu yang bilang ingin perusahaan kamu baik?” Sudiro menjelaskannya. Sedangkan Sudiro bingung dengan maunya Tomi. “Baiklah pak, saya akan melihat dan pulang sebentar.” Ucap Tomi. “Itu lebih baik!” seru Sudiro. Tomi pun melangkah meninggalkan kantor, untuk melihat Mila dan tantenya. Setibanya di sana dia melihat tantenya yang menangis histeris. Tomi pun yang melihat Mila seperti makhluk aneh saat itu, dia menggaruk-garuk dinding dengan kukunya. Matanya menghitam, rambutnya yang tiba-
“Serakah!!”Ucap Mila kepada Tomi, dia mendekati Dan mencoba mencekiknya. Namun, Sudiro lebih dulu mencegahnya. “Jangan coba-coba menyentuh klien ku!” Ujar Sudiro.“Hei pak tua! Kau akan menerima semua perbuatanmu nanti!” Teriak Mila.Setelah pertemuan itu, Mila meninggalkan mereka, karena ada yang menariknya untuk bekerja. Sudiro meminta Tomi duduk di sebuah batu besar. Di sana Sudiro memberikan petunjuk agar Tomi melakukan ritual yang sudah di buatnya.“Tomi, ingat ya, sebelum saya perintahkan untuk membuka mata jangan pernah buka.” Jelas Sudiro. “Baiklah!” ucap Tomi.Tak lama dia melakukan perintahnya, sedangkan Sudiro meninggalkan Tomi. Dari kejauhan dia memperhatikan Tomi, lalu dia memberikan sebuah perlindungan gaib. Agar tidak ada satu makhluk yang mengganggu saat sedang bersemedi. “Saya tinggal kamu selama 7 hari, sementara Dika yang akan menjadi dirimu di perusahaan nanti.” Ujar Sudiro. Walaupun Tomi tidak melihat, dia mendengar ucapan Sudiro. Sudiro kembali ke d
Aryan masih sedikit penasaran, menurutnya dia mengenal pimpinan tersebut. Tapi Aryan mencoba membuang perasaannya. Saat ini yang jelas dia bekerja, sekaligus mencari keberadaan kakek Sudiro. Dia ingin menghentikan semua perbuatannya. “Pak Aryan, kenapa diam?” Tanya seseorang. “Oh maaf, iya kenapa Bu?” Ujar Aryan.“Hari ini bapak bisa langsung bekerja.” Ucap wanita itu. Aryan mengangguk dan berjalan menuju ruangan bekerja. Dia melihat beberapa ruangan yang dia lalui. Ada satu kantor yang sedikit aneh menurutnya. Aryan penasaran, akhirnya dia mendekati ruangan tersebut. Saat sudah mendekati ruangan itu. Seseorang menegurnya. “Hem, hem!” Aryan memalingkan tubuhnya ke arah orang yang menyapanya. “Oh, maaf pak.” Ujar Aryan.“Ada apa di sana pak Aryan, bukankah ruang produksi di sebelah sana,” tanya Tomi, sambil menunjuk tempat. “Oh iya pak Tomi, maaf saya kira di sebelah sini.” Jawab Aryan.Aryan meninggalkan tempat tersebut, tapi dia merasa sedikit curiga. ‘Yah, sudah l
“Aku tak perlu nasehatmu karena aku akan berjuang sendiri!”Suara Dika bergema seolah-olah ada suara lain di balik itu semua. Sudiro tidak sanggup melawan Dika yang tiba-tiba beringas. “Dikaaa ... sadarlah, ini aku gurumu!” ucap Sudiro.“Tidaaakk, kau harus mati lebih dahulu!” Seru Dika. Dika menyerang Sudiro bersàma para Jin. Wajahnya berubah seperti binatang buas yang ingin menerkam. “Aaarrkkhhh, ini waktu yang tepat!” Seru Dika. Kilat di langit, bersama dentuman petir beserta angin berhembus kencang. Dika mengeluarkan tenaga dalamnya dengan menggunakan kedua tangannya. Hingga terbuka lebar, pada akhirnya dia melemparkan pukulan yang besar. Sebuah bola besar, berubah menjadi warna hitam dengan kekuatan penuh. Dhuaarrr!!! Sudiro terjungkal, lalu dia mengeluarkan darah di mulutnya, di hidung dan matanya. Wajahnya berubah menghitam, sedikit demi sedikit kulitnya terkelupas. Seperti orang yang terkena cairan panas. “D-Dika, kau manusia yang tidak tahuu diriii, “ ucap Sud
Wanita itu tumbang seketika, membuat Aryan kaget harus bagaimana. Namun, Laila berusaha menenangkan Aryan. “Aryan, jangan panik. Aku akan membantu wanita ini.” Ucap Laila. “Baiklah,” Tiba-tiba serangan datang menghampirinya. Serangan yang tak lain dari monster tadi. Buggkhh! Arrggkkhh!! Wusshh !!!Aryan melawannya dengan kekuatan angin. Secara tidak langsung mereka beradu kekuatan seperti pusaran udara. Laila yang melihatnya segera membantu Aryan. Tak dapat di elak sebuah pukulan menghujani Aryan. Aryan dan Laila tak sanggup untuk melawannya. Kekuatan monster tersebut seperti kekuatan gunung yang sedang erupsi.“Apa aku harus mengeluarkan pesan Naga Sakti, Laila?” tanya Aryan. “Jangan, aku takutnya itu sebuah pancingan dari Sudiro.” Jawab Laila.Aryan berpikir demikian juga. Namun, harus bagaimana melawan monster itu yang semakin merajalela. Tiba-tiba Aryan di panggil oleh seseorang dari kejauhan. “Aryaann!!” teriak orang itu.Orang itu tersengal-sengal saat
Serangan yang gak bisa dilakukan oleh Ari dan Laila, kain putih itu mengikat kaki Ari sekuat mungkin. Auuuuw...Ggrrrkkk ...Suara serigala semakin kencang, seolah-olah memberi pertanda bahwa ada sesuatu yang akan mereka dapatkan.Benar saja Laila tidak bisa mengelak serangan dari jin dan monster tersebut. Semakin lama mereka mendapatkan teror-teror dari makhluk gaib. Sedangkan Aryan masih dengan meditasinya, Laila mempertahankan benteng di mana Aryan sedang meditasi.Namun, tiba-tiba sebuah serangan kembali menyerang untuk Laila. Bugkkhh!!!Laila terjatuh dan tersungkur di tanah, sedangkan Ari yang melihatnya dia berteriak. “Laila!” Laila masih bisa mempertahankan tubuhnya untuk tetap berdiri kembali. Kini Laila mencoba memasang sebuah jebakan, agar mereka tidak menyerang kembali. Jebakan itu dibuat dengan cara membuat sebuah lorong, agar tampak dia keluar dari tempat tersebut.Perkelahian pun terjadi antara mereka dan saling kejar mengejar. Tampak dari kejauhan
Laila terus berusaha melumpuhkan makhluk itu, walaupun sedikit susah. Namun, Laila terus berjuang agar bisa mengalahkan mereka. Tiba-tiba langit menghitam gelap, segumpal awan hitam menghampirinya. Laila mencoba mencari jalan agar terhubung kepada Aryan. Tak lama kemudian, sebuah cahaya bersinar terang di balik awan hitam tersebut.Wuushhh !!Semua berantakan saat angin mendorong ke arah tempat itu. Braaakk!!“Tenaga penghancur!!” Dhuaarrr!!Laila tercengang begitu melihat kekuatan dahsyat mendarat ke udara. Dia tercengang karena kali ini benar-benar di luar nalar manusia. “Aryan!” seru Laila. Aryan tampak sangat tampan ketika wujudnya berubah. Makhluk itu sedikit gentar begitu melihatnya. Di udara Aryan berdiri dengan menghunuskan pedangnya ke arah makhluk astral.Namun, saat itu juga Laila di serang oleh manusia yang dipengaruhi oleh ilmu hitam. Mereka menuruti apa yang di katakan oleh seseorang. “jangan berhenti, habisi mereka!!” ujarnya.“Laila, kamu harus fokus!”
Serangan itu membuat anak buah Aryan kebingungan, lawan yang mereka hadapi adalah makhluk yang tidak harus mereka temui. Grrrkkhhh!Suara yang keluar dari mulut tersebut, makhluk itu tidak sendiri. Ada beberapa yang mendekati mereka dengan melayang. Laila ikut membantunya, perjalanan kali ini amat sulit. “Kalian harus waspada!” seru Aryan. “Baik tuan,” Semua melanjutkan perjuangan mereka, kali Aryan bergegas melumpuhkan mereka. sebab dia tak ada waktu untuk semua ini. Dia ingin menuntaskan semua apa yang telah terjadi. Bukan selesai tapi justru perlawanan di antara mereka semakin panas. Sosok yang mengerikan keluar dari dalam tanah. Seolah-olah mereka terpanggil untuk mengalahkan Aryan. Aryan tertegun begitu melihat mereka sudah bersiap menghabisinya, dengan mata elangnya, dia mencari kelemahan mereka. Makhluk itu berubah menjadi serigala buas yang menerkamnya lalu menerjangnya. Ggrrkkkhh, aaakkhh!!Aryan melawan sekuat tenaganya, dia mengeluarkan pedang, sinar dari pedang
Saat Aryan mendekatinya, sesuatu keluar dari peti itu. Sebuah arwah mendekati Aryan sambil tersenyum meminta sesuatu. “Aryan, lepaskan kami. Bantu kami untuk pulang.” Ucapnya sambil menunggu.“Bagaimana caranya kek, sementara aku sudah pernah mencobanya, tapi gagal terus.” Ujar Aryan pasrah. Pak tua itu coba menyentuh Aryan, “ Aryan, coba sekali lagi, kamu temukan jasad kami di sebuah tanah kosong dekat rumah Sudiro.” Aryan berpikir lagi, ‘apa mungkin aku harus kembali ke desa itu?’ tampak keraguan di wajah Aryan. Arwah itu terdiam begitu melihat wajah Aryan berubah saat berpikir. Lalu dia juga memberitahu sesuatu kalau kain kafan itu harus dia pakai, guna menghancurkan semua kutukan. “Aryan cepat lakukan, kami sudah tidak tahan di sini. Kami merasa terpenjara.” “Baiklah kek, akan aku usahakan nanti.” Tak lama arwah itu menghilang, Aryan bersiap-siap untuk kembali ke tempat Sudiro. Dia keluar dari kamar memberitahu anak buahnya dan Laila. Untuk kembali ke desa menyelesaikan
Sosok itu menyeramkan bagi orang yang tidak mengenalinya. Dari gerak – geriknya Laila sangat kenal siapa dia. “Aryan!” Aryan hanya tersenyum, lalu dia mencoba melindungi Laila, begitu dia melihat Alfred, dia mengendongnya membawa pergi dari tempat tersebut. Aryan pun mengubah tubuhnya kembali seperti semula. Mereka pergi ke rumah sakit segera membawa Alfred ke ruangan operasi. Mereka masih menjalani hidup semestinya, hanya saja permasalahan ilmu turunan yang membuat Aryan terjebak di dalamnya. Tak lama dokter keluar dari ruangan tersebut menyatakan kalau berhasil menyelamatkan Alfred. “Hufftt, syukurlah. Terima kasih Dokter.” Aryan dan Laila bernafas lega. Dokter meninggalkan mereka, Laila mencoba mendekati Aryan bertanya apa yang terjadi dengan dirinya saat ini. Aryan hanya melihat Laila dalam-dalam, dia merasa itu belum pantas di ceritakan. Laila masih menunggu jawaban atas pertanyaannya. Sementara Aryan tidak menjawabnya. Jika Aryan tidak menjawab itu artinya
Aryan sempat melihat Alfred, dia melihat namun, dengan suara geraman. Alfred mencoba menenangkan Aryan agar jangan membunuh pria tersebut. Dia menginginkan jawaban atas semua pertanyaannya.Akan tetapi Aryan tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Alfred. Dia tetap mencengkeram leher orang tersebut. Anehnya Aryan berubah menjadi sosok yang menakutkan. “Aryan, lepaskan jangan sia-sia kan kebaikan yang ada di dirimu. Lawan sisi buruknya!” Teriak Alfred.Mendengar suara Alfred yang sedikit kencang, membuat Laila keluar mencarinya. Laila pun menemukan suara tersebut. “Aryan,” desisnya. Dia mendekati Alfred untuk mencari tahu apa yang di lakukan oleh Aryan. Alfred kaget saat Laila sudah berada di dekatnya. Laila mencoba bertanya, “apa yang di lakukan Aryan, ayah?!” Alfred menoleh, melihat Laila lalu dia memberi tahunya agar Aryan menghentikan semua itu, jangan melakukan kesalahan yang akan dia sesali seumur hidup.Laila mencoba menenangkan Aryan, tapi dia hanya melihat menatap d
Aryan mencoba melihatnya dengan mata yang jelas, dia juga mencoba menyentuhnya. Tapi sentuhannya tidak mengenai, tembus pandang. “Siapa kau? Ada apa denganmu?” Sosok itu tidak menjawab, lalu dia mendekati Aryan. Saat itu juga Aryan seperti orang kesakitan. “Aaarrkkhhh!” Mata Aryan merah seperti darah. Kamarnya yang terang berubah menjadi gelap. Aryan pun seperti sedang di luar bukan berada di kamarnya. Dia melihat keliling yang sedang berada di sana. ‘Aku di mana?’ batinnya.Dia mencoba menyelusuri jalan yang berada di dekatnya. Tampak manusia sedang di ikat dan di siksa. Seorang wanita paruh baya. “Siapa kau?” tanyanya dengan lembut.Tubuhnya yang memar dan biru, banyak bekas luka cambukkan. Akhirnya Aryan mencoba melepaskannya, tampak raut wajahnya yang menyedihkan membuat Aryan iba. “Siapa kau sebenarnya? Kenapa berada di sini?* Aryan bertanya sambil melihat sekitar. Dia mencoba mencari jika ada seseorang di sana. Namun, tak ada satu manusia yang tampak. “Ba-bantu ak
Revan, merasa di tipu oleh seseorang. Darah yang keluar dari lehernya membuat dia tidak bisa menahan rasa sakitnya. Cruutt!! Sebuah tusukan kembali ke tubuh Revan, perutnya koyak seperti sapi yang ingin di babat. “B-brengsek k-kauu!” Matanya mendelik, akhirnya dia terjatuh dan tak berdaya.Bruugkkhh!!Laila mulai menampakkan wujudnya, dia tersenyum licik. Merasa dia berhasil mengalahkannya.Namun, tiba-tiba justru dia di serang seekor ular raksasa yang melintas bagaikan kilat. Bruugkkhh!!Kembali Laila terjatuh, dia melihat ular tersebut hendak melahapnya. Laila mencoba melihatnya tapi mulut ular itu menelannya. Tak lama kemudian ular itu teriak, seperti kesakitan. Aarggkhh ...Arrggkkhh ...Suara itu bergema, di udara siapa pun yang mendengar akan terasa kesakitan.Ular itu menggelepar dan akhirnya mati.Seorang gadis keluar dari dalam tubuh ular i
Alfred menuju jendela yang sudah pecah, dia melihat dari ketinggian. Sedangkan Dewi kembali ke atas lalu... Bruugkkhh!! Dia mencekik leher Alfred yang sedang melihatnya, saat itu juga dia membawanya ke udara. Di susul oleh Aryan yang ingin menolong ayah angkatnya. Wusshh!! Aryan melesat bak kilat yang menyambar, dia berusaha menolong Alfred. Namun, Dewi justru membelah menjadi dua. Aryan sempat bingung, ternyata Dewi memiliki ilmu tersebut. Pertarungan terjadi antara mereka di udara, awan pun menjadi gelap. Gulungan awan itu menuju mereka, akhirnya mereka hilang di telan oleh awan tersebut. Laila yang melihat dari jendela, bingung karena Aryan menghilang. Orang-orang yang berada di ruangan tersebut pun kembali seperti sedia kala. “Aduh! Kenapa kita kumpul di sini?” “Oh tadi kalian kan habis mendengar pengumuman dari pak Aryan,” jawab Laila. “Pen
“Ha-ha-ha!!” Laila terkejut saat melihat manusia itu, ternyata Dewi Kemuning. Laila tak habis pikir kenapa Dewi bisa datang kembali. “Dewi Kemuning! Kenapa kau tega dengan kami?” “Ha-ha-ha. Kalian bodoh!” Ternyata Dewi menahan kekuatan Aryan, Laila mencoba menolongnya. Dia mengeluarkan jurus andalannya, dia menghilang tak menampakkan tubuhnya. “Laila! Jangan licik!”Laila hanya tersenyum tak terlihat, “ kau tidak akan bisa mendapatkan aku!”Dewi menghempaskan jurusnya, wusshh! Wusshh!Laila segera melepaskan Aryan dengan kemampuannya. Dia meminta bantuan dengan gurunya yang dulu. Akhirnya datang juga gurunya, sinar putih menyala menyoroti Aryan. Mata Aryan, sedikit terbuka, Laila tersenyum begitu melihat Aryan menggerakkan tangannya. Sementara Dewi panik, dia mencari terus keberadaan Laila. “Laila datang kau, jangan jadi pengecut!!”Dewi terlihat sangat marah, dia pun membuka portal ke dunia lain untuk mencari Laila. Begitu terbuka portal itu, dia pun menemukan Dew
Aryan merasakan kesakitan saat berjabat tangan dengan Revan, sedangkan dia tersenyum sinis. “Aryan, tolong kamu terima dia ya,” ujar Alfred. “Hem, iya baiklah.” Aryan masih saja mengibaskan tangannya. Alfred memperhatikan Revan dengan tajam dia seperti tidak senang. ‘Jika kau bukan bawaan Dewi, sudah aku bunuh kau!’ Alfred memaki-maki sendiri. Aryan juga melihat sinis mata Alfred kepada Revan, ternyata mereka beradu pandang. Alfred sedikit gugup saat Aryan memperhatikannya. “Ya sudah, Ayah tinggal ya.” Alfred meninggalkan tempat tersebut. Aryan dan Laila mengangguk, setelah itu Laila pamit untuk keluar. Tinggal Aryan bersama Revan. Aryan memberi keterangan kepada Revan tentang pekerjaannya. Namun, sebenarnya Aryan mengetahui kalau Revan bukan mencari pekerjaan. Ada sesuatu di balik itu. Akhirnya Aryan memberanikan diri bertanya, “Siapa kau sebenarnya?” Revan kaget, begitu mendengar perkataan Aryan. Dia pun mengelak pertanyaan dari Aryan. Akhirnya dia mengambil berkas