Share

Bab 430 Ayo Ke Psikiater!

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-10 18:52:18

Cukup lama Bu Sinta terdiam, membuat Maura jadi kesal sendiri. Tampaknya wanita paruh baya ini tidak benar-benar membutuhkan bantuannya, sampai perhitungan seperti itu.

Memang harga rumah itu mahal, tetapi Maura juga tidak mau rugi sendiri. Dia harus benar-benar memanfaatkan situasi agar dirinya tidak terjebak masalah atau tak mendapatkan apa pun dari kerja kerasnya.

"Kalau misalkan Ibu masih ragu, ya udah sebaiknya kita pulang saja. Makanan ini cukup untuk membayar ide yang kuberikan. Tetapi kalau misalkan mau eksekusinya juga, permintaanku tetap sama. Yaitu sebuah rumah. Kalau misalkan Ibu masih ragu, ya sudah tinggal pulang saja. Aku juga tidak memaksa kok. Lagian risikonya sangat besar untukku," ungkap Maura.

Bu Sinta hanya bisa menghela napas panjang.

"Ibu akan pikirkan nanti. Kalau misalkan sudah ada keputusan akan Ibu telepon," ucap Bu Sinta akhirnya.

Dia tidak mau gegabah mengambil keputusan, mengingat uang yang harus dikeluarkan juga tidak sedikit.

Maura hanya mengedikkan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 431 Alibi Raka

    Adiba terkekeh pelan. Dia benar-benar malu mendengar perkataan Lusi. Walaupun sebenarnya memang itu harus dilakukan sedari dulu, tetapi karena dia memilih untuk memendam dan menjauh, malah menjadi luka batin yang tak terobati sampai saat ini. "Nanti sajalah, yang penting Alia dulu." "Tapi, Adiba. Kalau kamu seperti ini terus, kamu akan menyakiti diri sendiri. Apakah kamu tidak kasihan pada dirimu sendiri? Mungkin kalau kamu bisa ke psikiater, kamu bisa mencurahkan segalanya dan mendapatkan solusi yang terbaik menurut psikolog. Bagaimana?"Adiba pun masih terdiam. Dia menggelengkan kepala, menolak apa yang disarankan oleh Lusi. Wanita itu pun hanya bisa menghela napas panjang, tak bisa memaksa apa pun jika Adiba tidak mau. Yang diharapkan, semoga temannya itu bisa menyembuhkan luka seiring berjalannya waktu, jika memang tidak mau melibatkan ahlinya. Sementara itu, saat ini David sudah kelabakan mencari Lusi. Anak buahnya juga beberapa kali dihubungi, sampai akhirnya beberapa jam kem

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 432 Syok

    "Kamu yakin, Mas? Tapi kan tukang rujak memang tidak ada di sekitar sini." "Makanya, dari itu aku tidak mau sampai kamu kelelahan di mobil. Lumayan juga kan capek kalau duduk saja. Kalau di sini kan kamu bisa jalan-jalan, duduk lagi. Nanti aku fotoin deh kalau misalkan udah dapat rujaknya. Gimana? Kalau kamu mau sekalian aku beli dua," ujar Raka benar-benar memperlihatkan kalau dia itu memang ingin rujak. Sebenarnya, Raka tidak suka dengan rujak. Bahkan waktu Lusi hamil pun, pria itu tidak mau memakannya saat Lusi ngidam. Namun, hanya ini cara satu-satunya agar bisa dibiarkan pergi oleh Mila. Kalau misalkan alasan lainnya pasti Mila tidak akan mengizinkan. Apalagi wanita itu terus mengikutinya kemanapun, seperti tidak boleh lepas dari Raka. Mila tampak berpikir sejenak. Melihat raut wajah Raka yang penuh harap. Sebenarnya dia agak ragu jika Raka benar-benar mengidam, tapi kalau misalkan benar bisa gawat juga untuk anaknya kalau tidak diturutkan.Sang wanita menghela napas panjang,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 433 Menggila

    Raka semakin menggila. Dia bertanya kepada orang-orang yang tiba-tiba saja berkumpul mengelilingi pria itu. Dia seperti seseorang yang kemalingan sesuatu, sampai rasanya begitu menyakitkan. Tak tahu kalau ternyata anak yang begitu dicintainya menghilang tanpa jejak. Di saat keadaan kacau seperti ini, mata Raka menangkap sosok Bu Murni. Ya, tentu saja hanya wanita paruh baya itu yang sangat dekat kepada mantan istrinya. Tanpa diduga Raka langsung menghampiri Bu Murni. Membuat semua orang langsung mengalihkan pandangan mereka kepada dua orang itu. "Bu, Ibu tahu tidak ke mana Lusi dan Alia? Kenapa rumah ini tiba-tiba saja jadi kontrakan dan dikunci? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Raka tampak frustrasi.Melihat itu, Bu Murni begitu kasihan. Tampak sekali kalau Raka putus asa dan sangat sedih. Tetapi, dia sudah janji kepada Lusi tidak akan memberitahukan ke mana wanita itu pergi. Karena kalau tidak, maka bahaya mungkin saja menyertai Lusi dan Alia. Apalagi Bu Murni tahu kejadian sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 434 Takut Dibenci Alia

    Tanpa terasa Raka menitikan air mata. Dia merasa menjadi seorang pria yang tidak berguna. Selain sudah menyakiti hati wanita yang selama ini begitu tulus mencintainya, dia juga membuat anak semata wayangnya merasa sedih. Bahkan dengan sukarela ikut pergi dari tempat ini. Melihat itu, lagi-lagi Bu Murni merasa kasihan. Dia harus menguatkan hati demi kebaikan bersama. "Ya, sudah, Bu. Kalau begitu terima kasih. Kalau misalkan ada apa-apa, Ibu bisa hubungi saya. Nomor saya masih sama seperti yang dulu," ucap Raka yang hanya diangguki oleh Bu Murni.Setelahnya pria itu pun pergi meninggalkan rumah Lusi, yang tersisa hanyalah bisik-bisik tetangga. Mengatakan kalau semua ini adalah karma bagi Raka.Selama perjalanan, Raka menangis. Dia tak kuasa menahan rasa sakit dan juga sesal di dadanya. Pria itu sampai meminggirkan mobilnya untuk berhenti sejenak. Dia menangis sesenggukan, memohon maaf berkali-kali kepada Lusi dan Alia. Terutama anaknya itu, takut jika Alia membencinya hingga akhir ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 435 Mencari Informasi Lusi

    Tak lama kemudian Raka pun sampai di percetakan milik Lusi. Dia langsung turun dari mobil. Beberapa karyawan yang sedang sibuk melayani pesanan pun keheranan karena ada mobil bagus di depan toko ini. Mereka mengira itu adalah pelanggan, tetapi betapa terkejutnya saat keluarnya Raka. Beberapa karyawan berbisik, tak menyangka kalau Raka punya mobil. Karena tahu mereka Raka itu sudah jatuh miskin. Bahkan meninggalkan hutang yang banyak kepada Lusi. Tapi kenapa pria itu datang ke sini? Begitu pikir mereka.Raka pun berjalan begitu saja dan menemui mantan anak buahnya yang dipercaya. "Ke mana Lusi?" tanya Raka tiba-tiba saja membuat, pria yang ditanyainya kaget. “Bapak nyari Bu Lusi?” tanya pria itu, yang langsung diangguki oleh Raka. Sang pria benar-benar berharap kalau ada kabar baik dari Lusi. Mungkin saja wanita itu memang mengontrakkan dan ingin tinggal di tempat lain agar bisa menghindarinya. Tetapi jika salah tempat usahanya ini tidak bisa ke mana-mana. Jadi, tentu saja Lusi aka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 436 Harus Beralasan Apa?

    Sudah 15 menit Mila mengelilingi sekitaran tempat itu. Bahkan ke perbatasan kota. Dia mendatangi setiap tukang rujak yang ada di sana, tapi sayangnya tidak menemukan hasil apa pun. Bahkan mereka semua mengatakan tak pernah menerima pelanggan atau pembeli dari Raka. Kebetulan wanita hamil itu memperlihatkan foto Raka, jadi tidak sulit untuk dikenali oleh orang-orang yang ditanyai. Mila pun masuk ke taksi. Dia menghela napas kasar, sembari memejamkan mata. Berusaha untuk menetralkan emosinya. Bagaimanapun saat ini dia sedang tidak di dalam mobil sendiri. Dia juga harus membayar tarif argo yang cukup banyak karena dari tadi berkeliling terus."Jadi, Nyonya. Kita mau ke mana?" tanya Sopir itu, membuat Mila terdiam. Wanita itu juga tidak tahu harus mencari Raka ke mana, sampai dia pun teringat dengan Lusi. "Tentu saja. Ke mana lagi kamu akan pergi? Selain menuju ke mantan istri sialanmu itu, Mas!" gumam Mila dengan penuh amarah. "Pak, kita pergi lagi," ucap wanita itu menunjukkan ala

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 437 Alibi

    "Kenapa kamu diam saja, Mas? Ayo katakan! Dari mana saja kamu sebenarnya, tapi tidak bisa dihubungi, hah?!" tanya Mila dengan nada tinggi. Dia emosi karena Raka tidak memberikan jawaban apa pun dan malah diam saja. Sebenarnya pria itu juga masih bingung harus memberikan jawaban seperti apa, karena saat ini hatinya benar-benar kalut harus mencari Alia dan Lusi ke mana. Sementara Mila menuntutnya untuk terus saja bersama sang wanita di mana pun berada.Padahal Mila harusnya membebaskan Raka untuk pergi ke mana saja, yang penting tidak bermain wanita. Tetapi tampaknya itu sulit bagi Mila, sebab Raka pernah berkhianat. Jadi, wanita itu takut kalau Raka juga melakukan hal yang sama kepadanya. "Tadi memang aku mau beli rujak, tapi tiba-tiba saja perutku rasanya mual. Aku sampai berhenti di sebuah masjid dan muntah-muntah," ujar Raka tiba-tiba saja berkata seperti itu. Dia juga tak tahu, hanya kalimat itu yang terlintas di benaknya. Membuat Mila terkesiap."Kamu barusan muntah, Mas?" tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 438 Masih Menagih Janji

    "Ya, kalau misalkan di butik sama saja dengan bohong, dong, Mil. Pasti juga kedengaran berisik ditambah lagi banyak orang dan banyak barang. Aku tidak bisa istirahat dengan tenang dan nyaman," elak Raka, memberikan alasan. Pokoknya dia harus benar-benar meyakinkan Mila untuk meninggalkannya di rumah. Wanita itu tidak boleh tahu tentang kepergian Lusi dan Alia, pasti dia akan marah jika tahu dirinya mencari kedua orang tersebut. Mila terdiam. Dia sedang berpikir sejenak, lalu akhirnya satu ide pun muncul di pikiran."Ya udah, kalau gitu, Mas. Kalau memang kamu sakit, kita nggak usah ke kantor aja. Biarin butik berjalan semestinya. Lagi pula kan aku juga buka toko online, ada beberapa karyawan. Jadi, sudah aman lah. Nanti misalkan kalau ada apa-apa, mereka juga pasti akan meneleponku," terang Mila membuat Raka semakin tersentak. Pria itu langsung lemas mendengar pernyataan dari Mila. Kalau begini, dia tidak punya pilihan apa-apa. Di butik tetap saja bertemu dengan Mila, di rumah ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17

Bab terbaru

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 511 Mila Mulai Lelah

    Suara dering ponsel membuat Mila terkesiap dan kontan menghentikan tangisannya. Ternyata dari karyawannya. Tampaknya wanita itu harus segera kembali ke butik, sebab pasti kerjaannya semakin banyak.Dia tidak mungkin terus-terusan larut dalam kesedihan karena menangisi Raka, sementara ada usaha yang harus terus dijalankan. Kalau tidak, dirinya akan jatuh miskin dan benar-benar kehilangan Raka. Pria itu tidak mungkin mau hidup susah dengannya, jadi cara satu-satunya mempertahankan Raka yaitu dengan banyak uang. Miris, bukan? Harusnya di sini seorang pria yang melakukan ini semua, tetapi Mila mau tidak mau harus menghasilkan banyak uang demi mempertahankan Raka.Ya, demi agar anaknya bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah. Demi dirinya yang tidak lagi dijandakan oleh pria itu. Mila hanya bisa tersenyum miris, tetapi tak urung tetap kembali menjalankan mobilnya. Berusaha untuk tegar. Wanita hamil itu mengelus-elus perutnya yang mulai membesar. "Sabar ya, Nak. Ibu akan berusaha sebaik

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 510 Tolong Jaga Rahasia!

    "Kamu sudah gila, ya? Apa yang baru saja kamu katakan?!" tanya Bu Sinta, kali ini wanita paruh baya itu marah karena anaknya malah merahasiakan pernikahan dengan Winda. Harusnya biarkan saja diberi tahu semua orang, termasuk Mila. Agar ketahuan bagaimana reaksi wanita hamil itu, berharap kalau Mila mau tahu diri dan memilih untuk pergi dari kehidupan Raka. Tetapi tampaknya Raka sama sekali enggan untuk mempublikasikan hubungannya dengan Winda. "Aku tidak gila, Bu. Karena aku waras, makanya merahasiakan semua ini.""Lalu, bagaimana dengan perasaan Winda?" "Aku yakin, Winda juga pasti akan mengerti dengan situasi ini. Kami sudah saling sepakat. Jadi, aku harap Ibu tidak merecoki rencana kami.""Apa yang sedang kamu rencanakan sebenarnya, Raka? Ibu kasihan kalau Winda statusnya disembunyikan dari siapa pun." "Bu, aku melakukan ini demi kebaikan bersama. Bahkan Winda juga berkata, dia tidak akan ikut campur urusan aku dan juga Mila. Sebaliknya, Mila juga tidak boleh ikut campur urusan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 509 Bagaimana Kalau itu Ibu?

    "Itulah masalahnya, Bu. Mila tidak sebodoh yang kita kira. Dia bisa saja mengantisipasi untuk mendapatkan hak asuh anak dengan cara menahanku. Dia pasti sudah melakukan berbagai cara agar aku bisa berada di sisinya, termasuk anak itu." "Lalu, bagaimana? Kalau memang kamu tidak mau terikat dengan Mila, lepaskan anak itu. Kalau misalkan kamu ingin anak itu, cari cara menyingkirkan Mila. Mudah, kan?" "Tidak semudah itu, Bu. Aku tahu Ibu benci Mila, tapi tolong jangan benci anakku. Dia tidak tahu apa-apa. Bukankah bayi yang ada di dalam kandungan setiap Ibu hamil itu tidak berdosa? Kalau pun memang harus disalahkan, Mila sendiri dan aku. Jadi, kumohon kali ini saja Ibu mau menuruti permintaanku." Bu Sinta menghela napas kasar. Dalam hatinya tidak mau mengurusi cucunya itu. Lagi pula menurutnya cucu yang baik itu hanya Alia. Walaupun dia tidak tahu bagaimana nanti anak Mila, tapi wanita paruh baya sudah menafsirkan kalau sifat Mila pasti akan turun kepada anaknya sendiri. "Ya, terserah

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 508 Tanggapan Bu Sinta

    "Bagus, bagus! Ibu setuju dengan keputusanmu. Kan sudah Ibu bilang, Winda itu adalah istri yang baik untuk kamu. Dibandingkan dengan Mila, Ibu lebih setuju dengan Winda. Dia itu baik hati, tidak perhitungan dan juga mengerti keadaan kamu dan Ibu. Jadi, menurut Ibu kamu itu memang harus memilih Winda. Bagus-bagus," papar Bu Sinta dengan semangat. Dia bahkan terus-terusan tersenyum sembari membereskan piring bekas makan Raka. Pria itu belum berani untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, kalau diam saja pun tidak akan mengubah situasi yang ada. Keadaan semakin kacau karena pasti Bu Sinta akan menyerang Mila atau malah melakukan sesuatu yang sangat membahayakan untuk rencana ke depannya."Iya, Bu. Tapi aku akan menjadikannya istri kedua."Bu Sinta hampir saja melepaskan piring yang ada di tangan saat Raka mengatakan hal tersebut. Wanita paruh baya itu langsung menyimpan piring kotor dan kembali ke hadapan anaknya dengan wajah kaget. "Apa kamu bilang tadi? Istri kedua? Maks

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 507 Masakan Rumah

    Wanita hamil itu hanya bisa pergi dengan perasaan kesal. Mungkin Mila bisa saja menerobos masuk, tetapi dia khawatir kalau Raka akan benar-benar murka kepadanya dan semua perkataan pria itu menjadi kenyataan. Membayangkannya saja membuat Mila ketakutan, apalagi kalau benar Raka akan meninggalkannya dan anak yang ada di dalam kandungan. Akhirnya Mila tidak punya pilihan lain, kecuali mengalah terlebih dahulu. Dia akan mencoba kembali untuk membujuk Raka setelah 3 hari, berharap kalau pria itu benar-benar akan kembali kepadanya. Setelah kepergian Mila, Raka dan Bu Sinta pun sedang duduk berhadapan di meja makan, tepat di depannya tampak sekali makanan yang sudah terhidang dan aromanya begitu menggugah selera Raka. Kebetulan pria itu hanya makan ala kadarnya. Saat melihat semua ini, tentu rasa lapar pria itu menyeruak. Tetapi sebelumnya Raka harus memberitahukan kedatangan dirinya kepada Bu Sinta. "Ibu masak untukku?" "Tentu saja. Kamu pikir Ibu akan masak untuk siapa? Istrimu? Ibu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 506 Mulai Muak (2)

    "Mas, aku mohon. Pulanglah bersamaku, jangan seperti ini." Mila sekarang menghiba sembari menangis. "Tolong, jangan buat aku merasa menderita dan tertekan seperti ini. Aku janji, aku tidak akan mengekangmu lagi. Kamu boleh keluar, asalkan kamu bicara dulu kepadaku." "Tidak, ini sudah ketiga kalinya kamu mengatakan hal yang sama, tetapi kenyataannya seperti apa? Kamu tetap saja mengganggu dan menuduhku macam-macam.""Lalu, aku dengan siapa, Mas? Aku tidak mungkin sendiri.""Ada Maura."Seketika Mila malah terdiam. Dia sedang berusaha untuk akting sebaik mungkin agar Raka mau pulang dengannya. Tetapi malah nama Maura yang disebutkan. Dia benar-benar kesal karena adiknya itu malah masuk dalam permasalahan rumah tangganya. "Dia kan bukan siapa-siapa kita. Lagi pula di sini yang harus tanggung jawab atas keselamatan aku dan anak ini kan kamu, Mas." Mila sama sekali tidak bisa diajak berbicara baik-baik. Sekeras apa pun Raka menjelaskan, Mila juga sama kerasnya. Tidak mau mengalah. Rak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 505 Mulai Muak (1)

    "Tidak sekarang, Mila. Aku akan pulang setelah semua urusanku selesai." Mila menautkan kedua alis dengan perasaan bingung. "Apa maksud kamu, Mas? Urusan apa yang kamu lakukan di sini?" Raka menghela napas panjang sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Tidak mungkin dia mengatakan kalau besok dirinya akan menikah dengan Winda. Yang pasti pria itu harus mengelabui Mila. Jangan sampai wanita itu benar-benar menghancurkan semua rencananya. Karena kalau Mila tahu kalau dirinya ingin mencari Lusi dan juga Alia, maka saat itu juga dia mendapat tekanan lagi dari wanita ini. "Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku, menghabiskan waktu dengan ibuku." "Lalu, kamu meninggalkan istrimu?" tanya Mila. Matanya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Raka akan melakukan hal seperti ini. Padahal yang harus ditemani adalah Mila. Dia sedang hamil. Kenapa Raka tidak mau melakukan itu? "Dia anakku. Hak dia dong untuk menemani ibunya!"Mila kesal karena Bu Sinta malah ikut campur. Harusnya wanita paruh bay

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 504 Pertengkaran Mertua dan Menantu (4)

    Bu Sinta maupun Mila kaget mendengar suara Raka yang menggelegar, tampak sekali wajahnya memerah seperti menahan emosi karena sudah dari tadi kedua wanita berbeda usia ini terus saja bertengkar. "Apa kalian tidak bisa diam?! Jangan terus-terusan mengoceh dengan berbagai macam alasan! Aku punya keputusan sendiri," ucap Raka, membuat Bu Sinta dan Mila kaget bersamaan. Mereka takut jika Raka mengambil keputusan yang salah dan merugikan kedua belah pihak. Mila berharap kalau Raka tidak meninggalkannya, berbeda dengan Bu Sinta yang ingin anaknya kembali kepada Bu Sinta dan menceraikan Mila. Pria itu menoleh kepada Mila dengan tatapan sinis. Dia sudah jengah dengan semua perlakuan istrinya ini. Mila berbeda jauh dengan wanita yang dulu pernah menjalin hubungan dengannya. Apa mungkin memang sifat asli Mila seperti ini? Begitu pikir Raka atau hanya karena perubahan hormon Ibu hamil akhirnya Mila lebih protektif dan temperamental? Semua itu masih bergerilya di pikiran Raka, belum bisa menga

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 503 Pertengkaran Mertua dan Menantu (3)

    "Jangan percaya sama Ibu, Mas! Kamu tahu sendiri, kan? Gara-gara Ibu, kamu hampir kehilangan anak ini. Dia yang memalsukan tes DNA anak ini!" seru Mila tiba-tiba saja mengalihkan pembicaraan, membuat Bu Sinta terdiam dan wanita paruh baya itu benar-benar kaget kala Mila membahas lagi masalah yang sudah berlalu. Padahal sekarang permasalahan utamanya adalah Mila yang tidak pernah bisa membebaskan Raka, selalu saja mengekang dan harus berada di samping wanita itu. "Kenapa kamu malah ngomongin itu sekarang? Bukan waktunya kamu berbicara hal yang sudah berlalu.""Oh, kenapa tidak, Bu? Tentu saja aku harus bicara dengan Mas Raka, kalau Ibu itu tidak mau melihat anak ini lahir, kan?" Keadaan semakin genting saat ini. Kalau Mila mengatakan hal seperti itu, tentu saja Bu Sinta tidak mau kalah. Baginya pertarungan ini harus dimenangkan olehnya, karena ini adalah satu-satunya cara dan kesempatan yang langka untuk mendapatkan anaknya kembali. "Jaga bicaramu! Itu sudah berlalu, aku melakukan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status