“Hai Dewi Awan Putih, apa kau benar-benar ingin membunuhku! Apa salahku padamu!” teriak Jejaka Emas diantara gerakan tarungnya.“Hai Kau terlalu mencampuri urusanku, Jejaka! Sudah ku bilang, jangan ikuti aku!” bentak Dewi Awan Putih dengan keras.“Hai Dewi Awan Putih, aku hanya ingin ikut membantumu. Apa kau lupa dulu, kau pernah mengungkapkan rasa cintamu kepadaku. Aku menyadari kebodohanku waktu itu dan sekarang aku ingin kau menjadi kekasihku. Apa kau bersedia?”Kedua mata indah Dewi Awan Putih langsung membesar dan melotot tajam kearah Jejaka Emas, dia lalu berteriak dengan lantang. “Hai, jangan kau sebut-sebut lagi masa lalu itu. Aku yang dulu, bukanlah yang sekarang. Sudah tidak ada perasaan sedikitpun dihatiku terhadapmu, Dewa yang sukanya mengumbar cinta kemana-mana”“Hai Dewi Awan Putih, bila kau ingin, aku akan memutuskan hubunganku dengan semua kekasihku dan hanya kau seorang yang akan jadi kekasihku. Bagaimana? Apa kau ingin menjadi kekasih hatiku?!”“Hai, bermimpilah teru
Tapi apa yang dibayangkan oleh Dewi Awan Putih justru membuatnya terkejut. Bukan rasa sakit yang dirasakannya, melainkan ada sesuatu yang lembut yang terasa menghimpit tubuh belakangnya dan sepasang tangan yang kini sudah melingkar dipinggangnya, lalu menariknya dengan erat dan memutar tubuhnya berkali-kali hingga akhirnya putaran tubuhnya berhenti.Dewi Awan Putih menyadari kalau ada seseorang yang telah menyelamatkan dirinya, pikiran Dewi Awan Putih langsung berfikir kalau Jejaka Emas yang telah menolongnya, maka dia segera membuka kedua matanya. Benar saja, sepasang tangan tengah merangkul pinggangnya dengan erat dari arah belakang.“Hai! Lepaskan aku, Jejaka!” teriak Dewi Awan Putih dengan keras seraya memberontak untuk melepaskan dirinya dari pelukan itu. Tapi bukannya terlepas, pelukan itu justru semakin erat merangkul dirinya, Dewi Awan Putih berusaha memberontak lebih keras lagi, tapi dirinya tak kuasa melepaskan pelukan itu.“Bagaimana mungkin aku melepaskan pelukanku pada is
Bintang menempelkan kedua telapak tangannya di punggung Dewi Awan Putih, secara perlahan Bintang mulai menyalurkan segel dewa kehidupannya kepada Dewi Awan Putih dan terbukti dalam beberapa waktu saja keadaan Dewi Awan Putih sudah mulai pulih. Wajahnya yang pucat mulai terlihat merona kembali, Bintangpun segera menghentikan tindakannya setelah merasakan keadaan Dewi Awan Putih membaik.“Bagaimana keadaanmu sekarang sayang?” tanya Bintang dibelakangnya, Dewi Awan Putih segera membuka kedua matanya, lalu berpaling kearah Bintang, tak puas, Dewi Awan Putih membalik tubuhnya kearah Bintang.“Sudah lebih baik, suamiku” ucap Dewi Awan Putih tersenyum. “Terima kasih” sambungnya lagi.“Untung saja aku melihat ledakan pertarungan kalian dari jauh dan aku belum terlambat untuk datang... Hhh... Aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu sayang” ucap Bintang seraya meraih sosok Dewi Awan Putih yang ada dihadapannya kedalam pelukannya, ternyata Dewi Awan Putihpun malah menghamburkan tubuhnya di dada Bin
Di saat Jejaka Emas tengah memikirkan rencana dirinya untuk menantang Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berduel dengan menggunakan ilmu kesaktian, hiruk pikuk terdengar dari arah timur barisan bangsa jin. Hal ini segera memancing perhatian semua yang ada ditempat itu. Dari arah timur, terlihat rombongan bangsa jin yang tengah berbaris terlihat membuka barisan. Lamat-lamat terdengar sebuah nama disebut diantara kehiruk pikukan yang terjadi. Nama ‘Ksatria Pengembara’“Ksatria Pengembara...” Bahkan Jejaka Emas yang berada di depan sudah mendengar nama itu di elu-elukan. Dari barisan yang secara teratur membelah itu, 4 sosok tubuh terlihat berjalan menuju ke arah depan.Kali ini, kedua mata Jejaka Emas tampak membesar. Raut wajahnya jelas memancarkan kalau dia tengah terkejut saat ini. Bagaimana tidak? Ketiga dara jelita yang sejak tadi dicarinya telah terlihat didepan matanya, tapi bukan itu yang membuatnya terkejut. Melainkan sosok yang datang bersama ketiganya. Sosok pemuda yang sudah be
Rombongan pemimpin 12 suku, sesepuh bangsa jin, Jiu Long, Jaka Samudra, Bintang dan yang lainnya, termasuk Jejaka Emas yang berada paling depan, tampak sedikit tak gentar melihat lawan yang begitu banyak didepan mereka. Bahkan Jejaka Emas berteriak dengan lantang. “Jangan gentar. Hari ini akan kita tumbangkan tirani Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Ingat apa yang kita perjuangkan hari ini, adalah untuk anak dan cucu kita dimasa depan. Bila memang hari ini kita harus mati, bawa beberapa orang diantara mereka untuk mati bersama kita. Dengan begitu, harapan untuk kemenangan anak cucu kita menikmati kemerdekaan di masa depan akan semakin terbentang luas...”Jejaka Emas terus meneriakkan semangat juang hingga membangkitkan keberanian setiap orang. Perbedaan kekuatan itu tidak akan berarti, jika mereka berhasil membunuh 2-3 orang lawan mereka. Bila harus mati, mereka juga harus membawa mati lawan-lawan mereka.Bintang pun tak luput perhatiannya memandang kekuatan besar yang ada dihadapannya
NEGERI JIN dilanda perang maha dahsyat. Peperangan yang terjadi diantara dua pasukan yang sama kuat dalam hal jumlah pasukan. Sehingga pertempuran terjadi terlihat masih seimbang. Satu demi satu korban mulai berjatuhan dari kedua belah pihak. Beberapa tokoh sentral bangsa jin tampak bertarung menghadapi para panglima pasukan Raja Munaliq Dari Timur dan Raja Shughal Dari Barat.Dewi tercantik di Negeri Atas Langit, Dewi Awan Putih bersama Ruhrembulan tampak tengah bertarung sengit menghadapi seorang jin tua yang merupakan penasehat utama Raja Shughal Dari Barat. Jin Masauth.Di sisi lain, Ruhcinta, Gadis yang kecantikannya membuat iri para Dewi di Negeri Atas Angin juga tampak bertarung sengit dengan seorang jin yang mengenakan zirah perang ditubuhnya. Dia adalah panglima perang Raja Munaliq Dari Timur. Namanya Panglima Jin Abyad. Awalnya, Ruhcinta masih mampu mengimbangi serangan-serangan lawannya, tapi lama kelamaan Panglima Jin Abyad berhasil mendesaknya. Bahkan beberapa kali serang
Bintangpun menggerakkan tangannya. Mengerahkan aura tenaga dalamnya.Werrr...! Werrr...!Dua pedang terbentuk dihadapan Bintang, pedang berwarna keemasan yang terbentuk dari aura tenaga dalam Bintang. Ilmu Pedang Aura kini telah dikerahkan oleh Bintang, tak tanggung-tanggung, wujud Pedang Ksatria dan Golok Sakti dikerahkan hingga membentuk jurus Prajurit Langit. Ternyata, Bintang benar-benar tak main-main kali ini. Bintang memang tak ingin berlama-lama dengan pertarungannya, karena ada pertempuran besar yang saat ini terjadi di negeri jin.Ggggeeerrr !!!Jin kayu raksasa jelmaan dari jurus Raja Shughal mengeluarkan suara kerasnya yang membuat tempat itu bergetar dengan hebat.Wuutt..!Jin kayu raksasa mengibaskan salah satu pedang raksasanya ke arah Bintang. Dengan gerakan yang sangat cepat. Bintang bergerak mundur untuk menghindarinya.Wuutt..! Wuutt..!Jin kayu raksasa terus menyabetkan pedang raksasanya ke arah Bintang yang masih terus bergerak cepat menghindarinya.Buumm... Buumm.
Ini adalah jurus terkuat milik Raja Shughal. Dia bisa menciptakan sebuah patung kayu jin raksasa yang memiliki seribu tangan. Ukuran patung ini sangat lah besar hingga mengalahkan gunung-gunung yang ada di negeri jin.Bahkan dari arena pertempuran, semua dapat melihat wujud patung jin raksasa seribu tangan Raja Shughal. Semua terkejut melihat hal itu, tapi tak ada yang dapat mereka lakukan saat ini. Karena saat ini, mereka sendiri sedang menghadapi pertempuran yang mempertaruhkan nyawa mereka sendiri.“Dengan jurus ini, kematianmu sudah ditetapkan!” terdengar suara keras Raja Shughal yang keluar dari mulut patung jin raksasa seribu tangan tersebut.Wuuttt...! Wuuttt...!! Wuuttt...!!!Seribu tangan jin raksasa itu tiba-tiba saja sudah menyerang ke arah Bintang dengan sangat dahsyatnya. Tangan itu bisa memanjang. Bintang yang melihat hal itu, segera kembali mengerahkan pedang auranya, prajurit langit. Menebas 1000 Prajurit dikerahkan.Praakk! Praakk! Praakk!Tapi Bintang dibuat terkejut
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig