Share

Kutukan Kain Kafan Wasiat
Kutukan Kain Kafan Wasiat
Penulis: Delly Asmal

Bab 1

Penulis: Delly Asmal
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-14 12:01:06

Sett!!

“Berhenti kalian!!”

Seorang pemuda berteriak sambil meluncurkan anak panah ke arah Aryan dan Sudiro.

“Siapa kau?” tanya Sudiro.

“Ha-ha-ha,” tawa seseorang dari balik pohon besar.

Sudiro mendekati sumber tawa tersebut, orang itu pun menampakkan dirinya. Sudiro hanya bisa memperhatikannya, ternyata dia mengetahui siapa dibalik topeng tersebut.

“Buka saja topengmu, Dika!” seru Sudiro.

Aryan yang mendengar ucapan Sudiro tersentak, Dia merasa kakeknya tahu segalanya.

“Untuk apa kau membawanya ke sini?” tanya Dika.

“Bukan urusan kamu, dasar bocah!” ujar Sudiro.

Tanpa basa-basi Dika melepaskan pukulannya kepada Sudiro namun, mengenai Aryan.

Bugkkh!

“Aryan!!” teriak Sudiro.

Lalu dia mendekati Aryan, tampak wajah Aryan sedikit kesakitan, Sudiro akhirnya menyerang Dika karena sudah melukai cucunya, terjadilah perkelahian antara mereka.

Pukulan pertama mendarat di dada Dika, sehingga Dika terpental jauh ke pinggir sebuah tebing.

“Jangan pernah ganggu cucu saya mengerti!!” seru Sudiro.

Dengan tatapan tajamnya Sudiro meninggalkan Dika, lalu mereka pergi dan kembali melanjutkan perjalanannya. Sebuah desa yang tidak bisa di tempuh oleh kendaraan beroda, hanya bisa dengan berjalan.

Tak lama sampai di sebuah tempat yang tampak sunyi dan gelap di sebuah padepokan kuno. Terdengar tapak kaki-kaki orang berlari menuju mereka.

“Selamat datang guru!!” ucap para murid serentak.

Sudiro memperhatikan mereka satu persatu lalu dia memperkenalkan Aryan.

“Kenalkan, Aryan cucu saya. Dia akan meneruskan padepokan ini,” jelasnya.

Semua terdiam, baru saja Sudiro menaruh tubuhnya di kursi. Tiba-tiba sosok hitam dengan kepulan asap terbang melintasi Aryan dan berhenti di hadapan Sudiro. Aryan terdiam, kaget, saat melihat wujud asli sosok tersebut.

Wajahnya yang penuh luka dan lendir gigi tajam menyeringai ke arahnya.

Grrrr!!

Suara erangan makhluk tersebut sangat menggelegar. Seketika tangannya melesat, makhluk itu mencekik leher Aryan. Sudiro yang melihat hal itu mencegahnya.

Duggghhk!!

Sudiro menendang makhluk itu hingga terjatuh.

“Harimau Langit!” seru Sudiro.

“Ha-ha-ha-ha,” tawa makhluk itu.

“Berhenti! Ternyata belum puas juga kamu?” tanya Sudiro.

“Eh, kakek tua, seharusnya akulah yang menjadi penerusnya!!” ujarnya.

Sudiro tidak banyak bicara lagi, dia melepaskan kekuatannya untuk melumpuhkan makhluk itu yang ternyata adalah Dika.

Wush!! Seett!!

Beberapa tenaga dalam melesat tepat di bagian vital Dika. Akhirnya Dika terhempas, dia mengeluarkan darah dari sudut bibirnya.

Saat Sudiro ingin melayangkan pedangnya, seketika ada yang menarik tubuhnya dari sana.

Perkelahian berakhir Aryan mencoba bertanya dengan Sudiro.

“Kakek, apakah dia musuhmu?”

Sudiro terdiam, karena Dika salah satu alumnus padepokan Naga Hitam. Dia tidak menjawab pertanyaan Aryan sedangkan Aryan menggerutu dan bergumam dalam hatinya.

‘kenapa aku tanya kakek diam saja? Kakek sangat aneh’ Aryan sedikit menggaruk kepalanya karena bingung.

Namun, Sudiro mengalihkan pertanyaan Aryan. Dia menepuk pundaknya lalu berkata kepada Aryan.

“Sudahlah, jangan kau pikirkan dia,” ujarnya.

Aryan mengikuti langkah kakeknya memasuki sebuah ruangan yang gelap, lalu berhenti di depan sebuah kamar.

“Masuklah, ini kamar kamu,” ujar Sudiro.

“Oh, tapi kenapa gelap kek?” tanya Aryan.

“Di sini tidak ada penerang seperti di kota, cukup dengan sebuah lampu dinding saja,” jelas Sudiro lalu dia melangkah meninggalkan Aryan.

Aryan memasuki kamar tersebut, dia mendekati bibir ranjangnya. Tiba-tiba jendela kamarnya bergerak sendiri. Aryan terkejut melihat itu dan dia berdiri mendekati perlahan.

Sreeekk! Sreeek!!

Suara gesekan dari tirai jendela yang tertiup angin. Aryan mencoba melihat keluar jendela, Aryan tersentak tak percaya.

“Astaga,” desisnya sambil menutup mulutnya.

Sungguh pandangan itu bukan yang dia harapkan. Tampak seperti manusia namun, wajahnya datar tanpa hidung atau mata. Dia menyeringai ke arah Aryan, lalu mendekatinya, saat tangan makhluk itu ingin meraih leher Aryan tiba-tiba.

“Aryan!” Sudiro memanggil Aryan dan masuk ke kamarnya.

Sosok itu pun menghilang tanpa jejak, saat menoleh kembali Aryan kebingungan karena tak melihat sosok tersebut. Sedangkan Sudiro mendekati Aryan, bertanya tentang kesediaannya sebagai penerus Naga Hitam. Tanpa pikir kembali dia menerima tawaran Sudiro.

‘Aku sudah terlanjur berada di sini, mana mungkin aku menolak lagi,’ ucap Aryan dalam hatinya.

Saat itu juga Sudiro merasa lega dengan jawaban Aryan, tampak raut wajahnya yang penuh harap. Bukan harapan saja namun, ada sesuatu yang disembunyikan olehnya.

Aryan kembali memandangi jendela tersebut, desa yang dikelilingi oleh beberapa pohon yang rimbun dan besar. Terlihat sangat gelap dan sedikit mencekam, hanya beberapa rumah saja. Aryan berusaha tenang dan tidak bersuara sedikit pun. Namun, tiba-tiba dia merasa tercekik, tidak bisa bicara. Dia melihat beberapa makhluk mendekatinya.

“Si- siapa kau?” tanyanya dengan suara bergetar.

Mereka mendekati Aryan namun, tidak untuk melukainya. Aryan yang sudah terlebih dahulu merasa takut akhirnya terjatuh dan tak sadarkan diri.

Bersambung.

Bab terkait

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 2

    “Ada apa, Aryan?” Makhluk itu seketika menghilang saat Sudiro kembali ke kamar Aryan, dengan segera melihat Aryan.Sudiro tak berhenti menepuk pipinya Aryan, agar dia sadar. Tak lama kemudian Aryan terjaga kembali. “Oh, iya kek,” lirihnya.“Kenapa kau terlihat ketakutan?” tanya Sudiro.Aryan terdiam dia merasa tak perlu memberi tahu apa yang di lihatnya. Sudiro memperhatikan Aryan, dia tahu Aryan mengetahui sesuatu. Akhirnya Sudiro meninggalkan Aryan, dia meminta agar Aryan istirahat. ‘Hem, aku tadi lihat apa ya?’ Aryan berkata dalam hatinya.Tanpa sengaja Aryan mengintip Sudiro yang berjalan menjauhi kamarnya. ‘Apa aku ikutin saja kakek ya?’ Aryan bertanya dalam hatinya.Aryan pun mengikutinya dari belakang tanpa sepengetahuan Sudiro. Ada sebuah lorong jauh dari ruangan pertemuan, Aryan terus berjalan mengikuti. Tiba -tiba langkahnya terhenti saat Sudiro berdiri di tengah sebuah lingkaran yang ditaburi sesuatu oleh seseorang di sana.Aryan pun berhenti dan berdiri di balik sebua

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 3

    “Aryan, kamu baik- baik saja?” “Oh, iya, bagaimana kakek?” Aryan balik bertanya. Laila menghampiri Aryan yang sedang duduk seperti orang bertapa.“Ayo keluar, dari sini!” ajak Laila. Aryan berdiri, ternyata sebelumnya dia mendengar suara langkah kaki mendekatinya. Sehingga dia harus mengubah posisinya saat terjatuh. Aryan dan Laila menghampiri Sudiro yang kini terbaring. Matanya nanar melihat Aryan dia memberi isyarat agar mendekat.Sudiro menyampaikan sesuatu kepada Aryan agar bisa menggantikan posisinya, sebagai pemimpin padepokan Naga Hitam. Aryan hanya bisa diam karena, menurutnya belum tentu dia mampu menguasai semua ilmu Naga Hitam. Sudiro memberi alasan karena umurnya sudah tidak lama lagi.Dengan sedikit berat hati dia menerima tawaran Sudiro.“Baiklah kek,” ucap Aryan.Dalam hati Sudiro sangat senang saat mendengar ucapan Aryan. Secara tidak langsung Aryan sudah menyerahkan dirinya, sebagai jaminan atau tumbal berdasarkan keturunan.Sudiro memberikan sebuah kitab

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 4

    “Iya maaf kak, semua warga diserang oleh warga Harimau Langit.” Seseorang yang bernama Ari mendekatinya.Raut wajahnya tampak murung, Aryan mendekatinya mencoba cari tahu apa yang terjadi.“Ari, apa yang terjadi sebenarnya?” tanya Aryan. “Sudah nanti saja, semua dijelaskan. Sekarang kita urus mereka!” perintah Laila. Aryan merasa pertanyaannya sejak tadi tidak digubris, dalam hatinya bersungut-sungut. ‘Sialan, perempuan ini, sombong sekali!’ Ternyata Laila bisa membaca pikiran Aryan. “Kamu yang sabar ya, kita harus urus padepokan dulu,” sambung Laila. Setelah di depan padepokan Aryan kaget saat melihat murid-murid kakeknya hampir semua terluka.‘Sepertinya padepokan ini memang butuh penerusnya!’ batin Aryan.Aryan berlari ke sebuah ruangan yang pernah Sudiro katakan. Dia latihan malam itu juga. Ruangan tersebut gelap dan sunyi, hanya ada lilin kecil.Di sebuah meja ada sepucuk surat di dalamnya, tersusun rapi. Cara-cara bagaimana ritual yang dilakukan oleh Sudiro. L

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   bab 5

    “Lebih baik kita kembali Aryan!” Laila mengajak Aryan untuk kembali ke padepokan.“Baiklah,” ujar Aryan. Sampai di padepokan Aryan kembali ke kamarnya. ‘Sepertinya aku harus istirahat, tempat ternyaman adalah kamar sendiri’ Aryan sambil merebahkan tubuhnya namun, tiba-tiba tangannya ada yang menahannya di sisi kiri dan kanan nya. “Akkhh, lepaskan!!” teriak Aryan.Aryan berusaha melihat sosok yang sedang berada di kamarnya. Sosok itu membawa sebuah tongkat besi dengan tubuh besar, dia mendekati Aryan. “Aryan, kamu harus meneruskan ritual itu!!” ucap sosok itu.“Siapa kau?” tanya Aryan.“Ha-ha-ha, aku? Yang jelas nyawamu ada di genggamanku!!” ujarnya.“Jin Marid!?” tegas Aryan“Akhirnya kau tahu, jadi lakukan apa yang telah diperintahkan, demi Sudiro,” jelas Jin Marid.“Tidak akan!!” tegas Aryan.“Kau tahu dia pengikut setiaku,” jelas Jin Marid.Kukunya menyentuh wajah Aryan dan lari ke perutnya. Tanpa banyak bicara kukunya di tancapkan ke pusarnya. Cruuttt!!Perut Aryan mengeluar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 6

    “Pedang Naga Ibra,” Pedang itu masuk ke tubuh Aryan, sinarnya membuat silau mata yang mendekatinya. Aryan saat itu turun dari udara, lalu tak sadarkan diri. Murid-murid menangkap tubuhnya dan menggotongnya ke dalam padepokan.Tubuh Aryan saat itu berubah, lebih berisi dari sebelumnya dadanya dan perutnya penuh otot. Wajahnya yang tampan menambah kejantanannya sebagai seorang pria.“Kenapa mbak? Sepertinya mbak jatuh hati?” tanya Ari sambil senyum-senyum.“Hussh, kamu berisik,” jawab Laila tersipu malu.Tak lama Aryan siuman, dia terkejut saat melihat sudah berada di tengah banyak orang. “Hem, kenapa saya di sini?” tanya Aryan.Laila mendekatinya , dia tersenyum dan memberi hormat kepada Aryan. Sedangkan Aryan masih dengan kebingungannya.‘Sepertinya dia belum mengetahui dan paham dengan ilmu yang dimilikinya’ ujar Laila dalam hatinya.Tanpa ragu Laila mengatakan pada Aryan bahwa dia sudah menguasai semua ilmu Naga Hitam. Namun, Aryan masih dengan wajah kepolosannya hanya tersenyum.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 7

    “Ha,ha,ha, aku kembali.”Suara tawa Sudiro membuat semua kaget terlebih Laila, dia melangkah mundur.Sudiro terlihat seperti bukan dirinya, tubuhnya berwarna gelap, petir keluar dari kedua belah tangannya.Aryan sempat melihat Sudiro ke bawah dan teriak agar jangan menyentuh Laila.“Dika, kenapa kau melakukan ini?’ tanya Aryan.“Demi padepokan dan guru Sudiro,” jawabnya.“Itu artinya kalian bersekongkol agar kalian bisa hidup abadi?” Aryan sangat marah, dia pun memberikan pukulan demi pukulan kepada Dika.Dika mengetahui teknik Aryan yang dilemparkan kepadanya.“Aryan! Menyerahlah!” tiba-tiba Sudiro berbicara. Dia ikut menyerang Aryan dengan pukulan mautnya. Pertama kalinya, pukulan tersebut mengenai dada Aryan. Bugkkh!!Dhuarr!!Aryan terjatuh ke tanah, saat dia ingin bangun Sudiro melempar sebuah pukulan angin yang dahsyat. Wushh!! Duggkhh!!“Aryan!” Laila mengejar Aryan secepat kilat dan menangkapnya. “Terima kasih Laila,” ucapnya.Aryan memegang dadanya yang terasa sedikit

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 8

    “Tolong, tolong!!” Suara memanggil dan minta tolong dari dalam lubang makam itu. Ari yang masih berdiri mematung dikejutkan dengan tepukan tangan Laila.“Ari, ada apa?” tanya Laila.“I-itu mbak,” tunjuk Ari.Laila dan Aryan mendekati makam itu, dia melihat bangkai manusia yang naik ke atas kuburan.Mayat itu hidup lalu berjalan dengan merangkak ke arah mereka, beberapa makam juga ikut terbuka. Semua penghuni kubur merayap seperti seekor cecak yang hendak memangsa. “Kita pergi dari sini!” Aryan mengajak semua untuk menjauhi tempat tersebut namun, tiba-tiba sebuah selendang berwarna putih melayang ke udara, mengejar mereka.Seeett!! Breeet!!Laila pun terjerat oleh kain itu, dia tidak bisa bernafas sampai wajahnya memerah.“Huufftt, huuftt, A-Aryan ...” Aryan yang sempat menghindar, mencoba membantu mereka semua. Walaupun kini dia sedang diserang oleh mayat-mayat hidup. Dia melompat ke atas kain tersebut lalu mencabik kain tersebut.‘Aku tahu ini pasti ulah kakek juga, aku har

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14

Bab terbaru

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 8

    “Tolong, tolong!!” Suara memanggil dan minta tolong dari dalam lubang makam itu. Ari yang masih berdiri mematung dikejutkan dengan tepukan tangan Laila.“Ari, ada apa?” tanya Laila.“I-itu mbak,” tunjuk Ari.Laila dan Aryan mendekati makam itu, dia melihat bangkai manusia yang naik ke atas kuburan.Mayat itu hidup lalu berjalan dengan merangkak ke arah mereka, beberapa makam juga ikut terbuka. Semua penghuni kubur merayap seperti seekor cecak yang hendak memangsa. “Kita pergi dari sini!” Aryan mengajak semua untuk menjauhi tempat tersebut namun, tiba-tiba sebuah selendang berwarna putih melayang ke udara, mengejar mereka.Seeett!! Breeet!!Laila pun terjerat oleh kain itu, dia tidak bisa bernafas sampai wajahnya memerah.“Huufftt, huuftt, A-Aryan ...” Aryan yang sempat menghindar, mencoba membantu mereka semua. Walaupun kini dia sedang diserang oleh mayat-mayat hidup. Dia melompat ke atas kain tersebut lalu mencabik kain tersebut.‘Aku tahu ini pasti ulah kakek juga, aku har

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 7

    “Ha,ha,ha, aku kembali.”Suara tawa Sudiro membuat semua kaget terlebih Laila, dia melangkah mundur.Sudiro terlihat seperti bukan dirinya, tubuhnya berwarna gelap, petir keluar dari kedua belah tangannya.Aryan sempat melihat Sudiro ke bawah dan teriak agar jangan menyentuh Laila.“Dika, kenapa kau melakukan ini?’ tanya Aryan.“Demi padepokan dan guru Sudiro,” jawabnya.“Itu artinya kalian bersekongkol agar kalian bisa hidup abadi?” Aryan sangat marah, dia pun memberikan pukulan demi pukulan kepada Dika.Dika mengetahui teknik Aryan yang dilemparkan kepadanya.“Aryan! Menyerahlah!” tiba-tiba Sudiro berbicara. Dia ikut menyerang Aryan dengan pukulan mautnya. Pertama kalinya, pukulan tersebut mengenai dada Aryan. Bugkkh!!Dhuarr!!Aryan terjatuh ke tanah, saat dia ingin bangun Sudiro melempar sebuah pukulan angin yang dahsyat. Wushh!! Duggkhh!!“Aryan!” Laila mengejar Aryan secepat kilat dan menangkapnya. “Terima kasih Laila,” ucapnya.Aryan memegang dadanya yang terasa sedikit

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 6

    “Pedang Naga Ibra,” Pedang itu masuk ke tubuh Aryan, sinarnya membuat silau mata yang mendekatinya. Aryan saat itu turun dari udara, lalu tak sadarkan diri. Murid-murid menangkap tubuhnya dan menggotongnya ke dalam padepokan.Tubuh Aryan saat itu berubah, lebih berisi dari sebelumnya dadanya dan perutnya penuh otot. Wajahnya yang tampan menambah kejantanannya sebagai seorang pria.“Kenapa mbak? Sepertinya mbak jatuh hati?” tanya Ari sambil senyum-senyum.“Hussh, kamu berisik,” jawab Laila tersipu malu.Tak lama Aryan siuman, dia terkejut saat melihat sudah berada di tengah banyak orang. “Hem, kenapa saya di sini?” tanya Aryan.Laila mendekatinya , dia tersenyum dan memberi hormat kepada Aryan. Sedangkan Aryan masih dengan kebingungannya.‘Sepertinya dia belum mengetahui dan paham dengan ilmu yang dimilikinya’ ujar Laila dalam hatinya.Tanpa ragu Laila mengatakan pada Aryan bahwa dia sudah menguasai semua ilmu Naga Hitam. Namun, Aryan masih dengan wajah kepolosannya hanya tersenyum.

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   bab 5

    “Lebih baik kita kembali Aryan!” Laila mengajak Aryan untuk kembali ke padepokan.“Baiklah,” ujar Aryan. Sampai di padepokan Aryan kembali ke kamarnya. ‘Sepertinya aku harus istirahat, tempat ternyaman adalah kamar sendiri’ Aryan sambil merebahkan tubuhnya namun, tiba-tiba tangannya ada yang menahannya di sisi kiri dan kanan nya. “Akkhh, lepaskan!!” teriak Aryan.Aryan berusaha melihat sosok yang sedang berada di kamarnya. Sosok itu membawa sebuah tongkat besi dengan tubuh besar, dia mendekati Aryan. “Aryan, kamu harus meneruskan ritual itu!!” ucap sosok itu.“Siapa kau?” tanya Aryan.“Ha-ha-ha, aku? Yang jelas nyawamu ada di genggamanku!!” ujarnya.“Jin Marid!?” tegas Aryan“Akhirnya kau tahu, jadi lakukan apa yang telah diperintahkan, demi Sudiro,” jelas Jin Marid.“Tidak akan!!” tegas Aryan.“Kau tahu dia pengikut setiaku,” jelas Jin Marid.Kukunya menyentuh wajah Aryan dan lari ke perutnya. Tanpa banyak bicara kukunya di tancapkan ke pusarnya. Cruuttt!!Perut Aryan mengeluar

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 4

    “Iya maaf kak, semua warga diserang oleh warga Harimau Langit.” Seseorang yang bernama Ari mendekatinya.Raut wajahnya tampak murung, Aryan mendekatinya mencoba cari tahu apa yang terjadi.“Ari, apa yang terjadi sebenarnya?” tanya Aryan. “Sudah nanti saja, semua dijelaskan. Sekarang kita urus mereka!” perintah Laila. Aryan merasa pertanyaannya sejak tadi tidak digubris, dalam hatinya bersungut-sungut. ‘Sialan, perempuan ini, sombong sekali!’ Ternyata Laila bisa membaca pikiran Aryan. “Kamu yang sabar ya, kita harus urus padepokan dulu,” sambung Laila. Setelah di depan padepokan Aryan kaget saat melihat murid-murid kakeknya hampir semua terluka.‘Sepertinya padepokan ini memang butuh penerusnya!’ batin Aryan.Aryan berlari ke sebuah ruangan yang pernah Sudiro katakan. Dia latihan malam itu juga. Ruangan tersebut gelap dan sunyi, hanya ada lilin kecil.Di sebuah meja ada sepucuk surat di dalamnya, tersusun rapi. Cara-cara bagaimana ritual yang dilakukan oleh Sudiro. L

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 3

    “Aryan, kamu baik- baik saja?” “Oh, iya, bagaimana kakek?” Aryan balik bertanya. Laila menghampiri Aryan yang sedang duduk seperti orang bertapa.“Ayo keluar, dari sini!” ajak Laila. Aryan berdiri, ternyata sebelumnya dia mendengar suara langkah kaki mendekatinya. Sehingga dia harus mengubah posisinya saat terjatuh. Aryan dan Laila menghampiri Sudiro yang kini terbaring. Matanya nanar melihat Aryan dia memberi isyarat agar mendekat.Sudiro menyampaikan sesuatu kepada Aryan agar bisa menggantikan posisinya, sebagai pemimpin padepokan Naga Hitam. Aryan hanya bisa diam karena, menurutnya belum tentu dia mampu menguasai semua ilmu Naga Hitam. Sudiro memberi alasan karena umurnya sudah tidak lama lagi.Dengan sedikit berat hati dia menerima tawaran Sudiro.“Baiklah kek,” ucap Aryan.Dalam hati Sudiro sangat senang saat mendengar ucapan Aryan. Secara tidak langsung Aryan sudah menyerahkan dirinya, sebagai jaminan atau tumbal berdasarkan keturunan.Sudiro memberikan sebuah kitab

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 2

    “Ada apa, Aryan?” Makhluk itu seketika menghilang saat Sudiro kembali ke kamar Aryan, dengan segera melihat Aryan.Sudiro tak berhenti menepuk pipinya Aryan, agar dia sadar. Tak lama kemudian Aryan terjaga kembali. “Oh, iya kek,” lirihnya.“Kenapa kau terlihat ketakutan?” tanya Sudiro.Aryan terdiam dia merasa tak perlu memberi tahu apa yang di lihatnya. Sudiro memperhatikan Aryan, dia tahu Aryan mengetahui sesuatu. Akhirnya Sudiro meninggalkan Aryan, dia meminta agar Aryan istirahat. ‘Hem, aku tadi lihat apa ya?’ Aryan berkata dalam hatinya.Tanpa sengaja Aryan mengintip Sudiro yang berjalan menjauhi kamarnya. ‘Apa aku ikutin saja kakek ya?’ Aryan bertanya dalam hatinya.Aryan pun mengikutinya dari belakang tanpa sepengetahuan Sudiro. Ada sebuah lorong jauh dari ruangan pertemuan, Aryan terus berjalan mengikuti. Tiba -tiba langkahnya terhenti saat Sudiro berdiri di tengah sebuah lingkaran yang ditaburi sesuatu oleh seseorang di sana.Aryan pun berhenti dan berdiri di balik sebua

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 1

    Sett!!“Berhenti kalian!!” Seorang pemuda berteriak sambil meluncurkan anak panah ke arah Aryan dan Sudiro.“Siapa kau?” tanya Sudiro.“Ha-ha-ha,” tawa seseorang dari balik pohon besar.Sudiro mendekati sumber tawa tersebut, orang itu pun menampakkan dirinya. Sudiro hanya bisa memperhatikannya, ternyata dia mengetahui siapa dibalik topeng tersebut.“Buka saja topengmu, Dika!” seru Sudiro.Aryan yang mendengar ucapan Sudiro tersentak, Dia merasa kakeknya tahu segalanya.“Untuk apa kau membawanya ke sini?” tanya Dika.“Bukan urusan kamu, dasar bocah!” ujar Sudiro.Tanpa basa-basi Dika melepaskan pukulannya kepada Sudiro namun, mengenai Aryan.Bugkkh!“Aryan!!” teriak Sudiro.Lalu dia mendekati Aryan, tampak wajah Aryan sedikit kesakitan, Sudiro akhirnya menyerang Dika karena sudah melukai cucunya, terjadilah perkelahian antara mereka.Pukulan pertama mendarat di dada Dika, sehingga Dika terpental jauh ke pinggir sebuah tebing.“Jangan pernah ganggu cucu saya mengerti!!” seru Sudiro.D

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status