Share

203. Bagian 15

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Kau orang pandai! Kau pasti bisa menolongnya! Paling tidak mencabut pisau di dadanya lalu mengobati lukanya!" kata Tringgiling Liang Batu pula.

Jin Obat Seribu perhatikan pisau bergagang batu berbentuk singa berkepala dua yang menancap di dada kiri Ruhmundinglaya. Lalu gelengkan kepalanya.

"Aku tak bisa menolongnya. Pisau itu bukan pisau biasa. Begitu menembus sasaran, ujungnya akan terbelah menjadi tiga membentuk cakar terbalik. Jika dicabut bagian tubuh yang tertancap akan terbongkar. Malah bisa-bisa jantungnya ikut tertarik keluar!"

"Ganas sekali! Jin Obat Seribu, apa kau tahu siapa yang mencelakai nenek ini dengan pisau itu?!"

"Tak bisa kuduga. Tak pernah kulihat senjata bergagang dua kepala singa seperti itu sebelumnya. Tapi, sejak Istana Surga Dunia dibangun oleh Jin Muka Seribu, berbagai keanehan dan angkara murka muncul di Negeri Jin ini. Bukan mustahil ini pekerjaan Jin Muka Seribu atau orang-orangnya. Jika orang-orang Istana Surga Dunia ber

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   203. Bagian 16

    Hatinya berkata. "Memang tidak mungkin gadis bernama Ruhcinta itu mengasihi cucuku. Dibanding dengan pemuda asing dari negeri manusia, cucuku ketinggalan segala-galanya. Bukan cuma ketinggalan ilmu kesaktian dan kepandaian silat, tapi dalam ujud nyata saja tak mungkin menandingi Bintang. Kasihan cucuku. Semoga para Dewa menabahkan hatinya. Semoga rahmat dan berkah akan jatuh atas dirinya dalam cara yang lain." * * * NENEK berjubah coklat yang di atas kepalanya ada gulungan asap merah berbentuk kerucut hentikan larinya, berpaling ke belakang, pada nenek yang sekujur tubuhnya tertutup ratusan katak hijau. "Ruhmasigi! Kita sudah menghabiskan banyak hari secara percuma! Hanya gara-gara mengikuti kemauanmu. Menyelidik arti mimpi gilamu itu! Padahal bukankah lebih penting mencari Ruhmundinglaya, orang yang konon hendak menyampaikan sesuatu berita besar pada kita?" Nenek bernama Ruhmasigi yang di Negeri Jin dikenal dengan sebutan Jin Le

  • Ksatria Pengembara Season 2   203. Bagian 17

    "Anak-anak, aku perlu bantuan kalian!" Ruhmasigi berucap pada katak-kataknya. "Beset tubuh katak hijau besar itu. Aku ingin melihat apa yang ada dalam perutnya!" Ruhmasigi kerenyitkan kening. Setelah ditunggu tak seekorpun dari katak-katak hijau itu melakukan apa yang tadi dikatakan si nenek. Padahal jangankan seekor katak besar, seekor kudapun jika diserbu dan dibeset oleh ratusan katak itu pasti akan berubah menjadi tulang belulang dalam waktu singkat! "Anak-anak! Apa kalian telah jadi tuli semua hingga tidak melakakan apa yang aku perintahkan?!" Ruhmasigi alias Jin Paekatakhijau berucap dengan suara keras. Tetap saja tak ada seekor katakpun yang bergerak. "Hai!" Ruhmasigi berseru dan delikkan matanya. "Jangan membuat aku marah! Puluhan tahun aku bersama kalian! Tak pernah ada satu perintahkupun tidak kalian laksanakan! Mengapa hari ini kalian semua diam membisu, tak bersuara tak bergerak! Tidak menjalankan apa yang aku perintahkan?!" "Ruhmasigi, ku

  • Ksatria Pengembara Season 2   203. Bagian 18

    "Tak dapat kupastikan apa adanya," jawab Jin Paekatakhijau. Lalu dia menambahkan. "Tapi jika ada seseorang merampasnya, pasti benda itu sangat berharga. Jangan-jangan...” Si nenek mendadak hentikan ucapannya. Wajahnya yang keriput berubah. "Kau tidak meneruskan ucapanmu. Wajahmu kulihat berubah. Apa yang ada dalam pikiranmu Hai sahabatku Ruhmasigi?" "Aku ingat pada peristiwa beberapa waktu lalu. Konon Jin Tangan Seribu pernah diutus Jin Muka Seribu pergi ke negeri manusia untuk mencari sebuah cincin sakti yang dulunya merupakan milik Maharaja Jin Terdahulu. Dengan mempergunakan cincin itu siapapun bisa menembus alam manapun lalu kembali lagi ke sini setiap saat yang dikehendakinya” "Aku memang pernah mendengar riwayat itu," kata Ruhniknik alias Jin Penjunjung Roh pula. "Tetapi setahuku Jin Tangan Seribu tidak berhasil mendapatkan cincin sakti itu. Lalu bagaimana cincin sakti itu bisa berada di sini, jika dugaanmu memang benar bahwa benda yang tadi dirampas or

  • Ksatria Pengembara Season 2   203. Bagian 19

    "Hemmm... Aku berharap kau tetap berada dalam keadaan seperti itu," kata Jin Tangan Seribu pula. "Namun perlu kau ketahui Hai cucuku. Pengaruh zaman mendatangkan banyak perubahan di alam kehidupan kita. Perubahan ini berpengaruh pula pada sifat dan sikap serta tindakan kita, termasuk kalian bangsa Dewi. Perbedaaan antara kaum Dewi dan makhluk biasa semakin menipis. Pengaruh dunia luar semakin terasa. Kuharap kau berlaku hati-hati. Termasuk berhati-hati dengan pemuda asing bernama Bintang itu. Aku mendengar banyak sekali kabar buruk menyangkut diri pemuda itu” "Semua ucapan Kakek akan saya perhatikan," kata Dewi Awan Putih pula. "Bagus, sekarang kau boleh menceritakan padaku Perihal mimpimu." "Saya kedatangan mimpi, tiga malam berturut- turut. Dalam mimpi itu muncul seorang tua memperlihatkan sebuah benda berbentuk cincin berbatu hijau. Setiap dia hendak memberikan batu itu kepada saya, saya tersentak bangun dan mimpi saya terputus. Saya lalu merenung apa arti

  • Ksatria Pengembara Season 2   203. Bagian 20

    Pamanyala berani menghadang Pasedayu karena dia mengetahui bahwa seluruh kesaktian yang ada pada Pasedayu telah dirampas oleh Jin Muka Seribu lewat Sendok Pemasung Nasib. Dugaan Pamanyala meleset. Karena selama berada di Lembah Seribu Kabut diam-diam Pasedayu menciptakan satu ilmu kesaktian yang didasarkan pada kekuatan alam sekitarnya. Dalam keadaan terdesak Pamanyala bermaksud hendak melarikan diri. Namun tidak terduga muncullah Jin Lumpur Hijau membantu. Dikeroyok dua orang, Pasedayu jadi tak berdaya. Apalagi setelah Pamanyala mengeluarkan ilmu kesaktiannya berupa kobaran api raksasa menelikung seputar Pasedayu. Pada saat-saat dimana Pasedayu akan ditumpas habis dan menemui ajal, tiba-tiba muncullah Bintang bersama dua kawannya yakni Bayu dan Arya. Untuk menyelamatkan si kakek, Bintang keluarkan ilmu kesaktian bernama Segel Dewa Air, Angin Es Beku. Kobaran api ganas Pamanyala bukan saja padam tapi kakek jahat ini bersama-sama Jin Lumpur Hijau serta merta berub

  • Ksatria Pengembara Season 2   204. Cincin Maharaja Jin

    DALAM Episode sebelumnya diceritakan bagaimana Ruhcinta, mengalami bencana, dikeroyok oleh kaki tangan Jin Muka Seribu yakni Ruhjahilio dan Pajahilio yang dikenal dengan julukan Sepasang Jin Bercinta. Dalam pertempuran hebat dua kakek nenek jahat ini menyerang dengan mempergunakan sejenis bubuk beracun sehingga Ruhcinta roboh pingsan tak sadarkan diri. Sebelum bencana lebih hebat menimpa gadis murid Jin Lembah Paekatakhijau ini muncullah Si Jin Budiman alias Patampi memberikan pertolongan. Orang yang wajahnya selama ini selalu ditutup tanah liat hitam itu kini menampakkan diri dengan wajah aslinya.Jin Muka Seribu yang ada di tempat itu coba menghadang ketika Si Jin Budiman menyelamatkan Ruhcinta. Tapi gagal. Penguasa Istana Surga Dunia ini kemudian melarikan diri menghindari bentrokan dengan Bintang. Bintang sendiri yang merasa khawatir akan keselamatan Ruhcinta, bersama Jin Selaksa Angin alias Ruhpingitan segera melakukan pengejaran sementara Bayu, Arya dan Betina Bercula m

  • Ksatria Pengembara Season 2   204. Bagian 2

    "Wuuttt!"Selarik sinar hitam berbentuk kipas dipenuhi cahaya- cahaya terang seperti tebaran bunga api berkiblat di udara!"Pukulan Menebar Budi!" teriak Ksatria Pengembara.Tahu keganasan pukulan sakti itu dia segera lepaskan jembakannya pada rambut Si Jin Budiman. Lalu melompat satu tombak ke belakang seraya lepaskan pukulan Tapak Guntur."Bummm!""Bummm!"Dua letusan menggelegar di tempat itu. Air telaga muncrat setinggi tiga tombak. Belasan burung belibis menjerit keras ketakutan lalu beterbangan ke udara.Bintang jatuh terhenyak di tanah. Mukanya pucat dan dadanya berdenyut sakit. Jin Selaksa Angin tersandar ke sebatang pohon. Lututnya goyah lalu nenek ini jatuh berlutut. Di bagian lain Si Jin Budiman terpental dan terguling-guling di tanah. Mukanya mengelam. Sosoknya menghuyung ketika dia coba berdiri. Di sela bibirnya tampak lelehan darah."Masih hidup manusia keji ini rupanya!" kertak Jin Selaksa Angin. Dia menggebrak k

  • Ksatria Pengembara Season 2   204. Bagian 3

    Jin Selaksa Angin menyaksikan apa yang terjadi di hadapannya itu dengan mata basah. Sejak tadi dia menahan diri agar tidak memancarkan kentut. Sementara Jin Paekatakhijau guru Ruhcinta tersengguk-sengguk menahan tangis.Beberapa saat kemudian ayah dan anak itu tegak berhadap-hadapan, hanya terpisah dua langkah. Keduanya saling memandang berhamburan air mata."Anakku Ruhcinta. " ucap Patampi dengan suara bergetar dan dada menggemuruh. Dua tangannya diulurkan hendak menyentuh bahu gadis itu. "Apa yang aku lakukan bukan kekejian berselubung nafsu mesum. Aku terpaksa menekan urat besar di dadamu. Aku terpaksa harus menyedot racun jahat lewat mulutmu. Hanya itu satu-satunya jalan menolong dirimu dari racun jahat yang ditebar kaki tangan Jin Muka Seribu."Ruhcinta sendiri tegak tak bergerak. Telinganya terbuka, tapi dia seolah tidak mendengar apa yaru diucapkan Patampi. Mulutnya ikut terbuka. Bibirnya bergeletar. Ingin ia mengucapkan kata "Ayah" tetapi lidahnya serasa

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status