Home / Rumah Tangga / Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya / Bab 112 menginterogasi Maura

Share

Bab 112 menginterogasi Maura

Author: Dhesu Nurill
last update Last Updated: 2023-09-02 09:21:06

"Itu ...."

Maura menggantungkan ucapannya sejenak. Dia masih memikirkan apa jawaban yang baik untuk dilontarkan kepada Lusi. Karena sekalinya salam berucap, maka nasib Maura dipertaruhkan. Dia tidak mau sampai kembali lagi kepada kedua orang tuanya atau malah berakhir di jalanan.

Dengan terpaksa gadis itu sepertinya harus menutupi perasaannya sendiri di depan Lusi. Maura tidak tahu sebenarnya bagaimana perasaan Lusi kepada Devan, mengingat kalau Lusi itu adalah cinta pertama Devan. Mungkin saja pria itu juga termasuk cinta pertama wanita yang ada di depannya ini.

Semua itu membuat Maura mau tidak mau harus menelan lagi kesakitan yang sama, berpura-pura tidak merasakan apa pun demi bertahan hidup di sini. Katakanlah tidak tahu diri. Tetapi hanya ini yang bisa Maura lakukan, daripada masuk ke lubang buaya, lebih baik dia dipenjara dalam sangkar emas yang Lusi buat. Begitu perumpamaan posisi Maura saat ini.

"Kenapa malah berpikir? Cepat katakan! Apakah kamu punya perasaan kepada Devan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 113 Ultimatum dan Ancaman Lusi

    "Aku benar-benar tidak menyangka mendapat kabar darimu dan kamu tiba-tiba saja ingin bertemu denganku. Ini sangat luar biasa. Sungguh, aku sangat senang," ucap Devan setelah dia terduduk saling berhadapan dengan wanita yang sangat dicintainya itu. Lusi tidak menjawab atau menimpali setiap perkataan dari Devan, ingin tahu saja apa yang akan dilakukan pria itu selanjutnya, setelah tahu kalau dirinya mengatakan bertemu secara dadakan. "Syukurlah kalau kamu memang senang dengan pertemuan ini. Semoga saja kamu juga akan tetap tersenyum seperti itu setelah apa yang akan kukatakan nanti," timpal Lusi yang membuat senyuman di wajah Devan luntur, karena saat ini pria itu merasa kalau Lusi akan mengatakan sesuatu yang membuatnya khawatir. Entah kenapa perasaannya juga tiba-tiba saja tak enak hati. Mungkinkah Lusi akan mengatakan sesuatu yang bisa membuat Devan down? Pria itu tidak mau menebak-nebak dulu dan memilih untuk diam, menunggu apa yang akan dikatakan Lusi selanjutnya. "Memang apa y

    Last Updated : 2023-09-04
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 114 Raka Bebas

    "Lusi, apa yang kamu lakukan di sini?!" seru pria itu yang tidak lain adalah Raka. Benar, beberapa menit sebelumnya Raka memang sudah dibebaskan oleh Bu Sinta. Ini semua berkat uang jaminan yang diberikan oleh By Sinta beserta pengacara yang sudah disewa oleh wanita paruh baya itu. Sebenarnya Bu Sinta berat hati menjual semua barang-barang branded dan baju-baju mahalnya itu, hanya untuk menebus Raka. Tetapi kalau bukan dia, siapa lagi? Sementara Bu Sinta tidak punya siapa-siapa selain Raka. Kalau dia membiarkan Raka tetap ada di penjara, maka sama saja dengan membuat Bu Sinta semakin melarat. Karena mau tidak mau wanita itu pun harus tetap menjual barang-barangnya demi menutupi kebutuhan hidup. Dia tidak bekerja dan juga tidak mungkin meminta uang lagi kepada Lusi yang sudah menjadi mantan menantunya. Saat dia dan Raka berada di jalan memakai taksi, pria itu tidak sengaja melihat Lusi keluar dari kafe. Yang lebih membuat hati Raka memanas adalah Lusi sedang berpegangan tangan bersa

    Last Updated : 2023-09-04
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 115 Tuduhan Raka

    "Apa yang kamu katakan barusan, Mas?" tanya Lusi. Dia benar-benar tidak bisa diam saja. Lusi pun maju, dia menggeser posisi Devan yang sebelumnya menghalanginya. Raka terdiam dengan wajah serius. Dia harus mengutarakan semua niatnya, sampai bisa bebas seperti ini. Apa pun yang terjadi Raka harus tetap mendapatkan Lusi kembali, karena saat ini secara terang-terangan ada pria yang ingin mendapatkan Lusi dan tentu saja Raka tidak ikhlas, apalagi jika Alia menyebut Devan sebagai Ayah. Itu akan semakin menyakiti Raka. Dia tidak akan terima sampai kapan pun jika itu terjadi. "Aku akan mendapat kamu, Lusi. Kesalahan besar karena aku sudah menuruti kemauanmu untuk bercerai. Benar kata Ibu, aku bisa menyelesaikan semuanya tanpa harus bercerai. Aku juga sudah bilang sebelumnya akan membuktikan kalau anak yang ada dalam kandungan Mila itu bukan anakku." Lusi menggelengkan kepala sembari menghela napas kasar. Dia memijat pelipisnya yang berdenyut. Kenapa jadi seperti ini? Lusi tidak memperkira

    Last Updated : 2023-09-04
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 116 Strategi Raka

    "Aku akan menemui Alia, Bu," ucap Raka. Sebelumnya pria itu sempat terdiam dan memikirkan cara apa yang sekiranya baik untuk mendekati Lusi dan membuat wanita itu tidak berkutik. "Apa kamu yakin? Bukankah Alia itu tidak mau bertemu denganmu?" "Iya, memang seperti itu. Tapi aku yakin juga, Bu. Lama-lama anak itu pasti akan luluh, karena bagaimanapun aku adalah ayahnya.""Kalau Lusi tahu, bagaimana?" "Itulah masalahnya. Aku harus mencari cara bagaimana agar bertemu Alia tanpa sepengetahuan Lusi," ujar Raka. Dia jadi bingung sendiri bagaimana harus menghadapi Lusi.Kedua orang itu saling diam, mereka memikirkan bagaimana caranya agar bisa bertemu Alia tanpa sepengetahuan Lusi. Lalu beberapa saat kemudian, pria itu punya satu ide yang terlintas di benak. "Tentu saja. Bu, aku akan menemuinya di sekolah sebelum Lusi datang. Aku harus terlebih dahulu bertemu dengan Alia, karena guru-gurunya juga tahu kalau aku adalah ayahnya Alia. Lalu, selain itu juga aku akan menemui Alia di saat Lusi

    Last Updated : 2023-09-08
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 117 Tamu Salah Kira

    Maura meneguk saliva dengan susah payah. Dia benar-benar kaget mendapat pertanyaan itu lagi. Padahal sang gadis berpikir kalau Lusi tidak akan membahas masalah Devan dan perasaannya. Kalau pun memang harus membicarakan pria itu, setidaknya Lusi tidak harus menanyakan perasaan gadis itu kepada sang pria. Ini sangat sensitif dan mungkin akan membuat hatinya sungkan untuk mengatakan itu semua. Lusi juga tidak punya cara lain untuk mencari tahu bagaimana perasaan Maura kepada Devan. Dia tidak mungkin bertanya kepada Devan, karena pria itu pun menolak dengan keras, kalau mereka tidak punya hubungan apa-apa. Tetapi Lusi juga tidak punya cara lain selain bertanya secara frontal kepada gadis itu. "Kenapa? Kenapa diam saja? Apa kamu takut aku marah jika kamu jujur?" tanya Lusi membuat wajah gadis itu terkesiap. Dia tampak kebingungan. Maura menunduk dalam sembari memainkan jari jemari. Ada rasa takut yang menyeruak, tapi kalau misalkan Maura tidak menjawab dengan jujur, pasti Lusi akan teru

    Last Updated : 2023-09-09
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 118 Perdebatan Raka dan Devan

    "Iya, memang tidak ada salahnya. Itu hak kamu juga, tapi jangan mencoba mendekati Ibu dari anakku," ucap Raka akhirnya membuat Devan langsung terkesiap.Pria itu mengerti apa yang dimaksud oleh Raka. Namun demikian, Devan tidak mau kalah. Lagi pula, siapa Raka? Sekarang pria itu hanyalah mantan suami yang tidak tahu diri. Sudah bagus ditampung oleh Lusi dan diberikan kehidupan yang layak, tetapi malah berkhianat dengan teman Lusi pula. Ini benar-benar memalukan. Sebagai seorang pria, entah kenapa Devan juga merasa kesal dan muak dengan tingkah pria itu. Namun demikian, Devan tidak punya hak apa pun untuk mengadili seorang Raka. Dia hanya ingin memberitahu Raka kalau dirinya juga akan berusaha mendapatkan Lusi kembali, apa pun yang terjadi. "Memangnya kenapa kalau aku mengejar ibunya anakmu? Bukankah kalian juga sudah bercerai? Lagi pula aku yakin, anakmu juga masih belum mau bertemu denganmu, kan?" tanya Devan lagi-lagi membuat Raka tersentak. Setiap perkataan yang dibalikkan oleh

    Last Updated : 2023-09-09
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 119 Kedatangan Kedua Orang Tua

    Di tempat lain, saat ini Ibu Sinta sudah mondar-mandir kebingungan di depan kamarnya. Setelah mendapatkan telepon dari Mila beberapa hari yang lalu, wanita itu belum juga bercerita kepada suaminya. Yang dia takutkan adalah suaminya murka karena tidak memberitahukan tentang telepon yang dia sembunyikan selama ini. Bu Sinta juga harus mencari cara bagaimana menyampaikan semua ini tanpa harus berdebat terlebih dahulu. Ketakutannya itu, sang suami akan memarahi Bu Sinta habis-habisan atau bahkan bermain tangan. Membayangkannya saja membuat Bu Sinta bergidig, apalagi sampai kenyataan. Suara pintu terbuka membuatku Bu Sinta terkesiap. Ternyata itu adalah suaminya. Pria paruh baya itu mengernyitkan dahi melihat reaksi Bu Sinta yang tampak kaget. "Kenapa kamu malah kaget seperti itu? Kenapa? Apa kamu sudah melakukan sesuatu?" tanyanya membuat Bu Sinta terlihat kikuk, tetapi wanita itu berusaha untuk bersikap normal. Karena bagaimanapun suaminya itu bisa menebak apa pemikiran Bu Sinta kala

    Last Updated : 2023-09-10
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 120 Mila Mati Rasa

    "Kenapa Ibu malah menangis seperti itu? Jangan berpura-pura bersedih melihat keadaanku seperti ini. Bukankah Ibu memang nantikan saat-saat seperti ini, kan? Membebaskan aku dan menjadikan aku sebagai alat penghasil uang untuk kalian?" tanya Mila dengan nada tenang, tapi entah kenapa itu sangat menyakitkan di telinga Bu Sinta. Wanita paruh baya itu sampai berhenti menangis dan menatap anaknya tak percaya. Memang benar ujung-ujungnya Bu Sinta akan memperalat Mila untuk menjadikan mesin uang, tetapi saat ini wanita paruh baya itu benar-benar merasa prihatin kepada nasib anaknya yang seperti ini. Di luar dugaan, seharusnya Mila yang sedang hamil muda tidak boleh diperlakukan tak baik di dalam sel, apalagi sampai ada memar-memar di sekujur tubuhnya. Hanya sepertinya, anaknya sudah mati rasa kepada kedua orang tua. Dia benar-benar tidak punya pilihan lain, selain menjelaskan apa yang sebenarnya dirasakan oleh Bu Sinta kepada Mila saat ini. "Kamu boleh bilang seperti itu, karena kamu memb

    Last Updated : 2023-09-10

Latest chapter

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 577 Butuh Validasi

    Raka kaget mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Winda. Bahkan pria itu sampai tidak berkedip, seolah apa yang dikatakan oleh Winda barusan itu sebuah bom yang hampir meledak. "Maksudnya hamil?""Ya, Mas. Aku mau tanya, kalau misalkan aku hamil kamu akan gimana?""Gimana apanya, Winda? Aku tidak paham dengan maksudmu." "Aku tahu kamu menikahi Mila karena dia sedang mengandung anakmu, kan? Tetapi kalau misalkan aku juga mengandung anakmu, bagaimana, Mas? Atau Seandainya Mila tidak mengandung anakmu, apakah kamu juga akan tetap bersamanya?" tanya Winda. Sebenarnya dia butuh validasi dari Raka. Apakah benar yang dikatakan Bu Sinta dan Maura tentang hubungan Mila dan Raka yang diikat hanya karena ada anak di antara mereka. Raka menatap Winda dalam, tapi wanita itu tidak bisa mengartikan semuanya. Lalu sang pria menoleh lurus ke depan. Ada sesuatu yang mengganjal di hati dan pikiran. Apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya kepada Winda atau memilih untuk diam? Rasanya sudah se

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 576 Hari Pertama Kerja

    Tempat pukul 12.00 siang akhirnya Maura istirahat. Ternyata di sana tidak disediakan makan siang dan membeli sendiri. Kalau tahu begini, harusnya wanita itu membawa saja makanan di rumah Mila. Tetapi sayangnya semua sudah terlambat. Dia pun akhirnya memilih untuk makan apa saja yang tersedia di sekitar supermarket, yang penting bisa mengenyangkan.Namun, lagi-lagi ada suasana yang tidak mengenakan sang wanita. Di mana para pegawai yang begitu antipati dan menjauh kepada Maura. Awalnya dia merasa kesal, tetapi lama-lama tidak mempermasalahkan. Lagipula dia sudah kenal dengan Winda. Kalau memang ada yang macam-macam, tinggal lapor saja kepada wanita itu.Maura memilih untuk membeli siomay saja, lebih murah tapi mengenyangkan. Dia pun duduk agak jauh dari teman-temannya, karena memang di sini yang baru hanya Maura saja, jadi dia tidak punya teman yang satu angkatan dan memilih untuk diam. Tidak ada inisiatif sama sekali untuk berbaur atau memperkenalkan diri.Lagi pula di sini niatnya u

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 575 Jobdesk Imel

    Mila menyantap makanan yang dibeli lewat online. Imel pun sama, tetapi gadis itu tampak sekali berbeda dari biasanya. Seperti ada yang dipikirkan dan semua gerak-gerik dari Imel membuat Mila merasa tidak nyaman. Wanita hamil itu pun menghentikan makannya dan berusaha berbicara baik-baik kepada Imel. "Kamu kenapa sih, Mel? Kok diam saja?" tanya Mila tiba-tiba, membuat Imel terkesiap. Dia sedikit bingung, tapi ada juga rasa takut. Namun demikian sang gadis tetap menjawab pertanyaan dari majikannya, takut malah salah paham. "Enggak kok, Bu. Saya cuma berpikir aja, bisa nggak ya melaksanakan tugas dari Ibu? Mengatur semuanya," ungkap gadis itu sebab sebelumnya setelah Imel selesai membereskan isi kamar dia dan Mila sama-sama menyusun jobdesk apa saja yang akan Imel laksanakan di rumah ini, termasuk menyiapkan makanan untuk Mila. Itulah yang paling berat dilakukan oleh sang gadis. Bagaimana kalau Ibu hamil ini rewel dan dia harus mencari makanan susah? Bukankah itu adalah tugasnya seo

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 574 Masih Berusaha Mengerti

    Di tempat lain, saat ini Raka dan Winda sedang bersiap-siap untuk pulang. Tetapi hanya packing saja, karena kepulangannya nanti malam Raka akan langsung pulang ke rumah Mila. Sementara Winda ke rumahnya sendiri. "Mas, hari ini kita mau ke mana dulu?" tanya Winda, memastikan karena dia ingin menghabiskan waktu yang sebentar ini. Sebab setelah 7 hari baru dia bisa bertemu dengan Raka lagi."Apa kamu sudah menemukan jejak Alia?" tanya Raka tiba-tiba saja membuat harapan Winda langsung putus. Dia lagi-lagi harus bisa sadar kalau dirinya hanya dimanfaatkan untuk mencari Alia. Tetapi wanita itu akan tetap bersabar dan menjalani semua ini dengan ikhlas. Sesuatu yang dijalani dengan tulus pasti akan berbuah manis. "Belum, Mas. Aku sudah coba tanya sama temen-temen di berbagai kota yang memang ada penyetok barang-barang di supermarket aku, katanya sih belum pernah lihat. Tapi kita coba aja lihat ya, Mas. Moga-moga saja minggu depan atau mungkin besok lusa ada kabar baik," ungkap Winda. Dia

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 573 Apa Hanya Kebetulan?

    Sesudah zuhur berkumandang, Lusi pun segera bersiap. David memang dari tadi sedang menunggu wanita itu, mencoba untuk mengikutinya. Dia akan mengajak Lusi untuk sama-sama berangkat kerja. Sementara itu Adiba saat ini bekerja di rumah. Dia bisa mengerjakan projectnya dan tidak perlu ke kantor. Jadi, gadis itu bisa menjaga Alia. Lusi sudah semangat untuk pergi bekerja. Ini hari pertama dan harus menjadi momen yang paling berharga. David yang melihat wanita itu keluar pun berusaha untuk mengejarnya. "Hai, mau berangkat kerja, ya?" tanya David, tiba-tiba saja membuat Lusi terkesiap. Dia langsung menoleh kepada pria itu."Oh, hai. Kamu juga mau berangkat kerja?""Iya." "Shif siang?" tanya Lusi, memastikan."Iya," jawab David sembari tersenyum. Lusi hanya tersenyum kikuk, merasa perkataan Adiba tempo hari ada benarnya. Mungkin saja pria ini punya maksud buruk, karena semuanya itu serba mendadak. Tetapi melihat bagaimana pria ini tidak melakukan hal yang di luar batas membuat Lusi mas

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 572 Masih Syok

    Di kamar yang sudah disediakan oleh Mila, Imel hanya termenung menatap lurus. Dia sama sekali tidak merasa antusias untuk melihat kamar yang akan ditempatinya. Meskipun ukurannya sama seperti kontrakan yang sebelumnya dia tinggali, tetapi kali ini pikirannya benar-benar kacau. Apa yang harus dia lakukan mendengar berita-berita itu? Apakah Imel harus menelepon orang yang memasang iklan memberitahukan alamat Mila yang sebenarnya? Gadis itu akan mendapatkan uang yang banyak, bisa membuka usaha atau membeli kios untuknya. Terlepas dari status sebagai buruh. Tetapi, bagaimana kalau Mila tahu dan malah balas dendam kepadanya? Gadis itu tidak tahu bagaimana sifat Mila yang sebenarnya, jadi harus hati-hati dengan segala perlakuan Mila. Ini benar-benar membingungkan juga syok. Dia tidak tahu harus melakukan apa sekarang.Tiba-tiba saja suara Mila terdengar menyerukan nama Imel. Gadis itu langsung terkesiap dan memilih untuk menghampiri bosnya."Iya, Bu. Bagaimana?""Kamu sudah beres-beresnya

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 571 Gosip Hangat

    Setelah membereskan barang-barang di kontrakan yang dahulu, Imel berpamitan dan langsung pergi menggunakan angkot. Sebelumnya dia memang ingin menggunakan taksi, tetapi tarifnya pasti mahal. Tidak masalah kalau menggunakan angkot. Lagi pula barang bawaannya hanya sedikit.Saat di dalam angkutan umum, dia mendengar pembicaraan kalau ada iklan yang memberikan hadiah besar bagi yang bisa menemukan dan memberi informasi tentang Mila. "Oh, aku tahu! Ini yang dulu sempat viral kan gara-gara dia selingkuh dan digrebek sama istrinya? Benar-benar enggak tahu diri, ya!" "Kayaknya ini orang juga membuat masalah sampai dicari sama yang pasang iklan," timpal seseorang membuat Imel langsung menoleh. Dia kaget sebab yang disebutkan oleh penumpang angkot lainnya itu Mila. Imel terperanjat sebab dikatakan kalau Mila ini adalah orang yang dulu sempat digerebek karena perselingkuhan, ini sama persis yang seperti yang dikatakan oleh Maura tempo hari, saat mereka masih ada di rumah sakit.Kalau benar b

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 570 Frustrasi

    Entah sudah berapa lama Mila berada di kamar. Dia sampai ketiduran, mungkin karena kelelahan dan juga efek obat yang sebelumnya sempat diminum sebelum pulang dari rumah sakit.Wanita itu terbangun dan melihat sudah pukul 10.00, tapi tidak ada tanda-tanda Imel dan Maura pun sepertinya tidak ada. Karena rumah ini begitu hening. Sang wanita merasa tak enak hati. Dia memilih untuk keluar dari kamar dan mencari siapa yang sudah datang terlebih dahulu, antara Maura dan Imel. Entah kenapa dia merasa tidak mau sendirian mungkin karena dia sedang mengandung dan banyak kekhawatiran yang mungkin saja tiba-tiba muncul di pikiran itu, akan membuatnya semakin stres jika terus sendirian. Mila butuh seseorang untuk menemani. Wanita itu sampai memanggil-manggil nama Maura dan Imel, tetapi tidak ada sahutan. Rasa cemas tiba-tiba saja datang. Dia memilih untuk menelepon Imel, karena rasa gengsi kalau harus menghubungi Maura. Yang ada adiknya malah besar kepala dan mungkin akan meminta hal yang lebih b

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 569 Menanti Kabar

    Sementara itu, saat ini Lusi sedang mengantar Alia. Dia benar-benar bisa meluangkan waktu untuk anaknya. Sebenarnya Alia sudah menolak dan mengatakan kalau dia bisa berangkat sendiri, lagi pula sudah hafal jalan sekolah, tapi Lusi beralasan kalau dia ingin menghabiskan waktu bersama Alia sebelum berangkat kerja.Setelah Alia masuk, barulah Lusi kembali pulang. David yang sedari tadi uring-uringan karena tidak menemukan keberadaan Lusi di sekitar rumah Adiba pun mulai bingung. Harusnya dia meminta nomor ponsel wanita itu, tetapi karena kemarin terlalu senang dan waktunya buru-buru membuat mereka sampai tidak saling bertukar nomor ponsel. Saat melihat Lusi yang berjalan melewati rumahnya, senyuman di bibir David pun merekah. Dia akhirnya bisa melihat wanitanya itu. David akan pergi ke kantor bertepatan dengan Lusi pergi, sementara berkas-berkas penting yang harus dia tanda tangani dikirimkan secara online. Sekarang zaman sudah serba mudah, jadi tidak perlu direpotkan dengan semua itu.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status