Share

Bab 333 Mencari Perhatian

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-02 23:24:30

Raka masih bermuka masam. Dia pun memilih untuk tidur, menghadap tembok. Raka juga sedang berusaha untuk meluluhkan hati Mila, bagaimanapun caranya.

Sang pria pikir, setelah dia bercerita tadi, Mila langsung luluh. Ternyata tidak semudah itu. Jadi, dia akan bersikap ketus sebelum sang wanita mengabulkan keinginannya. Sementara Mila, hanya melihat reaksi sang suami. Dia gundah, takut jika Raka marah.

Namun, dirinya juga tidak bisa menyerahkan usahanya pada Raka begitu saja.

Mila masih duduk di kasur dengan perasaan campur aduk. Dia malah diam dengan segala pemikirannya. Lalu, tak lama kemudian, perut Mila bersuara.

Raka sempat mendengar itu, tetapi memilih diam saja.

Mila belum makan, sebab menunggu kedatangan Raka. Tetapi, ternyata suaminya itu malah sudah makan. Mila sangat lapar, bayinya juga sudah meminta jatah. Tetapi, rasanya dirinya tak berselera jika makan sendirian.

Hingga, sesuatu terlintas di benaknya. Wanita itu langsung mengguncang tubuh Raka.

"Mas, Mas. Bagun!"

Raka yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 334 Kucing dan Tikus (1)

    "Kan, enak kalau makan di tempat?" ucap Lusi, saat mereka duduk di tempat yang sudah disediakan.Alia tampak lahap memakan kebab. Sementara, Lusi ada 3 makanan yang sudah tersaji di depan mata. Di sisi lain, Adiba hanya pesan bakso malang. Gadis itu hanya berdecak sembari menggelengkan kepala melihat tingkah temannya. Sama seperti anak kecil yang baru keluar dari rumah setelah sekian lama tak keluar.Lusi tampak senang dan antusias, itu juga yang membuat Adiba hanya tersenyum senang. Benar, mungkin memang seharusnya seperti ini. Meninggalkan jejak mengesankan, sebelum keluar dari kota ini.Sang gadis itu pun hendak menyuapkan bakso miliknya, sampai tiba-tiba seseorang duduk di antara mereka bertiga, kontan membuat Adiba, Alia dan Lusi menghentikan aktivitasnya. Semua mata tertuju pada orang tersebut.Seketika Adiba membulatkan mata, sementara Lusi hampir saja tersedak melihat siapa orang itu."Om ini siapa, Bu?" tanya Alia, menelisik sebab tak kenal.Lusi buru-buru menelan makanan da

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 335 Kucing dan Tikus (2)

    "Loh, mereka ke mana?"Adiba kaget saat kembali dari toilet, tak mendapati Lusi dan Alia. Yang tersisa malahan Arya saja.Arya yang membelakangi Adiba pun langsung berdiri dan berhadapan dengan sang gadis."Mereka sudah pulang.""Hah?!"Adiba syok. Merasa aneh, bisa-bisanya Lusi dan Alia meninggalkannya. Padahal, harusnya sang teman menghubungi Adiba dulu.Merasa keheranan dan tak percaya begitu saja, Adiba menelepon Lusi. Tersambung, tapi tidak diangkat. Gadis itu bahkan sudah 3 kali menelepon. Tetapi, tak juga diangkat oleh Lusi.Hingga decakan pun keluar dari gadis itu. Antara kesal dan gusar, sebab dia malah bersama Arya."Ya elah, tahu gini tadi aku juga sekalian pulang," gumam gadis itu.Adiba pun berbalik, tak memedulikan kehadiran Arya. Sebab, baginya cerita dan rencana sebelumnya sudah buyar.Namun, sikap cuek Adiba sama sekali tidak menggoyahkan keteguhan Arya.Pria itu malah mengikuti langkah Adiba tanpa mengatakan apa pun.Awalnya gadis itu tak menyadarinya, mengingat seda

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 336 Semakin Penasaran

    Adiba terdiam dan memilih untuk menoleh ke jendela mobil. Entah mimpi apa kemarin malam, sampai dia bisa semobil dengan Arya, berdua pula.Sementara itu, sang pria terus mencuri pandang. Walaupun sedang menyetir, tapi dia sempatkan untuk melihat Adiba.Siapa sangka? Pria yang anti terhadap wanita itu, kini malah mengejar-ngejar gadis cuek dan juga tak tertarik dengan sebuah hubungan.Namun, Arya tentu saja akan berusaha sekuat tenaga untuk meraih Adiba. Sebab, rasa penasarannya belum tuntas kalau tak bisa mendapatkan gadis itu."Apa kamu mau pergi ke suatu tempat dulu?""Tidak."Adiba menjawab dengan singkat, bahkan sama sekali tidak menoleh pada pria itu. Arya tak sakit hati, malah semakin tertantang untuk memburu Adiba."Ingat, aku punya black card yang bisa digunakan kapan saja."Adiba menoleh pada pria itu dengan sinis. "Terus, aku harus gimana? Gak ada urusan."Arya menaikkan sebelah alisnya. "Yakin? Jarang loh ada pria yang bisa punya kartu ini."Awalnya, Adiba tidak peduli. Tet

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 337 Adegan Romantis

    Adiba meneguk saliva dengan susah payah. Dia benar-benar mulai buntu untuk berpikir. Ingin keluar dari mobil ini pun pintunya dikunci."Ayo, jawab. Jangan membuatku berpikiran buruk dan malah semakin mengejarmu."Adiba memejamkan mata sejenak, lalu menatap pria itu dengan jantung yang berdetak sangat kencang. Semua karena takut."Dengar, Arya. Aku mengetahui semua yang kamu rencanakan selama ini."Pria ini terdiam. Wajah yang semula serius, berubah menjadi pasi."M-maksud kamu?""Aku tidak bisa menjelaskan apa pun lagi. Tapi, aku benar-benar tidak bisa berhubungan denganmu, Arya. Tolong, jangan ganggu hidupku. Aku hanya ingin tenang. Kalau kamu seperti ini, aku semakin yakin dengan pemikiranku saat ini."Arya menatap Adiba dengan wajah memohon, seolah mengatakan kalau dirinya harus menjelaskan semua itu.Sayangnya, Adiba tidak mau terlibat dengan apa pun."Tolong, biarkan aku pergi, Arya. Setidaknya, buat aku punya sedikit saja kesan baik darimu."Seolah terhipnotis oleh perkataan san

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 338 Merasa Direndahkan

    Wajah Adiba menjadi pucat bercampur memerah. Dia malu dan juga merasa tersinggung dengan kalimat yang dikatakan oleh Arya. Tatapannya nanar, seolah meminta penjelasan dari semua perkataannya."Aku ingin tahu, kamu membenciku, salah paham atau menyukaiku tapi sengaja dipendam."Tatapan Adiba berubah menyala. Dia seolah menyimpan api yang tersulut karena perkataan pria ini."Kamu sengaja melakukan itu?"Tanpa wajah bersalah, Arya tersenyum. Tetapi, itu sebuah kesalahan besar yang sudah sang pria lakukan."Jadi, kamu tidak perlu menghindar lagi. Jangan marah-marah terus. Ada baiknya kita saling mengenal dan bisa memulai hubungan. Bagaimana?"Adiba berubah, menatap nyalang pada pria itu. Tanpa diduga melayangkan tamparan di wajah sang pria.Senyuman yang semula tersungging langsung berubah menjadi kekagetan. Pria itu bahkan memegangi pipinya yang terasa sakit."Apa yang kamu lakukan?!""Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Apa yang kamu lakukan?!"Adiba berteriak, kali ini air matanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 339 Menjauhlah Dariku!

    Adiba pun memilih untuk membalikan badan dan pergi ke rumah, tetapi lagi-lagi Arya mencegatnya. Dia memegangi lengan Adiba dengan sangat kencang, berharap kalau gadis itu mau memaafkannya. Arya hanya ingin membuktikan kalau Adiba punya perasaan kepadanya, dengan begitu dia juga akan semakin semangat untuk meraih sang gadis. Namun, ternyata ini di luar dugaan. Perlakuannya tadi membuat Adiba merasa tersinggung, seolah harga dirinya jatuh begitu saja sebab Arya tak meminta izin terlebih dahulu, apalagi mereka tidak punya hubungan khusus apa pun. "Tunggu dulu, Adiba! Dengerin penjelasanku dulu, oke? Aku salah, tapi aku punya alasan yang begitu kuat melakukan itu tadi."Adib menatap nyalang kepada sang pria. "Alasan apalagi? Tidak ada alasan yang lebih masuk akal selain kamu ingin merendahkanku, kan? Kamu balas dendam kepadaku seperti itu. Sebab, aku selama ini cuek kepadamu dan tidak lagi menganggapmu, begitu?" Arya mengacak-acak rambutnya hingga berantakan. Pemikiran-pemikiran buruk

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 340 Bukan Tempat Favorit

    "Kenapa, Bu?" tanya Alia kaheranan, karena ibunya malah diam saja. Padahal tadi sempat ingin berbicara panjang lebar. Lusi terkesiap dan langsung menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, Nak. Ibu hanya ingat saja kalau dulu ini juga tempat kita pernah makan-makan.""Iya, kah? Apa waktu kita sama Ayah?" tanya Alia.Nadanya terdengar biasa saja. Tetapi entah kenapa itu begitu menyakitkan di hati Lusi, sebab pada nyatanya Alia harus kehilangan kasih sayang Ayah sebab perlakuan Raka sendiri.Dengan senyuman getirnya sang wanita pun menganggukkan kepala. "Alia, kamu di sini, Nak?" ucap seseorang yang langsung membuat Lusi dan Alia menoleh.Lusi tampak tegang dan juga kaget mendapati Raka ada di sana. Pria itu menenteng sebuah plastik dan dia yakini kalau itu adalah pecel yang sudah dibungkus. "Ayah, ada di sini?" tanya Alia, ekspresinya biasa saja, tak begitu antusias melihat adanya Raka."Iya, boleh Ayah duduk di sini?" tanya Raka.Alia hanya tersenyum, sementara Lusi membuang muka. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 341 Berusaha Meyakinkan

    Raka terdiam dan kaget mendengar jawaban dari Lusi, tapi dia kembali bersikap seperti sediakala. Sebab tahu kalau Lusi seperti ini karena kejadian beberapa hari yang lalu. Mungkin saat ini juga dirinya harus menjelaskan lebih terperinci apa yang sebenarnya terjadi saat itu. Tidak mau sampai ada pertengkaran yang lebih lama lagi, mengingat kalau mereka punya anak dan harus diperhatikan bersama-sama. Raka menundukkan kepala sebentar sembari menghela napas sangat pelan. Dia berusaha menenangkan hati dan pikirannya agar bisa menjelaskan semua yang terjadi kepada Lusi, tanpa harus bertengkar kembali. Apalagi di sini ada Alia. Setelah tenang, sang pria pun menoleh kepada Lusi yang saat ini berusaha untuk menghindar dari tatapannya. Ini sangat menyakitkan untuknya, tapi Raka tahu itu juga sangat menyakitkan untuk Lusi. Terlebih sang wanita merasa dibohongi atas apa yang sudah dilakukan oleh Raka dan juga Bu Sinta. "Lus, sebelumnya aku benar-benar minta maaf jika harus mengatakan ini. Tapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08

Bab terbaru

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 476 Tidak Mempan

    "Karena Mila itu beda dengan Lusi. Mau seperti apa pun aku berusaha menyamakan Mila dan Lusi atau mengubahnya, itu mustahil, Bu. Mila ya Mila. Lusi ya Lusi, tidak bisa disamakan," ungkap Raka. Dia tidak suka kalau misalkan ada yang membanding-bandingkan dan menyuruh Mila sesuai dengan Lusi, karena mantan istrinya itu tidak ada duanya. Tak bisa ada yang menyamai sifat Lusi yang begitu baik hati."Kalau begitu untuk apa kamu melanjutkan hubungan dengan Mila? Kalau kamu alasannya anak, percaya pada Ibu, hati kamu tidak akan pernah bisa tenang dan anakmu juga akan punya trauma karena kalian menikah dengan terpaksa.""Bu.""Raka, dengarkan Ibu. Ibu tahu kamu tidak percaya kepada Ibu karena kejadian-kejadian kemarin, tapi kali ini Ibu benar-benar melakukan semua ini karena kebaikanmu. Ibu yakin, Mila itu bukan wanita yang baik. Coba kamu pikirkan ulang perkataan Ibu, jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari." Raka tidak mau menanggapi perkataan Bu Sinta dan memilih untuk mengeluarkan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 475 Tetap Pada Pendirian

    Seketika Raka terdiam. Dia melihat ibunya dengan tatapan bingung, tapi Bu Sinta saat ini begitu serius memandangi Raka dan berusaha untuk meyakinkan anaknya agar meninggalkan Mila."Apa maksudnya, Ibu? Aku meninggalkan Mila dan calon anakku?" tanya Raka, wajahnya berubah menjadi serius. "Iya, kamu benar.""Tidak bisa, Bu. Di dalam kandungan Mila itu ada anakku. Bukankah tes DNA sudah membuktikan kalau dia itu adalah anakku? Aku tidak bisa meninggalkan anakku, tidak bisa." Sesuai dengan perkiraan Bu Sinta, kalau pria ini tidak akan pernah tega meninggalkan anaknya. Sisi lain dari Raka itu sangat menyayangi darah dagingnya sendiri, meskipun Mila adalah wanita yang benar-benar memuakkan. "Ya, Ibu tahu kamu sangat menyayangi anakmu, tapi juga pikirkan ke depannya. Kamu akan terus-terusan dikekang oleh Mila. Kamu tidak akan betah kalau terus-terusan begini. Percaya pada Ibu. Mila itu bukan wanita yang baik untuk dijadikan seorang istri," ucap Bu Sinta mengatakan ini dengan sepenuh hati,

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 474 Sisi Rapuh

    Raka menundukkan kepala dengan menutupi wajahnya. Terdengar suara sesenggukan begitu menyakitkan. Tiba-tiba saja Bu Sinta merasa kalau dirinya saat ini benar-benar melihat anaknya yang masih kecil. Raka yang begitu polos dan memohon agar apa yang diinginkannya dikabulkan.Sudah cukup lama dia tidak melihat sisi rapuh anaknya sendiri."Aku bingung, Bu. Aku harus bagaimana? Semua orang menghimpitku, menyalahkanku seolah-olah aku ini adalah orang yang paling berdosa di sini. Aku tidak ingin hal yang lebih, Bu. Aku ingin kembali kepada Lusi dan hidup seperti dulu bersama anakku. Tapi, itu juga tidak bisa. Sekarang yang aku inginkan adalah bertemu dengan Alia. Dia anakku, dia adalah hidupku. Jika aku sekarang hancur karena perbuatanku dulu, setidaknya ada anakku yang bisa menguatkanku untuk tetap bertahan dan melanjutkan hidup," ungkap Raka, kembali sesenggukan. "Kenapa, Bu? Kenapa Ibu tidak bisa mengerti dengan keadaanku saat ini? Aku menghukum Ibu karena memang Ibu sudah sangat keterlal

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 473 Tangisan Raka

    Bu Sinta kembali pura-pura menangis, karena dia akan benar-benar membuat anaknya merasa bersalah sebab sudah meninggalkannya. "Jadi, karena itu kamu berani mengusir Ibu? Kamu meninggalkan Ibu karena wanita itu?" tanya Bu Sinta dengan mata berkaca-kaca.Raka langsung menggelengkan kepala, menghela napas berkali-kali dan berusaha untuk tenang. Di hadapannya ini adalah ibunya sendiri. Dia harus membuat Bu Sinta mengerti, kalau dirinya punya tujuan tertentu dan tidak sembarangan melakukan hal-hal itu. "Bu, Kalau boleh jujur. Dari dulu saat aku bersama Lusi sudah berkali-kali aku ingatkan, Ibu tolong jaga sikap. Jangan terlalu banyak meminta uang kepada Lusi dan apa pun yang membuat Lusi mungkin merasa terbebani, tapi apa? Jawaban Ibu selalu saja memaksakan kehendak. Itu pun aku tetap diam, karena memang Lusi tidak mempermasalahkan itu. Tapi kemarin, aku hampir saja benar-benar kehilangan Lusi karena ide Ibu, kan? Apa Ibu tidak merasa bersalah kepadaku?" Sekarang giliran Raka mengungkap

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 472 Kesempatan Langka

    Bu Sinta tetap diam di teras dan duduk dengan wajah sendu. Dia melihat ke sekeliling, mengecek mungkin ada Maura. Tetapi entah itu ada Maura atau tidak, yang penting saat ini rencananya sudah berhasil. Berharap kalau kali ini Raka mau mendengarkan ibunya. Saat ini pria itu sedang mengambil minum ke dalam. Setelah datang dia meminta ibunya untuk hati-hati meneguk air yang bersedia. Setelah itu Raka duduk di depan ibunya. Dia menatap Bu Sinta sedemikian rupa, takut jika ibunya itu terluka. "Ibu, nggak apa-apa, kan? Apa ada yang terluka?" tanya Raka, yang langsung digelengi kepala oleh Bu Sinta.Wanita paruh baya itu mengusap pipi anaknya dengan sangat pelan dan juga penuh perasaan. "Akhirnya kamu pulang juga, Nak. Entah sudah berapa lama. Ibu merasa kangen sama kamu, sulit sekali untuk bertemu dengan kamu. Tapi kamu datang ke sini untuk bertemu Ibu? Benar-benar ibu merasa senang," ungka Bu Sinta, kali ini ucapannya dicampur dengan kebohongan. Karena itu terlalu berlebihan jika diung

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 471 Hanya Garam

    Raka tampaknya masih ragu untuk menghampiri Bu Sinta, karena dia tahu kalau ibunya itu sangat licik. Bisa saja Bu Sinta itu sedang pura-pura. Tetapi dia berpikir ulang, mana mungkin ibunya bisa berpura-pura sementara wanita paruh baya itu belum tahu kalau dirinya akan datang ke sini.Raka masih menganalisis Bu Sinta dari jauh. Wanita itu masih terus menangis dan berpura-pura sedih, mengatakan hal yang macam-macam. Membuat Raka semakin tak enak hati.Di sisi lain, Maura mulai merekam kejadian itu. Dia ingin tahu apa yang akan dilakukan Raka. Kalau misalkan memang pria itu mudah sekali terhasut, maka dipastikan saat ini Raka akan menghampiri ibunya. Wanita itu kesal sekali karena dari tadi Raka hanya mematung dan meneliti apa yang dilakukan Bu Sinta di sana. Begitu juga dengan sang wanita paruh baya, dalam hati menggerutu. Kenapa Raka hanya diam di situ saja? Tidak menghampirinya. Tampaknya dia harus benar-benar membuat kejadian yang ekstrem, agar anaknya itu mau menghampirinya. "Aku

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 470 Trik dari Maura

    Di mobil, Maura langsung menelepon Bu Sinta. Untunglah wanita paruh baya itu memang sudah dari tadi menunggu. "Halo, Bu," ucap Maura saat menelepon. "Gimana? Kenapa kamu dari tadi susah banget dihubungi atau kamu nggak hubungi Ibu?" tanya Bu Sinta kesal sendiri."Sabar dulu, Bu. Jangan marah-marah dulu. Sekarang Ibu sebaiknya ikutin perkataanku. Ibu ke depan gerbang dan terlihat pura-pura menangis." "Apa maksudnya?" "Pokoknya, Ibu buat hal yang sedih aja. Soalnya Mas Raka menuju ke sana.""Terus, apa yang terjadi barusan?" "Nanti aku akan ceritakan, tapi sekarang Ibu jangan banyak tanya. Pokoknya Ibu pura-pura makan sama nasi aja atau digaramin atau apa kek, yang penting Ibu itu terlihat sedih dan menderita. Tapi Ibu harus ada di depan. Dengan begitu Mas Raka pasti tidak akan tega dan langsung menghampiri Ibu." "Begitu, ya?" "Iya, pokoknya Ibu ikuti semua perkataanku," ucap wanita itu yang langsung disetujui oleh Bu Sinta.Wanita paruh baya itu sebenarnya tidak mengerti dengan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 469 Hanya 3 Hari

    Raka masih diam, tidak tahu harus mengatakan apa, karena semuanya serba mendadak. Padahal sebelumnya pria itu berpikir kalau Winda akan dengan senang hati memberinya bantuan tanpa harus meminta apa pun darinya. Tetapi, semua itu ternyata salah. Winda tetap saja meminta hal yang rasanya mustahil dilakukan oleh Raka. Masalahnya Raka memang tidak punya perasaan kepada wanita ini, ditambah lagi kalau misalkan Mila tahu apa yang sudah dilakukan Raka maka rencana semula akan benar-benar hancur. Hanya saja, pria itu juga ingin bertemu dengan Alia. Bagaimana kalau misalkan Alia ternyata dibawa ke luar negeri oleh Lusi? Entah berapa lama dia akan memendam rasa rindu kepada anaknya itu. Semua ini seperti sebuah simalakama untuknya. Melihat diamnya Raka, Winda tersenyum sinis. Dia menghela napas panjang, tahu kalau semua ini sulit untuk Raka dan mungkin pada akhirnya pria ini akan menolak tawaran itu. Jadi, tidak ada alasan Winda untuk menerima semua permintaan Raka. "Baiklah, Mas. Kalau mema

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 468 Lebih Baik Dimadu

    Maura menutup mulut, tak menyangka. Dia ingin menjerit dan memprotes apa yang dikatakan oleh Winda. Jika memang Winda tidak mengejar Raka, maka dia tidak akan mendapatkan rumah kecuali kalau misalkan dia memberikan ancaman. Tetapi tetap saja wanita itu tidak bisa memanfaatkan Winda kalau wanita itu tidak mengejar Raka lagi. Ini akan berat untuknya, tapi Maura juga tidak bisa melakukan apa-apa selain diam dan mendengarkan pembicaraan mereka sampai selesai. Tidak lupa wanita itu menyetel rekaman keduanya. Dia melakukan ini demi sebuah keamanan dan juga materi. Karena bagaimanapun hidup di sini butuh uang, jadi Maura tidak mau menjual rasa kasihannya demi orang lain. "Kenapa, Mas? Kamu diam saja. Kamu tidak beranikan menentukan jaminan apa-apa?" Winda menghela napas panjang. "Mas, aku memang prihatin dengan apa yang terjadi kepadamu. Tapi seperti yang kamu bilang, semua ini berawal dari kamu sendiri, kan? Kalau memang kamu mau aku membantu bertemu dengan Alia, maka kamu harus menikah

DMCA.com Protection Status