Beranda / Rumah Tangga / Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya / Bab 108 Cinta Pertama Maura dan Lusi

Share

Bab 108 Cinta Pertama Maura dan Lusi

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-26 21:58:07

Lusi tersenyum miring. Dia lalu melipat tangan di depan dada dengan perasaan kesal. Lusi tahu, kalau Devan itu sebenarnya punya niat baik untuknya. Tetapi sayangnya Lusi tidak suka cara penyampaian Devan seperti itu, seolah-olah menceramahi dan memojokkan Lusi.

Kalau memang mau menyadarkan Lusi, bukan begini caranya. Cari cara yang sekiranya tidak membuat Lusi tersinggung. Wanita itu benar-benar kesal.

"Terima kasih atas semua niat baikmu untuk menyadarkanku, Devan. Tapi sekali lagi aku bilang, kamu tidak tahu posisiku saat ini. Kamu tidak merasakan bagaimana dikhianati oleh dua orang yang kupercaya sekaligus. Ditambah lagi mertuaku sendiri juga menginginkan Alia dengan paksa. Kamu tidak tahu, kan, kalau ibunya Mas Raka itu pernah ingin menculik Alia?" tanya Lusi dengan sarkas, juga nada kesal.

Devan langsung terkesiap, tentu saja pria itu tidak tahu masalah yang disebutkan Lusi, sampai akhirnya Lusi kembali tersenyum miring.

"Kalau begitu diam dan jangan ikut campur urusanku. Kit
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 109 Niat Terselubung

    "Tapi, Lusi ...." "Pergilah, Devan. Aku mohon, jangan membuat aku semakin marah dengan kedatanganmu. Aku tidak mau merusak hubungan baik kita. Jangan pernah berharap apa pun dariku, karena sampai kapan pun juga aku tidak akan mau berhubungan dengan siapa pun. Entah sampai kapan, tetapi untuk sekarang aku hanya ingin fokus kepada Alia," papar Lusi begitu tegas memberikan ultimatum kepada Devan. Sementara pria itu tampak sedih mendengar pernyataan dari wanita yang ada di depannya. Padahal dia sudah berusaha sebaik mungkin untuk memperbaiki keadaan, membantu Lusi untuk keluar dari kubangan kesakitan. Tetapi ternyata wanita itu memilih untuk memelihara luka dan membiarkan semua perasaan sakitnya merajalela di hati.Devan tidak punya pilihan lain, akhirnya pria itu pun memilih untuk berbalik. Sementara itu Maura langsung berdiri. Dia kembali mengambil nampan dan berjalan cepat ke ruang tamu sebelum Devan benar-benar hilang di balik pintu. Gadis itu tiba-tiba saja menyerukan sang pria. "

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 110 Rencana Devan

    Di saat Maura dan Devan sedang berbicara, Alia tampak melihat mereka dari jendela. Sebelumnya gadis kecil itu hendak menghampiri Devan dan ingin berbicara banyak dengan pria itu, tetapi ternyata saat sudah sampai di ruang tamu, dia tidak mendapati satu orang pun. Alia menautkan kedua alis. Dia bingung karena tak melihat kedua orang itu, sedang rasa penasaran dari seorang gadis kecil itu pun menyeruak. Tadinya Alia ingin langsung menghampiri mereka berdua, tetapi saat melihat ibunya bersedih di kamar, akhirnya Alia mengurungkan niat dan memilih untuk berbicara dengan ibunya saja. Sebelumnya Lusi pun memberitahu Alia, jika sedang ada tamu atau orang dewasa sedang berbicara jangan diganggu, karena itu tidak sopan. Dari itulah Alia pun memilih lapor saja kepada Lusi. Ibunya itu sedang berdiam diri di kamar, menatap lurus ke depan. Lusi benar-benar syok mendengar pernyataan dari Devan. Padahal sudah bertahun-tahun berlalu, tetapi ternyata cinta pertamanya masih memendam perasaan. Lalu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 111 Peringatan untuk Maura

    Saat Maura masuk ke rumah, dia dikagetkan dengan sosok Lusi yang sudah berdiri di ambang pintu utama. Wanita itu melipat tangan di depan dada sembari berekspresi dingin. Sebelumnya Lusi sudah selesai memasak dan hanya menyiapkan menu sederhana saja, jadi tidak perlu memakan waktu banyak. Maura wajahnya terlihat gugup dan itu bisa diteliti oleh Lusi secara langsung."Mbak ada di sini?" tanya Maura tiba-tiba saja, membuat Lusi tersenyum miring. Terlihat sekali kalau gadis ini tampak ketakutan."Tentu saja. Ini kan rumahku. Menurut kamu apa yang aku lakukan di sini?" jawab Lusi dengan jutek, berhasil membuat sisi keberanian Maura langsung menciut.Tampaknya Maura sudah tahu apa yang membuat Lusi seperti ini. Pertanyaan pun muncul di benak sang gadis. Mungkinkah Lusi melihat pembicaraannya dengan Devan? Tetapi gadis itu tidak berani mengajukan pertanyaan dan memilih untuk diam."Apa yang kamu lakukan tadi bersama Devan?" tanya Lusi, spontanitas, karena dia tidak mau berbasa-basi lagi se

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 112 menginterogasi Maura

    "Itu ...." Maura menggantungkan ucapannya sejenak. Dia masih memikirkan apa jawaban yang baik untuk dilontarkan kepada Lusi. Karena sekalinya salam berucap, maka nasib Maura dipertaruhkan. Dia tidak mau sampai kembali lagi kepada kedua orang tuanya atau malah berakhir di jalanan. Dengan terpaksa gadis itu sepertinya harus menutupi perasaannya sendiri di depan Lusi. Maura tidak tahu sebenarnya bagaimana perasaan Lusi kepada Devan, mengingat kalau Lusi itu adalah cinta pertama Devan. Mungkin saja pria itu juga termasuk cinta pertama wanita yang ada di depannya ini. Semua itu membuat Maura mau tidak mau harus menelan lagi kesakitan yang sama, berpura-pura tidak merasakan apa pun demi bertahan hidup di sini. Katakanlah tidak tahu diri. Tetapi hanya ini yang bisa Maura lakukan, daripada masuk ke lubang buaya, lebih baik dia dipenjara dalam sangkar emas yang Lusi buat. Begitu perumpamaan posisi Maura saat ini."Kenapa malah berpikir? Cepat katakan! Apakah kamu punya perasaan kepada Devan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 113 Ultimatum dan Ancaman Lusi

    "Aku benar-benar tidak menyangka mendapat kabar darimu dan kamu tiba-tiba saja ingin bertemu denganku. Ini sangat luar biasa. Sungguh, aku sangat senang," ucap Devan setelah dia terduduk saling berhadapan dengan wanita yang sangat dicintainya itu. Lusi tidak menjawab atau menimpali setiap perkataan dari Devan, ingin tahu saja apa yang akan dilakukan pria itu selanjutnya, setelah tahu kalau dirinya mengatakan bertemu secara dadakan. "Syukurlah kalau kamu memang senang dengan pertemuan ini. Semoga saja kamu juga akan tetap tersenyum seperti itu setelah apa yang akan kukatakan nanti," timpal Lusi yang membuat senyuman di wajah Devan luntur, karena saat ini pria itu merasa kalau Lusi akan mengatakan sesuatu yang membuatnya khawatir. Entah kenapa perasaannya juga tiba-tiba saja tak enak hati. Mungkinkah Lusi akan mengatakan sesuatu yang bisa membuat Devan down? Pria itu tidak mau menebak-nebak dulu dan memilih untuk diam, menunggu apa yang akan dikatakan Lusi selanjutnya. "Memang apa y

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 114 Raka Bebas

    "Lusi, apa yang kamu lakukan di sini?!" seru pria itu yang tidak lain adalah Raka. Benar, beberapa menit sebelumnya Raka memang sudah dibebaskan oleh Bu Sinta. Ini semua berkat uang jaminan yang diberikan oleh By Sinta beserta pengacara yang sudah disewa oleh wanita paruh baya itu. Sebenarnya Bu Sinta berat hati menjual semua barang-barang branded dan baju-baju mahalnya itu, hanya untuk menebus Raka. Tetapi kalau bukan dia, siapa lagi? Sementara Bu Sinta tidak punya siapa-siapa selain Raka. Kalau dia membiarkan Raka tetap ada di penjara, maka sama saja dengan membuat Bu Sinta semakin melarat. Karena mau tidak mau wanita itu pun harus tetap menjual barang-barangnya demi menutupi kebutuhan hidup. Dia tidak bekerja dan juga tidak mungkin meminta uang lagi kepada Lusi yang sudah menjadi mantan menantunya. Saat dia dan Raka berada di jalan memakai taksi, pria itu tidak sengaja melihat Lusi keluar dari kafe. Yang lebih membuat hati Raka memanas adalah Lusi sedang berpegangan tangan bersa

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 115 Tuduhan Raka

    "Apa yang kamu katakan barusan, Mas?" tanya Lusi. Dia benar-benar tidak bisa diam saja. Lusi pun maju, dia menggeser posisi Devan yang sebelumnya menghalanginya. Raka terdiam dengan wajah serius. Dia harus mengutarakan semua niatnya, sampai bisa bebas seperti ini. Apa pun yang terjadi Raka harus tetap mendapatkan Lusi kembali, karena saat ini secara terang-terangan ada pria yang ingin mendapatkan Lusi dan tentu saja Raka tidak ikhlas, apalagi jika Alia menyebut Devan sebagai Ayah. Itu akan semakin menyakiti Raka. Dia tidak akan terima sampai kapan pun jika itu terjadi. "Aku akan mendapat kamu, Lusi. Kesalahan besar karena aku sudah menuruti kemauanmu untuk bercerai. Benar kata Ibu, aku bisa menyelesaikan semuanya tanpa harus bercerai. Aku juga sudah bilang sebelumnya akan membuktikan kalau anak yang ada dalam kandungan Mila itu bukan anakku." Lusi menggelengkan kepala sembari menghela napas kasar. Dia memijat pelipisnya yang berdenyut. Kenapa jadi seperti ini? Lusi tidak memperkira

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 116 Strategi Raka

    "Aku akan menemui Alia, Bu," ucap Raka. Sebelumnya pria itu sempat terdiam dan memikirkan cara apa yang sekiranya baik untuk mendekati Lusi dan membuat wanita itu tidak berkutik. "Apa kamu yakin? Bukankah Alia itu tidak mau bertemu denganmu?" "Iya, memang seperti itu. Tapi aku yakin juga, Bu. Lama-lama anak itu pasti akan luluh, karena bagaimanapun aku adalah ayahnya.""Kalau Lusi tahu, bagaimana?" "Itulah masalahnya. Aku harus mencari cara bagaimana agar bertemu Alia tanpa sepengetahuan Lusi," ujar Raka. Dia jadi bingung sendiri bagaimana harus menghadapi Lusi.Kedua orang itu saling diam, mereka memikirkan bagaimana caranya agar bisa bertemu Alia tanpa sepengetahuan Lusi. Lalu beberapa saat kemudian, pria itu punya satu ide yang terlintas di benak. "Tentu saja. Bu, aku akan menemuinya di sekolah sebelum Lusi datang. Aku harus terlebih dahulu bertemu dengan Alia, karena guru-gurunya juga tahu kalau aku adalah ayahnya Alia. Lalu, selain itu juga aku akan menemui Alia di saat Lusi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08

Bab terbaru

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 507 Masakan Rumah

    Wanita hamil itu hanya bisa pergi dengan perasaan kesal. Mungkin Mila bisa saja menerobos masuk, tetapi dia khawatir kalau Raka akan benar-benar murka kepadanya dan semua perkataan pria itu menjadi kenyataan. Membayangkannya saja membuat Mila ketakutan, apalagi kalau benar Raka akan meninggalkannya dan anak yang ada di dalam kandungan. Akhirnya Mila tidak punya pilihan lain, kecuali mengalah terlebih dahulu. Dia akan mencoba kembali untuk membujuk Raka setelah 3 hari, berharap kalau pria itu benar-benar akan kembali kepadanya. Setelah kepergian Mila, Raka dan Bu Sinta pun sedang duduk berhadapan di meja makan, tepat di depannya tampak sekali makanan yang sudah terhidang dan aromanya begitu menggugah selera Raka. Kebetulan pria itu hanya makan ala kadarnya. Saat melihat semua ini, tentu rasa lapar pria itu menyeruak. Tetapi sebelumnya Raka harus memberitahukan kedatangan dirinya kepada Bu Sinta. "Ibu masak untukku?" "Tentu saja. Kamu pikir Ibu akan masak untuk siapa? Istrimu? Ibu

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 506 Mulai Muak (2)

    "Mas, aku mohon. Pulanglah bersamaku, jangan seperti ini." Mila sekarang menghiba sembari menangis. "Tolong, jangan buat aku merasa menderita dan tertekan seperti ini. Aku janji, aku tidak akan mengekangmu lagi. Kamu boleh keluar, asalkan kamu bicara dulu kepadaku." "Tidak, ini sudah ketiga kalinya kamu mengatakan hal yang sama, tetapi kenyataannya seperti apa? Kamu tetap saja mengganggu dan menuduhku macam-macam.""Lalu, aku dengan siapa, Mas? Aku tidak mungkin sendiri.""Ada Maura."Seketika Mila malah terdiam. Dia sedang berusaha untuk akting sebaik mungkin agar Raka mau pulang dengannya. Tetapi malah nama Maura yang disebutkan. Dia benar-benar kesal karena adiknya itu malah masuk dalam permasalahan rumah tangganya. "Dia kan bukan siapa-siapa kita. Lagi pula di sini yang harus tanggung jawab atas keselamatan aku dan anak ini kan kamu, Mas." Mila sama sekali tidak bisa diajak berbicara baik-baik. Sekeras apa pun Raka menjelaskan, Mila juga sama kerasnya. Tidak mau mengalah. Rak

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 505 Mulai Muak (1)

    "Tidak sekarang, Mila. Aku akan pulang setelah semua urusanku selesai." Mila menautkan kedua alis dengan perasaan bingung. "Apa maksud kamu, Mas? Urusan apa yang kamu lakukan di sini?" Raka menghela napas panjang sembari memijat pelipisnya yang berdenyut. Tidak mungkin dia mengatakan kalau besok dirinya akan menikah dengan Winda. Yang pasti pria itu harus mengelabui Mila. Jangan sampai wanita itu benar-benar menghancurkan semua rencananya. Karena kalau Mila tahu kalau dirinya ingin mencari Lusi dan juga Alia, maka saat itu juga dia mendapat tekanan lagi dari wanita ini. "Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku, menghabiskan waktu dengan ibuku." "Lalu, kamu meninggalkan istrimu?" tanya Mila. Matanya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Raka akan melakukan hal seperti ini. Padahal yang harus ditemani adalah Mila. Dia sedang hamil. Kenapa Raka tidak mau melakukan itu? "Dia anakku. Hak dia dong untuk menemani ibunya!"Mila kesal karena Bu Sinta malah ikut campur. Harusnya wanita paruh bay

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 504 Pertengkaran Mertua dan Menantu (4)

    Bu Sinta maupun Mila kaget mendengar suara Raka yang menggelegar, tampak sekali wajahnya memerah seperti menahan emosi karena sudah dari tadi kedua wanita berbeda usia ini terus saja bertengkar. "Apa kalian tidak bisa diam?! Jangan terus-terusan mengoceh dengan berbagai macam alasan! Aku punya keputusan sendiri," ucap Raka, membuat Bu Sinta dan Mila kaget bersamaan. Mereka takut jika Raka mengambil keputusan yang salah dan merugikan kedua belah pihak. Mila berharap kalau Raka tidak meninggalkannya, berbeda dengan Bu Sinta yang ingin anaknya kembali kepada Bu Sinta dan menceraikan Mila. Pria itu menoleh kepada Mila dengan tatapan sinis. Dia sudah jengah dengan semua perlakuan istrinya ini. Mila berbeda jauh dengan wanita yang dulu pernah menjalin hubungan dengannya. Apa mungkin memang sifat asli Mila seperti ini? Begitu pikir Raka atau hanya karena perubahan hormon Ibu hamil akhirnya Mila lebih protektif dan temperamental? Semua itu masih bergerilya di pikiran Raka, belum bisa menga

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 503 Pertengkaran Mertua dan Menantu (3)

    "Jangan percaya sama Ibu, Mas! Kamu tahu sendiri, kan? Gara-gara Ibu, kamu hampir kehilangan anak ini. Dia yang memalsukan tes DNA anak ini!" seru Mila tiba-tiba saja mengalihkan pembicaraan, membuat Bu Sinta terdiam dan wanita paruh baya itu benar-benar kaget kala Mila membahas lagi masalah yang sudah berlalu. Padahal sekarang permasalahan utamanya adalah Mila yang tidak pernah bisa membebaskan Raka, selalu saja mengekang dan harus berada di samping wanita itu. "Kenapa kamu malah ngomongin itu sekarang? Bukan waktunya kamu berbicara hal yang sudah berlalu.""Oh, kenapa tidak, Bu? Tentu saja aku harus bicara dengan Mas Raka, kalau Ibu itu tidak mau melihat anak ini lahir, kan?" Keadaan semakin genting saat ini. Kalau Mila mengatakan hal seperti itu, tentu saja Bu Sinta tidak mau kalah. Baginya pertarungan ini harus dimenangkan olehnya, karena ini adalah satu-satunya cara dan kesempatan yang langka untuk mendapatkan anaknya kembali. "Jaga bicaramu! Itu sudah berlalu, aku melakukan

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 502 Pertengkaran Mertua dan Menantu (2)

    Bu Sinta dan Mila sama-sama terkejut melihat siapa yang tiba-tiba saja menyerukan nama Mila. Seketika wajah Bu Sinta berubah menjadi pura-pura sedih. Sementara Mika pucat sekali, seperti orang yang kehilangan banyak darah. "Raka, akhirnya kamu datang," ucap Bu Sinta dengan suara lemah sembari menghampiri anak yang saat ini berada di belakang Mila. Wanita hamil itu benar-benar kaget dengan kehadiran Raka. Dia tidak menyangka kalau Raka ada di belakangnya. Dia pikir Raka ada di dalam dan tidak mendengar pembicaraan mereka, tetapi siapa? Tahunya orang yang dicari itu tiba-tiba saja datang dan mendengarkan percakapan, lebih tepatnya kata-kata sang wanita yang keterlaluan jika didengar oleh orang lain. "Raka, lihat istrimu! Katanya akan membunuh Ibu jika berani macam-macam atau menghasutmu. Padahal kan Ibu tidak mengatakan apa-apa, Ibu juga tidak tahu kalau misalkan kamu pergi dari rumah. Apakah itu istri yang kamu pikir baik?" tanya Bu Sinta dengan pura-pura menangis. Mila hanya bisa

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 501 Pertengkaran Mertua dan Menantu (1)

    "Suami mana yang pergi dari rumah istrinya tanpa bilang apa-apa? Kecuali kalau dia kabur karena tidak kuat dengan sikap istrinya. Menurutmu perkataanku benar, kan?" ucap Bu Sinta, tiba-tiba saja membuat Mila terdiam.Wanita paruh baya itu sampai melipat tangan di depan dada. Mila terdiam saja. Dia merasa tersinggung dengan semua perkataan mertuanya. Entah kenapa setiap apa pun yang keluar dari mulut Bu Sinta itu selalu pedas dan menyakitkan.Sang wanita paruh baya sama sekali tidak pernah memikirkan perasaan orang lain, tetapi herannya kenapa Lusi dulu kuat sekali berhadapan dengan Bu Sinta? Mila tidak mau nasibnya sama seperti Lusi, disetir begitu saja oleh mertua. Dia harus berdiri di kaki sendiri tanpa diperintah oleh siapa pun, termasuk mertua.Mila menghela napas panjang, berusaha untuk tenang menghadapi Bu Sinta tanpa dengan emosi. Dia harus membuat Bu Sinta paham, kalau semua yang dilakukan ini demi kebaikan dirinya dan juga Raka, termasuk anak yang ada di dalam kandungan."B

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 500 Terpaksa Bertemu

    Dengan perasaan tak karuan akhirnya Mila pun pergi ke rumah Bu Sinta. Dia berharap bisa menemukan suaminya. Saat ini tidak ada pilihan lain, kecuali mengalah. Karena ada anak yang harus diperjuangkan di sini. Kalau saja tidak ada anak, mungkin Mila sudah melakukan hal yang macam-macam kepada Raka dan juga Bu Sinta, untuk memberikan ancaman yang lebih sakit lagi kepada pria itu, agar mau tetap ada di sisinya. Namun, sekeras apa pun Mila berusaha untuk menahan suaminya, Raka pasti akan berontak dan sekarang buktinya dia terlalu mengekang dan juga menggenggam Raka begitu erat, sampai lupa kalau pria itu juga butuh kebebasan dan sedikit udara untuk dirinya sendiri. Namun, karena pengalaman sebelumnya yang sudah pernah selingkuh, Mila berpikir ratusan kali untuk percaya kepada pria itu. Tetapi tampaknya Raka merasa kalau dirinya dikekang dan malah memilih untuk pergi dari rumah. Wanita itu memijat pelipisnya sembari menyetir, ini benar-benar membuatnya stres. Belum lagi Maura yang memi

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 499 Mulai Gamang

    "Halo, Ibu?" tanya Raka saat dia sudah menelepon ibunya dan untunglah Bu Sinta langsung menerima panggilan dari anaknya itu. Tentu saja sang wanita paruh baya benar-benar kaget dan melihat kembali ada nama Raka di layar ponsel. Karena sebelumnya anak itu sampai memblokir nomornya agar tidak bisa dihubungi.Tampaknya apa yang dikatakan oleh Maura itu benar. Dia harus pura-pura menderita dan membuat Raka merasa iba, agar anaknya kembali ke tangan sang wanita paruh baya. "Ada apa, Raka? Ibu kaget, kamu tiba-tiba saja menelepon." "Tidak apa-apa. Aku hanya ingin bicara dengan Ibu. Ada hal penting, yang harus aku katakan kepada Ibu." "Benarkah? Kalau begitu datang saja ke sini. Sebaiknya kita berbicara baik-baik di rumah. Ibu akan masakan makanan kesukaan kamu. Bagaimana?" Tiba-tiba saja di seberang sana Raka tersenyum kecut. Entah kenapa dia merasa kenangan itu kembali ke masa-masa sebelum dia menikah. Sebelumnya Bu Sinta selalu perhatian, apalagi kalau sudah gajian. Tetapi tetap saja

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status