Beranda / Rumah Tangga / Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya / Bab 196 Pertemuan Raka dan Alia

Share

Bab 196 Pertemuan Raka dan Alia

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-04 09:22:59

"Ayo, kita berangkat!" ajak Lusi kepada Maura dan Alia.

Adiba yang sedang berada di ambang pintu pun langsung menghampiri temannya. "Biar aku saja yang mengantar mereka," ucap Adiba memberi ide, karena dia punya sesuatu yang akan dibicarakan dengan Maura di mobil.

Dengan begitu sang gadis bisa melihat bagaimana reaksi Maura jika berbicara dengannya, pasti berbanding terbalik jika sedang berhadapan dengan Lusi. Maura kaget mendengarnya. Entah kenapa dia merasa kalau misalkan Adiba punya rencana sesuatu sampai tiba-tiba saja mengajukan diri untuk mengantarkannya.

"Kamu kan baru sampai kemarin, sebaiknya kamu istirahat saja," imbuh Lusi, tidak enak kalau misalkan merepotkan temannya.

Walaupun dia sudah meminta bantuan, tapi tidak bisa begitu saja kalau misalkan hari ini menyuruh Adiba untuk pergi mengantar anak dan adiknya. Namun demikian, gadis itu tersenyum sembari menggelengkan kepala.

"Loh, gak apa-apa. Daripada aku di rumah terus juga kan bosan. Sekalian hitung-hitung latihan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Miyuk Kaslan
bacanya dipangkas pangkas ,biar cepat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 197 Perubahan Alia

    Suasana kembali hening saat Maura sudah turun dari mobil. Sekarang tinggal mengantarkan Alia. Gadis kecil itu pun duduk di pertengahan mobil sembari melihat kedua orang tuanya yang hanya saling diam.Dulu sebelum mereka benar-benar berpisah, suasana akan terasa hangat dan ramai jika berada dalam mobil. Akan ada candaan ataupun cerita-cerita yang menarik, yang bisa menjadi topik pembicaraan di antara mereka bertiga. Namun semua itu hanya bisa dijadikan sebagai kenangan saja. Betapa pahitnya yang dirasakan oleh sang gadis kecil. Dia ingin sekali protes kepada ayahnya. Kenapa melakukan hal seperti ini kepada dirinya dan juga sang Ibu? Awalnya Alia memang ingin bertemu dengan Raka, mendengar apa yang sudah dikatakan Maura kepadanya. Tetapi melihat betapa ibunya hanya bisa diam dan terluka dengan semua ini, tentu saja Alia berpikir dua kali. Mungkin ada baiknya dia tidak sering bertemu dengan sang Ayah, karena bagi alia luka-luka itu masih membekas di hati dan pikiran. Bahkan, Alia masi

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 198 Memohon Kembali

    Selama sisa perjalanan, Lusi maupun Raka saling diam. Karena mereka tengah bergelut dengan pemikiran masing-masing. Raka masih tidak menyangka kalau anaknya sebenci itu kepada dirinya. Padahal dia sudah minta maaf dan berusaha untuk kembali mendekati Alia, tapi baru juga dimulai, gadis kecil itu sudah memperlihatkan antipati kepadanya. Ini benar-benar membuat Raka frustrasi. Dia jadi berpikiran, mungkinkah Maura bohong kepadanya, untuk mempermainkan Raka?Seharusnya pria itu lebih teliti lagi mengenal Maura. Apalagi sang gadis tidak tahu asal-usulnya dari mana. Dia jadi merutuki Maura. Raka akan membuat pelajaran kepada Maura dan meminta pertanggung jawaban atas apa yang sudah diucapkan Maura kemarin. Sementara itu Lusi berpikiran hal yang sama. Bagaimana bisa Alia berpikiran hal seperti itu? Bahkan mementingkan perasaannya. Ada rasa haru dan juga sedih bersamaan kala Alia harus menanggung beban seperti ini, di usia yang masih belia. Rasanya begitu sakit. Tetapi apa pun yang terjad

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 199 Kalah Telak

    Raka langsung mengerem mendadak di bahu jalan, yang membuat Lusi terkesiap. Untung saja wanita itu memakai sabuk pengaman. Kalau tidak, mungkin saat ini dia sudah terluka karena kepalanya terantuk dashboard."Kamu apa-apaan, sih, Mas? Kamu mau membunuhku?!" tanya Lusi dengan nada tinggi, karena dia benar-benar kaget dan tidak menyangka kalau Raka tiba-tiba saja mengerem mendadak seperti itu. Untung saja di depan dan di belakang tidak ada mobil yang melaju cepat. Kalau tidak, mungkin bisa saja dia celaka. Raka mengguyar kepalanya dengan frustrasi. Dia lalu menoleh kepada Lusi dengan wajah yang gusar. "Kamu yang apa-apaan? Kenapa kamu meminta uang yang sudah diberikan? Bukankah dulu itu kita masih menjadi suami istri? Seharusnya, kamu tidak perlu meminta hal yang sudah diberikan," ujar Raka, karena dia kaget dengan tuntutan yang diberikan Lusi jika dirinya ingin kembali kepada wanita itu. "Memang apanya yang salah, Mas? Bukankah memang setiap suami istri yang pisah itu akan dibagi ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 200 Baru Permulaan

    Raka yang sudah muak dengan kemesraan yang diperlihatkan oleh kedua orang itu pun langsung berdecak keras. Lusi dan Devan kontan menoleh. "Ada apa?" tanya Lusi langsung. Dia tidak mau pura-pura tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh Raka. Sepertinya mantan suaminya itu berhasil dicemburui olehnya. Permainan ini belum juga dimulai, tapi Raka sudah memperlihatkan antipati dengan pertemuannya bersama Devan. "Aku yang harusnya bertanya, untuk apa kamu ke sini? Bukankah kita sebaiknya bekerja? Nanti karyawan kita, em ... karyawanmu pasti akan mencari bosnya. Iya, kan?" ujar Raka, langsung to the poin dengan apa yang dia pikirkan.Sungguh rasanya benar-benar panas melihat mereka berdua. Padahal Devan maupun Lusi hanya berbincang-bincang saja, belum melakukan apa-apa yang terlalu jauh. Tetapi entah kenapa rasanya hati Raka begitu membara. Bahkan ingin sekali meledak."Iya, aku tahu. Makanya aku membawamu ke sini, Mas."Raka mengernyit bingung mendengar perkataan yang dilontarkan oleh m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 201 Dulu Atasan, Sekarang Bawahan

    Mendengar itu Lusi langsung berdiri dengan mata melotot. Dia tidak suka dengan ancaman yang diberikan oleh Raka. Harusnya, pria itu tahu diri kalau posisinya itu tidak menguntungkan. "Kalau sampai kamu lakukan itu, akan aku pastikan kamu terlebih dahulu kujebloskan ke penjara, Mas!" seru Lusi dengan wajah memerah. Melihat itu, Devan pun sepertinya tidak bisa tinggal diam. Dia berusaha untuk menenangkan Lusi, menyuruh wanitanya itu untuk duduk. "Tenang dulu, Lus. Jangan terbawa emosi. Ingat, kamu itu adalah wanita terhormat. Tidak pantas terpancing emosi oleh pria yang sama sekali tidak ada artinya ini," ujar Devan dengan lemah lembut, tetapi kalimatnya itu berhasil menusuk hati Raka. Pria itu menoleh dengan tatapan nanar. "Apa maksudmu berkata seperti itu? Jangan mentang-mentang karena dia bukan istriku lagi, kamu bisa semena-mena mengejekku! Hah! Aku juga masih punya harga diri. Ingat, ya, Devan. Kamu belum menjadi apa-apanya Lusi, tapi kamu sudah terlihat sekali ingin memonopoli

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 202 Memendam Murka

    Dengan terpaksa akhirnya Raka mengikuti kemauan Lusi dan Devan. Dia benar-benar kesal, ingin sekali memaki-maki dua orang ini. Namun lagi-lagi dirinya tidak berkutik. Penjara akan menantinya jika Raka melakukan sesuatu yang tidak baik terhadap Lusi maupun Devan. Akhirnya dia pun memilih untuk mengikuti semua alur yang sedang direncanakan oleh Lusi beserta Devan. Tetapi pria itu tidak akan tinggal diam. Dia pastikan menyusun rencana rapi untuk menghancurkan Devan, agar pria itu tidak bisa mendekati Lusi lagi. Devan pun memperkenalkan Raka kepada karyawan lain sebagai orang baru di sana. Raka akan ditraining oleh Devan langsung. Biasanya jika ada karyawan baru di restoran Devan, ada orang khusus yang akan melatih karyawan itu. Tetapi pengecualian untuk Raka. Dia akan membalaskan semua rasa sakit Lusi kepada Raka, dengan cara membuat pria itu benar-benar kelelahan dan tidak betah di sini. Namun demikian, Devan juga akan membuat Raka tidak punya pilihan lain selain menjalani semua yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 203 Barisan Pembenci Pelakor?

    Karyawan itu diam sejenak, tapi wajahnya tampak kaget mendengar tawaran dari Raka. Sang pria meneliti penampilan Raka dari atas sampai bawah, lalu dia pun pergi sembari tersenyum miring. "Jangan bilang kamu suruhannya Pak Devan untuk memata-mataiku dan sengaja mengajak kerjasama agar aku hancur, ya, kan?" tanya pria itu menuntut, membuat Raka terkesiap. Wajah dari pria ini tampak muda, bahkan mungkin lebih mudah dari Raka. Tetapi, entah apa yang terjadi sampai orang di hadapannya ini begitu benci kepada Devan, sampai mengatakan hal yang seperti tadi."Aku baru saja masuk, mana mungkin aku tiba-tiba saja menjadi orang suruhan Devan. Apakah kamu tidak lihat bagaimana reaksi Devan kepadaku tadi? Dia itu benar-benar memuakkan. Aku juga benci kepadanya. Kalau kamu tahu, aku dan dia itu musuh. Tapi dia memanfaatkan kelemahanku untuk menyiksaku di tempat ini," aku Raka, terlihat sekali kalau dia itu mengeluarkan uneg-uneg yang sedari tadi mengganjal di hati.Sang pria sekarang berubah eksp

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 204 Kamu Cemburu?

    Seharian ini Lusi sangat sibuk bekerja. Beberapa klien yang memang sebelumnya sudah bekerja sama, datang membahas perihal kepemimpinan yang sudah berganti dengan wanita itu. Lusi menjamin kalau dia tidak akan mengubah apa pun yang sudah ditetapkan jika memang itu baik. Tetapi adapun perubahan kalau memang peraturan yang ditetapkan oleh Raka sebelumnya tidak menguntungkan. Tentu saja Lusia akan mencabut dan mengganti dengan peraturan baru yang lebih baik untuk kedua belah pihak. Syukurlah di antara mereka juga setuju dengan Lusi, karena memang semua yang menjadi clientnya tidak suka dengan tabiat Raka yang sudah ketahuan. Berselingkuh, bahkan ada di antara mereka mengatakan untuk menguatkan Lusi agar wanita itu tetap berdiri tegak demi anaknya yang tercinta. Lusi benar-benar berterima kasih karena semua pihak mendukungnya. Awalnya wanita itu takut kalau ada orang-orang yang masih berpihak kepada Raka, tetapi untunglah semua clientnya itu berada di pihak Lusi. Ini benar-benar sebuah k

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27

Bab terbaru

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 509 Bagaimana Kalau itu Ibu?

    "Itulah masalahnya, Bu. Mila tidak sebodoh yang kita kira. Dia bisa saja mengantisipasi untuk mendapatkan hak asuh anak dengan cara menahanku. Dia pasti sudah melakukan berbagai cara agar aku bisa berada di sisinya, termasuk anak itu." "Lalu, bagaimana? Kalau memang kamu tidak mau terikat dengan Mila, lepaskan anak itu. Kalau misalkan kamu ingin anak itu, cari cara menyingkirkan Mila. Mudah, kan?" "Tidak semudah itu, Bu. Aku tahu Ibu benci Mila, tapi tolong jangan benci anakku. Dia tidak tahu apa-apa. Bukankah bayi yang ada di dalam kandungan setiap Ibu hamil itu tidak berdosa? Kalau pun memang harus disalahkan, Mila sendiri dan aku. Jadi, kumohon kali ini saja Ibu mau menuruti permintaanku." Bu Sinta menghela napas kasar. Dalam hatinya tidak mau mengurusi cucunya itu. Lagi pula menurutnya cucu yang baik itu hanya Alia. Walaupun dia tidak tahu bagaimana nanti anak Mila, tapi wanita paruh baya sudah menafsirkan kalau sifat Mila pasti akan turun kepada anaknya sendiri. "Ya, terserah

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 508 Tanggapan Bu Sinta

    "Bagus, bagus! Ibu setuju dengan keputusanmu. Kan sudah Ibu bilang, Winda itu adalah istri yang baik untuk kamu. Dibandingkan dengan Mila, Ibu lebih setuju dengan Winda. Dia itu baik hati, tidak perhitungan dan juga mengerti keadaan kamu dan Ibu. Jadi, menurut Ibu kamu itu memang harus memilih Winda. Bagus-bagus," papar Bu Sinta dengan semangat. Dia bahkan terus-terusan tersenyum sembari membereskan piring bekas makan Raka. Pria itu belum berani untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi, kalau diam saja pun tidak akan mengubah situasi yang ada. Keadaan semakin kacau karena pasti Bu Sinta akan menyerang Mila atau malah melakukan sesuatu yang sangat membahayakan untuk rencana ke depannya."Iya, Bu. Tapi aku akan menjadikannya istri kedua."Bu Sinta hampir saja melepaskan piring yang ada di tangan saat Raka mengatakan hal tersebut. Wanita paruh baya itu langsung menyimpan piring kotor dan kembali ke hadapan anaknya dengan wajah kaget. "Apa kamu bilang tadi? Istri kedua? Maks

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 507 Masakan Rumah

    Wanita hamil itu hanya bisa pergi dengan perasaan kesal. Mungkin Mila bisa saja menerobos masuk, tetapi dia khawatir kalau Raka akan benar-benar murka kepadanya dan semua perkataan pria itu menjadi kenyataan. Membayangkannya saja membuat Mila ketakutan, apalagi kalau benar Raka akan meninggalkannya dan anak yang ada di dalam kandungan. Akhirnya Mila tidak punya pilihan lain, kecuali mengalah terlebih dahulu. Dia akan mencoba kembali untuk membujuk Raka setelah 3 hari, berharap kalau pria itu benar-benar akan kembali kepadanya. Setelah kepergian Mila, Raka dan Bu Sinta pun sedang duduk berhadapan di meja makan, tepat di depannya tampak sekali makanan yang sudah terhidang dan aromanya begitu menggugah selera Raka. Kebetulan pria itu hanya makan ala kadarnya. Saat melihat semua ini, tentu rasa lapar pria itu menyeruak. Tetapi sebelumnya Raka harus memberitahukan kedatangan dirinya kepada Bu Sinta. "Ibu masak untukku?" "Tentu saja. Kamu pikir Ibu akan masak untuk siapa? Istrimu? Ibu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 506 Mulai Muak (2)

    "Mas, aku mohon. Pulanglah bersamaku, jangan seperti ini." Mila sekarang menghiba sembari menangis. "Tolong, jangan buat aku merasa menderita dan tertekan seperti ini. Aku janji, aku tidak akan mengekangmu lagi. Kamu boleh keluar, asalkan kamu bicara dulu kepadaku." "Tidak, ini sudah ketiga kalinya kamu mengatakan hal yang sama, tetapi kenyataannya seperti apa? Kamu tetap saja mengganggu dan menuduhku macam-macam.""Lalu, aku dengan siapa, Mas? Aku tidak mungkin sendiri.""Ada Maura."Seketika Mila malah terdiam. Dia sedang berusaha untuk akting sebaik mungkin agar Raka mau pulang dengannya. Tetapi malah nama Maura yang disebutkan. Dia benar-benar kesal karena adiknya itu malah masuk dalam permasalahan rumah tangganya. "Dia kan bukan siapa-siapa kita. Lagi pula di sini yang harus tanggung jawab atas keselamatan aku dan anak ini kan kamu, Mas." Mila sama sekali tidak bisa diajak berbicara baik-baik. Sekeras apa pun Raka menjelaskan, Mila juga sama kerasnya. Tidak mau mengalah. Rak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 505 Mulai Muak (1)

    "Tidak sekarang, Mila. Aku akan pulang setelah semua urusanku selesai." Mila menautkan kedua alis dengan perasaan bingung. "Apa maksud kamu, Mas? Urusan apa yang kamu lakukan di sini?" Raka menghela napas panjang sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Tidak mungkin dia mengatakan kalau besok dirinya akan menikah dengan Winda. Yang pasti pria itu harus mengelabui Mila. Jangan sampai wanita itu benar-benar menghancurkan semua rencananya. Karena kalau Mila tahu kalau dirinya ingin mencari Lusi dan juga Alia, maka saat itu juga dia mendapat tekanan lagi dari wanita ini. "Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku, menghabiskan waktu dengan ibuku." "Lalu, kamu meninggalkan istrimu?" tanya Mila. Matanya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Raka akan melakukan hal seperti ini. Padahal yang harus ditemani adalah Mila. Dia sedang hamil. Kenapa Raka tidak mau melakukan itu? "Dia anakku. Hak dia dong untuk menemani ibunya!"Mila kesal karena Bu Sinta malah ikut campur. Harusnya wanita paruh bay

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 504 Pertengkaran Mertua dan Menantu (4)

    Bu Sinta maupun Mila kaget mendengar suara Raka yang menggelegar, tampak sekali wajahnya memerah seperti menahan emosi karena sudah dari tadi kedua wanita berbeda usia ini terus saja bertengkar. "Apa kalian tidak bisa diam?! Jangan terus-terusan mengoceh dengan berbagai macam alasan! Aku punya keputusan sendiri," ucap Raka, membuat Bu Sinta dan Mila kaget bersamaan. Mereka takut jika Raka mengambil keputusan yang salah dan merugikan kedua belah pihak. Mila berharap kalau Raka tidak meninggalkannya, berbeda dengan Bu Sinta yang ingin anaknya kembali kepada Bu Sinta dan menceraikan Mila. Pria itu menoleh kepada Mila dengan tatapan sinis. Dia sudah jengah dengan semua perlakuan istrinya ini. Mila berbeda jauh dengan wanita yang dulu pernah menjalin hubungan dengannya. Apa mungkin memang sifat asli Mila seperti ini? Begitu pikir Raka atau hanya karena perubahan hormon Ibu hamil akhirnya Mila lebih protektif dan temperamental? Semua itu masih bergerilya di pikiran Raka, belum bisa menga

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 503 Pertengkaran Mertua dan Menantu (3)

    "Jangan percaya sama Ibu, Mas! Kamu tahu sendiri, kan? Gara-gara Ibu, kamu hampir kehilangan anak ini. Dia yang memalsukan tes DNA anak ini!" seru Mila tiba-tiba saja mengalihkan pembicaraan, membuat Bu Sinta terdiam dan wanita paruh baya itu benar-benar kaget kala Mila membahas lagi masalah yang sudah berlalu. Padahal sekarang permasalahan utamanya adalah Mila yang tidak pernah bisa membebaskan Raka, selalu saja mengekang dan harus berada di samping wanita itu. "Kenapa kamu malah ngomongin itu sekarang? Bukan waktunya kamu berbicara hal yang sudah berlalu.""Oh, kenapa tidak, Bu? Tentu saja aku harus bicara dengan Mas Raka, kalau Ibu itu tidak mau melihat anak ini lahir, kan?" Keadaan semakin genting saat ini. Kalau Mila mengatakan hal seperti itu, tentu saja Bu Sinta tidak mau kalah. Baginya pertarungan ini harus dimenangkan olehnya, karena ini adalah satu-satunya cara dan kesempatan yang langka untuk mendapatkan anaknya kembali. "Jaga bicaramu! Itu sudah berlalu, aku melakukan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 502 Pertengkaran Mertua dan Menantu (2)

    Bu Sinta dan Mila sama-sama terkejut melihat siapa yang tiba-tiba saja menyerukan nama Mila. Seketika wajah Bu Sinta berubah menjadi pura-pura sedih. Sementara Mika pucat sekali, seperti orang yang kehilangan banyak darah. "Raka, akhirnya kamu datang," ucap Bu Sinta dengan suara lemah sembari menghampiri anak yang saat ini berada di belakang Mila. Wanita hamil itu benar-benar kaget dengan kehadiran Raka. Dia tidak menyangka kalau Raka ada di belakangnya. Dia pikir Raka ada di dalam dan tidak mendengar pembicaraan mereka, tetapi siapa? Tahunya orang yang dicari itu tiba-tiba saja datang dan mendengarkan percakapan, lebih tepatnya kata-kata sang wanita yang keterlaluan jika didengar oleh orang lain. "Raka, lihat istrimu! Katanya akan membunuh Ibu jika berani macam-macam atau menghasutmu. Padahal kan Ibu tidak mengatakan apa-apa, Ibu juga tidak tahu kalau misalkan kamu pergi dari rumah. Apakah itu istri yang kamu pikir baik?" tanya Bu Sinta dengan pura-pura menangis. Mila hanya bisa

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 501 Pertengkaran Mertua dan Menantu (1)

    "Suami mana yang pergi dari rumah istrinya tanpa bilang apa-apa? Kecuali kalau dia kabur karena tidak kuat dengan sikap istrinya. Menurutmu perkataanku benar, kan?" ucap Bu Sinta, tiba-tiba saja membuat Mila terdiam.Wanita paruh baya itu sampai melipat tangan di depan dada. Mila terdiam saja. Dia merasa tersinggung dengan semua perkataan mertuanya. Entah kenapa setiap apa pun yang keluar dari mulut Bu Sinta itu selalu pedas dan menyakitkan.Sang wanita paruh baya sama sekali tidak pernah memikirkan perasaan orang lain, tetapi herannya kenapa Lusi dulu kuat sekali berhadapan dengan Bu Sinta? Mila tidak mau nasibnya sama seperti Lusi, disetir begitu saja oleh mertua. Dia harus berdiri di kaki sendiri tanpa diperintah oleh siapa pun, termasuk mertua.Mila menghela napas panjang, berusaha untuk tenang menghadapi Bu Sinta tanpa dengan emosi. Dia harus membuat Bu Sinta paham, kalau semua yang dilakukan ini demi kebaikan dirinya dan juga Raka, termasuk anak yang ada di dalam kandungan."B

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status