Share

Bab 2

Author: Bun say
last update Last Updated: 2024-04-05 13:33:38

(Bu Aisyah meninggal dunia. Kalian diminta segera datang ke rumah duka.)

Kubaca pesan dari pengurus rumah tangga. Seseorang yang selama ini dipercaya oleh keluarga besar ibu mertua, mengurusi tetek bengek seisi rumah mewahnya.

Aku menghela nafas, lalu merapikan koper dan hendak pergi. Tak kupedulikan seseorang yang masih memperhatikan dengan kening berlipat-lipat.

Menyesal di saat-saat terakhir kehidupannya aku tidak berada di sisi ibu mertua. Kalau saja beliau tidak menyuruhku untuk menelusuri dan menjemput putra tersayangnya, mungkin saat ini di sana tangisku sedang pecah melepas kepergiannya.

“Mau ke mana kamu, Ze? Kamu tidak berniat pulang malam ini juga, ‘kan? Perjalanan Surabaya—Bandung sangat melelahkan. Kita pulang besok sore.” Pria yang menyentuh wanita lain beberapa saat lalu itu menyentuh lenganku. Tapi, lekas aku menepisnya dengan kasar. Jijik rasanya bersentuhan dengannya sekarang.

“Jangan mendikte kapan aku boleh dan tidak boleh pulang. Bersiaplah untuk pemakaman ibumu, itupun kalau kamu masih menghormati dia sebagai wanita yang melahirkanmu.”

“Ap-apa kamu bilang?!” Mas Raga menganga tak percaya. Dia meremas rambutnya kasar. Teriakannya lalu menggema pada ruangan yang kutempati tak kurang dari tiga jam ini.

Aku berlalu, tak peduli. Tak punya waktu untuk melihatnya meratapi kepergian ibunya. Ibu yang selalu berpesan agar anak kebanggaannya ini bisa melindungiku dan dua cucunya. Tapi nyatanya, bahkan dalam hembusan nafasnya yang terakhir, anaknya tengah mereguk dosa zina dengan wanita yang selalu dibencinya.

Sheva.

Wanita itu tak memiliki tempat di hati keluarga besar suami. Saat dia dan Mas Raga kepergok untuk kesekian kalinya, keluarga besar Mas Raga menyumpah serapah dirinya.

Gundik, pelakor, jal*Ng, pezina, dll.

***

Perjalanan ini terasa sangat panjang. Hati kelojotan ingin segera sampai di tujuan, tapi kemacetan meraja menutup akses kendaraan, menahan di tengah jalan lalu berhimpitan dengan pengguna jalanan lainnya.

Di sampingku, Mas Raga tentu yang paling gelisah. Disaat-saat terakhir ibunya, kenapa dia memilih fly di udara dan jatuh di ranjang Sheva.

Miris, najis, kamu Mas.

Terlambat. Ketika kendaraan sampai di muka rumah, para pelayat sepi, sanak saudara sudah pergi, semua mengantar kepergian ibu mertua ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Di atas gundukan tanah merah, pria yang bergelar suami menangis tersedu melepas wanita yang sudah melahirkannya ke dunia namun berkali-kali dikecewakan.

Ribuan kali petuah dan nasehat agar Mas Raga menjadi pria sempurna; sebagai seorang ayah, suami dan pemimpin untuk dirinya sendiri, tapi nyatanya ribuan kali ibu berwasiat, pria itu mangkir dan hidup sesuka hatinya.

Maka beribu ucapan penyesalan yang dia lantunkan, semua sudah terlambat. Seiring jasad tertimbun tanah, seperti itulah kata maaf dari seorang ibu pupus untuknya.

“Kita pulang, Ma?” ajak Afni dan Dika, dua buah hatiku. Arvan—bodyguard kesayangan mereka setia menemani keduanya kapan saja.

“Iya, kita pulang sekarang.”

“Dadah nenek. Baik-baik di sini ya, kami akan sering berkunjung.” Celotehan Afni membuat hatiku nyeri. Ah, anak usia empat setengah tahun ini masih belum mengerti arti kematian.

Aku mengulas senyum dan menyentuh kepala mereka. Kugenggam tangan keduanya sambil meninggalkan jajaran pemakaman yang tertata rapi pada sebuah TPU ternama kota ini.

Sampai ke rumah, aku masuk ke kamar dan mencari-cari bukti perselingkuhan mereka. Karena semuanya sudah berakhir, maka sekarang saatnya kubalas semua sakit hatiku.

Maaf Bu Aisyah, aku tak mau memendam ini sendirian, dan terpaksa anakmu juga harus merasakannya.

Kubuka ponsel, lalu mencari mana saja yang mesti kusebar, untuk kemudian berlayar pada para pengguna jejaring sosial.

Aku tersenyum setelah kutemukan apa yang kucari dan simpan. Ternyata disaat seperti ini, banyak gunanya juga.

Berkali-kali berzina dengan suami orang. Dia tak pernah jera bahkan seakan menantang dan merasa bangga. Silahkan nilai sendiri pasangan seperti apa mereka.

Klik … kling .…

Belasan chat, bukti pertemuan, juga belasan foto vulgar kebersamaan Mas Raga dan Sheva langsung kusebar di media sosial. Tak sampai disana, kupesan buzzer untuk semakin menyebarkan ke berbagai aplikasi agar Mas Raga dan Sheva semakin terkenal.

Tak sampai satu jam, ribuan notifikasi masuk membuatku puas sekaligus bertepuk tangan dengan perasaan bebas.

Beribu makian, kata-kata hinaan, termasuk hujatan membanjiri kolom komentar yang di setting publik. Tak lupa tag yang membanjiri notifikasi di layar atas, sebagai wujud simpati dan kepedulian padaku yang dirugikan.

Selamat bekerja dan mencari tahu, wahai para netizen. Tugas kalian dimulai. Cari tahu sebanyak-banyaknya tentang aktris dan aktor yang mendadak viral lewat jalur perselingkuhan.

***

Dentuman suara pintu terdengar. Mas Raga masuk ke dalamnya dengan nafas memburu. Dia terengah-engah menghampiri dengan pandangan paling tajam. Secepat ini ternyata kabar berita masuk ke telinganya.

“Apa yang sudah kamu lakukan, hah? Apa?! Tega ya, kamu. Hanya gara-gara sakit hati lantas berani mempermalukan suami sendiri?!”

“Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba kamu marah-marah, Mas?” tanyaku pura-pura polos.

Mas Raga mengeluarkan ponsel dan memperlihatkannya padaku. Deretan berita dan gosip makin memanas, saat akun keduanya berhasil ditemukan publik. Wah, hebat sekali mereka. Dan aku puas mendengarnya.

Aku menjawab dengan beroh ria.

“Semua ini perbuatanmu, ‘kan? Ayo, ngaku dan tak usah berkilah!” bentaknya.

Aku mengangguk pelan. Sedikitpun tidak merasa menyesal apalagi sedih. Sebaliknya, kunikmati wajah pias suamiku saat ini.

“Kenapa kau berani mempermalukan suamimu sendiri, Zea? Kenapa? Apa tak cukup aku meminta maaf dan menyesali semuanya?! Licik!!” geramnya dengan suara menggelegar. Pria itu hampir membanting ponsel ke dinding seandainya tak memikirkan harganya.

“Kenapa kau masih bertanya? Berani berbuat harus berani bertanggung jawab. Itulah konsekuensi untuk pria yang tidak setia, mengumbar nafsu, melegalkan zina, tanpa pernah memikirkan dosa dan dampak akibatnya. Jadi, tak usah bertanya-tanya kenapa aku melakukannya, sama seperti halnya kamu yang tidak pernah memiliki jawaban atas kelakuanmu yang diluar batas itu,” balasku dingin.

Ingin tahu sejauh mana dia melampiaskan amarahnya padaku. Bodoh, jika aku terus-terusan diam sementara dia enak-enakkan ngamar. Dasar!!

“Dan kau tak takut kalau suamimu ini tak punya kerjaan, dipecat, atau bahkan jadi olok-olokkan semua orang?!”

“Takut? Hanya sedikit. Selebihnya hanya rasa puas melihatmu tak berdaya dan terlihat frustasi.”

“Zea!!”

“Diam, karena aku tak peduli lagi sekarang!!”

Arghh!!

Mas Raga melempar barang-barang di nakas untuk melampiaskan kekesalannya. Tapi bodo amat. Nasi sudah jadi bubur, silahkan dinikmati. Karena aku tak peduli.

“Setelah ini aku pasti mendapat konsekuensi dari berbagai pihak. Aku juga tidak yakin atasan akan diam saja melihat kelakuanku. Argghhh … kenapa kau tega melakukan hal ini padaku, Zea? Kenapa?!” Mas Raga mondar-mandir gelisah. Aku masih menatapnya puas.

Rasakan, itulah buah yang kalian semai atas perbuatan hina kalian. Aku mungkin tidak bisa membalas perbuatan kalian secara langsung, jadi biarkan mereka ikut bekerja dan memberi sanksi, Mas.

Aku kembali tersenyum. Memilih duduk dan menjauh, lalu melihat deretan panggilan masuk ke nomorku dari puluhan orang yang sedang panas kuping.

Wanita itu pasti kelabakan sekarang karena dia dan suamiku mendadak viral di sosial media.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Lihat saja nanti! Aku hanya perlu diam. Biar Tuhan yang bekerja dengan caranya sendiri. Menghukum dua orang yang sudah kelewatan batas. Sampai akhirnya mendapatkan konsekuensinya sendiri.

Related chapters

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 3

    Gegas kutinggalkan kamar, meninggalkan Mas Raga sendirian dengan emosinya yang menggebu. Terdengar suara benda-benda yang dibanting setelahnya. Mungkin dia melampiaskannya pada barang-barang yang ada di dalam. Dan sekali lagi, aku tidak peduli. Bagiku yang terpenting sekarang adalah pergi jauh darinya. Aku juga akan segera mengakhiri biduk rumah tangga kami. Tak guna mempertahankan seorang pengkhianat seperti dia.Afni sedang bermain di tengah rumah bersama dengan para sepupunya. Tak kulihat keberadaan Dika di sana. Mungkin dia sedang bersama baby sitter dan bodyguard-nya di tempat lain, entah.Mbak Anisa—kakaknya Mas Raga sedang menutup mulut. Tatapannya melihat ponsel di depannya dengan wajah terkejut. Heh, dia pasti sudah melihat kabar terbaru tentang adiknya.Wanita itu mengangkat wajah begitu mendengar langkah kakiku yang mendekat.“Apa ini, Zea? Ini pasti ulahmu, ‘kan? Ayo, ngaku!” Mbak Anisa melotot, “Mbak nggak percaya kamu setega itu pada Raga? Atau jangan-jangan ponselmu di

    Last Updated : 2024-04-05
  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 4

    “Ada apa, Arvan?!” tanyaku sambil menenangkan anak-anak yang juga ikut terkejut setelah mobil tiba-tiba berhenti.“Seseorang menikung dan menghalangi jalan. Dan saya sepertinya tahu mobil siapa itu,” jawabnya dengan wajah dingin. “Tunggu sebentar, Bu.” Gegas pria itu keluar dan menutup pintu.Aku menelisik melihat wanita yang turun dari mobilnya sendiri. Di sana wanita itu menatap kesal. Sheva. Penampilannya begitu cetar khas seorang pelakor. Rok span warna putih dengan paha yang terekspos, belum lagi dadanya yang terlihat menyembul besar. Pantas Mas Raga begitu tergila-gila dengan pesonanya. Mirisnya dia hanya bisa berzina bukan diperistri secara resmi.Wanita itu berkacak pinggang dan berseru ke arah Arvan. Terjadi perdebatan sengit setelahnya. Sheva sampai menunjuk wajah Arvan. Dasar tidak sopan.“Kalian tunggu di sini bareng Mbak, ya. Mama mau ke luar dulu.” Afni dan Dika yang tidak tahu apa-apa itu langsung menurut.Aku membuka pintu mobil dengan cepat untuk menghampiri ked

    Last Updated : 2024-04-05
  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 5

    "Papa, Mama, kapan kalian datang? Ayo masuk, Ma, Pa,” ajakku pada keduanya. Aku tidak menyangka kalau papa dan mama akan datang secepat ini dari kota kembang. Meski jelas tujuannya untuk menelusuri apa yang terjadi dengan pernikahanku dan pengkhianatan Mas Raga, tapi melihatnya datang tiba-tiba jadi ketakutan sendiri untukku. Aku takut keduanya menyalahkan dan tidak mendukung.“Zea, kami mau bicara serius denganmu.” Mama langsung bersuara begitu kusalami keduanya.“Ma, ada Afni dan Dika. Kita bicara nanti saja,” tegur Papa mengingatkan Mama yang sepertinya tak tahan ingin mencecarku dengan berbagai pertanyaan seputar suamiku.Mama menghela nafas untuk kemudian menghambur pada anak-anak yang mendekat.Setelah masuk ke ruangan, kupersilahkan mereka untuk menikmati minum yang disediakan oleh ART.Afni dan Dika sepertinya bahagia atas kedatangan nenek dan kakeknya. Mereka pun bersenda gurau dan bercengkrama.“Sebelum ke sini kami silaturahmi ke kediaman mertuamu. Mereka sepertinya marah

    Last Updated : 2024-04-05
  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 6

    “Papa, Mama, kapan kalian datang? Ayo masuk, Ma, Pa,” ajakku pada keduanya. Aku tidak menyangka kalau papa dan mama akan datang secepat ini dari kota kembang. Meski jelas tujuannya untuk menelusuri apa yang terjadi dengan pernikahanku dan pengkhianatan Mas Raga, tapi melihatnya datang tiba-tiba, itu jadi ketakutan sendiri untukku. Aku takut keduanya menyalahkan dan tidak mendukung atas tindakan yang aku lakukan.“Zea, kami mau bicara serius denganmu.” Mama langsung bersuara. Rupanya beliau tidak sabar begitu kusalami keduanya."iya, Ma." Aku pasrah karena sadar semuanya tak bisa ditutup-tutupi lagi. “Ma, ada Afni dan Dika. Kita bicara nanti saja,” tegur Papa mengingatkan Mama yang sepertinya tak tahan ingin mencecarku dengan berbagai pertanyaan seputar suamiku."Oh ya, udah, deh."Mama menghela nafas untuk kemudian menghambur pada anak-anak yang mendekat. Sepertinya mereka juga kangen pada nenek dan kakeknya.Setelah masuk ke ruangan, kupersilahkan mereka untuk menikmati minum ya

    Last Updated : 2024-05-08
  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 7

    “Papa, Mama, kapan kalian datang?!” Mas Raga bertanya yang kutahu hanya basa-basi.“Kenapa memangnya kalau kami datang. Apa kamu keberatan dengan kehadiran kami di rumah ini?!”Mas Raga buru-buru menggeleng. Wajahnya diliputi dengan keterkejutan, “bu-bukan begitu maksudku, Pa.”“Kami tidak tahu kalau seperti itu bahasamu kepada putri kami, Raga. Setelah dulu kau memintanya baik-baik untuk meminang putriku dan berjanji akan menemaninya dalam suka duka dan berjanji akan membahagiakannya, sekarang selain berkata keras di depan wajah istri dan anak-anakmu, kau juga berani mengkhianati dan menduakannya. Bahkan ternyata hubunganmu dengan wanita itu sudah selayaknya pasangan suami istri. Ck, kami benar-benar kecewa padamu. Apa kamu tidak sadar, kami membesarkan Zea untuk hidup bahagia bukan untuk disakiti apalagi disia-siakan seperti ini.” Papa bicara panjang lebar dengan rahang mengeras. Mas Raga yang tidak berkutik malah menggeleng berkali-kali.“Aku minta maaf, Pa,” ucapnya sambil menundu

    Last Updated : 2024-05-08
  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 8

    Papa dan Mama berjengit kaget mendengar pintu yang ditutup kasar oleh Mas Raga. Keduanya menatap pria yang berlalu dengan amarah di wajahnya. Mas Raga tidak memiliki pakaian lagi di rumah ini. Semuanya kukirimkan tanpa sisa. Biar si Sheva yang mengurusnya mulai sekarang.Mau tak mau pria itu keluar dari rumah. Tapi baru sampai di ambang pintu, ponselnya tiba-tiba berdering.Gegas dia melihat layar ponsel miliknya untuk kemudian mendekatkan ke telinga. Hanya beberapa detik setelahnya, terlihat wajah itu semakin nyalang berbalik menatapku dari kejauhan.“Tunggu aku di luar,” ungkapnya entah pada siapa sambil berjalan cepat. Penasaran, aku memburu ke arah pintu dan mendapati tontonan yang cukup menarik.Gundik itu ada di sana. Dia semakin berani menampakan dirinya di lingkungan rumahku. “Dia pasti yang melakukannya. Dia ingin mengusirmu dari rumahmu sendiri, Mas. Apa kau akan membiarkan barang-barangmu menumpuk di teras rumahku?!” tunjuk Sheva ke arahku.“Tenang, She. Jangan bikin ker

    Last Updated : 2024-05-08
  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 9

    “Cukup, She. Tidak usah menambah perkara. Kita sudah mendapatkan hukumannya, sebaiknya tak perlu berdebat lagi. Ayo kita pergi dari sini,” ajaknya pada si gundik sambil menarik tangannya.“Jangan lupa beli kondom, atau kalau tidak kau akan bunting sebelum dinikahi!” Aku berseru pada pasangan yang langsung menahan langkah, untuk kemudian berbalik dengan pandangan nyalang. “Kau lihat ‘kan Mas, bagaimana mulut berdurinya itu terus-terusan menghina kita!! Dan kau masih membiarkan wanita itu menghinaku tanpa berbuat apa-apa!!” “Zea akan terus berbicara, baik kita ladeni atau kita abaikan. Jadi, tak usah pedulikan dia. Ayo pergi.” Kali ini Mas Raga bahkan sampai melingkarkan tangan di bahu wanita itu. Aku memejamkan mata sekilas, merasakan nyeri yang bertubi-tubi dalam dada. Bohong jika aku merelakan mereka. Nyatanya melihat mereka bermesraan saja, hatiku yang sedang terluka seperti berkali-kali disiram air garam saking perihnya.***

    Last Updated : 2024-05-09
  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 10

    “Ya ampun, Mama tidak habis pikir kalau mereka akan secepat ini go publik. Bener-bener nggak tahu malu. Mama kira si Raga nyesel setelah kamu permalukan. Ternyata malah sebaliknya.” Mama terus menggerutu seiring mobil yang melaju untuk membawa kami pulang. Papa yang menyetir tak banyak bicara. Tapi jelas ikut menyesalkan kelakuan Mas Raga juga.“Ya udahlah, Ma. Mau bagaimana lagi. Biasanya ‘kan bukan hanya makan malam, bahkan lebih dari itu pun mereka sanggup,” timpalku menegaskan fakta tentang mereka pada mama.Mama mengangguk lagi,” iya sih, kalau udah gini Mama mendukungmu untuk mengajukan gugatan perceraian. Mama nggak mau punya menantu seorang pezina, terlebih dia tidak memiliki rasa malu dan tidak punya rasa bersalah sedikitpun pada kamu dan anak-anakmu.”Benar kata Mama. Setelah mendapat dukungan dari keduanya tekadku semakin bulat untuk mengakhiri semua, lagi pula kesabaran yang kubangun selama ini sudah terkikis habis pada Mas Raga yang

    Last Updated : 2024-05-09

Latest chapter

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 38

    Sampai di hari kepulanganku ke rumah, aku tidak bertemu dengan Arvan kembali. Entah kemana pria itu perginya aku tidak tahu. Hanya saja aku berdoa semoga dia dalam keadaan baik-baik saja.Aku banyak bercerita tentang pria itu pada Mama dan Papa. Meski awalnya Mama tidak menyukai Arvan dikarenakan pria itu yang tidak menjagaku dengan baik, tapi setelah aku meyakinkan dan menjelaskan semuanya, Mama akhirnya mengutarakan kesalahannya pada pria itu.“Ya ampun, Mama nggak tahu kalau Arvan se-protektif itu untuk menjagamu. Mama bahkan membentaknya karena dia gagal melindungimu,” ujar Mama tampak merasa bersalah.“Tapi ngomong-ngomong, apa kamu serius menyukai dia?” Ingat Ze, statusmu itu janda anak dua, sedangkan Arvan itu adalah bujangan. Lagian inget kasusnya juga. Meskipun dia dinyatakan tidak bersalah setelah dia naik banding, tapi ‘kan tetap saja sekali arang tercoreng di muka, selamanya orang takkan percaya. Ya, seperti itu istilahnya,” lanjut Mama mengemukakan kekhawatirannya.“Ins

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 37

    Mataku mengerjap, merasa silau dari cahaya yang ada di atasku. Lalu kesadaran membawaku ke alam nyata, saat kulihat Arvan duduk di samping sambil menggenggam tanganku erat, dan membawa ke pipinya yang hangat.Sejenak aku lupa apa yang terjadi, namun rasanya seperti mimpi ketika pria itu berada di sini dengan wajah cemasnya. Aku bahagia tentu saja.Lalu tiba-tiba rasa nyeri dalam perut berdenyut kuat. Memikirkan apa penyebabnya, barulah ‘ku ingat apa yang terjadi sesaat sebelum aku berakhir seperti ini.Aku ingin mengatakan semuanya pada Arvan, agar pria itu segera menangkap si pelaku.Sheva, wanita itu bertindak nekat dengan menusukku hingga berdarah-darah, dan rasa sakit di perut saat itu membuatku tidak sadarkan diri.Arvan meyakinkan kalau semuanya akan baik-baik saja. Termasuk aku harus menurut keinginannya agar cepat sembuh. Dan untuk sementara waktu, mengatakan agar aku tidak banyak pikiran. Aku berharap Arvan juga bisa menyelesaikan semuanya.Pintu ruangan yang diketuk membuat

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 36

    “Arvan, apa-apaan kamu? Apa yang kamu lakukan pada Ezra?!” Tiba-tiba Bu Widya keluar dari kamar tempat Zea dirawat dan memburu pria itu, lalu membantu membangunkannya. “Ezra, kamu nggak apa-apa? Bibirmu berdarah itu,” ujarnya panik dan kesal padaku.“Saya nggak apa-apa, Tante.” Ezra menatap tajam tapi tak kupedulikan. Awas saja kalau bertemu di luaran sana, akan kupatahkan lehernya jika dia berani mengusikku.“Ampun ya, kamu Arvan. Bisa-bisanya kamu bertingkah kasar di rumah sakit. Heuh, sudah kayak preman saja!”Ezra tersenyum sinis karena dibela seperti memiliki seorang dewi penolong. Dia merasa di atas angin saat Bu Widya membawa pria itu masuk ke dalam ruangan. Terlihat tatapan meremehkan darinya yang ditujukan padaku.Sejak kapan pria itu dekat dengan Bu Widya, padahal dengan Zea saja bahkan baru bertemu beberapa kali saat di mall dan mampir ke rumahnya. Selebihnya aku jelas tahu kalau Ezra tidak dekat dengan wanita itu.“Arvan, bisa kita bicara sebentar?” tanya Pak Budi keluar

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 35

    POV Arvanda Pradipta Ponsel yang berdering membuatku terpaksa menepikan kendaraan di bahu jalan. Doni—pria yang kusuruh untuk menjaga Zea dan dua anaknya, menghubungi.Tak biasanya dia nyepam sampai lima kali panggilan. Doni hafal sifatku. Jika tak diangkat, artinya aku sedang sibuk dan akan menghubungi kembali nanti.Dan sekarang, otakku dipenuhi rasa gelisah dan prasangka.“Ada apa, Don?” Langsung kutanya pria itu tanpa peduli.“Van, kayaknya lo harus balik lagi ke sini. Zea masuk rumah sakit!” ujarnya terdengar panik disusul suara sirine dari ambulan yang terdengar getir di telinga.“Katakan yang jelas, ada apa?! Apa terjadi sesuatu sama Zea?!” Entah kenapa perasaanku tiba-tiba gelisah. Apalagi terdengar suara beberapa orang di belakang pria itu.“Zea ditusuk oleh seseorang. Sorry, Van. Aku ‘gak nyangka bakal kejadian kayak gini!”“Shitt!!” Aku mengumpat tak sadar sambil memukul setir. Tak menduga akan kecolongan seperti ini. Padahal Doni sudah aku wanti-wanti untuk menjaga ca

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 34

    Tunggu, apa maksudnya?Apa Arvan sering membicarakanku pada orang tuanya. Tapi sejak kapan? Dan apa saja yang dia katakan.Aku masih bertarung dengan pikiranku sendiri, saat pria itu bertambah garang dan menatapku tajam.“Suruh dia pergi dari sini, atau bapak sendiri yang akan menyeretnya keluar!” usirnya tanpa rasa kemanusiaan.Aku terkejut, begitupun Afni dan Dika. Keduanya merapatkan badan dengan gemetar.“Ma, aku takut,” cicit Dika.“Ma, ayo kita pulang.” Afni ikut merengek tak bisa kutenangkan. Jujur aku tak menyangka akan dihadapkan dengan situasi seperti ini.“Pak, sabar dulu. Kenapa mesti ngomong seperti itu? Zea dan anak-anaknya adalah tamu kita. Rasanya tidak pantas Bapak bicara seperti itu.” Wanita yang sepertinya ibunya Arvan berdiri dan mendekati pria yang menatap dingin tersebut. Afni dan Dika juga seketika mengatupkan bibir, mungkin takut dengan cara pandangnya saat melihatku.“Ibu diam saja, biar Bapak sendiri yang ngomong pada anak itu. Apa dia tak sadar dengan apa

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 33

    “Zea? Ada apa, dan kenapa kamu pulang lagi?”Karena pikiranku yang kacau, aku tidak sadar kalau ternyata Arvan sudah ada di rumah bersama Dika. Anak itu sudah tampan dengan rambutnya yang terlihat basah. Arvan juga tengah menyuapinya makan. Di tangan pria itu, Dika tampak lebih ceria.“Ze, kenapa kamu nggak menjawab pertanyaanku? Kamu dan Afni baik-baik saja, ‘kan?” tanyanya terdengar khawatir.Aku menggeleng lemah dan mendekat padanya. Tak peduli apapun, aku menjatuhkan badan ke pelukan pria itu yang sigap menyambut dengan penuh tanya.Cukup lama kami berpelukan. Bahkan dapat kudengar suara jantungnya yang bertalu. Sudah lama aku tak mendapatkan pelukan nyaman seperti ini. Dan di pelukan Arvan, sesaat aku merasa tenang.Aku melepas pelukan dan mendesah berat, masih tak berani menatap wajahnya.“Maaf, dan … makasih.”“Ceritakan apa yang terjadi sampai-sampai membuatmu gelisah seperti ini? Apa ada seseorang yang menyakitimu, atau kamu bertemu dengan Sheva, atau bahkan Pak Raga mungki

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 32

    Dua hari kemudian, Afni tampak cantik setelah memakai seragam baru. Hari ini aku akan mengantarnya ke taman kanak-kanak. Afni mulai bersekolah sekarang, itu pun setelah tak bosan-bosannya kubujuk. Awalnya, dia masih mau main di rumah dan belum mau masuk TK. Akhirnya setelah perjuangan dan sedikit drama, dia mau menuruti permintaanku dan Arvan untuk masuk pra sekolah.“Ayo kita berangkat sekarang, nanti telat masuk kelas,” ajakku sambil menggamit lengannya. Afni terlihat riang dan sesekali bersenandung. Lagu ‘balonku ada lima’ jadi pilihannya.Saat hendak membuka pintu mobil, aku terkejut melihat di dekat gerbang, Mas Raga menunggu di sana dengan senyum manisnya.“Ma, itu Papa. Aku mau berangkatnya bareng Papa aja,” ujar Afni berseru.Sebelum aku merespon, Afni sudah berlari-lari mendekati pria itu. Mas Raga segera memangku, mencium rambut dan mengajaknya duduk di kursi depan mobilnya. Aku yang melihatnya bahkan sampai melongo.Apa-apaan pria itu? Kenapa pagi-pagi sekali sudah ada d

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 31

    “Halo, Arvan?” sapaku begitu panggilan tersambung.“Ada apa Bu Zea? Kangen, ya,” canda pria itu dengan suara lembutnya di ujung telepon. Aku menggigit ujung jari, bingung harus mulai dari mana.“Bu Zea, kenapa diam saja? Kalau kangen ya, bilang aja kangen. Gak usah malu-malu kayak gitu. Lagian bentar lagi ‘kan kita nikah,” godanya lagi membuatku semakin tak enak hati. Bagaimana tanggapannya kalau dia tahu Mas Raga ada di sini.“Arvan, ada papanya anak-anak di sini, dan—”“Oh, apa dia membuat masalah? Apa perlu aku pulang sekarang?” potong Arvan dengan cepat. Pria itu sangat mengkhawatiranku yang tidak siap bertemu dengan mantan suami. Tapi bibirku seakan kelu untuk bicara padanya. Entah bagaimana caranya meminta izin.“Kenapa Bu, apa ada masalah?” tanya Arvan lagi di ujung telepon, seperti tidak sabar ingin mendengar alasanku menghubunginya.“Itu … anak-anak katanya ingin jalan-jalan dengan papanya, dan Mas Raga memintaku untuk pergi. Aku butuh izinmu, Arvan. Itupun kalau kamu tid

  • Kubongkar Perselingkuhan Suami Pilotku   Bab 30

    “Katakan dengan jujur atau aku akan menghabisimu sekarang!” ancamku tak main-main. Bayangan ketakutan mantan istri dan dua anakku menari di kepala, membuatku kehilangan akal dan bergelung amarah pada Sheva. Memangnya kalau bukan dia pelakunya, lantas siapa lagi yang mesti aku curigai? Wanita itu meneguk ludah dengan kasar. Matanya bergerak-gerak mencari alasan untuk menjawab pertanyaanku. Dari gerak geriknya saja, aku sudah mengetahui kalau dialah si biang masalah.Wanita licik ini tidak cukup mengambilku dari keluargaku sendiri, dia dengan teganya berbuat zalim di belakang mereka. Meski perbuatanku sendiri tidak dapat dibenarkan, tapi dia lebih keterlaluan padahal Zea tidak melakukan apa-apa padanya.“Heh, kau tidak memiliki jawaban, ‘kan? Itu karena memang benar kalau kaulah pelakunya. Tapi ingat Sheva, sekali lagi kau meneror mereka maka kau akan berhadapan denganku!” Kuhempaskan rahang wanita itu hingga dia tersungkur ke lantai.Sebelum pergi, aku menyambar kunci yang teronggo

DMCA.com Protection Status