Rombongan pemimpin 12 suku, sesepuh bangsa jin, Jiu Long, Jaka Samudra, Bintang dan yang lainnya, termasuk Jejaka Emas yang berada paling depan, tampak sedikit tak gentar melihat lawan yang begitu banyak didepan mereka. Bahkan Jejaka Emas berteriak dengan lantang. “Jangan gentar. Hari ini akan kita tumbangkan tirani Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Ingat apa yang kita perjuangkan hari ini, adalah untuk anak dan cucu kita dimasa depan. Bila memang hari ini kita harus mati, bawa beberapa orang diantara mereka untuk mati bersama kita. Dengan begitu, harapan untuk kemenangan anak cucu kita menikmati kemerdekaan di masa depan akan semakin terbentang luas...”Jejaka Emas terus meneriakkan semangat juang hingga membangkitkan keberanian setiap orang. Perbedaan kekuatan itu tidak akan berarti, jika mereka berhasil membunuh 2-3 orang lawan mereka. Bila harus mati, mereka juga harus membawa mati lawan-lawan mereka.Bintang pun tak luput perhatiannya memandang kekuatan besar yang ada dihadapannya
NEGERI JIN dilanda perang maha dahsyat. Peperangan yang terjadi diantara dua pasukan yang sama kuat dalam hal jumlah pasukan. Sehingga pertempuran terjadi terlihat masih seimbang. Satu demi satu korban mulai berjatuhan dari kedua belah pihak. Beberapa tokoh sentral bangsa jin tampak bertarung menghadapi para panglima pasukan Raja Munaliq Dari Timur dan Raja Shughal Dari Barat.Dewi tercantik di Negeri Atas Langit, Dewi Awan Putih bersama Ruhrembulan tampak tengah bertarung sengit menghadapi seorang jin tua yang merupakan penasehat utama Raja Shughal Dari Barat. Jin Masauth.Di sisi lain, Ruhcinta, Gadis yang kecantikannya membuat iri para Dewi di Negeri Atas Angin juga tampak bertarung sengit dengan seorang jin yang mengenakan zirah perang ditubuhnya. Dia adalah panglima perang Raja Munaliq Dari Timur. Namanya Panglima Jin Abyad. Awalnya, Ruhcinta masih mampu mengimbangi serangan-serangan lawannya, tapi lama kelamaan Panglima Jin Abyad berhasil mendesaknya. Bahkan beberapa kali serang
Bintangpun menggerakkan tangannya. Mengerahkan aura tenaga dalamnya.Werrr...! Werrr...!Dua pedang terbentuk dihadapan Bintang, pedang berwarna keemasan yang terbentuk dari aura tenaga dalam Bintang. Ilmu Pedang Aura kini telah dikerahkan oleh Bintang, tak tanggung-tanggung, wujud Pedang Ksatria dan Golok Sakti dikerahkan hingga membentuk jurus Prajurit Langit. Ternyata, Bintang benar-benar tak main-main kali ini. Bintang memang tak ingin berlama-lama dengan pertarungannya, karena ada pertempuran besar yang saat ini terjadi di negeri jin.Ggggeeerrr !!!Jin kayu raksasa jelmaan dari jurus Raja Shughal mengeluarkan suara kerasnya yang membuat tempat itu bergetar dengan hebat.Wuutt..!Jin kayu raksasa mengibaskan salah satu pedang raksasanya ke arah Bintang. Dengan gerakan yang sangat cepat. Bintang bergerak mundur untuk menghindarinya.Wuutt..! Wuutt..!Jin kayu raksasa terus menyabetkan pedang raksasanya ke arah Bintang yang masih terus bergerak cepat menghindarinya.Buumm... Buumm.
Ini adalah jurus terkuat milik Raja Shughal. Dia bisa menciptakan sebuah patung kayu jin raksasa yang memiliki seribu tangan. Ukuran patung ini sangat lah besar hingga mengalahkan gunung-gunung yang ada di negeri jin.Bahkan dari arena pertempuran, semua dapat melihat wujud patung jin raksasa seribu tangan Raja Shughal. Semua terkejut melihat hal itu, tapi tak ada yang dapat mereka lakukan saat ini. Karena saat ini, mereka sendiri sedang menghadapi pertempuran yang mempertaruhkan nyawa mereka sendiri.“Dengan jurus ini, kematianmu sudah ditetapkan!” terdengar suara keras Raja Shughal yang keluar dari mulut patung jin raksasa seribu tangan tersebut.Wuuttt...! Wuuttt...!! Wuuttt...!!!Seribu tangan jin raksasa itu tiba-tiba saja sudah menyerang ke arah Bintang dengan sangat dahsyatnya. Tangan itu bisa memanjang. Bintang yang melihat hal itu, segera kembali mengerahkan pedang auranya, prajurit langit. Menebas 1000 Prajurit dikerahkan.Praakk! Praakk! Praakk!Tapi Bintang dibuat terkejut
Raja Shughal yang melihat sesuatu yang sangat membahayakan dirinya, segera kembali merasuk masuk ke dalam patung jin raksasa seribu tangan miliknya. Dan apa yang terjadi berikutnya, terlihat sosok patung jin raksasa seribu tangan berubah menjadi berwarna hitam. Sementara itu kedua tangan Bintang terangkat keudara.Wuuussshhh !!!Bintang menurunkan kedua tangannya yang tadi terangkat keudara secara tiba-tiba, dan ;DDUUEERRR !!!Segelombang petir dahsyat, bagaikan kekuatan nuklir yang datang dari arah langit, jatuh menghantam tepat pada sosok patung jin raksasa seribu tangan Raja Shughal. Tapi, kali ini Bintang yang terkejut, karena tidak terjadi apapun seperti yang Bintang harapkan. Tidak ada ledakan ataupun kejadian apapun. Gelombang petir dahsyat yang menghantam patung jin raksasa seribu tangan, seolah lenyap, meresap masuk kedalam patung jin raksasa seribu tangan.Bintang benar-benar tak mampu menyembunyikan keterkejutannya. Kali ini, Bintang yang menyipitkan pandangannya melihat k
Crakkhhh!Kepala patung jin raksasa seribu tangan langsung dicaplop dengan keras oleh mulut Naga Manggala, sedangkan tubuh patung jin raksasa seribu tangan langsung dililit dengan sangat keras oleh ekor Naga Manggala.“AAKKHHHH!” Terdengar jeritan panjang dan keras dari mulut patung jin raksasa seribu tangan yang tentunya keluar dari sosok Raja Shughal yang ada didalamnya.Teriakan keras Raja Shughal terdengar hingga puluhan mil jauhnya dan sempat membuat pertempuran yang terjadi di arena peperangan terhenti. Semua memandang kearah asal jauh suara tersebut. Bahkan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal ikut memalingkan pandangan wajahnya kearah asal suara.“Ifrit”“Saya Tuanku Maharaja”“Kuserahkan urusan disini padamu”Ifrit tahu, suara keras yang tadi mereka dengar berasal dari Raja Shughal dan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal ingin segera melihat ketempat kejadian, tanpa bisa banyak membantah, Ifrit hanya bisa berkata, “Baik, Tuanku Maharaja”“Segera selesaikan peperangan ini, bunuh mereka
Banyak wajah-wajah yang ada ditempat itu berubah saat melihat dengan jelas, siapa gadis berzirah naga yang kini ada diujung pandangan mereka.“Utusan Maharaja Jin...” ucap beberapa orang dari bangsa jin dari rombongan Jejaka Emas yang memang mengenali sosok gadis jelita tersebut.“Una Lyn...” Ifrit dan para raja jin juga mengenali sosok itu sebagai Una Lyn.Si sosok gadis jelita yang memang tak lain dan tak bukan adalah Una Lyn terlihat mengedarkan pandangannya dengan mata sipitnya yang indah, dia seperti tengah mencari-cari sesuatu. ‘Dimana dia?’ batinnya.Ifrit kemudian terlihat maju beberapa tindak kedepan dan kini berhadapan secara langsung dengan Una Lyn. Lalu melontarkan pertanyaan, “Una Lyn, apa maksud semua ini? Berada dipihak mana kau dalam perang ini?!”“Aku sekarang adalah utusan Dewa yang mewakili Sang Hyang Guru Dewa!” jawab Una Lyn tegas tanpa ada rasa gentar sedikit. Jawaban Una Lyn sudah cukup untuk mengatakan berada di pihak mana saat ini dia berada.“Kalau begitu, ka
Untuk sesaat Bintang terdiam mendengar hal ini. Lalu kemudian menarik nafas panjang dan berat. Sebelum akhirnya berucap, “Ayah mertua, bukankah tidak sebaiknya kita hidup berdampingan dengan damai. Itu akan lebih baik untuk kita semua!”Wajah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat berubah mengkelam. “Sepertinya kita memang ditakdirkan untuk saling bermusuhan”Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat melepaskan jubah kebesaran ditubuhnya. Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sepertinya menyadari, kalau lawan yang dihadapinya saat ini bukanlah lawan yang dengan mudah dapat ditaklukkan. Di tempatnya, Bintang pun sudah bersiap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Bintang sadar, kalau pertarungannya dengan ayah mertuanya sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi."Bintang...! Terimalah jurus 'Pelebur Raga' ini!" teriak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Claaap...! Tiba-tiba dari kedua mata Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal keluar sinar terang warna merah. Sinar itu berbentuk bulat sebesar gengg
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig