Share

8. Mengapa Tak Jujur Saja?

"Ap apa mas?"

tanyaku serak, sebab pertanyaan suamiku kurang jelas terdengar.

"Apa kamu sudah minum obat dari Lena?" mas Azka mengulang.

"I-itu, saya lupa mas!" akuku dengan jujur.

Sebab, aku tak pandai berbohong apalagi didepan mas Azka dalam keadaan seperti ini.

Lenguhan saja kusuarakan dengan lantang, walau otak ini melarangnya, tapi bahasa tubuhku memang kelewat jujur dan susah diajak bekerjasama.

"Serius kamu lupa meminumnya?" tanya mas Azka memastikan.

Akupun terpaksa mengangguk lemah, diri ini pasrah dan sudah siap mendapat makian darinya.

Terserah lah, kedepannya mas Azka mau marah sebab ini sudah kedua kalinya kami berhubungan tanpa bantuan obat penyubur itu, sedangkan yang kutahu tujuannya menikahiku pun dengan alasan ingin memiliki anak kandung.

"Bagus!" serunya tiba-tiba mengecup bibirku lembut, namun sama sekali tak memberikan penjelasan apa-apa padaku yang terkesiap dengan mata membulat sempurna.

Masih dalam posisi yang sama, ia melanjutkan kegiatan pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status