Share

Dejavu

Penulis: Merry Heafy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-18 23:17:55

24

"Loh, Amira mana, Mas? Jangan bilang … Mas pulang duluan lagi?" Aleesha tak henti mencecar suaminya dengan pertanyaan.

Rendra baru saja turun dari mobilnya usai pulang dari kantor. Dia juga baru sampai di rumah yang mereka bertiga tempati.

"Aku lelah, Sayang. Gadis itu kulihat masih sibuk di meja kerjanya, kemungkinan lembur." Rendra menjawab enteng setiap pertanyaan Aleesha. Terkesan acuh terhadap kondisi Amira.

"Ya, aku tau Amira sudah mengabariku. Dia sibuk karena lembur untuk menyelesaikan berkas-berkas yang harus diperiksanya. Biar nanti kalau kalian pergi ke Hong Kong, kerjaannya nggak menumpuk," tukas Aleesha kesal. Padahal dia sudah sangat sering meminta suaminya untuk mengubah sikapnya terhadap Amira.

Namun, tetap saja Rendra enggan berubah. Rendra masih tetap acuh pada Amira dan tidak pernah menganggap Amira ada.

"Dan satu lagi, Mas. Gadis itu memiliki nama. Amira Azzahra. Bisa nggak sih Mas panggil namanya!" seru Aleesha terlihat marah.

Jika sudah begini, Rendra tak b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Panggilan Sayang

    25 Aleesha masih mondar-mandir di dalam ruang tamunya. Pikirannya gundah. Sudah selarut ini suaminya dan Amira belum juga kembali. Dia khawatir terjadi hal buruk pada mereka. Aleesha meraih ponselnya lagi untuk berusaha menghubungi suaminya. Suara dering tersambung berbunyi, namun Rendra tak kunjung mengangkat teleponnya. "Angkat dong, Mas. Sekali saja," ujar Aleesha hampir berputus asa. Ia kembali membolak-balik langkahnya di depan sofa panjang miliknya. Aleesha menggigit jarinya menandakan ia sangat gelisah saat ini. Tetapi, dia sedikit merasa bahagia mungkin mereka butuh waktu untuk berdua saat ini. Karena Aleesha merasa hubungan Rendra dan Amira masih berjarak. Keduanya selalu terlihat saling menghindari satu sama lain. Padahal bukan itu yang Aleesha inginkan. Justru dirinya ingin Rendra juga mulai belajar untuk mencintai Amira. Sekitar sepuluh menit kemudian, suara deru mobil terdengar dari arah luar. Aleesha yang mendengar itu langsung menghambur keluar untuk memastikan j

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Tatapan Berbeda

    26Sebisa mungkin Amira menahan dirinya agar tawanya tidak meledak saat mendengar permintaan Rendra yang aneh malam itu. Tetapi, akhirnya tawanya pecah juga. "Kenapa kamu ketawa? Ada yang aneh dengan ucapanku?" tanya Rendra yang tidak lagi formal dalam berbicara dengan Amira. "Maaf, Pak," sahut Amira menghentikan tawa kecilnya."Sudah kubilang, aku bukan bapakmu!" protes Rendra. "Iya, M–Mas. Maaf.""Bagus. Kalau di kantor boleh bersikap formal," ujar Rendra. "Baiklah.""Sekarang tidurlah, besok aku akan mengabari Davin untuk memberimu izin cuti sampai minggu depan. Besok kamu nggak perlu berangkat ke kantor." Rendra berucap panjang lebar.Posisi mereka kini saling bersandar di kepala ranjang. Debaran di hati Amira muncul lagi. Saat mereka berdua sedekat ini, debaran itu kembali ada. Namun, lagi-lagi Amira membuang jauh-jauh perasaan terlarang itu. Rendra hanya milik Aleesha. Begitupun sebaliknya. Sekali lagi, Amira mengingatkan posisinya di rumah ini, juga di hati Rendra. "M–ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Pamit ke Hong Kong

    27"Ra, kamu udah nggak apa-apa?" tanya Aleesha setengah berteriak dari arah dapur. Saat Amira menuruni tangga dan hendak menghampirinya."Aku udah baik-baik saja, Sha," sahut Amira lalu dia mengambil posisi duduk di meja makannya."Syukurlah, tapi, kamu kelihatannya rapi banget, mau kemana? Bukannya hari ini kamu lagi libur dulu?" tanya Aleesha menyerocos."Iya, memang nggak mau ke kantor, kok. Oh, ya nanti aku mau main ke rumah ibu, Sha. Aku juga sekalian mau pamitan sama ibu karena lusa 'kan aku mau pergi ke Hong Kong," jawab Amira.Aleesha hanya menganggukan kepalanya mendengar jawaban Amira. "Nah, ayo kita sarapan dulu, Ra," ajak Aleesha setelah ia selesai memasak."Kita nggak nungguin Pak Rendra, Sha?" tanya Amira. Matanya beredar mencari keberadaan suaminya. "Mas Rendra tadi udah pergi pagi-pagi banget, Ra. Ada suatu urusan katanya," ujar Aleesha menjelaskan."Oh, gitu," sahut Amira."Yuk, kita makan saja sekarang.Lalu keduanya pun menikmati menu sarapan yang dimasak Aleesha

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Suplemen dari Aleesha

    28#Flashback#Saat itu Amira kecil yang masih berusia enam tahun sangat gembira saat mendengar jika ulang tahunnya yang terjadi sebentar lagi akan dirayakan bersama keluarganya di sebuah taman bermain. Momen yang sangat langka bagi gadis kecil itu karena, ayahnya selalu sibuk dalam bekerja dan bekerja. Bisnis yang sedang digeluti olehnya sedang maju dengan pesat sehingga membuatnya menjadi gila kerja."Yeay … asiiikk… kita mau pergi ke taman bermain," celoteh Amira kecil dengan riang.Tidak ada yang lebih membahagiakan selain menghabiskan waktu bersama sang buah hati. Begitupun dengan kedua orang tua Amira saat itu.Mereka sangat bahagia dalam menjadi mood booster bagi kedua orang tuanya. Hari itu mereka habiskan dengan banyak canda dan tawa.Hingga, sebuah insiden datang saat orang tua Amira lengah. Mereka terlalu acuh untuk keselamatan putri mereka."Anak manis, ikut tante, yuk. Nanti tante kasih permen dan gulali yang banyak," ucap suara seorang wanita dengan dandanan yang terlih

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Welcome to Hongkong

    29"Semuanya sudah siap, 'kan? Sudah masuk ke koper semua?" tanya Rendra pada kedua istrinya saat mereka sedang menikmati makan malam. "Sudah, Mas. Tadi aku sama Amira yang bereskan semuanya," sahut Aleesha dengan sumringah. Riak wajahnya terlihat cerah dan ia berharap banyak pada keberhasilan rencana bulan madu mereka. "Baguslah. Amira, besok kita pergi dari rumah jam setengah delapan pagi, setelah kita sarapan lebih dulu," ucap Rendra, kali ini dia menatap Amira untuk mengajaknya bicara."Iya, Pak." Amira menyahut dengan refleks, dan mendapati tatapan Rendra berubah."Ah, maksud saya, Mas Rendra." Amira yang langsung menyadari kesalahannya segera meralat panggilannya."Kamu harus terbiasa memanggilku, Mas. Apa kamu mau kita malah terlihat seperti atasan dan bawahan di kantor?" tanya Rendra menatap Amira."Iya, Mas. Amira akan mulai membiasakan diri," sahut Amira pelan dengan wajah tertunduk.Sementara itu, Aleesha yang merasakan perubahan hubungan di antara keduanya hanya senyum-

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Nafkah Batin?

    30Pemandangan menjelang malam di kota Hong Kong sangatlah indah. Selama perjalanan, Amira selalu berdecak kagum dengan keindahan yang disuguhkan lampu-lampu yang mulai berkelipan. "Wah, indah banget, deh. Aku nggak nyesel pernah ke Hong Kong kalau seindah ini," celetuk Amira sambil masih menatap jalanan. Langit senja yang dibalut warna oranye kemerahan semakin menambah kesan estetik setiap jalan yang dilewati. Tuhan, begitu besar ciptaanmu. Engkau sempurna dalam menciptakan dunia dan seisinya. "Kalau kamu mau, kita bisa berkunjung ke Hong Kong lagi, kapan-kapan." Rendra menyahut celetukan yang diucapkan oleh Amira barusan.Sontak, Amira langsung menoleh ke arahnya. Rendra rupanya sedang melakukan hal yang sama dengannya. Matanya lekat menatap setiap inci jalanan yang mereka lewati."Kapan-kapan, ya?" gumam Amira pelan. Entah itu kapan, yang jelas Amira enggan berharap lebih karena dirinya takut menyakiti hatinya sendiri dengan memupuk asa yang tak mungkin sampai. Setelah kurang

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Panas Menggebu

    31"Mas, kok bengong gitu. Nggak mau mandi?" Suara Amira membuyarkan lamunan Rendra yang sudah mengelana begitu jauh. Hanya karena melihat leher jenjang Amira yang terlihat menggoda. "Eh, siapa yang bengong! Ngarang deh," tukas Rendra tak terima. Nada suaranya berubah gugup.Dengan menahan kesal, Rendra masuk ke kamar mandi. Amira yang melihat hal itu hanya mengedikkan bahunya. Tak mengerti dengan apa yang terjadi barusan. Padahal Amira jelas melihat Rendra bengong sambil menatapnya. Dan hal itu sukses membuatnya gugup. "Duh … bisa-bisanya aku melongo gitu di depan Amira. Apalagi tadi udah bayangan yang aneh-aneh," gerutu Rendra seraya mengacak rambutnya sendiri. Dia benar-benar kesal dengan dirinya sendiri. Dia benar-benar malu karena tadi sempat membayangkan yang tidak-tidak. "Lebih baik aku mandi. Biar pikiran ini fresh dan nggak ngelantur lagi," seru Rendra. Dia melangkahkan kakinya menuju ke bath tub dan berendam di sana. Busa sabun sudah menutupi seluruh bagian tubuhnya. T

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-26
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Malam Panas 21+

    32Rendra justru mengulurkan tangannya dan memeluk Amira. Amira merasa terkejut dengan sikap tiba-tiba yang ditunjukkan Rendra saat ini. Dia benar-benar tidak mengerti apa yang harus diperbuat.Menolak setiap sentuhan Rendra, dan itu akan menjadi dosa karena dirinya menolak menjalani kewajiban sebagai istri. Ataukah menerima saja setiap sentuhan Rendra yang kini terlihat jelas jika dirinya setengah tak sadar dengan yang sedang dilakukan. Rendra tampak menginginkan yang lebih dan lebih malam ini."Amira …." Rendra berbisik lirih tepat di telinga Amira.Entah setan dari mana yang menghampirinya dan memberinya sebuah keberanian. Akhirnya Amira dengan kesadaran penuh menerima setiap sentuhan lembut dan perlakuan Rendra. Amira berpikir mungkin inilah saatnya bagi dia untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang istri. Dia sudah pasrah. Keduanya saling menyentuh, saling memberi kenyamanan di malam yang syahdu. Ranjang hotel itu telah menjadi saksi bisu perg-ulatan dua insan yang terikat

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-27

Bab terbaru

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Cinta Sejati Menemukan Jalannya

    65(TAMAT)Rendra tak bisa menahan tangis bahagianya usai ia mendengar jawaban dari Amira. Tanpa menunggu lama, pria itu pun langsung memboyong Amira, Bu Rima, dan Andra menuju ke Jakarta.Rendra sudah berjanji tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Pria itu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan oleh amirah."Kita mau ke mana, Ma?" tanya Andra pada Amira begitu mereka tiba di Kota Jakarta."Kita akan pergi ke rumah kakek buyut, Sayang. Kakek buyut udah nggak sabar pengen ketemu sama Andra," ujar Rendra."Kamu mau bawa aku ke tempat Pak Kusuma?" tanya Amira."Iya, Sayang. Semua orang udah nungguin kamu di sana," sahut Rendra.Rendra sengaja membawa Amira menuju ke mansion Kakek Kusuma. Pria itu langsung memberi kabar pada seluruh keluarganya mengenai Amira dan Andra setelahnya berhasil membujuk Amira untuk kembali padanya.Kakek Kusuma menyambut gembira kab

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Saling Mengungkap Rindu

    64)"Itu siapa? Apa itu Mas Rendra?" Amira terkejut bukan main saat ia melihat seorang pria berdiri di depan rumahnya di pagi buta. Wanita itu pun bergegas membuka pintu untuk mengejar pria tersebut, tapi sayangnya pria itu sudah terlanjur pergi sebelum Amira menangkapnya. Seperti hari-hari sebelumnya, pagi ini Amira kembali mendapatkan hadiah. Wanita itu makin kesal pada pengirim hadiah dan bertekad untuk menangkap basah laki-laki asing yang selalu datang ke rumahnya setiap hari."Aku nggak akan biarin kamu lolos, Mas! Aku nggak akan biarin kamu ganggu hidup aku lagi!"Amira melanjutkan aktivitas seperti biasa, sambil menyusun rencana untuk pindah ke tempat baru. Wanita itu tak bisa langsung pergi begitu saja meninggalkan rumahnya saat ini. Amira akan bertahan selama beberapa minggu ke depan, sembari mencari tempat lain yang lebih aman."Apa aku pindah ke luar negeri aja, ya?" gumam Amira. "Atau aku daftar jadi TKI a

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Ketakutan Amira

    63)"Ngelamunin apa, Ra?" tegur Bu Rima pada Amira.Amira terperanjat. "Nggak Bu. Aku nggak ngelamun.""Kamu nggak kenapa-napa, kan?"Amira mengulas senyum tipis. "Aku baik-baik aja, Bu. Aku seneng semuanya berjalan lancar. Kita bisa pergi dari sini tanpa dikejar."Amira pikir, Rendra akan mengejarnya dan memaksa dirinya untuk kembali ke Jakarta. Namun, ternyata kekhawatiran-kekhawatiran Amira tidak terjadi, hingga wanita itu bisa meninggalkan kota Surabaya dengan aman."Iya, Ra. Nggak nyangka ya, pindahan kita bisa selancar ini," ujar Bu Rima. "Ibu kira, Rendra akan nyamperin kamu ke rumah. Tapi sampai kita pergi tadi, Rendra nggak datang ke rumah. Apa dia nggak berhasil nemuin rumah kita?"Rendra memang tidak muncul, tapi bukan berarti Rendra membiarkan Amira pergi. Saat ini, Rendra tengah membuntuti bus yang dinaiki oleh Amira. Pria itu menguntit Amira dan mengikuti kemanapun Amira pergi.

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Melarikan Diri, lagi?

    62)Amira berusaha keras menahan tangis. Amira dan Rendra mulai menjadi pusat perhatian karena tingkah aneh mereka di area kantor.Rendra sudah tak peduli lagi dengan pekerjaannya di kantor cabang. Yang diinginkan oleh Rendra saat ini hanyalah berkumpul kembali bersama dengan wanita yang ia cinta."Tolong kembali sama aku, Amira. Aku janji aku akan memperlakukan kamu lebih baik lagi," ucap Rendra memohon pada Amira di depan banyak orang."Bapak salah orang! Tolong lepasin saya sekarang! Saya nggak mau jadi tontonan di sini!" seru Amira pada Rendra."Amira, tolong kasih aku kesempatan satu kali lagi."Rendra terus mengoceh tanpa mempedulikan para pegawai yang melihat dirinya memohon pada Amira. Wanita itu mulai kebingungan mencari cara untuk menjauh dari Rendra.Terpaksa, Amira pun menggunakan cara kasar untuk melepaskan diri dari Rendra. Wanita itu langsung melarikan diri dari kantor sebelum Rend

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Takdir Belum Usai

    61)Zahra menatap wajah sang ibu dengan lekat. Sudah lama sekali Zahra tidak mendengar nama itu terucap dari mulut sang ibu.Ternyata ibu dari perempuan bernama Zahra itu adalah Bu Rima. Dan wanita bernama Zahra itu sebenarnya adalah Amira.Ya, Amira sengaja menggunakan identitas baru untuk melanjutkan hidup. Setelah pergi melarikan diri dari Rendra, wanita itu sengaja mengubah identitasnya dan berganti nama menggunakan nama Zahra. Tidak hanya namanya saja yang berubah, Amira juga mengubah penampilannya.Amira saat ini sudah menjadi wanita berhijab, dan ia juga telah meninggalkan nama Amira. Sudah 5 tahun lamanya Amira menggunakan nama Zahra untuk bertahan hidup."Tolong jangan panggil aku pakai nama itu lagi, Bu!" pinta Amira.Bu Rima tersenyum kecut. Selama 5 tahun terakhir, Bu Rima sudah berusaha beradaptasi dengan kehidupan baru Amira, tapi tetap saja sulit bagi wanita itu untuk meninggalkan nama asli

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Zahra

    60)Kota Surabaya."Mama!" Seorang bocah laki-laki berusia 5 tahun berlari kencang menghampiri sang ibu yang saat ini berdiri di depan gerbang sekolah.Bocah laki-laki itu begitu girang melihat ibunya sudah datang menjemput ke taman kanak-kanak tempatnya belajar. "Katanya Mama nggak bisa jemput hari ini?" tanya bocah bernama Andra itu."Mama nggak jadi meeting tadi, jadi Mama bisa jemput kamu dulu," ujar perempuan berhijab yang bernama Zahra itu."Kita beli es krim dulu sebelum pulang ya, Ma?" pinta Andra dengan ekspresi menggemaskan."Kok beli es krim lagi? Kan kemarin Andra udah beli es krim," tegur Zahra."Beliin aku es krim satu ya, Ma? Aku janji aku nggak akan makan es krim lagi sampai minggu depan," bujuk bocah kecil itu pada sang ibu.Wajah lucu putra semata wayangnya membuat Zahra luluh. Wanita itu pun segera membawa Andra menuju ke minimarket yang berada tak jauh dari

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Hidup Baru

    59)Rendra segera pergi ke rumah sakit setelah ia mendengar kabar mengenai kondisi Aleesha yang drop. Rendra berencana berkunjung sejenak setelah ia bertemu dengan Aleesha. Pria itu tak pernah berpikir kondisi Aleesha akan separah ini. Rendra tahu betul tentang penyakit Aleesha, tapi pria itu tidak tahu jelas bagaimana keadaan istrinya yang saat ini sedang berjuang bertahan hidup."Aleesha baik-baik aja kan, Ma?" tanya Rendra begitu ia berjumpa dengan Bu Dina.Dengan air mata berlinang, Bu Dina menghampiri Rendra dan menceritakan keadaan Aleesha saat ini."Aleesha harus segera dioperasi," ungkap Bu Dina dengan tangis sesenggukan. "Dokter bilang, Aleesha belum tentu selamat meskipun sudah dioperasi. Peluang kesembuhan Aleesha sangat kecil dan Dokter bilang operasi ini tidak akan membantu banyak."Rendra tercengang. Selama ini ia tidak tahu apa pun mengenai penderitaan Aleesha yang melawan penyak

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Tak Sadarkan Diri

    58)Davin memandangi berkas-berkas yang bertumpuk hingga menggunung di meja kerjanya. Sejak pagi, hingga jam pulang kantor tiba, pria itu tidak mengalihkan pandangannya dari dokumen-dokumen yang sudah menunggu untuk digarap olehnya"Kenapa kerjaan aku nggak habis-habis sih?" gerutu Davin dengan wajah penat.Sudah beberapa hari terakhir, semua pekerjaan yang ada di kantor diambil alih oleh Davin. Semenjak Rendra sibuk mengurus Amira, Davinlah yang bertanggung jawab untuk menghandle semua pekerjaan agar tidak terbengkalai.Sebagai karyawan kepercayaan perusahaan, kemampuan Davin memang patut diacungi jempol. Pria itu sangat bisa diandalkan dalam mengurus semua pekerjaan. Beruntungnya, perusahaan pun tidak dibuat carut marut selama Rendra menghabiskan waktunya untuk mencari Amira. Meskipun Davin bersaing dengan Rendra dalam mengambil hati Amira, tapi pria itu masih bisa bersikap profesional dan tidak mencampura

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Berpaling

    57)Kepergian Amira membuat Rendra terpukul. Pria itu mengamuk dan terus memanggil nama Amira di depan rumah Amira.Amira pergi meninggalkan Rendra tanpa mengatakan apa pun. Wanita itu juga tidak berpamitan pada siapa pun. Rendra dan Aleesha benar-benar tak tahu tentang kelakuan Bu Ayumi dan Bu Dina yang memaksa Amira untuk pergi."Amira, kenapa kamu ninggalin aku? Kenapa kamu pergi gitu aja tanpa ngomong apa-apa ke aku?"Rendra benar-benar marah, kesal, dan bingung saat ini. Pria itu pun langsung menghubungi banyak orang untuk membantu dirinya mencari Amira. Bagaimanapun caranya, Rendra harus mendapatkan Amira kembali."Cari Amira sampai dapat! Periksa semua terminal bus, stasiun, dan bandara! Jangan biarin Amira pergi!" perintah Rendra.Rendra mengerahkan banyak orang untuk mencari Amira. Pria itu bahkan meminta bantuan pada teman-teman yang berprofesi sebagai polisi dan detektif."Aku akan bayar berapa pun, asalkan kalian bisa temukan Amira!""Baik, Tuan!"Tidak hanya tinggal diam,

DMCA.com Protection Status