Share

Bab 2 Madu yang Pahit

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2023-03-09 16:49:04

Lusi kembali menjerit di depan Raka. 

Akan tetapi, pria itu tetap bergeming.

Tatapan Lusi teralihkan pada sahabat yang sekarang sudah menjadi musuhnya. Padahal, dia menyayangi Mila seperti saudara sendiri. Namun, malah air tuba yang Mila balas untuk susu yang telah Lusi berikan.

Senyum itu, kini tampak menjijikkan di mata Lusi. Mila masih saja tersenyum walaupun sudah ia hina. Mungkin urat malunya sudah putus sampai Mila dengan bangga mengakui kehamilan hasil dari perselingkuhan. 

Luar biasa sekali.

"Untuk kamu! Aku baru tahu kalau kamu ternyata cuma seorang jalang!"

Wajah Mila seketika berubah. Ada kemarahan yang mulai terlihat di rautnya. Entah kenapa, itu justru membuat rasa sakit Lusi pelan-pelan tersamarkan.

"Aku memberimu kepercayaaan, tapi malah disalahgunakan. Aku tidak tahu kalau selama ini kamu hanyalah barang murahan!"

Kali ini ekspresi dua orang itu menegang. Mungkin tidak menyangka jika seorang Lusi bisa mengeluarkan kata-kata pedas dan menohok.

"Kalau memang kamu mau Mas Raka, ambillah! Tapi, kamu lupa sesuatu." Lusi menyeringai. "Dia ... bukan apa-apa tanpaku." Ucapan Lusi sukses membuat wajah Raka berubah pasi.

Mila terlihat bingung dan kesal mendengar perkataan perempuan di hadapannya, dan itu membuat hatinya bergejolak hebat. 

Ada bara api yang berkobar di dalam dada Lusi. Membuat lukanya kian terbakar. 

Ini dendam. 

"Ingat, Mas. Kalau kamu mau menikahi dia, talak aku dulu! Tapi, sebelum itu, akan kubuat kalian menderita. Camkan itu!"

Lusi mengatakan hal itu dengan hati yang berapi-api. 'Kalian salah sudah membuat masalah denganku. Aku memang pendiam dan penyabar, tapi saat kemarahan mencapai ubun-ubun, kalian tak akan tahu betapa menyeramkannya kemarahan orang penyabar.' 

Sumpah serapah pun diikrarkan dalam hati Lusi.

***

Lusi menangis sejadi-jadinya, tapi sengaja ditutupi dengan bantal. Kamarnya sengaja dikunci karena dia meyakini jika Raka akan menyusul. Untunglah Alia--anak mereka--masih sekolah, jadi Lusi bisa meluapkan emosi yang begitu menyesakkan saat ini.

Entah berapa lama Lusi menangis. Hingga tiba-tiba terdengar ketukan pintu menginterupsi. Dia yang sudah kelelahan menangis hanya bisa termenung tanpa pergerakan apa pun.

Suara Raka terdengar bersamaan dengan ketukan di pintu. Lusi langsung bangkit dan membuka pintu. Dia menumpahkan kesakitan yang sudah tertoreh.

"Apa ini, Mas? Kenapa kamu tiba-tiba seperti ini?" tanya Lusi kepada pria yang masih mengaku sebagai suaminya itu. "Kupikir, selama ini kita baik-baik saja. Kupikir, kamu pria baik-baik yang menjaga rumah tangga kita. Tapi, kamu tega menusukku dari belakang! Aku tidak mengerti, apa yang membuatmu berkhianat, Mas? Apa salahku?!" tuntut Lusi.

"Kamu tidak salah apa pun, aku yang salah. Aku yang berengsek. Tapi, kumohon jangan tinggalkan aku dan terimalah Mila sebagai madumu," terang Raka lirih, tapi itu membuat jantung Lusi tersentak.

Dengan cepat Lusi menarik kedua tangannya dari genggaman Raka. 

Pria itu terlihat kaget akan reaksi istrinya.

"Menerima Mila sebagai maduku? Hah, lelucon apa yang sedang kalian mainkan, heh?!" Lusi mundur selangkah, menelusuri penampilan Raka yang masih rapi, tapi tidak dengan wajah itu.

Ada gurat sesal dan lelah yang tergambar jelas. Mungkin sebelum mengetahui Raka selingkuh, Lusi akan memanjakannya dengan segudang perhatian. Namun, kali ini dia tidak sudi hanya untuk sekedar menawarkan minum.

"Tidak, Lus. Aku serius. Aku hanya ingin pengertianmu. Aku harus menikahi dia, tapi juga tidak bisa menceraikanmu," ujarnya membuat Lusi tertawa.

Raka menatap Lusi bingung. Tetapi, wanita itu terus tertawa dengan rasa sakit yang menggerogoti hati. Kenapa sebagian pria selalu serakah seperti ini? Mereka tega menyakiti, tapi tidak mau melepaskan. Bajingan.

"Baik sekali kamu, Mas. Saking baiknya, kamu menawarkan madu yang terasa pahit. Maaf saja, aku menolak!" seru Lusi tegas.

Raka langsung menggeleng-gelengkan kepala. Dia kembali meraih tangan Lusi dengan paksa. Lusi mencoba menolak, tapi tenaganya kalah oleh pria itu.

Namun demikian, Lusi tidak patah arang. Dia tetap berusaha melepaskan diri dari Raka, sampai tiba-tiba Raka menarik istrinya ke dalam pelukan, begitu erat sampai Lusi tak bisa bergerak.

"Jangan. Jangan tinggalkan aku, Sayang. Aku mengaku salah, aku brengsek, aku bodoh. Tapi, aku tak berdaya. Maaf sudah mengkhianatimu. Tolong, beri aku waktu untuk menyelesaikan semua masalahku dengan Mila. Aku hanya butuh kesabaranmu, Lus."

Bibir Lusi bergetar mendengar permintaan Raka. Egois, semua kalimat yang diucapkan laki-laki itu adalah keegoisannya. Dia tidak tahu apa yang terjadi antara  Raka dan Mila, tapi mendengarnya berkata seperti itu, dipastikan ada masalah yang menyebabkan mereka harus bersama.

Namun, Lusi tidak peduli. Terlepas dari itu semua, dia terlanjur sakit hati. Apa pun penjelasan yang akan Raka berikan, tetap tak ada pengkhianatan yang bisa dibenarkan.

Hancur, semua sudah hancur. Tak akan ada lagi yang sama meskipun sudah diperbaiki. Nalar Lusi masih belum bisa mencerna tentang kejadian hari ini. 

Dia tak bisa memaklumi penyebab  mereka berselingkuh. Jadi, untuk apa Lusi memberi kesempatan pada orang yang sudah melukai hatinya? Jawabannya tentu saja tidak.

"Cukup, Mas. Kita berpisah saja."

"Tidak, Lus. Sampai kapan pun aku tidak akan menceraikanmu," ujar  Raka tetap bersikukuh.

Dia menarik tangan Lusi untuk duduk di kasur. Tatapannya begitu dalam dan panuh arti, tapi Lusi berusaha tidak memedulikannya.

Hati wanita itu terlalu sakit untuk melihat wajah sialan milik Raka. Suami yang dikira surga, ternyata neraka yang ditutupi wajah kepalsuan. Dia tertipu oleh sikap manisnya selama ini.

Teman-teman Lusi banyak memuji keromantisannya dengan Raka, mereka mengatakan iri. Hanya Mila seorang yang bersikap biasa dan tak pernah membahas tentang rumah tangga mereka. Tetapi, Mila selalu mempertanyakan keseharian Lusi pada Bu Nur, tetangga sebelah rumah yang kebetulan kenal dengan Mila.

Lusi kira Mila adalah teman yang tidak suka membahas masalah pribadi. Ternyata, dia menaruh dengki padanya hingga akhirnya musibah ini terjadi.

Tak pernah dikira, bahkan di mimpi sekalipun kalau Raka berani main belakang, dengan temannya sendiri pula. Kata orang, Lusi cantik, putih dan ideal. Bahkan mereka mengatakan kalau Raka beruntung beristrikan dirinya.

Namun, kenapa semua itu tidak seperti menyataannya? Apa salahnya diri Lusi? Apa kurangnya dia selama ini, sampai suaminya tega berkhianat? Pertanyaan itu membuat Lusi stres.

"Lus, dengar!"

Lusi tersentak dari lamunan kala  Raka berseru dan menggenggam tangannya dengan erat. Sorot mata memohon itu membuat Lusi muak. Jika ini bukan masalah perselingkuhan, dia akan memaafkan kesalahannya. Apa pun itu.

Lantas, apa yang akan Raka lakukan agar Lusi percaya padanya?

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Alika Nayla
gak lus jangan mau deh di kasih madu, apalagi madunya sahabat sendiri,udah gak bakalan bener itu mah
goodnovel comment avatar
Rani Saidah
jadi ikut sedih dan terbawa emosi
goodnovel comment avatar
Fifi Irawati
sedih kalau baca novel beginj
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 3 Janji Sebelum Ijab Kabul

    "Aku brengsek, katakanlah begitu. Tapi, aku terpaksa melakukan ini semua."Lusi tersenyum miring mendengar perkataan pria itu. 'Terpaksa katanya? Mana ada hubungan terpaksa yang menyebabkan wanita sundal itu hamil?' rutuk Lusi dalam hati."Terpaksa yang nikmat, ya, Mas. Kamu sampai menghamili Mila karena keterpaksaanmu."Raka mengerang keras. Dia mengguyar rambutnya dengan kasar, lalu kembali menatap Lusi dengan sendu. Wah, hebat sekali suaminya itu. Dia bisa melakukan akting dengan baik."Makanya, dengarkan aku dulu, Lus. Aku akan jelaskan kenapa sampai Mila hamil. Aku hanya ingin kamu mendengarkan penjelasanku." Suara Raka sangat lirih, sesaat Lusi tersentuh. Tetapi, bayangan Mila yang memeluk mesra lengan Raka membuat iba itu hilang begitu saja."Tidak perlu kamu jelaskan apa pun, Mas. Karena semua sudah terlambat. Tidak ada yang berubah, karena nyatanya kamu harus menikahi Mila."Raka terdiam. Dia masih menatap Lusi sendu. Kali ini sesal menyelinap antara kesedihan di mata Raka. L

    Last Updated : 2023-03-09
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 4 Alasan Berkhianat

    "Mas!" Lusi menaikkan nada bicara karena kesal pada Raka. Untuk apa Raka memohon pada Lusi jika tidak mau jujur? Tadi saja memaksanya untuk mendengarkan penjelasan Raka. Tetapi, sekarang? Kenapa dia bungkam? Apakah dia sudah berubah pikiran? Semua pertanyaan itu berputar di benak Lusi. "Kalau kamu tidak jawab pertanyaanku, maka--" "Tiga bulan, Lus." Jawaban Raka seperti petir yang menggelegar di atas kepala Lusi. Menyentak jantung dan meluluh lantak1an persendiannya. Apa katanya? Tiga bulan? Itu artinya saat Lusi mencarikan kontrakan baru untuk Mila dan itu kontrakan milik Lusi. Gila! Bagaimana bisa mereka melakukan pengkhianatan di belakang Lusi semulus ini? Lusi kecolongan sampai akhirnya Mila hamil duluan. "Hahaha. Luar biasa, Mas." Entah apa yang mendorongnya sampai tertawa seperti ini. Tidak ada yang lucu, justru hanya ada kepiluan dan miris akan nasib diri. Lusi menertawakan diri sendiri yang bodoh karena terpedaya oleh dua orang pengkhianat itu. "Tiga bulan? Itu artinya

    Last Updated : 2023-03-09
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 5 Keputusan Lusi

    "Lusi ...."Pria itu akhirnya bersuara. Dia mendongak, menatap Lusi yang hanya diam dengan sorot mata datar."Lus, tolong ampuni aku. Aku hanya akan menikahi Mila sampai bayinya lahir, setelah itu aku akan menceraikannya. Tolong mengertilah posisiku, Lus."Bajingan itu lagi-lagi menggenggam tangan Lusi dengan sangat erat. Tetapi, sang wanita sudah tak memedulikannya."Aku sudah jujur padamu, Lus, dan aku akui semua kesalahanku. Aku khilaf, maaf."Lusi terkekeh hambar. Jujur setelah berselingkuh itu bukanlah kejujuran, tapi keterpaksaan."Mas, tadi kamu bilang aku terlalu sempurna? Lalu, kamu bilang jika kamu jenuh? Terus, kamu melampiaskannya dengan cara berselingkuh? Itu biadab namanya, Mas!"Raka diam. Kali ini dia tidak menunduk, tapi menatap istrinya dengan sesal. Sayangnya, Lusi memilih melempar pandangan ke depan."Kamu tahu, Mas? Aku manusia biasa, dan tidak ada yang sempurna di dunia ini. Itu penilaianmu saja yang tidak pernah merasakan bagaimana menjadi diriku. Lalu, jenuh? K

    Last Updated : 2023-03-09
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 6 Terancam Sengsara

    Lusi tersenyum miring, lalu Raka langsung menggenggam erat tangan wanita itu. Tetapi, Lusi mencoba melepaskan diri darinya."Lepas dulu, Mas. Aku mau mengambil Hp."Raka kontan melepaskan genggamannya. Lusi pun dengan cepat mengambil ponsel dari saku. Setelahnya, dia menyetel rekaman."Untuk apa kamu menyetel rekaman, Lus?" tanya Raka, terlihat bingung."Oh, ini? Aku sengaja merekamnya, biar aku dan kamu sama-sama ingat, apa saja yang sudah kita sepakati bersama." Raka masih terlihat bingung, tapi Lusi tetap melanjutkan untuk merekam pembicaraan mereka. Sekarang, situasinya membuat Lusi rugi dari segala arah. Jadi, akan dia pastikan semuanya adil.Lusi mengajak Raka untuk duduk di ruang tengah. Ini mengantisipasi kalau Alia pulang. Jika anak mereka datang, Lusi akan secepatnya menghentikan pembicaraan itu."Nah, Mas. Dengarkan semua yang aku katakan, karena aku malas jika harus menjelaskannya lagi."Raka diam saja dan Lusi pun langsung mengatakan apa saja yang menjadi syarat dari wan

    Last Updated : 2023-04-05
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 7 Silakan Pilih, Mas!

    Raka tidak melanjutkan ucapannya. Cukup lama dia terdiam, membuat Lusi mendesah kasar. Kalau Raka tidak mau, Lusi akan menawarkan perceraian hari ini juga. "Gimana, Mas? Itu syarat pertamaku. Kalau kamu tidak mau, gak masalah. Aku akan kirim gugatan--" "Oke, oke. Aku mau." Raka langsung memotong ucapan Lusi. Dia pasti takut mendengar kata cerai. Lusi tersenyum puas. Sekarang, dia akan melanjutkan syarat yang kedua. "Oke, yang kedua. Semua usaha yang kamu kelola, aku ambil alih. Aku yang akan mengelolanya." "Apa?!" Raka berdiri dengan wajah syok. Wajah yang membuat Lusi bersorak dalam hati. Inilah yang ditunggu-tunggu oleh wanita itu. Kejatuhan Raka dan keterpurukan suaminya, akan membuat Lusi bahagia. "Apa kamu bilang tadi? Kamu mau mengelola usaha kita?" "Sttt!" Lusi menempelkan jari telunjuk di bibirnya sendiri, menyuruh Raka untuk diam. "Kita? Maaf, ya, Mas. Itu usahaku, atas namaku. Kamu hanya mengelolanya saja, hak paten itu ada padaku. Apa kamu lupa?" Otot wajah Raka t

    Last Updated : 2023-04-07
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 8 Hukuman atau Balas Dendam?

    Raka terdiam saja. Dia mungkin bingung untuk memberikan keputusan. Karena, Mila pun harus tahu tentang persyaratan dari Lusi.Sebelum memutuskan untuk memilih yang mana, Lusi akan melanjutkan persyaratan yang sudah dibuat. Tentu saja dia akan memberikan banyak persyaratan, untuk membuat hidup suaminya menderita."Persyaratan yang ketiga.""Hah?!" Suaminya kontan terperanjat mendengar Lusi mengeluarkan kata-kata itu. Terlihat ekspresinya malah membuat wanita itu merasa puas."Kok, hah? Aku bilang persyaratan yang ketiga. Kenapa kamu kaget kaya gitu, sih?"Raka mulai kebingungan, tapi Lusi melanjutkan persyaratan ketiga yang diajukan pada pria itu."Yang ketiga, jangan sampai Alia tahu kalau kalian berselingkuh. Alia tahunya Mila itu teman baikku. Kalau sampai dia tahu kelakuanmu, aku tak bisa mencegah hal buruk yang mungkin saja terjadi di antara kamu dan Alia. Biarkan dia tahu kalau kamu sedang bekerja di tempat lain, sampai harus pergi dari rumah ini."Raka terperangah. Dia juga men

    Last Updated : 2023-04-08
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 9 Hanya Alasan

    Jikalau Lusi kembali pada Raka dan bertahan dengan suaminya, itu tidak akan sama lagi. Tidak. Pria itu sudah melakukan kesalahan fatal dan sayangnya Lusi bukan wanita pengemis cinta.Alasan bertahan demi anak hanya akan memberikan luka pada anak dengan tekanan berbeda. Dia melihat orang tuanya bersatu, tapi seperti musuh yang dibatasi oleh jurang. Lusi tidak mau Alia mengalami semua itu.Lusi sadar, serapat apa pun menyembunyikan perselingkuhan Raka dan Mila, Alia akan tahu. Hanya saja, dia melakukan ini demi mencari cara yang lebih baik.Lusi akan menjelaskan pada Alia secara pelan-pelan dan semoga anak itu akan mengerti."Lus, jangan seperti ini. Banyak laki-laki di luar sana yang melakukan perselingkuhan, tapi dimaafkan oleh istrinya. Bahkan, mereka rela dimadu."Lusi terperangah mendengar perkataan suaminya. Dia pikir Raka sudah paham saat menyetujui syarat dari Lusi. Tetepi, Raka sudah melontarkan perkataan salah karena membandingkan Lusi dengan wanita lain."Sayangnya aku bukan

    Last Updated : 2023-04-09
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 10 Momen Terakhir

    "Maaf," ucap Raka tiba-tiba, membuat Lusi tersadar dari lamunan.Lusi terkekeh tajam, manatapnya dengan datar. "Sekarang, maafmu tidak akan mengubah apa pun yang sudah terjadi. Kamu mau menyesal dan bersujud padaku pun, tak akan kembali seperti dulu. Dari pada seperti itu, ada baiknya kamu gunakan waktu bersama Alia sebaik mungkin."Lusi memilih meninggalkan Raka dan bergegas berganti baju. Walaupun enggan dan malas jika berpergian dengan Raka, tapi ini adalah momen terakhir sebelum semua berubah. Sebelum syaratnya berlaku untuk Raka.'Baiklah, Lus. Tenang, dan anggap ini sebagai kenangan manis yabg bisa dikenang untuk Alia.'Alia dan Raka sedang tertawa bersama saat Lusi selesai berganti pakaian. Mereka berdua langsung menoleh pada Lusi. Tetapi, terlihat Raka tak mengedipkan mata kala melihat penampilan dirinya."Wah, Ibu cantik sekali. Iya, kan, Yah?"Bocah itu kenapa juga harus bertanya pada ayahnya? Membuat Lusi serba salah saja.Raka masih tak berkedip, tapi dia mengangguk sebaga

    Last Updated : 2023-04-11

Latest chapter

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 545 Jangan-jangan ....

    Awalnya Maura takut saat kakaknya tiba-tiba bertanya seperti itu, tetapi karena kelicikan yang sudah terlatih membuat dia berpikir lebih baik mempermainkan perasaan kakaknya itu, akan sangat menghancurkan Siapa tahu dengan tidak sengaja bisa berakibat fatal kepada anak yang ada dalam kandungan. Jadi, dia tidak perlu susah-susah menggugurkan kandungan Mila. Tinggal buat saja mental ibunya down, pasti anaknya ada dalam kandungan pun ikut terkena dampaknya. "Oh, Kakak mau tahu kenapa aku sampai yakin sekali kalau Mas Raka itu pasti membelaku? Sebab Mas Raka lebih percaya sama aku ketimbang sama istrinya. Kakak nggak sadar, ya? Kalau selama ini Mas Raka itu sudah lelah sekali berhubungan dengan Kak Mila, tetapi karena anak yang ada dalam kandungan itulah Mas Raka akhirnya bertahan. Dia sebenarnya berharap Kak Mila bisa berubah lebih baik, tidak terus mengekang dan cemburu buta. Tapi, sayangnya itu tidak terjadi juga. Aku yakin, memang itu ada sifat asli Kak Mila, kan? Pencemburu dan mend

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 544 Perawat Mila

    Maura istirahat sejenak di sebuah masjid, tapi dia sama sekali tidak salat. Hanya berteduh. Sebelumnya wanita itu pergi ke kantin rumah sakit untuk makan. Sebab dia tidak mungkin menunggu terus Mila, sementara kakaknya itu menyebalkan. Ada saja kata-kata yang membuat dirinya semakin kesal.Wanita itu makan sambil melamun, banyak pikiran yang terus bergerilya di benak. Apa yang harus dia lakukan saat ini? Sementara Raka sama sekali tidak bisa dihubungi. Kalau misalkan dirinya pulang dengan Mila, apakah semua akan baik-baik saja dan rencananya untuk mengerjai kakaknya itu akan berhasil? Pertanyaan itu juga semakin menjadi-jadi di benaknya. Dia tak tahu harus melakukan apa. "Ah, capeknya! Aku harus benar-benar menerima semua ini. Lagi pula nggak ada salahnya, kan? Aku sudah menolongnya juga. Aku akan memulai aksiku nanti kalau sudah sampai rumah," gumam wanita itu langsung menghabiskan makanan.Dia memilih untuk kembali ke kamar kakaknya dan melihat kalau Mila sedang terduduk sembari he

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 543 Aji Mumpung

    "Sekarang masih diam lagi, kan? Berarti itu Kakak mengaku kalau selama ini aku belajar cara kejam dari Kakak. Aku tidak mungkin belajar dari orang lain. Pasti dari orang terdekat dulu. Coba saja dari awal saat aku datang ke sini untuk menjenguk Kakak di penjara, mungkin kejadiannya akan beda kalau Kakak bersikap baik saat itu. Ini pun aku pasti akan melupakan semua dendam dan kesakitan yang sudah Kakak beri. Sayangnya sampai detik terakhir, Kakak bersikap seperti ini. Jadi, untuk apa aku lembut dan tetap diam saja? Tidak, aku tidak mau bodoh dan menderita kedua kalinya. Sekarang terserah. Kalau misalkan aku harus keluar rumah, tanggung akibatnya. Kalau tidak mau, lakukan sesuai dengan keinginanku," ujar Maura. Setelah itu dia pergi dari hadapannya, membuat wanita hamil itu mengerang dengan hati yang dipenuhi amarah. "Maura, kurang ajar kamu! Awas! Aku akan buat perhitungan padamu!" seru Mila dengan suara parau. Maura memilih untuk keluar dan menenangkan diri terlebih dahulu. Tidak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 542 Jadi, Siapa yang Salah?

    Mila sampai tidak bisa berkata-kata mendengar semua perkataan adiknya. Jadi, selama ini Maura itu menyimpan dendam begitu banyak. Dia kira wanita itu tidak akan melakukan hal seperti ini, sebab tahu kalau dirinya adalah keluarga satu-satunya di sini. Melihat diamnya Mila, Maura tersenyum sinis sembari melipat tangan di depan dada."Kakak tahu? Ini adalah curahan hatiku selama ini. Inginnya aku memakai-maki Kakak sebisaku, tetapi sayang ini rumah sakit. Aku tidak bisa begitu saja mengeluarkan unek-unek. Tetapi satu hal yang pasti, Kakak jangan mengharapkan apa-apa dariku. Kecuali kalau bisa membayarku dengan uang yang mahal," ucap Maura menantang. Mila hanya diam saja memandangi adiknya yang dulu polos dan penurut, setelah masuk ke dunia luar dan tinggal di kota sifatnya berubah drastis seperti ini. Entah siapa yang sudah meracuni Maura, tetapi Mila yakin wanita ini tidak tiba-tiba seperti ini. Padahal belum lama di Jakarta, tapi sudah berubah drastis. Diyakini ada yang meracuni piki

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 541 Memang Salahku Apa?

    "Dari dulu aku ingin tahu, bagaimana rasanya menyiksa Kakak seperti ini? Memang Tuhan itu Maha Adil. DIA akan memberikan balasan yang setimpal untuk orang-orang yang jahat seperti Kakak. sSekarang Kakak sendiri yang merasakan bagaimana sendiri tanpa bantuan siapapun. Harusnya dari dulu Kakak itu tahu kalau Kakak tidak bisa apa-apa sendiri tanpa bantuan orang lain, tapi sayangnya Kakak meremehkanku. Coba Kakak akan dibantu siapa kalau keadaan seperti ini?" papar Maura sepertinya masih belum puas mengeluarkan unek-uneknya kepada wanita hamil itu. Di saat seperti ini Mila bisa saja mengamuk. Tetapi dia tidak berdaya dengan keadaannya. Jadi, wanita itu pun memilih untuk tenang. Menghela nafas berkali-kali dan berusaha untuk menetralkan emosi yang tiba-tiba saja naik karena perkataan adiknya.Mila tahu, Maura pasti akan memancing emosi dan berusaha untuk membuatnya menderita. Tetapi Mila tidak mau disetel oleh anak ini. Dia harus memenangkan semua peperangan antara dirinya dan Maura. Ter

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 540 Balas Dendam Paling Tepat

    Entah sudah berapa lama Mila tak sadarkan diri, sampai akhirnya wanita itu pun membuka mata. Hal pertama yang membuatnya tersadar adalah aroma ruangan dan bau obat yang menyengat. Apalagi Mila dalam keadaan hamil. Indra penciumannya pasti terasa sensitif. Wanita itu pun sontak penutup hidungnya dengan tangan yang lemas. Dia melihat ke sekeliling dan mendapati kalau ada adiknya sedang tidur di sofa. Sudah dipastikan dia ada di rumah sakit. Sebelumnya, saat sudah melewati masa kritis, Mila pun dibawa ke ruang rawat untuk melakukan observasi apakah wanita itu masih harus dirawat atau diperbolehkan untuk pulang.Suara erangan saat kepalanya terasa berdenyut nyeri membuat Maura terkesiap. Dia melihat kalau kakaknya sudah tersadar. Wanita-wanita itu pun langsung terduduk. Dia hendak berdiri dan menghampiri Mila, tetapi langsung ke tempat semula. Baginya bukan hal yang harus dilakukan jika memerhatikan kakaknya. Dia sudah terlanjur sakit hati dengan wanita ini. Jadi, untuk apa Maura berbai

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 539 Tidak Sesuai Harapan

    Setelah menunggu beberapa saat, keluarlah dokter dan suster yang sedang menangani Mila. Dengan cepat Maura menghampiri dan bertanya bagaimana keadaan kakaknya itu. "Kalau boleh tahu, Mbak ini siapanya pasien?" tanya dokter. Saat ini Maura tidak mau mengakui kalau Mila adalah kakaknya, lebih baik seperti ini dibandingkan nanti dirinya yang akan repot harus mengurus semuanya demi wanita hamil itu. "Kebetulan saya tetangganya, Dok. Tadi lihat dia kecelakaan di jalan. Jadi saya yang bawa ke sini," ujar Maura, memilih untuk menjawab secara demokratis. Kalau dia mengatakan hanya orang asing, pasti disuruh pergi dan menelepon keluarganya. Artinya dia harus menelepon kedua orang tua mereka, mengingat itu Maura langsung menggelengkan kepala. Mana sudi dia bertemu dengan kedua orang tuanya lagi, terutama ayah tiri yang membuatnya menderita sampai saat ini." Oh, kalau begitu bisakah Mbak menelepon keluarganya?" Akhirnya pertanyaan itu meluncur juga dari dokter, tetapi setidaknya Maura sud

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 538 Iba yang Menguap

    Maura saat ini sedang ada di rumah sakit. Dia tampak gelisah, sesekali duduk lalu berjalan mondar-mandir menunggu di depan ruang ICU. Saat melihat keadaan kakaknya, wanita itu benar-benar syok. Kepala Mila terbentur. Ada bagian depan mobil yang sudah rusak. Saat ini Maura dihantui ketakutan. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang tiba-tiba saja bersarang di benak, salah satunya bagaimana kalau misalkan kakaknya meninggal? Apa yang akan dia jelaskan kepada kedua orang tuanya jika tahu Mila kecelakaan dan saat itu dialah yang ada di rumah sakit ini? Namun, kalau Maura diam saja akan terjadi sesuatu yang buruk kepada kakaknya. Setelah hampir 18 tahun hidup mengenal Mila, pertama kalinya wanita itu merasa khawatir yang teramat sangat dibandingkan dulu saat tahu Mila masuk penjara karena viral. Kali ini ada rasa takut yang benar-benar mengukung, sampai Maura bingung harus melakukan apa. Wanita itu berusaha untuk menelepon Raka, tapi lagi-lagi sang pria tidak bisa dihubungi. Dia jadi bingung

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 537 Lakalantas

    Mila sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang diikuti. Mungkin pikirannya sudah lelah karena perutnya juga lapar dan tidak fokus, hingga dia pun berhenti di sebuah kedai bakso. Saat ini tampaknya sang anak yang ada dalam kandungan ingin mencicipi bakso yang agak jauh. Maura menghentikan taksi itu dan memantau kalau kakaknya masuk ke kedai bakso tersebut. "Lah, kok dia malah berhenti di situ? Atau jangan-jangan Kak Mila memang keluar untuk beli makanan?" gumam wanita itu. Dia keheranan. Kalau terus lama-lama di sini yang ada harga argonya akan terus berjalan dan mungkin dia harus mengeluarkan banyak uang, jadi wanita itu pun terpaksa turun dari taksi dan memantau dari kejauhan saja. "Duh, sial banget! Masa aku harus berdiri di sini memantau dari kejauhan? Mana panas pula," gerutu Maura.Dia mencoba melihat ke sekitar dan mencari tempat yang nyaman, kira-kira bisa duduk menunggu Mila. Inginnya wanita itu pun masuk ke sana dan ikut makan, tetapi pasti Mila akan mengetahui keb

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status