Share

Bab 404 Niat Teguh Devan

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2024-10-21 21:53:13

"Kamu tadi bilang apa, Mas? Menikahi Maura?!" tanya Amanda, tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.

Dia harus menanyakannya sekali lagi, takut jika telinganya salah dengar.

Dengan santainya Devan menganggukkan kepala. Dia bahkan kembali duduk dan menyandarkan punggung, tampak sekali santai. Berbeda dengan Amanda yang sudah uring-uringan dan benar-benar merasa terpojok.

Dia seolah tidak mendapatkan kesempatan berharga. Padahal sudah melakukan hal terbaik untuk Devan, menurutnya sendiri itu.

"Benar-benar konyol, Mas," ucap Amanda dengan terang-terangan dan berani.

"Kenapa kamu berkata seperti itu? Itu kan hak aku mau menikahi siapa saja."

"Maksudku, dia kan masih dibawah umur."

"Ya, gampang. Tinggal nikah sirih dulu, lalu disahkan setelah dia menginjak usia dewasa."

"Katanya dia itu bukan tipemu? Kamu sudah pernah bilang itu kan? Bahkan, aku mendengarnya langsung saat kamu berbicara dengan Maura," ucap Amanda membuat Devan terduduk tegak.

"Jadi, kamu mendengarkan pemb
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 405 Pertengkaran Lagi

    "Iya, Bu. Aku janji, aku akan berusaha untuk membuka diri bagi pria manapun yang mau mendekati. Tapi masalah keputusan dan hati aku tidak bisa memaksa. Ibu, paham kan maksudku?"Bu Melati langsung menganggukkan kepala. "Iya, Ibu paham. Yang penting kita sama-sama mulai dari awal, ya?" "Tapi, satu lagi, Bu. Lusi palingan ikut dengan kita.""Tidak masalah, Ibu malah senang. Jadi, Ibu punya temen pas kalian kerja. Alia akan dengan bersama kita juga, kan?" Adiba langsung menganggukkan kepala. "Bagus! Dengan begitu Ibu tidak akan merasa kesepian lagi. Ya sudah, sebaiknya kamu cepat bersih-bersih. Nanti Ibu akan membereskan barang seadanya untuk ikut kamu, nanti sisanya bisa dikirim kapan saja, kan?""Iya, Bu. Ibu, benar." Setelahnya Adiba pergi dengan perasaan senang. Dia akan benar-benar memulai hidup baru bersama orang yang dicintainya. Ini tak masalah, jika bertemu dengan ibu tiri dan ayahnya, yang penting selama masih ada Ibu, dia akan tetap kuat menghadapi semua tantangan di hidup

    Last Updated : 2024-10-21
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 406 Kedatangan Winda dan Bu Sinta

    "Kamu bisa nggak sih, sekali saja tidak curiga kepadaku? Lalu aku harus apa? diam saja di kantor dan melihat tumpukan kertas itu? Kamu pikir aku tidak bosan terus-terusan ada di ruangan? Bosan! Aku sengaja keluar untuk melihat-lihat dan berusaha agar cepat paham dengan metode penjualan seperti ini. Kebetulan saja bertemu dengan pelanggan itu, tidak niat apa-apa, kok. Bahkan kenal pun saja tidak," papar Raka, berusaha menjelaskan agar Mila tidak terus mencurigainya.Kesal saja kalau terus-terusan dituduh seperti ini. Padahal memang mereka tidak punya hubungan apa-apa, murni hanya melayani pelanggan yang ada di sana. Raka juga tidak tahu kalau misalkan perlakuannya itu berlebihan menurut Mila. Harusnya wanita itu menjelaskan secara terperinci, bukan malah menuduh yang macam-macam. "Tapi itu berlebihan, Mas! Kamu tidak perlu sampai seperti itu.""Kalau memang begitu, bicara baik-baik kepadaku. Jangan malah terus-terusan menuduhku macam-macam. Kita belum satu minggu balikan lagi, loh, M

    Last Updated : 2024-10-22
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 407 Pertengkaran Menantu dan Mertua (1)

    "Ibu, kenapa bisa sampai di sini?" Raka langsung tersadar setelah Winda terus memandanginya. Dia benar-benar kaget karena Bu Sinta tahu keberadaan dirinya saat ini. Padahal pria itu sudah benar-benar menutup diri, sampai tidak mengakses media sosial demi menghindari ibunya.Namun siapa sangka? Orang yang sedang dihindari sudah ada di depan mata. "Kamu juga kenapa kamu bertanya seperti itu kepada ibumu? Ibu ke sini untuk menjemputmu," ucap Bu Sinta to the point, membuat Raka kaget.Raka memejamkan mata sembari menghela napas panjang. Dia berusaha tenang, saat ini hatinya dan pikiran benar-benar kacau. Kalau misalkan dia kembali bersama Bu Sinta, bisa-bisa semua rencananya hilang total."Tidak, Bu. Aku tidak bisa kembali kepada Ibu," terang Raka, membuat Mila langsung menoleh dengan mata berkaca-kaca. Awalnya dia kaget dan takut saat Bu Sinta mengajak Raka pulang. Ya, khawatir kalau pria itu benar-benar pergi meninggalkannya setelah pertengkaran demi pertengkaran yang terjadi di anta

    Last Updated : 2024-10-22
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 408 Pertengkaran Menantu dan Mertua (2)

    Raka kaget karena Mila tiba-tiba saja melontarkan pertanyaan seperti itu kepada ibunya. "Mila, apa yang kamu lakukan?! Kenapa kamu berkata seperti itu kepada ibuku?" "Loh itu kan benar, Mas. Aku punya hak atas kamu dan ibumu tidak perlu ikut campur terlalu jauh.""Iya, aku paham. Tapi kamu tidak seharusnya berkata seperti itu kepada orang tua. Di mana sopan santunmu?!" seru Raka membuat semua orang yang ada di sana diam. Baik itu Winda, Maura maupun Bu Sinta sendiri. Sang wanita paruh baya tidak menyangka kalau ternyata Raka masih membelanya, artinya pria itu masih memihak kepadanya. Mungkin Raka memang benar-benar masih marah kepada Bu Sinta sebab kejadian-kejadian yang menimpa pria itu selama ini. "Nak, kamu masih membela Ibu?" tanya Bu Sinta dengan mata yang berkaca-kaca. Melihat itu Raka benar-benar tak kuasa. Hatinya sakit karena ibunya sampai mau menangis. Tetapi dia harus kuat demi mengubah sifat ibunya yang selalu saja pemaksa dan melakukan segala sesuatu sekehendak hati.

    Last Updated : 2024-10-23
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 409 Pertengkaran Menantu dan Mertua (3)

    Raka langsung mendorong Mila hingga terpojok di pintu. "Apa yang kamu lakukan kepada ibuku?! Jadi, sifatmu seperti ini, hah?!""Mas, ibumu begitu jahat. Dia ingin memisahkan aku denganmu!""Tapi tidak dengan cara main fisik, Mila. Ingat! Kamu itu sedang hamil dan dia juga ibuku. Bagaimanapun jahatnya ibuku, dia ibuku! Harusnya kamu mengerti itu.""Tapi, Mas!" "Cukup! Kalau kamu melakukan hal seperti itu lagi, jangan salahkan aku kalau sekarang meninggalkanmu!" seru Raka membuat Mila terdiam. Dia tidak bisa berbuat apa-apa jika Raka sudah mengatakan hal seperti itu. Mendengarnya Bu Sinta merasa kalau ini adalah kesempatan bagus untuk mengambil hati Raka. "Lihatlah, Raka! Winda sampai rela melindungi ibumu dari kejahatan istrimu itu. Apa kamu pikir Winda itu bukan wanita yang baik? Justru wanita yang kamu perjuangkan di sebelah itu ingin memukul ibumu sendiri! Apa kamu tidak bisa berpikir jauh? Kali ini Ibu benar-benar tulus untuk mencari kamu wanita yang baik. Ibu tidak peduli lagi

    Last Updated : 2024-10-25
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 410 Bu Sinta Diusir

    "Iya. Ibu memang ibunya, tapi aku adalah istrinya. Ingat ya, Bu! Setelah menikah, istri juga punya andil besar untuk suaminya. Jadi, Ibu jangan pernah berpikiran untuk mengatur-mengatur Mas Raka, karena bagaimanapun dia sudah menikah denganku," ujar Mila masih saja bersikukuh untuk membenarkan semua tindakannya ini.Bu Sinta menggelengkan kepala dengan tingkah wanita hamil itu. "Iya, benar. Tapi kamu jangan lupa, sampai mati seorang anak laki-laki itu adalah milik ibunya. Bagaimanapun Raka itu harus tetap bersama Ibu, menjaga Ibu. Apalagi saya sudah tidak punya suami. Apakah kamu tidak sadar dengan hal itu?"Mila terdiam. Sialnya semua itu tidak bisa dipatahkan oleh sang wanita hamil. Dia benar-benar harus memutar otak bagaimana caranya membuat Bu Sinta jera dan tak berpikiran macam-macam lagi kepadanya. "Sudahlah, Bu. Tidak usah berdebat apa-apa lagi. Sekarang, keluar dari rumah ini. Mas Raka juga sudah menyuruh Ibu pulang, kan?" terang Mila, ingin mengakhiri perdebatan ini. Tidak

    Last Updated : 2024-10-26
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 411 Merasa Menang

    Raka langsung masuk ke kamar dan terduduk di kasur. Dia benar-benar merasa hancur mengusir ibunya sendiri. Tetapi kalau tidak begini Bu Sinta akan sama-sama menghancurkan rencana yang sudah disusunnya. Walaupun belum maksimal, tapi Raka sudah membayangkan apa yang akan dilakukannya nanti setelah bisa menduduki jabatan sebagai bos di tempat Mila. Di saat seperti itu Mila yang masuk. Dia melihat Raka sepertinya merasa bersalah atas apa yang dilakukan kepada Bu Sinta. Mila tentu saja tidak mau sampai itu terjadi, takut jika hati Raka goyah dan malah memilih ibunya. Dengan pelan Mila duduk di samping Raka. Kali ini dia harus memberikan perkataan yang lembut agar mengena. Sang wanita hamil itu pun mengelus pundak Raka, membuat sang pria menoleh sebentar lalu kembali menunduk. "Maaf, ya, tadi aku emosi. Hampir melukai ibumu, tapi aku melakukannya karena terpaksa. Ibumu sudah keterlaluan, memojokkanku dan menawarkan wanita di depan istrinya sendiri. Siapapun dia pasti akan sakit hati ka

    Last Updated : 2024-10-26
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 412 Tawaran Maura untuk Winda

    "Di mana kamu? Apa kamu masih merasa aman? Ingat, kamu tidak akan bisa lepas dariku." Tubuh marah bergetar dengan jantung berdetak kencang. Ketakutan langsung menyusup dada. Wanita itu langsung mematikan panggilan. Napasnya sampai terengah-engah. Sakit, ketakutan mendengar suara itu. Ya, itu adalah suara Arya. Tetapi menggunakan nomor baru. Ini benar-benar mengherankan. Kenapa Arya tiba-tiba saja meneleponnya dengan nomor baru? Mungkinkah pria itu ingin menjebak Maura atau mencelakainya dengan cara baru?Memikirkannya saja membuat wanita itu benar-benar merasa terancam. Dia jadi tidak berani keluar dari lingkungan ini, lalu sang wanita berpikir, bagaimana kalau misalkan Maura tidak di tempat ini dan malah ikut dengan Winda? Mungkinkah dirinya akan aman? Semua pertanyaan-pertanyaan itu bersarang dan juga menjadi bumerang untuknya sendiri. Suara ponsel kembali membuat jantungnya kembali berdetak dengan kencang, tapi seketika rasa lega itu menyusup karena yang menelepon adalah Winda.

    Last Updated : 2024-10-27

Latest chapter

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 579 Bagimana Kalau Aku Hamil?

    Kali ini Raka cukup lama sekali diam dibandingkan dengan pertanyaan sebelumnya. Winda sudah mulai takut kalau apa yang ditanyakan itu membuat Raka murka. Dia tidak mau ada pertengkaran di hari bulan madunya, berharap kalau Raka bisa mengabulkan semua permintaannya. Termasuk pertanyaan yang diucapkan oleh Winda barusan. Sebab selama berhari-hari bulan madu dengan Raka, pria itu lebih banyak diam dan melamun. Ini membuat sang wanita merasa kalau bulan madunya ini hanya berjalan apa adanya. Tidak ada yang lebih baik kecuali mereka menghabiskan waktu bersama. Itupun Raka berkali-kali terus saja memikirkan Alia. Tetapi Winda hanya bisa mengerti dan bersabar, berharap kalau Raka punya inisiatif sendiri untuk memberikan kejutan di hari bulan madu.Namun, sampai detik ini pun tak ada yang lebih spesial kecuali pertanyaan ini dan berharap pria itu mau menjawab semuanya."Kamu diam artinya kamu tidak mau punya anak dariku," ucap Winda dengan nada kecewa. Raka tahu pasti, Winda menginginkan ha

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 578 Jika Mila Tidak Hamil

    Raka kembali menatap Winda dalam diam. Apakah wanita itu benar-benar ingin tahu apa yang sedang dipikirkan oleh dirinya? Lalu, untuk apa? Begitu pikir Raka. Tetapi kalau tidak dijawab juga Winda pasti akan terus bertanya dan itu akan diulang-ulang sampai wanita ini mendapatkan jawabannya entah kapan. Tetapi rasanya Raka akan kelas kalau terus ditanya hal yang serupa. "Apakah kamu sangat penasaran dengan jawabanku?" tanya Raka, tiba-tiba saja membuat Winda terkesiap. "Bukan begitu, Mas. Maksudku, kita kan sudah jadi suami istri. Memang aku sudah berjanji untuk tidak saling ikut campur antara aku dan urusan Mila. Tetapi apakah aku salah hanya bertanya? Aku tidak akan menyalahi semua keputusanmu. Aku hanya ingin bertanya. Anggaplah ini rasa penasaranku, karena kalau tidak dilakukan mungkin aku akan terus-terusan kepikiran dan hanya ingin tahu jawaban apa yang akan kamu berikan jika pertanyaan serupa kembali diucapkan," ungkap Winda, sesuai dengan pemikiran Raka sebelumnya. Pria itu me

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 577 Butuh Validasi

    Raka kaget mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Winda. Bahkan pria itu sampai tidak berkedip, seolah apa yang dikatakan oleh Winda barusan itu sebuah bom yang hampir meledak. "Maksudnya hamil?""Ya, Mas. Aku mau tanya, kalau misalkan aku hamil kamu akan gimana?""Gimana apanya, Winda? Aku tidak paham dengan maksudmu." "Aku tahu kamu menikahi Mila karena dia sedang mengandung anakmu, kan? Tetapi kalau misalkan aku juga mengandung anakmu, bagaimana, Mas? Atau Seandainya Mila tidak mengandung anakmu, apakah kamu juga akan tetap bersamanya?" tanya Winda. Sebenarnya dia butuh validasi dari Raka. Apakah benar yang dikatakan Bu Sinta dan Maura tentang hubungan Mila dan Raka yang diikat hanya karena ada anak di antara mereka. Raka menatap Winda dalam, tapi wanita itu tidak bisa mengartikan semuanya. Lalu sang pria menoleh lurus ke depan. Ada sesuatu yang mengganjal di hati dan pikiran. Apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya kepada Winda atau memilih untuk diam? Rasanya sudah se

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 576 Hari Pertama Kerja

    Tempat pukul 12.00 siang akhirnya Maura istirahat. Ternyata di sana tidak disediakan makan siang dan membeli sendiri. Kalau tahu begini, harusnya wanita itu membawa saja makanan di rumah Mila. Tetapi sayangnya semua sudah terlambat. Dia pun akhirnya memilih untuk makan apa saja yang tersedia di sekitar supermarket, yang penting bisa mengenyangkan.Namun, lagi-lagi ada suasana yang tidak mengenakan sang wanita. Di mana para pegawai yang begitu antipati dan menjauh kepada Maura. Awalnya dia merasa kesal, tetapi lama-lama tidak mempermasalahkan. Lagipula dia sudah kenal dengan Winda. Kalau memang ada yang macam-macam, tinggal lapor saja kepada wanita itu.Maura memilih untuk membeli siomay saja, lebih murah tapi mengenyangkan. Dia pun duduk agak jauh dari teman-temannya, karena memang di sini yang baru hanya Maura saja, jadi dia tidak punya teman yang satu angkatan dan memilih untuk diam. Tidak ada inisiatif sama sekali untuk berbaur atau memperkenalkan diri.Lagi pula di sini niatnya u

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 575 Jobdesk Imel

    Mila menyantap makanan yang dibeli lewat online. Imel pun sama, tetapi gadis itu tampak sekali berbeda dari biasanya. Seperti ada yang dipikirkan dan semua gerak-gerik dari Imel membuat Mila merasa tidak nyaman. Wanita hamil itu pun menghentikan makannya dan berusaha berbicara baik-baik kepada Imel. "Kamu kenapa sih, Mel? Kok diam saja?" tanya Mila tiba-tiba, membuat Imel terkesiap. Dia sedikit bingung, tapi ada juga rasa takut. Namun demikian sang gadis tetap menjawab pertanyaan dari majikannya, takut malah salah paham. "Enggak kok, Bu. Saya cuma berpikir aja, bisa nggak ya melaksanakan tugas dari Ibu? Mengatur semuanya," ungkap gadis itu sebab sebelumnya setelah Imel selesai membereskan isi kamar dia dan Mila sama-sama menyusun jobdesk apa saja yang akan Imel laksanakan di rumah ini, termasuk menyiapkan makanan untuk Mila. Itulah yang paling berat dilakukan oleh sang gadis. Bagaimana kalau Ibu hamil ini rewel dan dia harus mencari makanan susah? Bukankah itu adalah tugasnya seo

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 574 Masih Berusaha Mengerti

    Di tempat lain, saat ini Raka dan Winda sedang bersiap-siap untuk pulang. Tetapi hanya packing saja, karena kepulangannya nanti malam Raka akan langsung pulang ke rumah Mila. Sementara Winda ke rumahnya sendiri. "Mas, hari ini kita mau ke mana dulu?" tanya Winda, memastikan karena dia ingin menghabiskan waktu yang sebentar ini. Sebab setelah 7 hari baru dia bisa bertemu dengan Raka lagi."Apa kamu sudah menemukan jejak Alia?" tanya Raka tiba-tiba saja membuat harapan Winda langsung putus. Dia lagi-lagi harus bisa sadar kalau dirinya hanya dimanfaatkan untuk mencari Alia. Tetapi wanita itu akan tetap bersabar dan menjalani semua ini dengan ikhlas. Sesuatu yang dijalani dengan tulus pasti akan berbuah manis. "Belum, Mas. Aku sudah coba tanya sama temen-temen di berbagai kota yang memang ada penyetok barang-barang di supermarket aku, katanya sih belum pernah lihat. Tapi kita coba aja lihat ya, Mas. Moga-moga saja minggu depan atau mungkin besok lusa ada kabar baik," ungkap Winda. Dia

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 573 Apa Hanya Kebetulan?

    Sesudah zuhur berkumandang, Lusi pun segera bersiap. David memang dari tadi sedang menunggu wanita itu, mencoba untuk mengikutinya. Dia akan mengajak Lusi untuk sama-sama berangkat kerja. Sementara itu Adiba saat ini bekerja di rumah. Dia bisa mengerjakan projectnya dan tidak perlu ke kantor. Jadi, gadis itu bisa menjaga Alia. Lusi sudah semangat untuk pergi bekerja. Ini hari pertama dan harus menjadi momen yang paling berharga. David yang melihat wanita itu keluar pun berusaha untuk mengejarnya. "Hai, mau berangkat kerja, ya?" tanya David, tiba-tiba saja membuat Lusi terkesiap. Dia langsung menoleh kepada pria itu."Oh, hai. Kamu juga mau berangkat kerja?""Iya." "Shif siang?" tanya Lusi, memastikan."Iya," jawab David sembari tersenyum. Lusi hanya tersenyum kikuk, merasa perkataan Adiba tempo hari ada benarnya. Mungkin saja pria ini punya maksud buruk, karena semuanya itu serba mendadak. Tetapi melihat bagaimana pria ini tidak melakukan hal yang di luar batas membuat Lusi mas

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 572 Masih Syok

    Di kamar yang sudah disediakan oleh Mila, Imel hanya termenung menatap lurus. Dia sama sekali tidak merasa antusias untuk melihat kamar yang akan ditempatinya. Meskipun ukurannya sama seperti kontrakan yang sebelumnya dia tinggali, tetapi kali ini pikirannya benar-benar kacau. Apa yang harus dia lakukan mendengar berita-berita itu? Apakah Imel harus menelepon orang yang memasang iklan memberitahukan alamat Mila yang sebenarnya? Gadis itu akan mendapatkan uang yang banyak, bisa membuka usaha atau membeli kios untuknya. Terlepas dari status sebagai buruh. Tetapi, bagaimana kalau Mila tahu dan malah balas dendam kepadanya? Gadis itu tidak tahu bagaimana sifat Mila yang sebenarnya, jadi harus hati-hati dengan segala perlakuan Mila. Ini benar-benar membingungkan juga syok. Dia tidak tahu harus melakukan apa sekarang.Tiba-tiba saja suara Mila terdengar menyerukan nama Imel. Gadis itu langsung terkesiap dan memilih untuk menghampiri bosnya."Iya, Bu. Bagaimana?""Kamu sudah beres-beresnya

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 571 Gosip Hangat

    Setelah membereskan barang-barang di kontrakan yang dahulu, Imel berpamitan dan langsung pergi menggunakan angkot. Sebelumnya dia memang ingin menggunakan taksi, tetapi tarifnya pasti mahal. Tidak masalah kalau menggunakan angkot. Lagi pula barang bawaannya hanya sedikit.Saat di dalam angkutan umum, dia mendengar pembicaraan kalau ada iklan yang memberikan hadiah besar bagi yang bisa menemukan dan memberi informasi tentang Mila. "Oh, aku tahu! Ini yang dulu sempat viral kan gara-gara dia selingkuh dan digrebek sama istrinya? Benar-benar enggak tahu diri, ya!" "Kayaknya ini orang juga membuat masalah sampai dicari sama yang pasang iklan," timpal seseorang membuat Imel langsung menoleh. Dia kaget sebab yang disebutkan oleh penumpang angkot lainnya itu Mila. Imel terperanjat sebab dikatakan kalau Mila ini adalah orang yang dulu sempat digerebek karena perselingkuhan, ini sama persis yang seperti yang dikatakan oleh Maura tempo hari, saat mereka masih ada di rumah sakit.Kalau benar b

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status