“Aku tak perduli dengan perang yang akan terjadi, aku akan terus mencarimu suamiku, biar ke ujung dunia sekalipun” kata gadis itu lagi seraya bersiap untuk berkelebat lagi. Tapi tiba-tiba saja sebuah suara membuat gadis itu menghentikan niatnya untuk berkelebat pergi.“Kau tak perlu mencariku sampai ke ujung dunia, istriku”Degh!Gadis itu merasa jantungnya berhenti berdetak, tapi dia cepat menyadari keadaannya. Lalu dengan cepat dia berbalik ke arah asal suara.“Hai B-B-Bintang...!” ucapnya dengan suara bergetar. Beberapa langkah dihadapannya memang tengah berdiri sesosok pemuda yang memang tak lain adalah Bintang adanya. Bintang tampak tersenyum kearahnya,“Kemarilah Ruhrembulan...” kata Bintang mengembangkan kedua tangannya. Rupanya sosok itu adalah Ruhrembulan.“Hai suamiku...” Ruhrembulan langsung berkelebat cepat ke arah Bintang dan langsung memeluk tubuh Bintang dengan erat. Untuk sesaat terdengar sesugukan dan bahunya yang terguncang dipelukan Bintang. Ruhrembulan menangis.“I
MALAM terus berlanjut.“Hai Dewi Awan Putih. Tunggu!” langkah dara jelita Dewi Awan Putih terhenti saat mendengar ada yang memanggil namanya, saat ia berbalik. Ia dapat melihat Jejaka Emas yang tengah datang menghampirinya. Dengan senyum kerennya, Jejaka kini sudah ada dihadapan Dewi Awan Putih.“Ada apa, Hai Jejaka?” tanya Dewi Awan Putih dingin.Jejaka Emas yang sudah berusaha mendekati Dewi Awan Putih dalam beberapa hari ini, selalu merasa heran dengan sikap dingin yang ditunjukkan oleh Dewi Awan Putih padanya. Tapi hal itu justru semakin membuat Jejaka bersemangat untuk mendapatkan Dewi Awan Putih sebagai kekasihnya. Selama ini tak ada dewi ataupun perempuan dari bangsa jin maupun manusia yang bisa lepas dari jerat pesonanya.“Aku ingin membicarakan sesuatu yang cukup penting denganmu, Hai apa kau ada waktu untukku”Dewi Awan Putih terdiam sejenak, lalu kemudian berkata, “Bicaralah...” katanya masih dengan sikap dinginnya.“Mengenai para dewi, apakah Ratu Dewi dan Bunda Dewi akan
“Hai Dewi Awan Putih, apa kau benar-benar ingin membunuhku! Apa salahku padamu!” teriak Jejaka Emas diantara gerakan tarungnya.“Hai Kau terlalu mencampuri urusanku, Jejaka! Sudah ku bilang, jangan ikuti aku!” bentak Dewi Awan Putih dengan keras.“Hai Dewi Awan Putih, aku hanya ingin ikut membantumu. Apa kau lupa dulu, kau pernah mengungkapkan rasa cintamu kepadaku. Aku menyadari kebodohanku waktu itu dan sekarang aku ingin kau menjadi kekasihku. Apa kau bersedia?”Kedua mata indah Dewi Awan Putih langsung membesar dan melotot tajam kearah Jejaka Emas, dia lalu berteriak dengan lantang. “Hai, jangan kau sebut-sebut lagi masa lalu itu. Aku yang dulu, bukanlah yang sekarang. Sudah tidak ada perasaan sedikitpun dihatiku terhadapmu, Dewa yang sukanya mengumbar cinta kemana-mana”“Hai Dewi Awan Putih, bila kau ingin, aku akan memutuskan hubunganku dengan semua kekasihku dan hanya kau seorang yang akan jadi kekasihku. Bagaimana? Apa kau ingin menjadi kekasih hatiku?!”“Hai, bermimpilah teru
Tapi apa yang dibayangkan oleh Dewi Awan Putih justru membuatnya terkejut. Bukan rasa sakit yang dirasakannya, melainkan ada sesuatu yang lembut yang terasa menghimpit tubuh belakangnya dan sepasang tangan yang kini sudah melingkar dipinggangnya, lalu menariknya dengan erat dan memutar tubuhnya berkali-kali hingga akhirnya putaran tubuhnya berhenti.Dewi Awan Putih menyadari kalau ada seseorang yang telah menyelamatkan dirinya, pikiran Dewi Awan Putih langsung berfikir kalau Jejaka Emas yang telah menolongnya, maka dia segera membuka kedua matanya. Benar saja, sepasang tangan tengah merangkul pinggangnya dengan erat dari arah belakang.“Hai! Lepaskan aku, Jejaka!” teriak Dewi Awan Putih dengan keras seraya memberontak untuk melepaskan dirinya dari pelukan itu. Tapi bukannya terlepas, pelukan itu justru semakin erat merangkul dirinya, Dewi Awan Putih berusaha memberontak lebih keras lagi, tapi dirinya tak kuasa melepaskan pelukan itu.“Bagaimana mungkin aku melepaskan pelukanku pada is
Bintang menempelkan kedua telapak tangannya di punggung Dewi Awan Putih, secara perlahan Bintang mulai menyalurkan segel dewa kehidupannya kepada Dewi Awan Putih dan terbukti dalam beberapa waktu saja keadaan Dewi Awan Putih sudah mulai pulih. Wajahnya yang pucat mulai terlihat merona kembali, Bintangpun segera menghentikan tindakannya setelah merasakan keadaan Dewi Awan Putih membaik.“Bagaimana keadaanmu sekarang sayang?” tanya Bintang dibelakangnya, Dewi Awan Putih segera membuka kedua matanya, lalu berpaling kearah Bintang, tak puas, Dewi Awan Putih membalik tubuhnya kearah Bintang.“Sudah lebih baik, suamiku” ucap Dewi Awan Putih tersenyum. “Terima kasih” sambungnya lagi.“Untung saja aku melihat ledakan pertarungan kalian dari jauh dan aku belum terlambat untuk datang... Hhh... Aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu sayang” ucap Bintang seraya meraih sosok Dewi Awan Putih yang ada dihadapannya kedalam pelukannya, ternyata Dewi Awan Putihpun malah menghamburkan tubuhnya di dada Bin
Di saat Jejaka Emas tengah memikirkan rencana dirinya untuk menantang Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berduel dengan menggunakan ilmu kesaktian, hiruk pikuk terdengar dari arah timur barisan bangsa jin. Hal ini segera memancing perhatian semua yang ada ditempat itu. Dari arah timur, terlihat rombongan bangsa jin yang tengah berbaris terlihat membuka barisan. Lamat-lamat terdengar sebuah nama disebut diantara kehiruk pikukan yang terjadi. Nama ‘Ksatria Pengembara’“Ksatria Pengembara...” Bahkan Jejaka Emas yang berada di depan sudah mendengar nama itu di elu-elukan. Dari barisan yang secara teratur membelah itu, 4 sosok tubuh terlihat berjalan menuju ke arah depan.Kali ini, kedua mata Jejaka Emas tampak membesar. Raut wajahnya jelas memancarkan kalau dia tengah terkejut saat ini. Bagaimana tidak? Ketiga dara jelita yang sejak tadi dicarinya telah terlihat didepan matanya, tapi bukan itu yang membuatnya terkejut. Melainkan sosok yang datang bersama ketiganya. Sosok pemuda yang sudah be
Rombongan pemimpin 12 suku, sesepuh bangsa jin, Jiu Long, Jaka Samudra, Bintang dan yang lainnya, termasuk Jejaka Emas yang berada paling depan, tampak sedikit tak gentar melihat lawan yang begitu banyak didepan mereka. Bahkan Jejaka Emas berteriak dengan lantang. “Jangan gentar. Hari ini akan kita tumbangkan tirani Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Ingat apa yang kita perjuangkan hari ini, adalah untuk anak dan cucu kita dimasa depan. Bila memang hari ini kita harus mati, bawa beberapa orang diantara mereka untuk mati bersama kita. Dengan begitu, harapan untuk kemenangan anak cucu kita menikmati kemerdekaan di masa depan akan semakin terbentang luas...”Jejaka Emas terus meneriakkan semangat juang hingga membangkitkan keberanian setiap orang. Perbedaan kekuatan itu tidak akan berarti, jika mereka berhasil membunuh 2-3 orang lawan mereka. Bila harus mati, mereka juga harus membawa mati lawan-lawan mereka.Bintang pun tak luput perhatiannya memandang kekuatan besar yang ada dihadapannya
NEGERI JIN dilanda perang maha dahsyat. Peperangan yang terjadi diantara dua pasukan yang sama kuat dalam hal jumlah pasukan. Sehingga pertempuran terjadi terlihat masih seimbang. Satu demi satu korban mulai berjatuhan dari kedua belah pihak. Beberapa tokoh sentral bangsa jin tampak bertarung menghadapi para panglima pasukan Raja Munaliq Dari Timur dan Raja Shughal Dari Barat.Dewi tercantik di Negeri Atas Langit, Dewi Awan Putih bersama Ruhrembulan tampak tengah bertarung sengit menghadapi seorang jin tua yang merupakan penasehat utama Raja Shughal Dari Barat. Jin Masauth.Di sisi lain, Ruhcinta, Gadis yang kecantikannya membuat iri para Dewi di Negeri Atas Angin juga tampak bertarung sengit dengan seorang jin yang mengenakan zirah perang ditubuhnya. Dia adalah panglima perang Raja Munaliq Dari Timur. Namanya Panglima Jin Abyad. Awalnya, Ruhcinta masih mampu mengimbangi serangan-serangan lawannya, tapi lama kelamaan Panglima Jin Abyad berhasil mendesaknya. Bahkan beberapa kali serang