Home / Romansa / Kunikmati Suami Mendua / Bab 3 Proses Penyelidikan

Share

Bab 3 Proses Penyelidikan

last update Last Updated: 2021-04-13 12:47:18

Haaaaaaaaa.......mataku melotot tidak percaya. Beginikah tingkahmu Gavin? Geramku. Dadaku naik turun dibuat olehnya. Awass kau... Ku kepalkan tangan dan berusaha mengatur pernafasan.

Rasa jijik menyeruak menyaksikan adegan demi adegan dalam durasi yang pemerannya adalah si Gavin dan wanita tak punya harga diri itu. Tau nggak apa yang kulihat? Tiada lain vidio b*ue film yang pemerannya adalah suamiku sendiri. Terlihat mereka ber ah-uh ria tanpa rasa malu. Entah mereka sengaja merekamnya atau wanita itu yang di manfaatkan oleh Mas Gavin aku tidak tahu. Sebenarnya aku malas melihat adegan panas mereka. Tapi tak apalah. Ku coba mencari informasi lain. Maka terlihatlah chat-chat mereka yang semakin membuatku ingin tergelak.
     
"Apa Vina nggak curiga sama kamu Mas?"
     
"Apanya yang curiga. Bukankah sudah kubilang ke kamu sayang, Vina itu jiwanya jiwa pembantu. Kamu nggak usah khawatir deh sama sialan itu. Habis sudah Mas suruh dia itu cukup di rumah saja, mengurus rumah dan anak-anak. Kalau keluar paling-paling cuma ke pasar. Jadi kamu tidak usah khawatir dengan asisten Mas itu ya."
     
"Tapi Mas harus tetap waspada. Nanti ketahuan, bisa bahaya saya Mas. Mas tahu kan mental pembantu, sedikit-sedikit pasti mau adu fisik. Alwa nggak mau lho babak belur gara-gara wanita kampungan itu. Lagian Mas kenapa sih peliharain wanita kampungan macam Vina."
     
Hahahaaaa... Aku tertawa dalam hati. Alwa Alwa. Kamu pikir Aku adalah tipe perempuan seperti itu. No, itu bukan karakter ku Alwa.
     
"Alwa sayaang, my honey..kalau Mas nggak peliharain dia, siapa yang bakalan ngurusi rumah Mas, kamu tahu kan rumah Mas ini gede. Kalau harus bayar pembantu udah berapa coba. Bisa-bisa jatahmu berkurang. Kalau ada Vina kan nggak perlu bayar. Kalau dia buru-buru Mas lepasin, emang Alwa mau gantiin tugas dia di rumah Mas?"
     
"Enak ajah males ah."
     
"Sebaiknya  kamu sayang, yang harus hati-hati. Jangan sampai hubungan kita tercium oleh suamimu itu."
     
"Nggaklah. Si Ferdi kan jarang pulang. Nggak usah di pikirin. Biarin ajah dia nggak pulang-pulang sekalian mati di jalan."
     
Ooooh ternyata mereka sama-sama jahatnya. Terbuat dari apakah hati dua manusia ini. Sungguh jiwa-jiwa pengkhianat.
     
Rupa-rupanya perempuan dengan nama Alwa Lala, yang menjadi kata sandi ponsel Mas Gavin itu sudah punya suami. Benar-benar luar biasa buaya darat jantan, ketemu sama buaya darat betina. Benar-benar pasangan yang pas sekali.
     
 Yang lebih sakit, ternyata selama ini Mas Gavin hanya menganggapku seorang pembantu yang dia pelihara. Emang saya ini binatang ternak apa. Aku yang mati-matian mengolah keuangan yang minim, mengurus semua urusan rumah tangga dengan tanganku sendiri. Malah dia anggap Aku hanya seorang babu. Sungguh licik kau Gavin. 
     
"Oh ya Mas jadikan mau beliin Alwa tas yang Mas janjikan itu lho. Kan hari ini Mas gajian. Jangan ingkar janji lho mas. Ingat jatah buat Alwa di naikin dong masa cuma delapan juta terus. Naikin lima belas juta dong. 
     
 Wooooow delapan juta? Oh My God..! Jatahku saja cuma lima juta. Memangnya berapa sebenarnya gaji Mas Gavin sampai-sampai jatah selingkuhannya bisa lebih besar dari jatahku sebagai istri. 
    
"Yang sabar Alwaku, Kalau kamu ingin jatahmu di gedein, gimana dong rencana kita buat beli mobil baru. Kan malu Mas kalau terus make mobil jelek murahan itu. Nggak selevel sama jabatan." 
        
"Gimana sih Mas. Terus jatah Vina mas tambah gitu. Jatah Alwa tetep segitu-segitu ajah?"
        
"Jatah Vina? Nggak usah bahas wanita kampung itu deh. Bikin mood semakin buruk saja. Jatahnya itu ya nggak mungkin di naikin sama Mas. Jatahnya itu ajah udah kegedean buat ukuran gaji seorang asisten rumah tangga. Ya udah  nanti sore Mas samperin ke rumahmu deh. Suamimu kan belum pulang. Sekalian mandi dan ganti di rumahmu saja. Baju Mas kan ada di rumah kamu."
        
"Siaap Mas. Jangan bohong ya. Alwa tunggu lho."
        
Ooooh ternyata ini yang Mas Gavin lakukan. Pantasan sering pulang kemalaman ternyata menghabiskan waktu bersama gundik cantiknya tersebut.
        
Menjelang sore ku bersiap-siap untuk melaksanakan penyelidikan. Hehehe kayak detektif saja. Ku telpon Riska teman setiaku yang telah ku kabari sebelumnya untuk membantuku. Praska ku titipkan sama Bibi Lastri yang biasa menjaga anak-anak di TPA. Meski Aku tidak pernah menitipkan anak-anakku di sana. Tapi kali Aku minta tolong. Dan pastinya Aku bayar. Kepada si kembar, Ciya dan Cika Aku beralasan untuk pergi belanja bulanan . Kebetulan tadi Mas Gavin telah mengirimkan jatahku lewat rekening. 
         
Menjelang sore Aku dan Riska meluncur ke arah rumahnya Alwa, madu gelapku. Heheeee. Kok bisa? Terlihat dari cara Mas Gavin memperlakukan antara Aku dan Alwa. Bisa di bilang dia adalah madu gelapku. Meski Alwa lebih unggul di mata Mas Gavin. 
         
Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya dari kejauhan kami perhatikan mobil mereka mulai berjalan. Kami ikuti perjalanan mereka. Mereka berhenti pas di depan sebuah Kafe elit di kawasan tersebut. Ku lakukan sebuah penyamaran. Kupakaikan wig ke kepalaku dan kaca mata hitam menutupi kedua mataku. Dengan cara seperti ini dipastikan Mas Gavin tak akan mengenaliku. Karena Aku biasa memakai jilbab jika keluar rumah. Sedangkan Riska, Mas Gavin tidak mengenalinya. Jadi mudah-mudahan misi kami berjalan mulus.
         
 Kami mengambil posisi duduk berdekatan dengan mereka. Riska memesan kopi latte untuk kami nikmati. Dengan posisi dudukku tepat membelakangi punggung kursi Mas Gavin maka dengan jelas kami bisa mendengar percakapan mereka.
         
"Kamu nggak usah ngambek hanya gara-gara Mas belum bisa nambah jatah bulananmu Alwaku."
         
"Huuuuh Mas mau beli mobil, terus Alwa di beliin apa dong. Gaji udah dua puluh lima juta kok ngasih Alwa cuma delapan juta. Kan nggak adil Mas"
         
Mas Gavin terdiam sejenak. Rupanya bingung mau menjawab apa ke kesayangannya itu.
         
"Gini aja sayang, Mas kan mau beli mobil. Nah mobilnya itu atas nama kamu. Biar cicilan mas yang bayar setiap bulan. Oke?. 
         
"Beneran Mas? Janji ya mas."
         
Senyum sumringah sudah pasti menghiasi bibir seksinya.
          
Sebenarnya panas juga hatiku mendengar pembicaraan beliau. Tapi sabaar. Ini baru proses penyelidikan Vina. Tahan amarahmu. Riska berulang kali memberi semangat padaku agar jangan merusak keadaan di langkah awal. Sampai di sini aku mengajak Riska untuk pulang. Bukan hanya mereka yang aku pikirkan. Tapi anak-anakku. Tidak lupa Aku meminta Riska untuk menemaniku belanja kebutuhan rumah tangga terlebih dahulu. Agar anak-anak tidak curiga.
         
Aku tetap berlagak seperti biasanya. Seolah semua baik-baik saja. Kupikir semua yang kudapat sebagai bukti keburukan Mas Gavin sudah lebih dari cukup. Eiit kalau Mas Gavin mau membeli mobil baru, lalu mau dia kemanakan mobil kami yang sekarang. Walaupun mobil itu sederhana. Tapi bagiku itu berharga  apalagi dia mau membeli mobil baru atas nama Wanita busuk itu. Aku harus mencari cara untuk menyelamatkan mobil kami.  

Baiklah. Sepertinya Aku harus memulai aksiku. Sebelum mereka melangkah lebih jauh. Eh tepatnya sebelum uang Mas Gavin mengalir terlalu deras ke wanita tak punya malu tersebut.  Melalui ponsel Mas Gavin, ku berhasil mendapatkan nomor perempuan itu. 
         
Sengaja Aku membeli kartu baru untuk, untuk melancarkan Aksiku. Dengan santai ku hubungi nomor perempuan itu. 
         
"Hallooooo..!"

         
         
         
         
         
        
     

    
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
suami kurang ajar
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 4 Si Pelakor Kena Tipu

    Bab 4 Si Pelakor Kena TipuBaiklah. Sepertinya Aku harus memulai aksiku. Sebelum mereka melangkah lebih jauh. Eh tepatnya sebelum uang Mas Gavin mengalir terlalu deras ke wanita tak punya malu tersebut. Melalui ponsel Mas Gavin, ku berhasil mendapatkan nomor perempuan itu.Sengaja Aku membeli kartu baru untuk, untuk melancarkan aksiku. Dengan santai ku hubungi nomor perempuan itu. "Hallooooo..!" "Ya halloo. Dari siapa ya?"

    Last Updated : 2021-04-14
  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 5 Setoran Awal Alwa

    "Aaapaa maksudmu sebenarnya? Siapa kau? Jangan cari gara-gara denganku." Rona kemarahan membuat rupa wajahnya menjadi sedikit lebih lucu menurutku. Entah apa kini yang ada dalam benaknya. Sedangkan Aku, ku rasa tak perlu membuang-buang emosi untuk menghadapi makhluk seperti perempuan ini. Dengan santai dan tetap tersenyum, ku tatap matanya lekat-lekat. "Siapa yang mencari gara-gara denganmu. Aku hanya heran mendengar kau ngaku-ngaku istrinya si Gavin. Kepedean sekali kau." "Terus apa hubungannya denganmu? Jangan terlalu ikut campur masalah pribadi kami Karin." "Sebenarnya, Aku tidak berniat untuk mencampuri urusan asmara kalian. Tapi Aku hanya ingin sedikit menawarkan kerja sama denganmu. Kuharap kau tak menolak tawaranku." "Kerja sama? Kalau mau menawarka

    Last Updated : 2021-04-14
  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 6 Berencana Menikah

    Huuuuuh kenapa ya tiba-tiba Mas Gavin jadi sangat sensitif siang ini. Oooh Aku belum mengecek ponsel. Siapa Tahu ada problem dengan si Alwa kesayanganbya, Terkait kerja samaku dengannya tadi siang. Ya aku harus cepat bertindak, siapa tahu menyangkut diriku. Kubuka aplikasi chat mereka. Setelah kubuka, ternyata benar dugaanku. Perempuan itu ternyata merengek-rengek minta tambahan jatah pada suamiku. Hehe tapi tak apalah. Yang penting Aku dapat menikmati uangnya. "Pokoknya Aku tidak mau tahu Mas. Aku mau tambahan dua juta lagi. Uang kemaren sudah habis terpakai buat pengobatan ibuku. 

    Last Updated : 2021-04-14
  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 7 POV Alwa Lala

    Bersyukur sekali rasanya bisa bertemu dengan Mas Gavin ini. Lelaki yang sangat royal kepadaku dan tidak segan-segan menuruti keinginanku. Posisinya bisa mengganti Mas Ferdi di sisi hidupku. Bagaimana tidak Mas Ferdi tahunya kerja, kerja dan kerja saja. Pulang paling-paling sebulan sekali. Itupun paling-paling hanya tiga hari. Untuk ikut dengannya Aku ogah . Siapa sih yang mau deket-deket sama keluarganya yang super duper usil itu. Mentang-mentang orang kaya. Ih jijik. Memang sih, setiap bulan kirimannya selalu datang untukku. Sebenarnya lebih dari cukup. Nominalnya bahkan lebih dari yang kuterima dari Mas Gavin. Memangnya hidup hanya cukup dengan materi?. Tapi bagaimanapun kebutuhanku juga banyak. Rencananya Aku mau membeli rumah lain atas namaku sendiri. Tanpa sepengetahuan Mas Ferdi. Sebetulnya kalau tidak karen

    Last Updated : 2021-04-14
  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 8 Perubahan Itu Semakin Nyata

    Rasanya sesak sekali ketika Mas Gavin mengataiku hanya menumpang di rumah ini. Terlebih lagi dia mengatakannya kepada wanita selingkuhannya. Menganggapku hanya makan minum saja di rumah ini. Tidak sadarkah ia, rumah ini di dapatkan dari perjuangan bersama-sama. Bahkan terkadang aku tak segan-segan membantu dengan uangku sendiri. Memang dia tidak tahu, bagaimana susahnya Aku mengatur keuangan yang minim itu. Seandainya dia mau jujur dengan pendapatannya, seandainya dia mengetahui bahwa uang yang dia berikan tidak mencukupi, seandainya saja dia mau meringankan bebanku, dengan membayar cicilan rumah misalnya, mungkin Aku tidak sepusing ini. Tapi sepertinya memang dianya yang tidak mau tahu. Buktinya setiap Aku mencoba membicarakan hal ini, pasti Akulah yang ia salahkan. Aku istri boroslah, tidak pandai mengatur keuanganlah. Lagi-lagi Aku yang salah. Boro-boro mau menambah keuangan. Malah uangnya lebih senang ia berikan kepada seling

    Last Updated : 2021-04-17
  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 9 Hari Libur Anak-anak

    Aku memutar otak agar rencanaku tidak bisa tercium oleh Mas Gavin. Karena jika tidak, bisa-bisa Aku yang akan terjebak. Aku memang harus memutar otak. Tidak terasa sudah dua bulan Aku menikmati setoran Alwa. Artinya Aku harus segera bertindak lebih. Besok adalah hari di mulainya liburan sekolah anak-anak. Aku berencana untuk mengajak mereka untuk liburan di rumah neneknya. "Mas besok anak-anak mulai memasuki hari libur semester lho mas!" "Mmmm iya Dek, kalau mereka libur emangnya kenapa?" "Kira-kira kita bawa mereka liburan kemana ya, Mas?" "Liburan? Dek, Dek. Kamu kira hidup ini mudah? Cari uang mudah? Terus kamu kira liburan itu harus? Sadar Dek! Sudah dua bulan ini, Mas ini lagi kena masalah soal keuangan Kamu seharusnya mengerti

    Last Updated : 2021-04-17
  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 10 Mengotori Rumahku

    Di rumah Ibuku bisnis online ku terus berlanjut. Walaupun pikiran kalut, tetapi uang harus tetap mengalir. Aku tidak boleh kalah dari si Gavin congkak tersebut. Dia tidak tahu kalau uang yang Aku hasilkan terkadang melebihi uang yang dia kasih ke Aku. Sedangkan uangnya sendiri sebagian besar ia habiskan untuk dirinya sendiri. Biarlah dia menganggapku bodoh tidak tahu apa-apa. Memangnya itu penting buat di pikirkan? Tentu saja tidak. Dari rumah Ibuku Aku terus memantau gerak gerik mereka. Pertama ku coba mengecek penyadap suara di kamar kami. Lalu terdengarlah pembicaraan-pembicaraan mereka. "Wah itu foto anak-anak ya, Mas. Mereka ganteng dan cantik-cantik. Mereka mirip sama Ayahnya. Beda jauh sama Ibu mereka." "Iya dong sayang, siapa dulu ayahnya. Apalagi kalau Mas punya anak dari kamu, pasti wajah mereka tambah

    Last Updated : 2021-04-17
  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 11 Menemui Ferdi

    Di rumah orang tuaku, Aku menyusun strategi. Aku ingin menghubungi seseorang untuk mendukung keinginanku. Orang itu adalah Ferdi suaminya Alwa. Aku memang belum mengenal pria itu. Berbekal nomor ponselnya. Aku mengajaknya bertemu di suatu tempat. Awalnya dia menolak. Tapi setelah aku berhasil meyakinkannya, dia setuju. Untuk menemuinya, memang sedikit memakan waktu sih. Tapi tak apalah. "Bu hari ini Vina mau antar orderan. Agak jauh Bu." "Lhoo kamu mau antar sendiri, kenapa nggak dikirim saja, nak?" "Kebetulan yang pesen teman lama Bu. Jadi ya Vina mau antar sendirilah, sekalian mau silaturahmi. Vina titip anak-anak ya Bu. Oh ya Vina pake mobil Ayah ya, Bu!" "Yang penting kamu ha

    Last Updated : 2021-04-17

Latest chapter

  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 44 Akhir Cerita

    Bab 44 Akhir Cerita Aku dan Ferdi teramat khawatir dengan keadaan Papaku. Ibu tega merencanakan sesuatu yang buruk padanya. Kuharap pihak yang berwajib segera mengambil tindakan tegas, karena bukti rekaman suara Ibu sambungku sangat kuat. Keselamatan ayahku berada dalam ancaman sekarang. Oh ya kami belum menyampaikan kabar kepulanganku pada Ayah. Tapi sebelum kami berniat menghubungi Ayah, Derrrttttt..... Drrrrttt.... Ponsel Ferdi bergetar, dengan cepat dia mengecek siapa yang menelpon. "Nah ini Papa yang nelpon." Baru saja mau di hubungi malah beliau nelpon duluan. Panggilan langsung di jawab dan di loudspeaker.

  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 43 POV Tante Ara

    Part 43 POV Tante Ara "Pa, Mama kasihan sekali melihat cucu-cucu kita tadi. Tidak tega, mereka sangat sedih karena kepergian Ibu mereka." Berusaha Aku menarik perhatian suamiku. Berusaha untuk seolah-olah bersimpati dengan bencana yang menimpa mereka. Padahal dalam hatiku berkata "rasain". "Iya benar, Ma. Kasihan melihat keadaan mereka yang selalu murung. Apa lebih baik kita saja yang merawat mereka, Ma?" Pendapatnya sungguh membuatku tertawa. Siapa juga yang mau mengasuh anak yang masih kecil seperti Praska. Tapi demi mencapai tujuan terpsksa Aku berpura-pura untuk menerima pendapatnya. "Itulah yang mama pikirkan tadi, Pa. Kemarin sebelum kita pulang, tanpa sepengetahuan Papa, Mama telah berusaha membujuk anak-a

  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 42 Gagal

    Bab 42 Gagal Hingga pada suatu hari kami kedatangan 2 orang tamu yang ngaku-ngaku sahabatnya Vina. Satu diantaranya menggunakan masker, tapi maklum sekarang kan masih masa pandemi.. Tidak perlu menaruh kecurigaan sedikitpun dengan kedua wanita tersebut. "Saya turut merasa kehilangan. Kalau boleh tahu, apakah Mbak menyaksikan mobil Vina terbakar waktu itu?" Salah seorang dari mereka bertanya padaku .Aku tetap dengan pendirian berusaha untuk meyakinkan orang-orang bahwa Vina memang telah mati. Semua orang telah mempercayai semua keterangan yang kuberikan. "Ya,,, saya jelas-jelas melihat keberadaannya yang sedang memegang setir mobil dan terjepit tidak bisa keluar, karena mobilnya menabrak pohon. Dan pohon itu juga ikut terbakar karena ledakan mobil Vina." Dengan lantan

  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 41 Perjuangan Untuk Mendapatkannya Kembali

    Bab 41 Perjuangan Untuk Mendapatkannya Kembali Hatiku lega akhirnya niatku untuk menghabisi Wanita itu telah tercapai. Tinggal sekarang Aku berusaha bagaimana cara agar Ferdi mau kembali padaku. Berbagai cara akan kulakukan untuk mendapatkannya kembali. Bukankah dulu dia sangat mencintai ku kan? Aku yakin dia masih menyimpan perasaan itu. Setiap hari aku menyempatkan untuk datang kepadanya untuk menemani masa masa berkabung. Semua orang telah menganggap Vina telah mati. Dalam hati aku bersyukur. Sekarang Tante Ara masih berpikir bagaimana cara menyingkirkan suaminya. Ambisi perempuan paruh baya itu begitu besar. Kalau dia pandai mengatur strategi perencanaan, maka bisa dipastikan dia akanb mm menguasai semua aset suaminya. "Ba

  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 40 Step Pertama Berhasil

    Bab 40 Step Pertama Berhasil Sore ini aku berniat untuk menjalankan rencana kami. Beberapa orang suruhan Tante Ara telah siap. salah seorang yang ku suruh untuk mengamati keadaan Vina, mengatakan wanita itu masih ada di kantor. sebelum terlambat aku mengambil ponsel sebisa mungkin ku buat suara yang berbeda. "Buuu Aku kecelakaan di jalan Seruni Bu tolooooong. Ini Aku ciyaa." Aku buat seolah-olah aku sedang menangis dan sedang dalam keadaan bahaya. Aku harap suaraku bisa mengecoh nya. Dugaanku benar Vina terdengar sangat khawatir. Dalam hati Aku bersyukur, mudah-mudahan niat ini bisa terwujud. Sengaja Aku mengaku sebagai Ciya, yang sedang dalam bahaya di jalan seruni. Karena aku berencana menjalankan rencana di sana. Lokas

  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 39 Aku Ingin Suamiku Kembali

    Part 39 Aku Ingin Suamiku Kembali Hari itu aku terbaring di rumah sakit. Aku menahan sakit yang teramat sangat. aku sangat sial mengapa penyakit ini menggerogotiku. Penyakit kelamin yang baunya sangat menyengat. Ini pasti gara-gara pelangganku yang berasal dari India dulu. Percuma bayaran mahal, tahu-tahunya penyakitan. Gara-gara diatidak ada yang mau menjengukku. Bahkan Ibu saja terkadang malas untuk sekedar dekat-dekat. Ketika aku sedang meringis sering menahan kesakitan, aku kedatangan seorang pembezuk yang aku tidak tahu namanya. Setelah dia menjelaskan, alangkah terkejutnya aku ketika dia mengatakan bahwa dia adalah mantan istrinya Gavin. Kuperhatikan tampangnya dari kepala sampai ujung kaki. Wanita ini elegan, tidak seperti yang Gavin katakan. Selama ini Gavin mengata

  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 38 Telepon Yang Tidak Pernah Kuduga

    Bab 38 Telepon Yang Tidak Pernah Kuduga Semua kejadian berlalu begitu mengejutkan. Alwa telah di amankan oleh aparat keamanan. Tinggal kami menyusul ke sana untuk memberi kesaksian. "Baiklah, semua masalah telah jelas. Dan saya telah berusaha sebaik mungkin untuk menolong Mbak Vina. Sekarang saya izin pulang dulu. Karena Ibu saya sudah lama menunggu kepulangan saya." Alin pamit untuk kembali pulang ke rumahnya. Aku menarik tangan Ferdi sebentar. Ku serahkan brosur jumlah biaya kami di rumah sakit waktu itu. Aku berniat membayar semuanya dengan uangku, tapi Ferdi mencegah. Dia mengambil cek dan menuliskan nominal angka yang lebih banyak daripada yang ada di brosur tersebut. Lalu Ferdi mengambil satu buah cek lagi. Dan menulis kembali jumlah nominal uang yang sama. Aku tidak mengerti untuk apa. &nb

  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 37 Mengelak Dari Kenyataan

    Bab 37 Mengelak Dari KenyataanKalau begitu, sekarang Bukalah maskermu Mbak. Tunjukkan bahwa kau masih hidup." Suara Alin menggema di ruangan rumahku. Mengejutkan semua orang. Kini semua mata tertuju ke arahku. Aku membuka maskerku dan....... Tahulah semua orang di sana siapa diriku sebenarnya. Akulah orang yang disangka telah mati itu. Semua mata memandang tidak percaya padaku. Mereka berbisik-bisik dengan kata-kata yang tidak bisa ku dengar. Ferdi menatapku sejenak, mungkin dia mau memastikan seseorang yang berdiri ini apakah sungguh Vina atau bukan.

  • Kunikmati Suami Mendua   Bab 36 Pernyataan Kebohongan Alwa

    Bab 36 Pernyataan Kebohongan Alwa Sesampainya di depan rumah, alangkah terkejutnya Aku melihat banyak karangan Bunga bertebaran di depan rumah. "Turut Berduka Cita Dengan Meninggalnya Vina Alfani Binti Aziz Azam." Astagafirullahhalazhiim.... Apakah semua orang sudah menganggapku mati??? Aku termangu dengan apa yang kulihat. Karangan-karangan bunga itu berasal dari mana-mana. Dari perusahaan-perusahaan yang menjalin kerja sama dengan perusahaan tempat Ferdi bekerja, maupun Dari staf kerja perusahaan tempatnya sendiri bekerja. "Ayo, Mbak kenapa harus bengong. Ayo turun. Ini benar-benar rumah Mbak kan? pasti ada sesuatu di sini. Lihatlah karangan-karangan bunga ini begitu banyak."

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status